Silakan lihiap menyerang lebih dulu.
Maafkan aku, ciangkun
Lihat pedang.!
Bi Lan membuka serangan dengan pedang kirinya yang meluncur ke depan menusuk dada, disusul pedang kanan menyambar dari atas membacok kepala dengan jurus Angin bertiup kilat menyambar yang gerakannya cepat dan mengandung te naga le mbut namun kuat
Bagus!
Su Ki Seng yang mahir ilmu pedang campuran Butong-pai dan Kunlun pai, cepat mengelak dengan loncatan mundur sambil menangkis yang membacok dari atas
Terdengar suara nyaring dan perwira itu terkejut
Ketika pedangnya berte mu dengan pedang kanan wanita itu, dia merasa betapa lengannya tergetar! Kekagetannya disusul kekaguman ketika Bi Lan memainkan sepasang pedangnya, wanita itu bukan saja memiliki sinkang yang kuat, akan tetapi juga ilmu pedangnya amat hebat! Kalau tadinya Suciangkun kagum akan kecantikannya dan merindukan wanita ini karena berahi, kini terjadi perubahan besar dalam hatinya
Dia adalah seorang bangsawan yang selalu bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan
Kini, melihat bahwa wanita yang cantik ini memiliki ilmu silat yang amat lihai, diapun membayangkan betapa akan senangnya kalau wanita seperti ini dapat menjadi pengawal pribadinya! Bukan lagi ingin memanfaatkan kecantikannya, melainkan kepandaiannya
Kalau yang pertama untuk memuaskan gairah berahinya, yang terakhir ini untuk menjamin keamanan pribadinya
Trang- trang-singg........!
Bunga api berpijarpijar ketika Su-ciangkun memutar pedangnya menangkis sepasang pedang yang mendesaknya bagaikan dua ekor kumbang yang melayang-layang dan siap untuk menyengatnya itu
Bukan main! Ilmu pedang yang hebat.....!
Dia berseru dan seruan ini merupakan is yarat kepada dua orang pembantunya
Mereka memang sudah siap dan sejak tadi, mereka menonton pertandingan itu sambil mendekati Lan Lan
Bi Lan ingin cepat menyudahi pertandingan itu, maka sengaja ia mengeluarkan seluruh kepandaian dan mengerahkan semua tenaga untuk mengalahkan perwira itu agar ia dapat segera pergi bersama Lan Lan meninggalkan te mpat itu
Akan tetapi, Su-ciangkun te rnyata bukan orang le mah dan dapat menjaga diri dengan baik sehingga setelah lewat limapuluh jurus, ia hanya mampu mendesak dan tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk membalas
Tiba-tiba Su-ciangkun meloncat jauh ke belakang sambil berseru,
Kwa-lihiap, tahan dulu!
Bi Lan menghentikan gerakan pedangnya, berdiri te gak dan memandang kepada perwira itu sambil te rsenyum
Tentu perwira itu mengaku kalah dan ia akan segera pergi dari situ
Kwa-lihiap, ilmu pedangmu sungguh hebat
Aku kagum sekali dan te rimalah hormatku!
kata perwira itu dengan suara sungguh-sungguh, bahkan dia lalu mengangkat kedua tangan ke depan dada memberi hormat
Ah, Su-ciangkun te rlalu merendah
Ilmu pedangmu juga hebat dan te rima kasih bahwa engkau telah mengalah,
kata Bi Lan, menggunakan sikap dan bicara yang merendah dari para ahli persilatan yang saling menguji ilmu
Sekarang terpaksa aku berpamit, akan kembali ke kamar hotel bersama anakku, karena ia harus segera mengaso dan tidur.
Kwa-lihiap, sekarang aku ingin berterus terang kepadamu
Kuharap engkau dan pute rimu suka bermalam saja di rumah kepala daerah ini, dan aku akan mengutus orang untuk mengambil barang-barangmu dari kamar hotel
Besok akan kuantar engkau ke kotaraja.
Bi Lan te rbelalak, lalu alisnya berkerut
Ciangkun, apa artinya ini
Apa maksudmu?
Kami membutuhkan seorang yang memiliki kepandaian sepertimu, lihiap
Percayalah, kalau engkau ikut dengan aku, engkau akan memperoleh kedudukan dan kemuliaan
Untuk langkah pertama, engkau menjadi pengawal pribadiku di gedungku, kemudian lambat laun aku akan memperkenalkan engkau kepada Pangeran Mahkota yang membutuhkan orang-orang pandai.......
Tidak, aku tidak mau! Aku akan pergi dengan Lan Lan sekarang juga!
kata Bi Lan dan ia menengok ke arah Lan Lan., Wajahnya berubah dan ia marah sekali
Dua orang perwira pembantu tadi telah berdiri di kanan kiri Lan Lan dengan pedang di tangan dan sikap mereka mengancam!
Kwa-lihiap, ini merupakan perintah seorang petugas negara!
kata Ji-ciangkun membujuk
Lihiap boleh memberitahu di mana suami lihiap, dan kami akan mengundangnya pula
Keluargamu akan memperoleh kedudukan yang baik di istana.
Wajah Bi Lan menjadi merah mendengar suaminya disebut-sebut
Tidak, aku tidak ingin bekerja di kota raja!
Engkau tidak ada pilihan lain, lihiap
Ini perintah petugas negara!
kata Su-ciangkun dan pada saat itu, muncullah puluhan orang perajurit mengepung te mpat itu dengan senjata lengkap
Kiranya dua orang pembantu Su-ciangkun tadi diam-diam te lah mengatur dan minta bantuan pasukan keamanan dari kepala daerah
Bi Lan menjadi marah bukan main,
Hemm, kalian menggunakan cara gerombolan penjahat saja! Kalau aku tidak mau, kalian mau apa?
Su-ciangkun te rsenyum
I ni siasat pasukan, bukan sias at gerombolan, lihiap
Kalau engkau tetap menolak, terpaksa kami tangkap engkau dan pute rimu dan memaksamu menghadap yang berwenang di kota raja.
Pada saat itu, terdengar suara suling melengking
Semua orang te rkejut, dan Bi Lan mengangkat muda dengan girang karena ia tahu bahwa kembali si peniup suling datang membantunya
Ia sedang te rsudut dan tidak berdaya, sungguh amat membutuhkan bantuan
Minta seseorang bekerja tidak boleh menggunakan paksaan!
terdengar suara orang setelah lengking suling itu berhenti dan muncullah Can Hong San
Begitu bayangannya berkelebat, tahu-tahu dia telah melayang ke arah Lan Lan dan dua orang perwira Lu dan Ji yang memegang pedang, siap menyambutnya dengan serangan
Akan te tapi, demikian cepatnya gerakan suling di tangan Hong San sehingga tahu-tahu dua orang itu-pun roboh terkulai, te rtotok sulingnya dan di lain saat, Hong San telah memondong Lan Lan!
Nona, mari kita pergi saja dari sini!
katanya
Akan tetapi ingat, jangan membunuh orang!
Bi Lan te rsenyum
Bukan main le ga rasa hatinya
Ia sendiri tidak takut menghadapi pengepungan dan pengeroyokan itu, akan tetapi ia tadi sungguh tidak berdaya melihat Lan Lan ditodong dua orang perwira pembantu
Ia tahu bahwa tidak mungkin dalam keadaan dikepung itu ia akan mampu membebaskan Lan Lan
Dan te rnyata pemuda itu telah menyelamatkan Lan Lan, karena selain gerakannya amat cepat, juga orang tidak menduga bahwa pemuda itu datangdatang merampas Lan Lan dari todongan dua orang perwira
Ia te rsenyum karena pemuda itu masih sempat mengingatkannya agar tidak membunuh orang
Ketika melihat pemuda itu sudah membuka jalan dengan tendangan kakinya dan gerakan sulingnya, iapun segera meloncat ke dekat pemuda itu dan membantunya membuka jalan keluar dari gedung itu
Hong San yang memondong Lan Lan sambil memainkan sulingnya, diam-diam merasa kagum sekali kepada Bi Lan
Juga kagum kepada pute rinya, yaitu anak perempuan mungil yang berada di pondongannya itu, yang disangkanya te ntulah anak wanita cantik perkasa itu
Betapa dia tidak akan kagum melihat Lan Lan yang baru berusia dua tahun lebih itu, sama sekali tidak nampak ketakutan
Juga tidak menangis walaupun berada dalam pondongan orang yang tidak dikenalnya dan pemondongnya itu dikeroyok banyak orang! Dan diapun kagum melihat ibu anak itu benar-benar tidak membunuh orang, hanya menggunakan pedangnya untuk membuat para pengeroyok melepaskan senjata, dan menendang atau menampar dengan tangan kiri, merobohkan para pengeroyok yang menghalang di depan akan tetapi sama sekali tidak membunuh orang, seperti yang dipes ankan tadi
Karena ilmu kepandaian mereka memang tinggi, maka tidak sukar bagi mereka berdua untuk lolos dari kepungan, melarikan diri keluar dari rumah gedung kepala daerah
Mereka tanpa banyak cakap lagi lari ke te mpat penginapan dan setelah Bi Lan mengambil buntalan pakaiannya dan membayar sewa kamar, ia dan Hong San segera keluar kota Peng-lu atas ajakan Hong San
Setelah peristiwa tadi, sungguh tidak aman bagi kita untuk tinggal di dalam kota ini,
demikian pemuda itu berkata
Me reka adalah perwiraperwira dari kota raja, dan menjadi tamu kepala daerah
Mereka tidak akan mau sudah begitu saja dan pasukan te ntu akan mencari kita di seluruh kota.
Malam hampir tiba, lalu kami harus bermalam di mana
Lan Lan juga sudah mulai mengantuk,
kata Bi Lan yang menggendong buntalan pakaian di punggung dan memondong Lan Lan yang sudah melenggut karena kelelahan dan mengantuk
Di luar kota Peng-lu ini terdapat sebuah dusun dan aku pernah bermalam di rumah seorang petani miskin yang baik hati
Malam ini kita bermalam di sana dan besok pagi-pagi kita melanjutkan perjalanan menjauhi kota Peng-lu
Aku akan mencarikan kereta dan kuda untukmu, nona.
Mereka sudah berada di luar kota dan berjalan perlahan-lahan karena malam mulai tiba dan cuaca menjadi gelap hanya dite rangi bintangbintang yang bertaburan di angkasa
Tiba-tiba Bi Lan berhenti melangkah
Kenapa, nona?
Hong San bertanya, juga berhenti
Mereka berdiri di jalan raya yang diapit persawahan yang luas
Sunyi sekali di tempat itu, dan yang terdengar hanyalah bunyi katak di sawah yang riuh rendah saling sahut seperti paduan suara yang kacau kalau diperhatikan, namun serasi dan 'hidup' kalau tidak diperhatikan
Kenapa berhenti, nona?
Kenapa engkau begini memperhatikan kami, begini baik kepada kami?
Pertanyaan Bi Lan itu le mbut, namun suaranya mengandung tuntutan dan kecurigaan
Baru saja timbul dalam pikiran Bi Lan betapa baiknya orang ini kepadanya
Mengapa begitu baiknya
Padahal mereka belum berkenalan
Kalau hanya menolongnya dari kepungan penjahat, hal itu tidaklah aneh karena setiap pendekar tentu akan melakukannya
Akan tetapi kebaikan orang ini sudah berle bihan, bukan saja menyelamatkannya dan mengajaknya melarikan diri dari kota Peng-lu, akan tetapi bahkan hendak menyediakan kuda dan kereta.! Ini sudah melampaui batas dan menimbulkan kecurigaan
Sejenak Hong San tertegun karena kaget mendengar pertanyaan yang dirasakannya seperti suatu serangan kilat itu
Untung bahwa malam gelap menyembunyikan wajahnya
Dia segera dapat menenangkan hatinya yang tadi khawatir kalau-kalau gadis ini mengetahui latar belakang kehidupannya
Dia tertawa kecil dan berkata dengan suara halus
Aih, benar juga engkau, nona
Kita belum berkenalan, dan tentu saja nona curiga kepadaku
Nah, perkenalkan, aku Can Hong San.......
Dia berhenti lagi dan mencoba untuk menatap wajah cantik itu melalui kegelapan malam untuk melihat reaksi wanita itu ketika dia memperkenalkan namanya
Akan te tapi sunyi saja dan tidak ada tanda bahwa wanita itu mengenal namanya, maka diapun melanjutkan dengan hati lega
Aku hidup sebatangkara di dunia ini bebas le pas seperti seekor burung di udara
Kebetulan saja di dalam perjalanan, aku bertemu denganmu, nona
Aku te rtarik dan kasihan ketika melihat engkau dikeroyok perampok
Dan kebetulan pula di Peng-lu aku melihat nona memasuki rumah makan itu
Kemudian melihat nona pergi bersama para perwira naik kereta
Aku merasa curiga dan membayangi, kemudian turun tangan membantumu
Nah, demikianlah, nona
Dan te ntang memperhatikanmu dan baik kepada kalian, ehh.......kenapa
Bukankah sudah seharusnya hidup ini saling tolong?
Tapi.......tapi.......kalau engkau hidup sebatangkara, bagaimana engkau demikian royal, hendak membeli kuda dan kereta untuk kami seperti seorang hartawan besar saja?
Bi Lan menatap tajam, akan tetapi karena cuaca hanya remang-remang, te ntu saja ia tidak dapat melihat wajah pemuda itu dengan jelas
Oooooh, itukah?
Hong San te rtawa,
Pantas, saja engkau curiga, nona
Aku bukan seorang hartawan, bahkan rumahpun aku tidak punya
Akan tetapi sebulan yang lalu, aku menyelamatkan rombongan saudagar kaya dari serbuan para perampok
Mereka membawa barang dagangan yang banyak dan berharga sekali
Karena senangnya, mereka memaksaku menerima sekantung emas permata walaupun aku menolak dan tidak mengharapkan apa-apa
Melihat kerelaan dan kesungguhan hati mereka, agar tidak mengecewakan, aku menerimanya
Tadinya aku bingung, untuk apa harta itu bagiku, akan te tapi sekarang aku girang dapat menggunakan sebagian dari itu untuk membantumu
Engkau membawa anakmu yang masih kecil, maka sebaiknya kalau menggunakan kereta.
Lega rasa hati Bi Lan
Memang ia tidak mencurigai orang yang te lah dua kali menyelamatkannya dari ancaman bahaya, akan tetapi karena ia belum mengenal pemuda ini, ia harus berhati-hati
Kalau begitu, maafkanlah aku, tai hiap (pendekar besar), dan mari kita lanjutkan perjalanan ke dusun itu.
Ehhhh
Engkau belum memperkenalkan dirimu, nona.....
kata Hong San sambil mengejar ke depan
Nanti saja kita bicara lagi kalau sudah tiba di sana
Anak ini sudah tertidur.
Mereka melangkah, menuju ke dusun yang sudah kelihatan lampu-lampunya berkelap-kelip di kejauhan
Melihat wanita itu diam saja, Hong San merasa khawatir
Maaf, nona
Mungkin aku tadi keliru menyebut anak ini sebagai anakmu, mungkin ini adikmu atau keponakanmu.
Dalam kegelapan itu Bi Lan tersenyum
Ini anakku, namanya Lan Lan.
katanya singkat
Ah, maaf, kalau begini anda seorang nyonya, bukan nona.....! Kenapa nyonya melakukan perjalanan seorang diri bersama anak nyonya?
Sudahlah, nanti saja kita bicara.
Hong San maklum bahwa dia berhadapan dengan seorang wanita yang pendiam dan mungkin keras hati
Maka diapun tidak mau banyak bicara lagi dan menjadi penunjuk jalan memasuki dusun itu dan menghampiri sebuah rumah kecil yang berdiri di ujung jalan dusun itu
Dia mengetuk daun pintu sambil memanggil
Paman Gu, buka pintu, ini aku yang datang!
Daun pintu dibuka dari dalam dan seorang lakilaki berusia limapuluhan tahun, berpakaian petani sederhana, menyambut mereka
Begitu melihat Hong San, dia tersenyum ramah
Aih, kiranya Can-kongcu (tuan muda Can) yang datang! Bersama siapakah nona ini
Dan dari mana malam-malam begini..........?
Paman Gu, ini adikku dan pute rinya
Aku akan menyewa kamar itu, bekas kamar anakmu itu, untuk adikku dan keponakanku ini tidur
Aku sendiri dapat tidur bersama paman di kamar paman.
Ah, baiklah, kongcu
He mm, anak ini sudah pulas , sebaiknya cepat ditidurkan saja
Mari, nyonya muda, inilah bekas kamar anakku yang kini ikut suaminya
Tidurlah di sini bersama anakmu......
Petani itu membukakan pintu sebuah kamar sederhana yang cukup bersih
-ooo0dw0ooo-