Pengaruhnya besar sekali karena selain ketuanya sakti, juga anak buihnya yang berjumlah ratusan orang rata-rata memiliki ilmu silat yang cukup tangguh
Jangankan orangorang biasa, bahkan tokoh-tokoh kang-ouw tidak berani main-main te rhadap mereka, dan para pejabat daerahpun mempunyai hubungan baik dengan para pimpinannya.
Hemm, pantas saja anak buahnya bersikap demikian ugal-ugalan
Kekuasaan itu agaknya membuat mereka menjadi sewenang-wenang,
kata Siong Ki
Akan tetapi, kalau engkau sudah tahu keadaannya seperti itu, mengapa tadi engkau sengaja memancing keributan dengan mereka, enci?
Wanita itu tersenyum dan mengamati wajah Siong Ki dengan pandang mata begitu mes ra dan manis, membuat pemuda itu merasa mukanya menjadi panas dan tersipu
Tadinya aku tidak ingin berurusan dengat mereka
Akan tetapi melihat mereka mengganggumu dan melihat engkau memiliki kepandaian ketika engkau mematahkan sekeping uang itu, timbul keberanianku untuk menentang mereka
Memang sudah lama aku mendengar akan kesewenang-wenangan mereka, dan aku ingin tahu sampai di mana kelihaian ketuanya
Karena itulah, aku mohon bantuanmu, siauwte, karena aku yakin bahwa urusannya tidak hanya sampai di sini saja
Tadi engkau melihat sendiri bahwa kita dibayangi orang, te ntu tak lama lagi ketuanya akan menghubungi kita dan aku memerlukan bantuanmu untuk menghadapi mereka
Tentu saja kalau engkau suka dan berani.
Siong Ki adalah murid Naga Sakti Sungai Kuning, tentu s aja telah menguasai ilmu silat yang tinggi, juga dia diberi pelajaran kebudayaan dan sastra, akan te tapi dia baru saja keluar dari perguruan dan sama sekali tidak mempunyai pengalaman menghadapi akal dan tipu muslihat orang-orang kang-ouw yang licin dan cerdik
Maka, diapun tidak merasa bahwa ia sedang dibujuk secara cerdik sekali oleh wanita yang te rgila-gila kepadanya itu
Kalau saja Ouw Ling tidak mengeluarkan ucapan kalimat terakhir itu, tentu dia akan meragu, karena dia merasa tidak mempunyai urusan dengan He k I Kai-pang
Akan tetapi, wanita itu seolah menantangnya ketika mengatakan bahwa ia membutuhkan bantuannya untuk menghadapi He k I Kai-pang, kalau dia berani! Kata-kata kalau dia berani inilah yang mencambuknya dan seolah memaksanya untuk tidak dapat menolak uluran tangan wanita itu
Ouw-cici, tentu saja aku berani dan kalau memang pihak He k I Kaipang hendak memperpanjang urusan di rumah makan tadi, aku te ntu akan membantumu.
Kalau begitu, sebaiknya sekarang juga aku memesankan sebuah kamar untu kmu, siauw-te!
kata wanita itu dengan sikap gembira dan iapun memanggil seorang pelayan rumah penginapan
Ketika pelayan itu datang, ia memesan sebuah kamar lagi untuk Siong Ki dan dengan sikap seperti tidak sengaja, ia minta sebuah kamar yang berdekatan dengan kamarnya untuk pemuda itu
Pada saat itu, terdengar suara ribut-ribut di luar rumah penginapan dan seorang pelayan berlari datang memasuki ruangan itu
Nona
ada orangorang dari He k I Kai-pang datang mencari nona.......
Jelas bahwa pelayan itu nampak ketakutan
Ouw Ling te rsenyum tenang dan menoleh kepada Siong Ki
N ah, te pat seperti dugaanku
The-siauwte, sebaiknya kau simpan dulu buntalan pakaianmu ke dalam kamarmu, baru kita menemui mereka.
Siong Ki menyetujui, menyimpan buntalan pakaiannya dalam kamar yang sudah dipersiapkan untuknya, kemudian dia keluar lagi sambil membawa pedang Seng-kong-kiam yang digantung di pungungnya
Ternyata Ouw Ling sudah menantinya, dan wanita ini pun agaknya sudah siap siaga
Sepasang goloknya juga te rselip di belakang punggung sehingga ia nampak cantik dan gagah sekali
Bagus, engkau sudah membawa pedangmu, siauwte
Kita harus siap-siaga, siapa tahu kita akan te rpaksa menggunakan senjata menghadapi mereka.
Keduanya lalu keluar dan depan rumah penginapan itu nampak le ngang
Para tamu dan para pelayan rumah penginapan itu sudah menjauhkan diri bersembunyi, agaknya tidak ingin te rlibat
Di pekarangan rumah penginapan itu nampak belasan orang berpakaian serba hitam yang bertambal-tambalan, dipimpin oleh seorang laki-laki berusia empatpuluh tahun yang bertubuh tinggi besar dan yang bersikap garang
Akan tetapi, ketika mereka semua melihat munculnya Ouw Ling dan Siong Ki mereka bersikap hormat, bahkan si tinggi besar yang garang itu cepat melangkah ke depan dan mengangkat kedua tangan ke depan dada ke arah Ouw Ling dan suaranya te rdengar lantang namun hormat
Apakah kami berhadapan dengan Bi Tok Siocia dari Liong-san?
Ouw Ling te rsenyum mengejek
Kalau benar kalian mau apa
Mau memperpanjang urusan di rumah makan itu
Mau mengeroyokku
Majulah dan sekali ini, aku tidak akan bersikap le mah, akan kupenggal le her kalian semua!
kata Ouw Ling dan sikapnya ini membuat Siong Ki bergidik
Kiranya wanita itu dapat pula bersikap keras dan keji kalau perlu
Akan tetapi, memang para pengemi palsu ini patut dihajar, pikirnya
Dihardik seperti itu, sekali ini para pengemis itu sama sekali tidak kelihatan marah, bahkan kelihatan gentar
Kembali si tinggi besar memberi hormat
Harap Siocia sudi memaafkan tiga orang anak buah kami yang seperti buta tidak mengenal bahwa nona adalah Bi Tok Siocia dari Liong-san
Mendengar peristiwa tadi, pangcu (ketua) kami marah sekali dan tiga orang itu te lah menerima hukuman
Pangcu adalah sahabat baik dari Majikan Liong-san, maka sekarang pangcu mengutus kami untuk mengundang nona ke te mpat kami, di mana pangcu akan menyambut sendiri untuk mohon maaf kepada Siocia.
Luar biasa sekali, pikir Siong Ki
Setelah mendengar nama julukan Ouw Ling, yaitu Bi Tok Sio-cia, para pengemis itu menjadi ketakutan, bahkan ketuanya sendiri yang mengundangnya untuk memohon maaf.! Dia tidak tahu siapakah Majikan Liong-san dan belum pernah mendengar nama julukan Ouw Ling
Gurunya tidak pernah bercerita te ntang majikan Liong-san, walaupun ada beberapa orang datuk kang-ouw yang dia dengar dari keterangan suhunya
Ouw Ling menoleh kepadanya
Bagaimana, siauwte
Hek I Kai-pang mengundang kami, perlukah kami menerima undangan itu dan datang ke s arang Hek I Kai-pang untuk menemuinya?
Siong Ki te rsenyum girang
Bagaimanapun jug, wanita ini amat menghargainya dan telah mengangkatnya dalam pandangan para anggota He k I Kaipang
Dia bertanya
Apakah engkau mengenal pangcu itu, enci?
Aku hanya pernah mendengar namanya
Ayahku yang mengenalnya
Sebetulnya, aku tidak senang diundang seperti ini
Kenapa bukan dia saja yang datang ke s ini kalau hendak minta maaf
Akan tetapi, mengingat dia teman ayahku, dan aku di pihak yang le bih muda, sebaiknya kalau kita pergi ke sana, hendak kulihat apa yang hendak dia katakan.
Kalau begitu, baik, kita pergi saja,
kata Siong Ki
Para anggota He k I Kaipang merasa heran melihat wanita itu hendak pergi bersama pemuda yang tidak mereka kenal, akan te tapi mereka mendengar bahwa tadi pemuda itu yang menimbulkan keributan dengan anak buah He k I Kaipang
Karena yang mengajak pemuda itu adalah Bi Tok Sio-cia, merekapun tidak ada yang berani membantah
Si tinggi besar itu segera berkata
Siocia, pangcu te lah mengirim sebuah kereta untuk menje mput sio-cia.
Dia memberi isyarat dan sebuah kereta kecil ditarik dua ekor kuda memasuki pekarangan itu dari luar
Kereta itu cukup bagus, seperti kereta milik seorang pembesar saja! Bukan main, pikir Siong Ki
Pengemis mempunyai kereta berkuda dua untuk menjemput tamu! De ngan sikap angkuh Bi Tok Siocia naik ke dalam kereta bersama Siong Ki dan kusir kereta lalu menjalankan kudanya, diikuti oleh belasan orang anggota He k I Kaipang
Setelah kereta dan para pengiringnya meninggalkan pekarangan itu, barulah para tamu dan pelayan rumah penginapan berani keluar dan peris tiwa itu tentu saja menjadi percakapan orang
Baru mereka tahu bahwa wanita cantik yang hanya dikenal sebagai Ouw Siocia di rumah penginapan itu adalah seorang wanita yang dijemput kereta oleh ketua Hek I Kaipang, berarti tentu saja bukan wanita sembarangan
Apalagi setelah berita tentang peristiwa perkelahian di depan rumah makan itu te rsiar, semua orang memberitakan bahwa Ouw Siocia adalah seorang wanita perkasa
Kereta itu keluar dari Lok-yang, menuju sebuah bukit kecil
Sarang He k I Kaipang berada di le reng bukit ini, dan di sepanjang jalan mendaki bukit, nampak para anggota He k I Kaipang berdiri di tepi jalan
Diam-diam Siong Ki harus mengakui bahwa perkumpulan pengemis itu memang kuat, mempunyai banyak ana k buah yang agaknya te ratur seperti pasukan saja
Kalau tadinya Siong Ki mengkhawatirkan adanya perangkap yang diatur oleh ketua perkumpulan itu, kini dia melihat bahwa kekhawatirannya itu keliru
Agaknya nama besar Bi Tok Siocia sudah cukup menjadi jaminan, sehingga timbul keinginan tahu siapa sebenarnya wanita ini dan sampai di mana kelihaiannya, maka namanya sempat membuat pimpinan He k I Kaipang yang demikian besarnya menyambutnya dengan sikap hormat
He k I Sin-kai sendiri keluar menyambut ketika kereta berhenti di depan sebuah bangunan yang sama sekali tidak pantas menjadi rumah pengemis! Perkampungan itupun tidak ada tanda-tandanya menjadi perkampungan pengemis
Bangunanbangunannya dari te mbok
Agaknya hanya pakaian mereka saja yang berbau pengemis, karena penuh tambalan
Apalagi bangunan di te ngah, di depan mana kereta berhenti, merupakan bangunan yang megah
Kakek yang menyambut mereka itu bertubuh tinggi kurus, berusia limapuluh tahun lebih
Mukanya kuning sehingga melihat tubuh tinggi kurus itu, dia lebih mirip seorang yang berpenyakitan, yang tidak sehat
Dia membawa sebatang tongkat mengkilap berwarna hitam, dan pakaiannya yang serba hitam itu terbuat dari sutera yang halus dan mahal! Sepatunya juga hitam mengkilat
Berbeda dengan pakaian anak buahnya, tidak nampak sedikit tambalanpun di bajunya
Dia le bih mirip seorang hartawan berpakaian sutera hitam daripada ketua pengemis
Begitu Bi Tok Siocia turun dari kereta, Hek I Sinkai menyambutnya dengan te rtawa bergelak
Haha-ha, engkaukah Bi Tok Siocia
Sungguh pantas engkau menjadi pute ri Ouw Kok Sian, karrna engkau te rnyata memiliki keberanian yang bes ar.!
Paman tentulah Hek I Sinkai Ma Siu, pendiri He k I Kaipang
Pernah aku mendengar nama paman dari ayah,
kata Ouw Ling
Ha-ha-ha, sudah bertahun-tahun aku tidak berte mu dengan ayahmu
Dan inikah pemuda yang membikin ribut di rumah makan itu
Siapakah ini, nona Ouw
Sahabatmu, ataukah tunanganmu?
Kalau orang lain ditanya te ntang tunangan mungkin akan marah
Akan te tapi tidak demikian dengan Ouw Ling
Ia malah tersenyum senang
Dia bernama The Siong Ki, seorang sahabatku yang baru, paman
Bukan dia yang membikin ribut di rumah makan, melainkan tiga orang anak buahmu yang tak tahu diri
Aku yang menjadi saksi bahwa anak buahmu yang bersalah.
Ketua itu menggerakkan tangan dengan tidak sabar
Aku tahu........aku tahu......dan aku telah menghukum mereka
Engkau dapat melihatnya sendiri nanti
Nah, Ouw Siocia, dan engkau Thesicu (orang gagah The), silakan masuk
Kalian menjadi tamu-tamu kehormatan kami hari ini.
Lega karena mendapat sambutan yang demikian hormat dan pihak kai-pang itu sama sekali tidak memperlihatkan sikap bermusuh, Siong Ki bersama Ouw Ling memasuki rumah besar itu dan mereka dipersilakan masuk ke ruangan tamu yang besar, di mana te rnyata telah dipersiapkan meja besar untuk pesta makan minum! Meja itu besar, akan te tapi karena hanya sebuah dan berada di ruangan tamu yang luas, maka tampak kecil
He k I Sin-kai Na Siu mempersilakan mereka berdua duduk menghadapi meja besar
Dia sendiri menemani mereka
Agaknya, ketua ini benar-benar menghormati kedua orang tamunya
Buktinya, tidak ada di antara pembantu-pembantunya yang ikut duduk menghadapi meja itu
Setelah dua orang tamunya duduk, pangcu itu berte puk tangan
Seorang penjaga memasuki ruangan dan He k I Sin-kai mengeluarkan perintah
Seret tiga orang anggota yang membikin malu tadi masuk!
Penjaga pergi dan tak lama kemudian, dikawal oleh tiga orang anggota kai-pang, masuklah tiga orang itu
Mereka terhuyung-huyung dan Siong Ki melihat betapa tiga orang pengemis yang mengganggunya di rumah makan tadi, dalam keadaan menyedihkan, te rsungkur dan berlutut
Pakaian mereka koyak-koyak dan berle potan darah, dan te rutama sekali di bagian punggung
Dia mengerti bahwa tiga orang itu telah menerima hukuman cambuk yang membuat kulit punggung mereka pecah-pecah berdarah
Nah, inilah mereka, nona Ouw
Sekarang te rserah kepada nona dan sicu, apa yang harus kami lakukan dengan mereka
Membunuh mereka atau mengampuni mereka?
tanya ketua perkumpulan pengemis itu
Mendengar ini, tiga orang pengemis yang sekarang sudah kehilangan kegarangan mereka itu berlutut menghadap ke arah dua orang muda itu dan si hidung besar mewakili kedua orang temannya, berkata dengan suara gemetar
Nona, kami mohon ampun........
Bi Tok Siocia te rsenyum mengejek
Khawatir kalau wanita itu minta agar mereka dibunuh, Siong Ki cepat berkata,
Mereka sudah menerima hukuman
Sudahlah, pangcu, urusan ini tidak perlu diperpanjang lagi.
Mendengar ini, Bi Tok Siocia tersenyum lebar, lalu mengangguk-angguk
Pangcu, The-siauw-te sudah mengambil keputusan dan akupun setuju.
Terima kasih, nona, terima kasih, sicu!
Tiga orang itu berulang-ulang mengucapkan te rima kasih
Bawa mereka keluar dan suruh hidangkan makan minum!
kata ketua Hek I Kai-pang kepada tiga orang pengawal
Mereka semua keluar dan tak lama kemudian, gadis -gadis manis datang membawa hidangan
Kembali Siong Ki te rtegun
Namanya saja pengemis, akan tetapi kini mampu mengadakan pesta dengan masakan-masakan yang mahal
Anggur dan arak yang baik, dan dilayani oleh lima orang gadis cantik yang sama sekali bukan je mbel
Ini le bih tepat dinamakan pesta yang diadakan seorang bangsawan atau hartawan, bukan pemimpin orang jembel! Setelah makan dan minum dengan gembira
He k I Sin-kai menyuruh pelayan membersihkan meja, kemudian dia berkata,
Ouw Siocia dan The-sicu, kami merasa gembira sekali berte mu dengan orang-orang muda yang lihai seperti kalian
Apalagi mengingat bahwa Ouw-siocia adalah pute ri sahabat kami, dan karena The-sicu sahabat Ouwsiocia, berarti sahabat kami pula.