Naga Beracun Bab 089


Pengaruhnya besar sekali karena selain ketuanya sakti, juga anak buihnya yang berjumlah ratusan orang rata-rata memiliki ilmu silat yang cukup tangguh

Jangankan orangorang biasa, bahkan tokoh-tokoh kang-ouw tidak berani main-main te rhadap mereka, dan para pejabat daerahpun mempunyai hubungan baik dengan para pimpinannya.

Hemm, pantas saja anak buahnya bersikap demikian ugal-ugalan

Kekuasaan itu agaknya membuat mereka menjadi sewenang-wenang,

kata Siong Ki

Akan tetapi, kalau engkau sudah tahu keadaannya seperti itu, mengapa tadi engkau sengaja memancing keributan dengan mereka, enci?

Wanita itu tersenyum dan mengamati wajah Siong Ki dengan pandang mata begitu mes ra dan manis, membuat pemuda itu merasa mukanya menjadi panas dan tersipu

Tadinya aku tidak ingin berurusan dengat mereka

Akan tetapi melihat mereka mengganggumu dan melihat engkau memiliki kepandaian ketika engkau mematahkan sekeping uang itu, timbul keberanianku untuk menentang mereka

Memang sudah lama aku mendengar akan kesewenang-wenangan mereka, dan aku ingin tahu sampai di mana kelihaian ketuanya

Karena itulah, aku mohon bantuanmu, siauwte, karena aku yakin bahwa urusannya tidak hanya sampai di sini saja

Tadi engkau melihat sendiri bahwa kita dibayangi orang, te ntu tak lama lagi ketuanya akan menghubungi kita dan aku memerlukan bantuanmu untuk menghadapi mereka

Tentu saja kalau engkau suka dan berani.

Siong Ki adalah murid Naga Sakti Sungai Kuning, tentu s aja telah menguasai ilmu silat yang tinggi, juga dia diberi pelajaran kebudayaan dan sastra, akan te tapi dia baru saja keluar dari perguruan dan sama sekali tidak mempunyai pengalaman menghadapi akal dan tipu muslihat orang-orang kang-ouw yang licin dan cerdik

Maka, diapun tidak merasa bahwa ia sedang dibujuk secara cerdik sekali oleh wanita yang te rgila-gila kepadanya itu

Kalau saja Ouw Ling tidak mengeluarkan ucapan kalimat terakhir itu, tentu dia akan meragu, karena dia merasa tidak mempunyai urusan dengan He k I Kai-pang

Akan tetapi, wanita itu seolah menantangnya ketika mengatakan bahwa ia membutuhkan bantuannya untuk menghadapi He k I Kai-pang, kalau dia berani! Kata-kata kalau dia berani inilah yang mencambuknya dan seolah memaksanya untuk tidak dapat menolak uluran tangan wanita itu

Ouw-cici, tentu saja aku berani dan kalau memang pihak He k I Kaipang hendak memperpanjang urusan di rumah makan tadi, aku te ntu akan membantumu.

Kalau begitu, sebaiknya sekarang juga aku memesankan sebuah kamar untu kmu, siauw-te!

kata wanita itu dengan sikap gembira dan iapun memanggil seorang pelayan rumah penginapan

Ketika pelayan itu datang, ia memesan sebuah kamar lagi untuk Siong Ki dan dengan sikap seperti tidak sengaja, ia minta sebuah kamar yang berdekatan dengan kamarnya untuk pemuda itu

Pada saat itu, terdengar suara ribut-ribut di luar rumah penginapan dan seorang pelayan berlari datang memasuki ruangan itu

Nona

ada orangorang dari He k I Kai-pang datang mencari nona.......

Jelas bahwa pelayan itu nampak ketakutan

Ouw Ling te rsenyum tenang dan menoleh kepada Siong Ki

N ah, te pat seperti dugaanku

The-siauwte, sebaiknya kau simpan dulu buntalan pakaianmu ke dalam kamarmu, baru kita menemui mereka.

Siong Ki menyetujui, menyimpan buntalan pakaiannya dalam kamar yang sudah dipersiapkan untuknya, kemudian dia keluar lagi sambil membawa pedang Seng-kong-kiam yang digantung di pungungnya

Ternyata Ouw Ling sudah menantinya, dan wanita ini pun agaknya sudah siap siaga

Sepasang goloknya juga te rselip di belakang punggung sehingga ia nampak cantik dan gagah sekali

Bagus, engkau sudah membawa pedangmu, siauwte

Kita harus siap-siaga, siapa tahu kita akan te rpaksa menggunakan senjata menghadapi mereka.

Keduanya lalu keluar dan depan rumah penginapan itu nampak le ngang

Para tamu dan para pelayan rumah penginapan itu sudah menjauhkan diri bersembunyi, agaknya tidak ingin te rlibat

Di pekarangan rumah penginapan itu nampak belasan orang berpakaian serba hitam yang bertambal-tambalan, dipimpin oleh seorang laki-laki berusia empatpuluh tahun yang bertubuh tinggi besar dan yang bersikap garang

Akan tetapi, ketika mereka semua melihat munculnya Ouw Ling dan Siong Ki mereka bersikap hormat, bahkan si tinggi besar yang garang itu cepat melangkah ke depan dan mengangkat kedua tangan ke depan dada ke arah Ouw Ling dan suaranya te rdengar lantang namun hormat

Apakah kami berhadapan dengan Bi Tok Siocia dari Liong-san?

Ouw Ling te rsenyum mengejek

Kalau benar kalian mau apa

Mau memperpanjang urusan di rumah makan itu

Mau mengeroyokku

Majulah dan sekali ini, aku tidak akan bersikap le mah, akan kupenggal le her kalian semua!

kata Ouw Ling dan sikapnya ini membuat Siong Ki bergidik

Kiranya wanita itu dapat pula bersikap keras dan keji kalau perlu

Akan tetapi, memang para pengemi palsu ini patut dihajar, pikirnya

Dihardik seperti itu, sekali ini para pengemis itu sama sekali tidak kelihatan marah, bahkan kelihatan gentar

Kembali si tinggi besar memberi hormat

Harap Siocia sudi memaafkan tiga orang anak buah kami yang seperti buta tidak mengenal bahwa nona adalah Bi Tok Siocia dari Liong-san

Mendengar peristiwa tadi, pangcu (ketua) kami marah sekali dan tiga orang itu te lah menerima hukuman

Pangcu adalah sahabat baik dari Majikan Liong-san, maka sekarang pangcu mengutus kami untuk mengundang nona ke te mpat kami, di mana pangcu akan menyambut sendiri untuk mohon maaf kepada Siocia.

Luar biasa sekali, pikir Siong Ki

Setelah mendengar nama julukan Ouw Ling, yaitu Bi Tok Sio-cia, para pengemis itu menjadi ketakutan, bahkan ketuanya sendiri yang mengundangnya untuk memohon maaf.! Dia tidak tahu siapakah Majikan Liong-san dan belum pernah mendengar nama julukan Ouw Ling

Gurunya tidak pernah bercerita te ntang majikan Liong-san, walaupun ada beberapa orang datuk kang-ouw yang dia dengar dari keterangan suhunya

Ouw Ling menoleh kepadanya

Bagaimana, siauwte

Hek I Kai-pang mengundang kami, perlukah kami menerima undangan itu dan datang ke s arang Hek I Kai-pang untuk menemuinya?

Siong Ki te rsenyum girang

Bagaimanapun jug, wanita ini amat menghargainya dan telah mengangkatnya dalam pandangan para anggota He k I Kaipang

Dia bertanya

Apakah engkau mengenal pangcu itu, enci?

Aku hanya pernah mendengar namanya

Ayahku yang mengenalnya

Sebetulnya, aku tidak senang diundang seperti ini

Kenapa bukan dia saja yang datang ke s ini kalau hendak minta maaf

Akan tetapi, mengingat dia teman ayahku, dan aku di pihak yang le bih muda, sebaiknya kalau kita pergi ke sana, hendak kulihat apa yang hendak dia katakan.

Kalau begitu, baik, kita pergi saja,

kata Siong Ki

Para anggota He k I Kaipang merasa heran melihat wanita itu hendak pergi bersama pemuda yang tidak mereka kenal, akan te tapi mereka mendengar bahwa tadi pemuda itu yang menimbulkan keributan dengan anak buah He k I Kaipang

Karena yang mengajak pemuda itu adalah Bi Tok Sio-cia, merekapun tidak ada yang berani membantah

Si tinggi besar itu segera berkata

Siocia, pangcu te lah mengirim sebuah kereta untuk menje mput sio-cia.

Dia memberi isyarat dan sebuah kereta kecil ditarik dua ekor kuda memasuki pekarangan itu dari luar

Kereta itu cukup bagus, seperti kereta milik seorang pembesar saja! Bukan main, pikir Siong Ki

Pengemis mempunyai kereta berkuda dua untuk menjemput tamu! De ngan sikap angkuh Bi Tok Siocia naik ke dalam kereta bersama Siong Ki dan kusir kereta lalu menjalankan kudanya, diikuti oleh belasan orang anggota He k I Kaipang

Setelah kereta dan para pengiringnya meninggalkan pekarangan itu, barulah para tamu dan pelayan rumah penginapan berani keluar dan peris tiwa itu tentu saja menjadi percakapan orang

Baru mereka tahu bahwa wanita cantik yang hanya dikenal sebagai Ouw Siocia di rumah penginapan itu adalah seorang wanita yang dijemput kereta oleh ketua Hek I Kaipang, berarti tentu saja bukan wanita sembarangan

Apalagi setelah berita tentang peristiwa perkelahian di depan rumah makan itu te rsiar, semua orang memberitakan bahwa Ouw Siocia adalah seorang wanita perkasa

Kereta itu keluar dari Lok-yang, menuju sebuah bukit kecil

Sarang He k I Kaipang berada di le reng bukit ini, dan di sepanjang jalan mendaki bukit, nampak para anggota He k I Kaipang berdiri di tepi jalan

Diam-diam Siong Ki harus mengakui bahwa perkumpulan pengemis itu memang kuat, mempunyai banyak ana k buah yang agaknya te ratur seperti pasukan saja

Kalau tadinya Siong Ki mengkhawatirkan adanya perangkap yang diatur oleh ketua perkumpulan itu, kini dia melihat bahwa kekhawatirannya itu keliru

Agaknya nama besar Bi Tok Siocia sudah cukup menjadi jaminan, sehingga timbul keinginan tahu siapa sebenarnya wanita ini dan sampai di mana kelihaiannya, maka namanya sempat membuat pimpinan He k I Kaipang yang demikian besarnya menyambutnya dengan sikap hormat

He k I Sin-kai sendiri keluar menyambut ketika kereta berhenti di depan sebuah bangunan yang sama sekali tidak pantas menjadi rumah pengemis! Perkampungan itupun tidak ada tanda-tandanya menjadi perkampungan pengemis

Bangunanbangunannya dari te mbok

Agaknya hanya pakaian mereka saja yang berbau pengemis, karena penuh tambalan

Apalagi bangunan di te ngah, di depan mana kereta berhenti, merupakan bangunan yang megah

Kakek yang menyambut mereka itu bertubuh tinggi kurus, berusia limapuluh tahun lebih

Mukanya kuning sehingga melihat tubuh tinggi kurus itu, dia lebih mirip seorang yang berpenyakitan, yang tidak sehat

Dia membawa sebatang tongkat mengkilap berwarna hitam, dan pakaiannya yang serba hitam itu terbuat dari sutera yang halus dan mahal! Sepatunya juga hitam mengkilat

Berbeda dengan pakaian anak buahnya, tidak nampak sedikit tambalanpun di bajunya

Dia le bih mirip seorang hartawan berpakaian sutera hitam daripada ketua pengemis

Begitu Bi Tok Siocia turun dari kereta, Hek I Sinkai menyambutnya dengan te rtawa bergelak

Haha-ha, engkaukah Bi Tok Siocia

Sungguh pantas engkau menjadi pute ri Ouw Kok Sian, karrna engkau te rnyata memiliki keberanian yang bes ar.!

Paman tentulah Hek I Sinkai Ma Siu, pendiri He k I Kaipang

Pernah aku mendengar nama paman dari ayah,

kata Ouw Ling

Ha-ha-ha, sudah bertahun-tahun aku tidak berte mu dengan ayahmu

Dan inikah pemuda yang membikin ribut di rumah makan itu

Siapakah ini, nona Ouw

Sahabatmu, ataukah tunanganmu?

Kalau orang lain ditanya te ntang tunangan mungkin akan marah

Akan te tapi tidak demikian dengan Ouw Ling

Ia malah tersenyum senang

Dia bernama The Siong Ki, seorang sahabatku yang baru, paman

Bukan dia yang membikin ribut di rumah makan, melainkan tiga orang anak buahmu yang tak tahu diri

Aku yang menjadi saksi bahwa anak buahmu yang bersalah.

Ketua itu menggerakkan tangan dengan tidak sabar

Aku tahu........aku tahu......dan aku telah menghukum mereka

Engkau dapat melihatnya sendiri nanti

Nah, Ouw Siocia, dan engkau Thesicu (orang gagah The), silakan masuk

Kalian menjadi tamu-tamu kehormatan kami hari ini.

Lega karena mendapat sambutan yang demikian hormat dan pihak kai-pang itu sama sekali tidak memperlihatkan sikap bermusuh, Siong Ki bersama Ouw Ling memasuki rumah besar itu dan mereka dipersilakan masuk ke ruangan tamu yang besar, di mana te rnyata telah dipersiapkan meja besar untuk pesta makan minum! Meja itu besar, akan te tapi karena hanya sebuah dan berada di ruangan tamu yang luas, maka tampak kecil

He k I Sin-kai Na Siu mempersilakan mereka berdua duduk menghadapi meja besar

Dia sendiri menemani mereka

Agaknya, ketua ini benar-benar menghormati kedua orang tamunya

Buktinya, tidak ada di antara pembantu-pembantunya yang ikut duduk menghadapi meja itu

Setelah dua orang tamunya duduk, pangcu itu berte puk tangan

Seorang penjaga memasuki ruangan dan He k I Sin-kai mengeluarkan perintah

Seret tiga orang anggota yang membikin malu tadi masuk!

Penjaga pergi dan tak lama kemudian, dikawal oleh tiga orang anggota kai-pang, masuklah tiga orang itu

Mereka terhuyung-huyung dan Siong Ki melihat betapa tiga orang pengemis yang mengganggunya di rumah makan tadi, dalam keadaan menyedihkan, te rsungkur dan berlutut

Pakaian mereka koyak-koyak dan berle potan darah, dan te rutama sekali di bagian punggung

Dia mengerti bahwa tiga orang itu telah menerima hukuman cambuk yang membuat kulit punggung mereka pecah-pecah berdarah

Nah, inilah mereka, nona Ouw

Sekarang te rserah kepada nona dan sicu, apa yang harus kami lakukan dengan mereka

Membunuh mereka atau mengampuni mereka?

tanya ketua perkumpulan pengemis itu

Mendengar ini, tiga orang pengemis yang sekarang sudah kehilangan kegarangan mereka itu berlutut menghadap ke arah dua orang muda itu dan si hidung besar mewakili kedua orang temannya, berkata dengan suara gemetar

Nona, kami mohon ampun........

Bi Tok Siocia te rsenyum mengejek

Khawatir kalau wanita itu minta agar mereka dibunuh, Siong Ki cepat berkata,

Mereka sudah menerima hukuman

Sudahlah, pangcu, urusan ini tidak perlu diperpanjang lagi.

Mendengar ini, Bi Tok Siocia tersenyum lebar, lalu mengangguk-angguk

Pangcu, The-siauw-te sudah mengambil keputusan dan akupun setuju.

Terima kasih, nona, terima kasih, sicu!

Tiga orang itu berulang-ulang mengucapkan te rima kasih

Bawa mereka keluar dan suruh hidangkan makan minum!

kata ketua Hek I Kai-pang kepada tiga orang pengawal

Mereka semua keluar dan tak lama kemudian, gadis -gadis manis datang membawa hidangan

Kembali Siong Ki te rtegun

Namanya saja pengemis, akan tetapi kini mampu mengadakan pesta dengan masakan-masakan yang mahal

Anggur dan arak yang baik, dan dilayani oleh lima orang gadis cantik yang sama sekali bukan je mbel

Ini le bih tepat dinamakan pesta yang diadakan seorang bangsawan atau hartawan, bukan pemimpin orang jembel! Setelah makan dan minum dengan gembira

He k I Sin-kai menyuruh pelayan membersihkan meja, kemudian dia berkata,

Ouw Siocia dan The-sicu, kami merasa gembira sekali berte mu dengan orang-orang muda yang lihai seperti kalian

Apalagi mengingat bahwa Ouw-siocia adalah pute ri sahabat kami, dan karena The-sicu sahabat Ouwsiocia, berarti sahabat kami pula.

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar