Maka, iapun mempergunakan kepandaiann dan berlari cepat ke arah suara itu dan melihat si penyuling! Jantungnya berdebar
Seorang pemuda yang tampan berpakaian seperti seorang pelajar atau sastrawan, sedang duduk di bawah pohon dan meniup sulingnya
Yang membuat ia berdebar bukan karena pemuda itu tampan sekali, wajahnya yang dilindungi caping le bar itu memiliki hidung yang besar mancung, dan bibir yang nampak sayu
Yang membuat Bi Lan te rkejut adalah pakaian sasterawan muda itu
Serba biru! Ia te ringat akan orang yang tadi berkelebat di belakangnya
Bagaimana kini tahu-tahu orang itu te lah berada jauh di depannya dan meniup suling
Ia tidak melihat orang berlari melewatinya! Kalau benar peniup suling ini orang yang tadi berkelebat di belakangnya, alangkah cepatnya orang itu dapat berada di situ
Biarpun hatinya te rtarik, akan tetapi karena ia tidak mengenal orang itu, tidak sepantasnya kalau ia te rlalu lama memperhatikan seorang laki-laki asing, maka iapun berjalan terus meninggalkan te mpat itu sambil memondong Lan Lan yang te rus memandang ke arah si peniup suling yang agaknya juga tidak memperdulikan mereka, melainkan asyik meniup suling sambil menundukkan mukanya
Sambil berjalan terus meninggalkan pemuda itu sampai suara sulingnya tidak te rdengar lagi, mau tidak mau Bi Lan masih terkenang kepada si peniup suling
Harus diakuinya bahwa pria muda itu tampan sekali, dan nampaknya seperti seorang sasterawan muda yang le mah
Akan tetapi, iapun tahu bahwa di dunia kang-ouw te rdapat banyak orang yang nampaknya le mah akan te tapi sesungguhnya memiliki kepandaian tinggi
-ooo0dw0ooo-
Jilid 09
Mendiang gurunya yang juga suaminya pernah memesan agar dia berhati-hati dan tidak memandang rendah kepada empat macam orang, yaitu pertama wanita yang tampaknya le mah walaupun memiliki ilmu yang tinggi, ke dua kaum pendeta yang juga kelihatan lemah le mbut, ke tiga pengemis yang nampaknya saja lemah dan sengsara, dan ke e mpat sastrawan, karena mereka ini kadang-kadang menyembunyikan ilmu yang tinggi dan merupakan lawan yang amat berbahaya
Yang amat mengesankan hatinya bukan ke tampanan pria itu, melainkan tiupan sulingnya
Biarpun kini sudah tidak terdengar lagi suara sulingnya, namun masih terngiang di telinganya suara yang meliuk-liuk merdu dan mengharukan itu
Lamunan Bi Lan dan kantuk Lan Lan dalam pondongannya terganggu ketika mendadak muncul sepuluh orang yang berloncatan dari balik batang pohon-pohon di kanan kiri jalan setapak itu
Begitu melihat, Bi Lan mengerti bahwa ia berhadapan denagn gerombolan penjahat! Sikap mereka saja sudah jelas menunjukkan bahwa mereka bukan orang baik-baik dan te rmasuk gerombolan yang suka memaksakan kehe ndak mengandalkan kekerasan
Juga mereka semua itu menyeringai menjemukan dengan sepasang mata yang membayangkan kecabulan
Seorang di antara mereka yang gendut dan segala-galanya bundar, kepalanya, hidungnya, matanya , bentuk mulutnya, perutnya, semua bundar, melangkah maju
Sebatang golok besar te rgantung di pinggangnya dan sejenak dia mengamati wajah dan tubuh Bi Lan, kemudian te rtawa bergelak dengan girang
Ha-ha-ha, inilah orangnya yang pantas menjadi isteriku! Kawan-kawan, bagaimana pendapat kalian
Sudah patutkah perempuan ini kalau duduk bersanding denganku sebagai isteriku?
Sembilan orang anak buahnya juga tertawa-tawa dan menyengir-nyengir dengan sikap ceriwis sekali
Sudah cocok sekali, toako! Akan tetapi hati-hati, ia membawa anak dan di punggungnya ada sepasang pedang!
Ha-ha-ha, anak inipun mungil sekali
Kalau anaknya, anak ini menjadi anak isteriku yang manis
Kalau adiknya, kebetulan! Dan tentang sepasang pedangnya, ha-ha-ha, itu hanya untuk menakut-nakuti orang saja
Bukankah begitu, manis?
Dapat dibayangkan betapa marahn ya Bi Lan melihat sikap dan mendengar ucapan yang amat menghina itu
Kalau saja ia tidak sedang memondong Lan Lan, te ntu ia sudah mengamuk dan membunuh semua orang itu
Akan te tapi, ia memondong Lan Lan yang kini sudah te rbangun dari kantuknya
Ia harus berhati-hati dan melindungi anak itu
Maka ia menahan sabar, karena kemarahan hanya akan merugikan dirinya, mengurangi kewaspadaannya
Kalian adalah sepuluh laki-laki, kenapa begitu rendah menghadang dan mengganggu seorang wanita yang sedang melakukan perjalanan
Minggirlah, aku tidak ingin mencari keributan.
Katanya dengan nada suara yang dibikin setenang mungkin
Ha-ha-ha, manis
Siapa yang akan mengganggumu
Aku bahkan meminangmu
Aku ingin melamarmu menjadi isteriku, sayang
Marilah ikut baik-baik denganku dan kita merayakan hari perkawinan kita
Anakmu itu akan menjadi anakku juga,
kata si gendut dengan keramahan yang dibuat-buat
Aku tidak mau menikah denganmu atau dengan siapapun
Minggirlah!
kini dalam suara Bi Lan te rdengar bentakan
Nona manis , aku harus menjadi suamimu
Engkau mau atau tidak, harus menjadi isteriku
Nah, tinggal kaupilih saja
Engkau menurut dengan baik-baik atau ingin dipaksa?
kini si gendut mengancam
Sudah kuduga
Kalian te ntu segerombolan anjing yang suka mempergunakan kekerasan melakukan kejahatan! Majulah kalau engkau minta mati!
bentak Bi Lan dan ia menggunakan sabuk suteranya untuk menggendong Lan Lan di punggung se telah melolos sepasang pedangnya dan menggantungnya di pinggang
Anak itu duduk di atas buntalan pakaian dan diikat dengan sabuk sutera yang biasanya menjadi senjata pula bagi Bi Lan
Kini, kedua tangan wanita itu bebas, walaupun gerakannya te ntu saja kurang le luasa dengan adanya Lan Lan di punggungnya
Yang membuatnya kagum, anak itu tidak menangis, tidak kelihatan takut walaupun menghadapi sepuluh orang laki-laki yang kelihatan beringas dan Kejam
Pantas memang Lan Lan menjadi pute ri suami isteri pendekar besar
Ho-ho-ha-ha-ha! Perempuan ini bernyali juga! Aku makin te rgila-gila kepadanya!
kata si gendut
Aku paling je mu dengan kuda betina yang jinak, aku ingin yang liar seperti ini, ha-ha-ha!
Dia masih tertawa ketika tubuhnya tiba-tiba menyerbu ke depan
Sungguh merupakan serangan yang amat curang, menggunakan kesempatan selagi dia masih tertawa sehingga lawan akan menjadi le ngah
Akan te tapi, Bi Lan sama sekali tidak le ngah
Tidak percuma menjadi murid dan isteri Si Rajawali Sakti
Dari suaminya itu ia telah mendapatkan ilmu silat yang tangguh dan kokoh kuat
Begitu si gendut menubruk dengan kedua le ngan berkembang, seperti seekor beruang menyerang, tubuh Bi Lan sudah mengelak ke kiri dan kaki kanannya melakukan te ndangan ke arah perut gendut itu
De mikian cepat geraka Bi Lan sehingga tendangan itu tidak mungkin dapat dielakkan atau ditangkis lagi oleh si gendut
Bukk.....
! Duuuuuuttt......!
perut itu ternyata kebal, akan tetapi karena tendangannya mengandung sin-kang yang kuat, tidak urung isi perutnya te rguncang dan tak te rtahankan lagi si gendut kelepasan membuang gas dengan bunyi kentut yang nyaring
Mendengar suara kentut itu, Lan Lan berseru
I hhhh......kentut bau ...!
dan dengan lucunya, bukan pura-pura Lan Lan memijat hidungnya dengan tangan kiri
Mau tidak mau, kawanan perampok itu tertawa geli, dan baru mereka berhenti tertawa ketika pimpinan mereka yang merasa perutnya agak mulas itu membentak mereka
Apa te rtawa! Hayo tangkap perempuan ini.! Awas, jangan lukai, aku tidak ingin pengantinan dengan mempelai yang luka-luka!
Sembilan orang anak buah itu menerima perintah ini dengan gembira
Siapa yang tidak ingin menangkap wanita cantik itu
Biarpun akhirnya diserahkan kepada pimpinan mereka, setidaknya yang menangkapnya mempunyai kesempatan untuk merangkul, memeluk dan setidaknya mencolek tubuh yang montok itu! Mereka maju dengan cepat seperti sekumpulan anjing memperebutkan tulang, berlomba untuk dapat menangkap Bi Lan
Akan tetapi, kegembiraan mereka segera berubah menjadi te riakan-te riakan kesakitan ketika Bi Lan membagi-bagi tamparan dan te ndangan dengan cepat sebelum ada tangan yang mampu menyentuhnya
Para pengeroyok itu berpelantingan te rhuyung dan biarpun tidak ada yang roboh dan te rluka parah, namun sedikitnya mereka menjadi gentar
Ada yang pipinya bengkak membiru, bibirnya pecah atau perutnya mulas seketika karena usus buntunya te rcium ujung sepatu Bi Lan
Ada yang te rpincang-pincang karena sambungan lututnya te rkena gajulan yang cukup kuat
Melihat betapa sembilan orang anak buahnya mundur se mua, si gendut menjadi marah
Dia lupa bahwa dia sendiri pun tadi te rkena te ndangan sampai terkentut-kentut walaupun perut gendutnya yang kebal membuat dia tidak jatuh dan memaki-maki anak buahnya
Kalian ini gentong gentong kosong melompong yang tiada gunanya!
Akan te tapi agaknya dia menyadari bahwa wanita itu ternyata bukan makanan empuk, maka dia menambahkan,
Hayo keroyok, robohkan dengan senjata! Aku tidak perduli berpengantinan dengan mempelai luka!
Para anak buahnya yang juga marah mencabut senjata mereka
Ada yang bersenjata golok, ada yang memegang pedang, tombak dan lain-lain
Dan mereka mengepung Bi Lan
Bi Lan merasa khawatir
Kalau ia tidak menggendong Lan Lan, tentu pengerokan orangorang kasar itu tidak membuat ia gentar
Kini ia khawatir akan keselamatan Lan Lan
Lan Lan, rangkul leher ibu kuat-kuat!
te riaknya sambil mencabut sepasang pedang yang te rgantung di pinggang
Anak itu memang tabah bukan main
Melihat
ibunya
berkelahi, ia tidak takut s ama sekali dan mendengar perintah ibunya, iapun cepat merangkulkan kedua le ngannya yang kecil ke leher Bi Lan
Sepuluh orang perampok itu menyerang dan Bi Lan memutar kedua pedangnya
Ge rakan pedangnya cepat dan juga mengandung tenaga sinkang yang membuat setiap senjata lawan yang berte mu pedangnya terpental
Semua perampok te rkejut dan mereka mengepung dan mengeroyok dengan hati-hati, maklum bahwa wanita cantik ini benar-benar amat lihai
Namun, dengan adanya Lan Lan di gendongannya, te ntu saja Bi Lan menjadi kurang leluasa dan ia lebih mengutamakan perlindungan te rhadap anak itu sehingga daya serangnya berkurang
Si perut gendut melihat hal ini dan diapun berte riak kepada teman-te mannya,
Serang anak di gendongan itu!
Bi Lan te rkejut
Kini para pengeroyok menujukan serangan mereka ke arah punggungnya! Tentu saja ia hanya dapat memutar sepasang pedang untuk membentuk benteng sinar yang menjadi perisai dan melindungi punggungnya dari sambaran senjata para pengeroyok! Karena ia hanya bertahan, tidak berani le ngah untuk balas menyerang, ia segera terdesak! Pada saat itu, terdengar suara halus namun lantang berwibawa,
Nona, lemparkan anak itu kepadaku
Biar aku yang sementara menjaganya untukmu!
Bi Lan melirik dan melihat bahwa yang berteriak itu adalah seorang pemuda tampan berpakaian biru bercaping le bar
Pemuda peniup suling tadi! Entah mengapa, ia percaya sepenuhnya kepada pemuda itu, dan memang Lan Lan te rancam bahaya, maka iapun memutar pedang kanannya, menggunakan tangan kiri untuk menurunkan Lan Lan dari gendongan
Lan Lan, engkau ikut paman itu dulu!
katanya dan sekali ia menggerakkan tangan kiri, anak itu dilemparkan ke arah pemuda peniup suling
Dan hatinya le ga melihat betapa sigapnya pemuda itu menyambut Lan Lan yang mendarat dengan empuk dalam pondongannya
Nah, di sini lebih enak, kan
Kita nonton perte mpuran!
kata pemuda itu sambil menurunkan Lan Lan dan berdiri di situ, menggandeng tangan Lan Lan
Biar pun tadi ia dilempar, Lan Lan tetap tabah dan sama sekali tidak berteriak, apa lagi menangis
Setelah melihat Lan Lan berada dengan pemuda itu dan ia tidak lagi dibebani tugas melindungi Lan Lan, Bi Lan mengamuk
Pedangnya menyambarnyambar dahsyat dan dalam beberapa gebrakan saja, robohlah dua orang pengeroyok dengan pundak dan paha terluka parah
Aih, jangan bunuh mereka, nona..!
Pemuda itu berkata dan tiba-tiba dia memondong tubuh Lan Lan
Dia sendiri, dengan Lan Lan di pondongan, bergerak ke depan, kedua kakinya menyambarnyambar dan setiap kali kakinya menyambar, seorang pengeroyok roboh! Bi Lan merobohkan dua orang lagi, dan selebihnya, yang enam orang, roboh oleh tendangan kaki pemuda itu! Bi Lan yang marah sekali, menggerakkan sepasang pedangnya hendak mengirim serangan maut membunuh sepuluh orang itu, akan tetapi pemuda itu sekali berkelebat sudah berdiri di depannya
Nona, jangan membunuh mereka!
Bi Lan memandang tajam penuh selidik
Hem, kenapa
Bukankah mereka itu orang-orang jahat yang hanya membahayakan kehidupan orangorang lain
Kalau tidak dibunuh, mereka tentu aka mencelakai orang lain.
Pemuda itu menarik napas panjang lalu menurunkan Lan Lan
Anak itupun menghampiri Bi Lan dan memegang tangan Bi Lan yang masih memegang pedang
Nona, kalau setiap orang yang melakukan kejahatan di dunia ini kaubunuh, kiraku tidak akan ada yang tinggal hidup
Adakah manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya
Adakah manusia yang tidak berdosa?
Bi Lan mengerutkan alisnya
Akan tetapi, tidak semua orang menjadi perampok, pengganggu wanita dan pembunuh!
Nona, manusia itu lemah lahir batin
Bukan hanya lahirnya saja, tubuhnya saja yang le mah dan suka diserang penyakit
Juga batinnya lemah dan suka sakit
Semua orang mengalami penyakit batin ini, hanya kadarnya saja yang berbeda, ada yang ringan dan ada yang berat
Orang yang menyeleweng dari kebenaran, yang menjadi penjahat, sebenarnya hanyalah orang yang sedang sakit batinnya
Orang yang sakit harus kita tolong, kita obati, yaitu kalau yang sakit badannya
Kalau yang sakit batinnya, kitapun harus menolong dengan obat berupa nasihat, atau kalau perlu ancaman
Akan te tapi, bukan lalu membunuhnya
Ingat, nona, orang sakit dapat sembuh, dan yang sehat dapat jatuh sakit
Orang yang berbuat jahat dapat sembuh, dan yang sekarang kelihatan baikbaik saja, sekali waktu dapat jatuh dan berbuat jahat
Semua orang pernah sakit, nona
Termasuk aku sendiri