Naga Bercaun Bab 076


Dua orang tamu dan juga para pelayan mendengar betapa mereka dimaki, dan hal ini sungguh merendahkan nama mereka

Si hidung bengkok yang agaknya menjadi pimpinan mereka, segera bangkit berdiri dan menyeringai

Heh-heh, nona buntung tapi manis

Jangan bicara sembarangan

Kami adalah para anggota He k-houw-pang yang te rkenal di seluruh penjuru dunia

Kami bahkan musuh para jahanam yang jahat!

Pemuda ke dua yang berkumis tipis menyeringai pula

Nona manis, kami hanya ingin bersahabat denganmu

Mari kita bersenang-senang, nona

Kami akan menyuguhkan makanan enak dan engkau akan minta apa saja, tentu kami penuhi asal engkau bersikap manis kepada kami, ha-haha! Tiga orang te mannya juga te rtawa karena mereka semua sudah setengah mabok

Mendengar bahwa mereka anak buah Hek-houwpang, Cin Cin menjadi semakin marah

Empat orang bajingan kecil macam kalian ini mengaku anggota He k-houw-pang

Kalian tidak pantas menjadi murid Hek-houw-pang, pantasnya menjadi anggota gerombolan penjahat kecil! Pergilah sebelum habis kesabaranku!

Empat orang itupun menjadi marah karena malu

Mendengar makian yang dilontarkan gadis itu kepada mereka

Mereka segera bangkit dan menghampiri meja Cin Cin, mengurung meja itu dengan mulut menyeringai dan bau arak

Si hidung bengkok berkata sambil mendekatkan mukanya pada wajah gadis itu

Engkau berani menghina kami murid-murid He k-houw-pang! Kalau engkau tidak minta maaf dan memberi ciuman kepada kami masing-masing satu kali, engkau tidak bole h pergi dari tempat ini!

Jahanam, sudah kuperingatkan kalian!

Cin Cin membentak dan tanpa bangkit berdiri, tangannya yang kanan bergerak dan tu buhnya dicondongkan ke arah mereka

Cepat sekali tangan itu bergerak empat kali dan terdengar suara tamparan keras yang membuat empat orang itu te rpelanting dengan pipi membengkak merah! Tentu saja mereka menjadi semakin marah dan penas aran

Mereka adalah jagoan-jagoan Hekhouw- pang, dan begitu mudahnya mereka kena ditampar sampai te rpelanting

Mereka berempat adalah anggota-anggota baru dari He k-houw-pang, maka tidak saling mengenal dengan Cin Cin, apalagi karena Cin Cin baru berusia lima tahun ketika meninggalkan dusun itu

Dengan marah sekali mereka mencabut sebatang pis au belati yang selalu te rselip di pinggang mereka

Melihat ini, pengurus rumah makan segera menghampiri dan memberi hormat

Harap saudara sekalian jangan membikin ribut di rumah makan kami dan suka memaafkan nona ini

Atau kalau hendak berkelahi, harap keluar dari sini......



Apa kau bilang

Engkau hendak mencampuri dan membela perempuan jahat ini

Ia tentu seorang penjahat yang sengaja hendak mengacau di sini

Kami harus menangkapnya dan menyeretnya ke Hek-houw-pang untuk diperiksa oleh pimpinan kami!

bentak si hidung bengkok

Kemudian dia memandang kepada Cin Cin dan membentak marah

Bocah sombong, cepat engkau menyerah untuk kami tangkap sebelum kami te rpaksa mempergunakan senjata dan melukaimu!

Kita buntungi saja tangan kanannya agar ia tidak suka menampari orang lagi!

kata orang ke dua, disambut geraman setuju oleh yang lain

Mereka mendesak maju dengan sikap mengancam dan muka beringas

Pengurus rumah makan menjadi ketakutan dan diapun mundur, berkelompok dengan pelayan yang memandang dengan hati tegang dan takut kalau-kalau gadis tamu itu akan kehilang tangan yang tinggal satu itu

Cin Cin bangkit berdiri

Nampak tubuh yang langsing dan kini baru pertama kalinya mulutnya te rsenyum, senyum sinis sekali

Bangkit semangatnya yang tadinya hampir padam karena kegagalannya membalas dendam, bahkan ia kehilangan kirinya dan kini bangkit kegembiraannya hendak memberi hajaran kepada empat orang tak tahu diri ini

Bagus, kalau kalian ingin merasakan bagaimana kalau kehilangan sebelah tangan, majulah!

Ditantang demikian, empat orang itu marah dan merekapun menyerang dengan pisau mereka

Nampak empat sinar berkilauan ketika empat orang pemuda itu menggerakkan pisau

Mereka seperti hendak berebut dulu untuk membuntungi tangan kanan gadis yang telah menghina mereka di te mpat umum

Bayangan Cin Cin berkelebatan di antara sambaran empat batang pisau dan tiba-tiba saja ia berhasil merampas sebatang pisau, kemudian dengan gerakan yang luar biasa cepatnya, pisaunya menyambar-nyambar tanpa dapat ditangkis atau dielakkan empat orang pemuda itu

Mereka berteriak keras satu demi satu dan te rhuyung ke belakang, tangan kanan memegangi le ngan kiri yang telah buntung pada pergelangan tangan itu! Darah bercucuran dan empat buah tangan menggeletak di atas lantai! Empat orang itu mengaduh-aduh dan mereka yang melihat peristiwa itu merasa ngeri

Ternyata dalam waktu yang amat singkat, gadis itu telah membuntungi tangan kiri empat orang pemuda itu

Nah, tidak cepat pergi

Apakah kalian minta dibuntungi le her kalian?

bentak Cin Cin sambil melempar pisau rampasannya ke atas meja dan menancap sampai ke gagangnya di meja bekas meja mereka itu

Empat orang pemuda itu kini menjadi ketakutan dan kesakitan

Baru sekarang mereka menyadari bahwa mereka berhadapan dengan gadis buntung yang memiliki ilmu kepandaian he bat bukan main

Mereka telah kehilangan tangan kiri dan tentu saja mereka menjadi berduka dan marah sekali

Mereka lalu lari keluar untuk melapor kepada pimpinan mereka agar membalaskan dendam mereka kepada gadis itu

Cin Cin berseru.

Heei, jangan lupa bawa tangan kalian yang kotor ini!

Ia menendang empat kali dan empat buah tangan itu melayang keluar ke arah empat orang pemuda yang berlari keluar

Bahkan dua tangan di antaranya te pat mengenai kepala dua orang pemuda

Mereka cepat memungut empat buah tangan itu, tidak tahu tangan siapa yang mereka pungut, lalu melarikan diri tanpa berani menoleh lagi

Heei, pelayan! Bersihkan lantai itu!

kata Cin Cin kepada para pelayan dan ketika para pelayan membersihkan lantai dari darah, gadis itupun melanjutkan makan minum dengan sikap te nang, seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu di tempat itu

Ia bahkan mengeluarkan sebuah benda kering menghitam dari saku jubahnya, memandang benda itu dan te rsenyum mengangguk-angguk

Jangan khawatir, akan banyak te manmu

Setiap orang yang berani kurang ajar kepadaku, akan kubuntungi tangan kirinya agar engkau tidak merasa kesepian lagi.

Setelah berkata demikian, Cin Cin mengantungi kembali benda itu, yang te rnyata adalah tangan yang sudah kering menghitam

Tangan kirinya! Kini ia makan minum dengan wajah berseri sehingga nampak semakin cantik

Agaknya peris tiwa tadi membuat Cin Cin lupa akan keadaan tangan kirinya yang buntung, seperti seorang yang tadinya merasa sengsara karena kehilangan suatu benda yang amat disayangnya, kini menjadi terhibur melihat banyak orang kehilangan seperti dirinya

Dua orang setengah tua yang tadi juga makan di situ, masih duduk te rtegun menghadapi meja mereka

Mereka telah menyaksikan peristiwa hebat.! Karena tegang sekali, mereka tadi seperti te rpukau tak mampu meninggalkan meja mereka, seperti dipaksa untuk menjadi penonton

Juga pengurus rumah makan dan tujuh orang pelayannya

Mereka tadi juga berkelompok dan menyaksikan dengan je las apa yang te lah terjadi

Ada pula beberapa orang yang berada di depan rumah makan menjadi penonton, yaitu beberapa orang yang tadinya hendak makan dan tidak jadi masuk melihat keributan di dalam, dan beberapa orang lagi yang kebetulan le wat dan te rtarik oleh keributan itu

Setelah empat orang pemuda itu pergi membawa tangan buntung mereka, para penonton itu berbisik-bisik membicarakan peristiwa hebat itu

Mereka semua merasa heran, kagum dan juga khawatir

Tentu ada ekornya peris tiwa hebat itu dan mereka semua enggan meninggalkan te mpat itu, ingin sekali melihat apa yang akan te rjadi selanjutnya sebagai akibat dari perkelahian tadi

Cin Cin yang tidak perduli dan te nang seperti tak pernah te rjadi sesuatu, telah selesai makan dan ia menengok, lalu memberi isyarat memanggil pelayan

Segera pengurus rumah makan sendiri yang datang dite mani seorang pelayan

Pengurus rumah makan itu te rbongkok-bongkok dengan sikap hormat dan takut-takut

Berapa yang harus kubayar?

tanya Cin Cin sambil lalu, tidak memperdulikan sikap kedua orang itu yang terlalu menghormat

Pengurus rumah makan itu tersenyum dan membungkuk-bungkuk, menggerakkan tangan menolak

Tidak usah, nona

Tidak perlu nona membayar..

Cin Cin mengerutkan alisnya

Aku sudah makan dan minum, dan harus kubayar

Apa kau kira aku tidak mempunyai uang dan tidak mampu membayar?

Pengurus rumah makan itu te rkejut dan wajahnya yang tadinya merah itu berubah pucat dan ia cepat menggerakkan tangan menyangkal

Tidak...tidak sama sekali, nona

Saya yakin bahwa nona mampu membayar, akan te tapi......Kami senang sekali nona sudi makan minum di sini

Kami merasa terhormat dan tidak usah nona membayar harga makanan yang tidak berapa banyak itu.

Sepasang mata itu berkilat

Aku tidak pernah mengemis makanan

Hayo katakan berapa aku harus membayar, atau aku dapat menjadi marah!

Ge metar kedua lutut pengurus rumah makan itu dan cepat-cepat dia menyebutkan jumlah yang menjadi harga makanan

Sambil te rsenyum Cin Cin mengeluarkan uang sejumlah itu dan membayarnya

Ketika ia he ndak keluar dari tempat itu, menyambar buntalan hijaunya dan menjinjingnya dengan memasukkan le ngan kiri yang buntung ke dalam ikatan buntalan yang longgar

Akan te tapi, baru saja ia melangkah dua tindak, tiba-tiba ia berhenti karena dari luar muncul seorang laki-laki berusia limapuluhan tahun diikuti empat orang pemuda yang ia buntungi tangan kirinya tadi

Lengan buntung para pemuda itu kini te lah dibalut dan biarpun wajah mereka masih pucat, namun agaknya mereka telah diobati dan tidak terlalu menderita lagi

Cin Cin mengangkat muka memandang laki-laki itu

Ia segera mengenalnya

Pria itu adalah seorang sute (adik seperguruan) dari mendiang ayahnya

Ayahnya, mendiang Kam Seng Hin, dahulu adalah ketua He k-houw-pang, dibantu banyak saudara seperguruan

Ketika terjadi penyerbuan musuh yang menewaskan banyak murid He k-houw-pang agaknya Thio Pa ini tidak ikut te was

Biar usianya sudah kurang le bih limapuluh tahun, namun Cin Cin masih mengenal wajahnya

Ketika ia pergi enambelas tahun yang lalu, wajah Thio Pa ini sudah seperti itu, hanya yang agak berubah warna rambutnya saja

Dahulu hitam dan kini bercampur uban

Akan tetapi melihat Thio Pa memandang kepadanya dengan alis berkerut dan wajah bengis, mata bersinar-sinar dan sedikitpun tidak nampak mengenalnya, Cin Cin juga tidak memperlihatkan tanda bahwa ia mengenal orang itu

Ingin ia melihat bagaimana sikap Thio Pa, seorang yang dahulu ia kenal sebagai seorang yang gagah dan jujur

I nikah gadis kejam itu?

te rdengar dia bertanya kepada empat orang pemuda tadi, tanpa menoleh karena pandang matanya mengamati Cin Cin penuh perhatian, seolah merasa heran sekali bagaimana seorang gadis seperti ini mampu membuntungi tangan empat orang pemuda anggota Hek-houw-pang tadi

Benar, suhu.! Inilah iblis betina itu!

serempak empat orang pemuda itu berseru

Thio Pa melangkah maju menghampiri Cin Cin yang berdiri dengan sikap te nang

Mereka kini berhadapan dalam jarak dua meter

Nona, engkau masih begini muda, akan te tapi mengapa begitu kejam

Engkau membuntungi tangan kiri empat orang muri dku, membuat mereka cacat seumur hidup

Kenapa engkau melakukan kekejaman itu, nona?

Cin Cin tersenyum mengejek, kiranya empat orang pemuda itu murid paman Thio Pa, pikirnya

Tentu mereka telah memutar balikkan kenyataan dalam laporan mereka kepada guru mereka

Me ngapa

He mm, mengapa tidak kau tanya sendiri saja kepada empat orang muridmu yang baik ini

Tidak kubuntungi le her mereka saja sudah te rlalu untung bagi mereka

Empat orang muridmu ini agaknya tidak pernah kau ajar, mereka amat kurang ajar dan menggangguku!

Thio Pa menoleh kepada empat orang muridnya dengan alis berkerut dan suaranya terdengar galak ketika dia bertanya,

Benarkah itu

Kalian telah mengganggunya?

Tidak benar, suhu!

kata si hidung bengkok

Teecu berempat hanya ingin belajar kenal, tapi ia marah-marah dan menyerang kami!

Tiga orang saudaranya membenarkan ucapan si hidung bengkok itu

I a malah menghina Hek-houw-pang, suhu!

kata murid ke dua

Suhu, ia tentu tokoh sesat yang ingin membalas kepada He k-houw-pang dan sengaja mengacau di sini!

kata yang lain

Sudahlah.

kata Cin Cin

Kukatakan bahwa mereka patut dihajar

Aku sudah membuntungi tangan mereka sebagai hajaran, habis engkau mau apa?

ia sengaja menantang untuk melihat apa yang akan dilakukan Thio Pa

Nona, kami dari Hek-houw-pang selamanya tidak pernah melakukan kejahatan

Kami bahkan selalu menentang kejahatan! Kalau empat orang murid kami ini ingin berkenalan dengan nona, hal ini sudahlah wajar karena mereka adalah orangorang muda dan nona adalah seorang wajah baru di sini

Andaikata nona tidak senang diajak berkenalan, nona bole h menolak, akan tetapi kenapa begitu kejam membuntungi tangan mereka?

Hem, guru kencing berdiri, murid kencing berlari! Engkau te ntu saja membela muridmuridmu yang jahat dan tidak sopan

Sudahlah, kalau engkau hendak membela murid-muridmu dan ingin dibuntungi tangan kirimu, majulah!

Namun Thio Pa masih menahan diri

Nona, waktu ini ketua kami sedang mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang banyak sahabat di dunia persilatan

Kami tidak ingin membuat keributan

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar