Penduduk hanya menduga bahwa Cian Bu adalah seorang hartawan atau pejabat yang te lah mengundurkan diri dan mencari tempat tinggal yang tenang di dusun itu
Karena keluarga baru ini selain kaya juga ringan tangaa membantu penduduk, maka keluarga ini disambut dengan baik dan Cian Bu dikenal sebagai hartawan Cian, bahkan beberapa bulan kemudian, melihat dia seorang yang kaya dan pandai, luas pengetahuannya dan suka menolong penduduk, puluhan keluarga penghuni dusun Ke-cung segera mengangkatnya menjadi ketua dusun
De mi keamanan, Cian Bu menerima pengangkatan itu, walaupun dalam hatinya dia te rsenyum pahit
Dia, pangeran adik kaisar te rakhir Kerajaan Sui yang bercita-cita menegakkan kembali Kerajaan Sui dimana dia yang akan menjadi kaisar barunya, kini hanya diangkat menjadi ketua dusun.! Inipun dusun yang kecil sekali dan pengangkatan itupun tidak res mi dari pemerintahan
Karena rumah dan pekarangan berikut sebuah kebun dan taman yang luas milik keluarga Cian itu dikelilingi pagar dinding yang tinggi, maka tak seorangpun pernah melihat kalau keluarga itu berlatih silat
Tiga orang pelayan keluarga ini adalah bekas anak buah yang setia dari bekas pangeran itu, dan mereka maklum bahwa mereka tidak boleh membuka rahasia majikan mereka kepada siapapun juga
Selagi Thian Ki berlatih, kini tidak lagi di atas bambu- bambu runcing melainkan di atas tanah di mana dia bersilat dengan amat cepat dan kuatnya, tiba-tiba seorang anak perempuan berusia sebelas tahun datang berlari-lari
Melihat Thian Ki masih bersilat dengan tangan kosong, dengan baju dilepas sehingga tubuh atasnya telanjang dan berkilauan karena keringat, anak perempuan itu mengeluarkan bentakan nyaring dan iapun melompat dengan sigapnya mendekati Thian Ki dan langsung saja menyerangnya dengan jari tangan menotok ke arah tubuh Thian Ki, menyerang jalan-jalan darah secara cepat sekali.! Thian Ki cepat mengelak ke sana sini, lalu meloncat jauh ke belakang
Ketika anak itu yang bukan lain adalah Cian Kui Eng, hendak mengejar dan mendesak, ayahnya membentak
Kui Eng, berhenti!
Anak perempuan itu berhenti menyerang, menoleh kepada ayahnya dan iapun membantingbanting kaki dan merajuk
Aihhh, ayah, aku ingin berlatih dengan kakak Thian Ki, selalu tidak boleh.!
Anak berusia sebelas tahun itu berwajah manis dan bertubuh ramping
Matanya tajam dan galak, mulutnya yang cemberut itu menjadi pemanis yang utama dari wajahnya yang bulat telur
Rambutnya agak keriting, membuat rambut itu nampak tebal
Kui Eng, sudah berulang kali kukatakan kepadamu
Engkau tidak boleh berlatih dengan kakakmu
Itu berbahaya sekali!
kata Cian Bu Ong, atau yang nama barunya Cian Bu saja itu
Pada saat itu, Sim Lan Ci muncul dan mendengar percakapan itu, iapun lari menghampiri dan merangkul Kui Eng yang bersungut-s ungut
Kui Eng, engkau sudah seringkali kuberi tahu agar jangan berlatih dengan kakakmu
Engkau te ntu tahu bahwa kakakmu adalah seorang yang berbahaya, karena disebut Naga Beracun
Dia seorang tok-tong
Dalam usianya yang hampir empatpuluh tahun, Sim Lan Ci masih nampak cantik
Hal ini adalah karena selama menjadi isteri Cian Bu Ong, ia merasa hidupnya berbahagia walaupun ia ikut melarikan diri dan bersembunyi bersama suaminyi selama tujuh tahun ini
Cian Bu amat mencintanya juga ia mencinta Kui Eng seperti mencinta Thian Ki anak kandungnya
Suaminya seorang yang amat baik, bahkan jauh le bih sakti dari pada suaminya yang pertama, dan juga berwibawa dan jantan
I bu, kenapa sih toako disebut Tok-liong (Naga Beracun), dan apa sih artinya tok-tong?
Dia disebut tok-tong karena tubuhnya mengandung hawa beracun yang amat kuat, Kui Eng
Beradu tangan dengan dia, bahkan menyentuh tubuhnya pun kalau kebetulan hawa beracun itu bekerja, orang akan mati seketika.
Tapi.....kenapa toako bisa seperti .itu?
Suami isteri itu saling pandang
Sudah tiba saatnya mereka memberi tahu anak-anak mereka akan kejadian yang sebenarnya te ntang diri Thian Ki
Bahkan anak itu sendiri belum tahu dengan jelas
Melihat pandang mata isterinya, Cian Bu menghela napas panjang dan mengangguk, lalu dia duduk di atas bangku di taman itu
I bu, akupun ingin sekali mengetahui mengapa tubuhku jadi beracun
Ibu dan ayah tidak pernah mau menceritakan,
kata pula Thian Ki yang memakai kembali bajunya dan mendekati ibunya
Sejak berusia lima tahun, dia dipesan oleh ibunya agar berhati-hati kalau bermain-main dengan Kui Eng, agar dia tidak mengerahkan tenaga dan sekali-kali tidak boleh berlatih silat dengan adiknya itu
Biarpun perintah ibunya itu tentu saja membuat dia tidak dapat bergembira dan bermainmain sebebasnya dengan adiknya, namun dia selalu mentaati karena dia sendiri tahu bahwa dalam dirinya te rdapat rahasia aneh
Sudah dia melihat sendiri beberapa orang yang amat lihai ilmu silatnya tewas ketika menyerangnya, te was ketika digigitnya, bahkan te was ketika mencengkeramnya
Sim Lan Ci menarik napas panjang, lalu menggandeng tangan kedua anaknya, diajaknya duduk di bangku dekat suaminya
Kemudia ia mulai bercerita
Thian Ki dan Kui Eng, ingat baikbaik apa yang akan kuceritakan ini agar kelak tidak sampai terjadi sesuatu pada diri kalian
Thian Ki, engkau telah menjadi seorang tok-tong
Di dalam tubuhmu te rdapat racun yang amat hebat, seluruh darahmu mengandung racun, juga tubuhmu penuh dengan hawa beracun yang dapat membunuh siapa saja, bahkan orang-orang seperti aku dan ayahmu dapat saja terbunuh oleh racun di tubuhmu itu.
Wah, hebat kalau begitu! Ibu, kalau kakak Thian Ki mempunyai tubuh sehebat itu, kenapa aku tidak
Ibu dan ayah, jadikanlah aku seperti dia, aku ingin mempunyai tubuh beracun seperti itu agar dapat kubasmi semua orang jahat di dunia ini!
I h, Kui Eng, enak saja kau bicara!
Thian Ki menegur adiknya
Apa sih senangnya punya tubuh beracun
Lihat saja aku
Aku ingin bermainmain denganmu, berlatih silat denganmu tidak bisa! Kalau racun di tubuhku ini dapat le nyap, aku akan berbahagia sekali!
I bu, kenapa kakak Thian Ki menjadi Tok-tong
Bagaimana te rjadinya!
tanya pula Kui Eng, tidak perduli akan keluhan kakaknya
Semua ini gara-gara nenekmu, Lo Nikouw
...
Aih, nenek Lo N ikouw
Ibu dari ibu yang jarang ibu ceritakan itu
Bagaimana nenek bisa menjadi gara-gara keadaan toako ibu?
I buku, nenek kalian itu adalah seorang ahli racun yang tiada keduanya di empat penjuru sehingga ia dikenal sebagai Ban-tok Mo-li (Iblis Betina Selaksa Racun)..........
I hhhh! Julukannya mengerikan benar!
seru Kui Eng
Julukannya itu adalah ketika ia belum menjadi seorang nikouw, Kui Eng
Sekarang ia dikenal sebagai Lo Nikouw yang pekerjaannya hanya berdoa
Nenek kalian itulah yang diluar tahuku telah membuat Thian Ki menjadi tok-tong, dengan cara merendam tubuh Thian Ki ketika masih kecil ke dalam ramuan obat beracun
Aku mengetahui hal itu setelah terlambat.
Aih, kenapa nenek begitu jahat terhadap Thian Ki, Ibu?
Kui Eng berseru dengan penasaran
Hush, jangan berkata begitu, Kui Eng!
tiba-tiba Cian Bu yang se jak tadi hanya mendengarkan saja, berseru kepada pute rinya
Nenekmu melakukan hal itu justeru karena ia menyayang Thian Ki
Ia ingin membuat Thian Ki menjadi orang yang tak te rkalahkan, dan dalam hal ini, ia te lah banyak membantu dan usahanya itu berhasil
Kalau bukan seorang ahli yang amat pandai, bagaimana mungkin ia dapat membuat cucunya menjadi toktong
Orang lain yang tubuhnya mengandung racun seperti Thian Ki, takkan mampu bertahan hidup lagi
Ne nekmu itu memang hebat!
Akan tetapi aku tidak suka menjadi tok-tong! Aku tidak ingin menjadi orang yang tak te rkalahkan!
teriak Thian Ki
Aih, toako
Kenapa engkau begitu bodoh
Sepantasnya engkau berte rima kasih kepada nenek
Kalau aku yang menjadi seperti engkau, wah, aku akan merasa bangga dan senang sekali
Akan kukalahkan seluruh jagoan di dunia ini! Ibu, bawa aku kepada nenek biar aku juga dijadikan seorang anak beracun.!
Hemm, kaukira mudah menjadikan seseorang beracun seperti itu
Hanya anak yang masih kecil dan berbakat saja yang akan mampu hidup menjadi anak beracun
Engkau sudah besar, Kui Eng, tidak mungkin menjadi anak beracun lagi
Baru Thian Ki saja menjadi tok-tong kami sudah bingung, masa engkau ingin menjadi anak beracun lagi!
kata Sim Lan Ci
Sementara itu, Cian Bu menghela napas panjang
Dia mencita-citakan Thian Ki kelak menjadi seorang jagoan nomor satu di dunia
Thian Ki telah menjadi tok-tong, berbakat baik dan te lah digemble ngnya dengan sungguh sungguh, akan tetapi ternyata anak itu tidak suka menjadi jagoan seperti yang dia idamkan
Kalau saja Thian Ki mempunyai semangat seperti yang diucapkan Kui Eng tadi! Thian Ki berwatak lemah, terlalu baik, tidak suka akan kekerasan, tidak ingin menjadi jagoan tak terkalahkan, padahal dia memiliki kemampuan untuk itu
Sebaliknya semangat Kui Eng berkobar-kobar
I bu, kenapa nenek memperlakukan aku seperti ini
Aku juga ingin berte mu dengan nenek, akan kuminta agar dia melenyapkan racun dari tubuhku!
kata Thian Ki
Tidak semudah itu, Thian Ki
Racun itu te lah menjadi satu dengan darahmu, biar nenekmu sendiri tidak akan dapat melenyapkannya
Hanya satu cara saja......
Wanita cantik itu menghentikan kata-katanya, menyadari bahwa ia te lah terlanjur bicara
Thian Ki segera menyambar kesempatan itu
I bu, katakan
Apa caranya akan kute mpuh segala cara untuk membuat aku menjadi manusia biasa
Katakanlah, apa cara yang satu-satunya itu?
Karena sudah terlanjur bicara
Sim Lan Ci memandang suaminya, lalu berkata
Caranya hanya menularkan racun itu kepada orang lain
Sedikitnya kepada sepuluh orang dan mereka itu akan te was
Biarpun setiap orang hanya menerima sepersepuluh bagian saja, cukup untuk membuat ia tewas
N ah, setelah menewaskan belasan orang, barulah ada kemungkinan racun itu akan le nyap dari tubuhmu.
Mendengar ini, Thian Ki termenung dan wajahnya dibayangi kedukaan
Kalau begitu.....selama hidupku sampai mati.........aku tidak akan dapat melenyapkan racun keparat ini dari tubuhku.......
Ucapan ini saja menyatakan bahwa ia tidak suka membunuh orang, biar hal itu demi keselamatan diri sendiri
Melihat ini, Cian Bu lalu menghibur
Sebetulnya tidak perlu dilenyapkan, apa lagi kalau caranya demikian sulit
Asalkan Thian Ki dapat menguasai racun itu, dapat menekannya sehingga racun itu tidak bekerja, kecuali hanya kalau di perlukan saja, maka tentu dia akan hidup seperi orang biasa
Hanya pada saat tertentu saja dia dapat mengerahkan kekuatan racun itu
Sayang, sudah kucoba, namun aku belum menemukan caranya untuk mengajar dia dapat mengendalikan hawa beracun itu.
Mendengar ini, Thian Ki memandang ibunya
I bu, dapatkah nenek mengajariku agar aku dapat menguasai racun ini
Biarpun tidak dapat le nyap, kalau aku dapat menguasainya seperti dikatakan ayah, sudah lumayan.......
Sim Lan Ci mengerutkan alis nya
Sudah tujuh tahun lebih ia meninggalkan ibunya yang berada di kuil Thian ho-tong di luar dusun Mo-kim-cung
Bahkan rumahnyapun ia tinggalkan
Sejak ia dan almarhum suaminya, Coa Siang Lee meninggalkan dusun Mo-kim cung berkunjung ke pusat He khouw-pang di dusun Ta-bun-cung, yaitu te mpat tinggal keluarga almarhum suaminya, ia tidak pernah lagi kembali ke Mo-kim cung
Terlalu banyak peris tiwa terjadi sejak ia dan suami pertamanya itu meninggalkan Mo-kim-cung
Di He k-houw-pang itulah te rjadinya malapetaka yang membuat suaminya tewas dan ia bersama Thian Ki ikut Cian Bu Ong dan kemudian bahkan menjadi isteri bekas pangeran itu yang kini bernama Cian Bu
Tujuh tahun le bih te lah le wat dari kini percakapan te ntang ibunya membuat ia teringat akan semua itu
Bagaimana, ibu?
Thian Ki mendesak ketika melihat ibunya te rmenung
Aku masih ingat, nenek adalah seorang nikouw yang ramah dan baik budi, selalu bersikap baik kepadaku
Beliau tentu akan suka menolongku, ibu.
Wanita itu menghela napas panjang
Tidak tahulah, Thian Ki
Aku memang pernah mempelajari ilmu-ilmu dari ibuku te ntang ilmuilmu pukulan beracun, akan te tapi aku tidak pernah diajari ilmu membuat seseorang menjadi tok-tong, juga tidak tahu menahu tentang cara menguasai hawa beracun dalam tubuh
Ilmu pukulan beracun memang han ya timbul hawa beracun itu kalau ilmu itu dipergunakan untuk berkelahi, kalau pengerahan tenaga sakti dilakukan dengan cara te rtentu disamping latihan yang menggunakan racun
Akan te tapi racun yang sudah menjadi satu dengan darah seperti yang kaualaml, biasanya hanya membuat orang itu mati
Engkau sebaliknya hidup dengan sehat dan kuat, dan racun itu bekerja di luar kehe ndakmu
Aku tidak tahu.........
Kalau begitu, kenapa tidak ke sana saja.
Kita semua pergi ke s ana mencari ibumu, minta agar ia suka mengajari Thian Ki menguasai racun di dalam dirinya, dan kita sekalian berpesiar ke timur
Anak-anak ini perlu mendapatkan pengalaman, juga aku ingin sekali melihat keadaan di sana sekarang ini
Tentu ramai sekali.
Sim Lan Ci te rkejut, akan tetapi juga wajahnya berseri gembira sekali
Benarkah.......
Tidak.........tidak akan ada halangannyakah?
Ia memandang suaminya dengan khawatir
Suaminya pernah menjadi seorang buruan pemerintah, kalau sekarang mereka menuju ke timur, bukankah itu sama saja dengan ular mencari pemukul
Cian Bu menggeleng kepala dan meraba je nggotnya yang dipotong pendek