Begitu Si Han Beng dan is terinya, Bu Giok Cu, mendengar laporan pembantu mereka bahwa di luar ada seorang anak laki-laki berusia enam tujuh tahun bernama The Siong Ki yang mengaku sebagai murid keponakan ketua He k-houw-pang, suami isteri pendekar itu segera keluar menyambut
Bu Giok Cu menggendong putrinya, Lan Lan yang berusia dua tahun lebih
Akan tetapi, suami isteri itu merasa heran ketika melihat bahwa yang berada di luar hanya seorang anak laki-laki yang melihat keadaan diri dan pakaiannya, je las seorang jembel atau pengemis kotor! Pembantu mereka tadi tidak atau belum menceritakan keadaan anak itu
Melihat munculnya seorang pria muda tinggi besar dan gagah yang pakaiannya sederhana seperti petani, bersama seorang wanita menggendong anak perempuan berusia dua tahun, dan wanita itu cantik dan bermata tajam, Siong Ki tidak merasa ragu lagi
Tentu ini yang bernama Si Han Beng dan berjuluk Naga Sakti Sungai Huangho itu! Tanpa ragu lagi ia lalu menghampiri dan menjatuhkan diri berlutut di depan suami isteri itu
Saya The Siong Ki menghaturkan hormat saya kepada Tai-hiap Si Han Beng berdua, dan mohon maaf kalau kedatangan saya ini mengganggu taihiap.
Si Han Beng dan Bu Giok Cu saling pandang
Sikap anak ini je las menunjukkan bahwa dia bukan seorang jembel biasa
''Anak baik, kami tidak mengenalmu
Benarkah engkau dari He k-houw-pang
Kalau benar demikian, mengapa engkau datang ke sini minta berjumpa dengan kami?
Siong Ki masih berlutut
Taihiap ayah saya bernama The Ci Kok dan dia adalah suheng dari He k-houw-pang Pangcu Kam Seng Hin
Hek-houwpang te rtimpa malapetaka, tentu taihiap berdua sudah mendengar akan hal itu dari adik Cin Cin.
Suami isteri itu saling pandang, kemudian Bu Giok Cu yang berkata,
Apa maksudmu, Siong Ki
Siapa itu Cin Cin
Kami belum mendengar apa-apa te ntang Hek-houw-pang.
Suaminya cepat menambahkan
Siong mari kita masuk ke dalam dan kau ceritakan apa yang telah terjadi.
Bukan main girangnya hati Siong Ki
Seperti telah digambarkannya, te rnyata suami isteri pendekar itu ramah
Dia mengikuti mereka masuk ke dalam rumah yang cukup besar itu dan diamdiam dia merasa heran mengapa tidak nampak Cin Cin keluar menyambutnya
Apa lagi tadi isteri pendekar itu mengatakan tidak mengenal Cin Cin
Sungguh aneh! Ini berarti bahwa Cin Cin belum tiba di tempat itu
Mereka memasuki ruangan dalam dan Giok Cu menyuruh Siong Ki duduk lalu berkata,
Engkau lapar dan ingin makan dulu sebelum bercerita?
Suaminya mengangguk membenarkan karena diapun merasa kasihan kepada anak yang keadaannya seperti seorang anak jembel itu
Wajah Siong Ki berubah merah dan diam-diam dia merasa mendongkol juga
Akan tetapi dia dapat memaklumi
Suami isteri ini te ntu menganggap dia telah menjadi pengemis yang te rlantar dan kelaparan
Terima kasih, tadi saya sudah membeli sarapan pagi sebelum berkunjung ke sini.
Mendengar ini, suami isteri itu kembali saling pandang
Seorang anak jembel membeli sarapan pagi
Ganjil sekali.!
Hemm, engkau mempunyai uang untuk membeli sarapan?
tanya Han Beng yang merasa heran
De ngan tenang Siong Ki mengeluarkan lagi kantung kain dan membuka kantung itu memperlihatkan isinya
Suami isteri itu terbelalak
Emas dan perak dalam kantung itu memang cukup untuk membeli makanan selama berbulan-bulan.!
Hemm, engkau mempunyai uang akan te tapi mengenakan pakaian jembel
Siong Ki, apa artinya ini dan mengapa pula engkau meninggalkan He khouw-pang dan melakukan perjalanan jauh sampai ke sini?
Taihiap, sebelum saya menjawab, harap beri tahukan lebih dulu kepada saya, apakah a dik Kam Cin, puteri susiok, yaitu ketua Hek-houw-pang, belum tiba di sini?
Suami isteri itu menggeleng kepala, Si Han Beng memang tidak mempunyai hubungan dengan He khouw-pang, akan te tapi karena dia merupakan adik angkat dari Coa Siang Lee, dan Siang Lee adalah keturunan keluarga Coa yang menjadi pimpinan He k-houw-pang, maka dia mengenal He k-houw-pang
Tidak ada dari He k-houw-pang yang datang ke sini sebelum engkau
Siong Ki duduklah yang baik dan ceritakan segala apa yang terjadi di Hek-houwpang
Kaubilang tadi Hek-houw-pang te rtimpa malapetaka?
Slong Ki lalu menceritakan semua peristiwa yang te rjadi, betapa Hek-houw-pang diserbu gerombolan pemberontak, anak buah pemberontak Cian Bu Ong, karena He k-houw-pang membantu pemerintahan kerajaan baru untuk mengamankan daerah
Dalam penyerbuan yang dilakukan oleh penjahat-penjahat yang berkepandaian tinggi itu, hampir semua anggota He k-houw-pang te rbasmi dan te was
Pangcu Kam Seng Hin sendiri tewas
Juga ayah saya, The Ci Kok, suheng dari pangcu, te was oleh gerombolan sehingga saya menjadi yatim-piatu karena ibu sudah meninggal beberapa tahun yang lalu
Di antara puluhan orang anggota He k-houw-pang yang te was, juga terdapat susiok (paman guru) Coa Siang Lee yang kebetulan datang bertamu bersama isteri dan pute ranya.....
Ahhh.....!!
Si Han Beng berseru kaget bukan main mendengar bahwa kakak angkatnya juga te was dalam perte mpuran ketika He k-houw-pang diserbu para pemberontak
Kanda Coa Siang Lee te was......
Bagaimana dengan isterinya, enci Sim Lan Ci dan pute ra mereka
Coa Thian Ki?
Me nurut kete rangan yang melihatnya, ibu dan anak itu diculik dan dilarikan penjahat.
Ahhhh........!
Si Han Beng semakin terkejut dan juga khawatir mendengar ini
Dan bagaimana dengan kakek Coa Song.......?
Kakek meninggal dunia karena duka dan sakit setelah terjadi peristiwa yang mendatangkan malapetaka bagi He k-houw-pang itu
Sebelum meninggal, kakek Coa Song berpesan agar cucunya, yaitu adik Kam Cin yang selamat dari pembasmian itu, diantar ke sini untuk berguru kepada ji-wi
Yang mengantarkan adik Cin Cin adalah susiok Lai Kun
Sungguh aneh sekali mengapa mereka belum juga tiba di sini, sedangkan saya yang berangkat beberapa hari kemudian dan melakukan perjalanan sukar dan lambat, bisa sampai di sini lebih dulu.
Siong Ki, engkau yang sudah yatim piatu, mengapa engkau meninggalkan rumah orang tuamu di Ta-bun-cung dan bersusah payah datang ke te mpat ini yang sangat jauh?
Si Han Beng bertanya sambil memandang tajam
Mendengar pertanyaan ini, Siong Ki tampak sedih sekali
Taihiap, tadinya saya ingin membunuh diri saja di depan makam ayah
Saya sudah putus asa, tidak mempunyai keluarga lagi, dan untuk membalas kematian ayah dan semua saudara He k-houw-pang, saya tidak memiliki kemampuan
Ketika saya berada di makam, tibatiba muncul bibi Poa Liu Hoa, yaitu isteri mendiang susiok Kam Seng Hin
Ia membujuk saya dan saya mau diangkat menjadi muridnya
Lalu kami pergi, hendak menyusul adik Cin Cin ke sini
Akan tetapi di te ngah perjalanan kami berte mu dengan perampok dan melihat bibi Poa Liu Hwa tidak mampu melawan para penjahat, saya pikir tidak ada gunanya menjadi muridnya
Maka, saya lalu melarikan diri dan seorang diri melakukan perjalanan ke sini
Agar aman dalam perjalanan, saya menyamar sebagai seorang pengemis, dan menggunakan uang peninggalan ayah, saya akhirnya dapat menghadap taihiap di sini.
Kembali suami isteri itu saling pandang
Diamdiam mereka merasa kagum
Seorang anak berusia enam tujuh tahun berani menempuh perjalanan sejauh itu seorang diri saja dan berhasil mencapai tujuan
Ini membutuhkan keberanian dan keteguhan hati, besarnya semangat dan tahan uji
Seorang anak yang baik
Dan apa maksudmu datang menghadap kami di sini?
tanya pula Han Beng
Mendengar pertanyaan ini, Siong Ki tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut di depan kaki Han Beng dan menangis
Akan tetapi hanya sebentar dia menangis karena dia sudah dapat menguatkan hatinya lalu berkata,
Saya mohon taihiap sudi menerima saya sebagai murid
Tujuan hidup saya hanya satu, yaitu kelak kalau sudah memiliki kepandaian, saya akan mencari para pembunuh ayah dan pembasmi He k-houw-pang untuk membalas dendam
Saya mau bekerja apa saja, menjadi pelayan, pembantu atau apa saja, asal taihiap sudi menerima saya menjadi murid.
Kembali suami isteri itu saling pandang
Sebetulnya, mereka tidak mempunyai niat untuk menerima murid
Mereka mengambil keputusan untuk mewariskan semua kepandaian mereka kelak kepada Lan Lan, puteri dan anak mereka satu-satunya, kecuali kalau kelak mereka mendapatkan anak lagi
Mereka hanya akan menurunkan ilmu-ilmu mereka kepada anak-anak mereka
Akan tetapi, melihat kesungguhan hati Siong Ki, dan mengingat akan nasib anak itu, hati Han Beng merasa tidak te ga untuk menolaknya
Apa lagi, anak itu baik dan te guh hati, tabah dan kelak dapat menjadi pengasuh dan kawan bermain Lan Lan yang membutuhkan contoh anak lain yang le bih tua dan yang berwatak baik
Maka diapun memberi isyarat dengan mata pada isterinya, kemudian berkata dengan suara yang tegas
The Siong Ki, melihat keadaanmu aku dapat menerimamu sebagai murid, hanya dengan beberapa syarat
Sanggupkah engkau memenuhi syarat-syarat itu, mentaatinya dan sanggup menerima hukumannya kalau melanggar?
Dapat dibayangkan betapa besar rasa girang dalam hati anak itu
Dia lalu memberi hormat dengan membentur-benturkan dahinya di lantai
Teecu (murid) The Siong Ki bersumpah bahwa teecu akan mentaati semua perintah suhu akan memenuhi semua syarat yang suhu ajukan dan sanggup pula menerima hukumannya kalau kelak teecu melanggar.
Si Han Beng tersenyum
Wajahnya cerah
Anak ini tanpa diminta bahkan telah bersumpah
Hal ini membuktikan kesungguhan hatinya
Dengar baik-baik syaratku
Pertama semua ceritamu tentang keadaan dirimu tadi tidak bohong dan benar
Kedua, engkau harus belajar dengan rajin dan mentaati semua perintahku
Ke tiga, engkau tidak boleh mempergunakan ilmu silat yang kuajarkan kepadamu untuk berbuat jahat dan sewenang-wenang
Ke empat, engkau harus dapat menjadi teladan anak kami Si Hong Lan ini, menyayang dan mengasuhnya, dan kelak membantu dan melindunginya seperti adikmu sendiri
Nah, kalau engkau melanggar satu di antara empat syarat itu, kelak aku akan menghukummu dan mencabut semua ilmu darimu dengan membuatmu cacat seumur hidup!
Tanpa ragu Siong Ki mengangguk.
Teecu sanggup memenuhi semua syarat itu dan menanggung hukumannya kalau melanggar.!
Bagus! Mulai saat ini, aku adalah suhumu
Akan tetapi ingat, hanya aku yang menjadi gurumu
Isteriku tidak akan mengajarmu, dan engkau panggil bibi kepadanya, bukan subo (ibu guru)!
Baik, suhu.
Han Beng sengaja mengeluarkan janji itu, karena dia berhati-hati
Kelak bagaimanapun juga, tingkat kepandaian anak-anaknya harus lebih tinggi daripada tingkat kepandaian muridnya
Sehingga kalau dia dan is terinya sudah tidak ada, anak-anaknya akan mampu mengendalikan muridnya kalau-kalau dia menyeleweng
Kalau dia seorang diri yang mengajarkan ilmu kepada Siong Ki sedangkan anak-anak mereka kelak menerima gemblengan dari dia dan isterinya maka tentu Siong Ki tidak akan mampu menandingi anak mereka yang menguasai ilmu gabungan mereka, biarpun andaikata Siong Ki memiliki bakat yang le bih baik
Ilmu kepandaiannya dan ilmu kepandaian isterinya jauh berbeda, dari dua aliran yang sama sekali berbeda dan memiliki kehebatan masingmasing
De mikianlah, mulai hari itu, Siong Ki menjadi murid Si Han Beng dan tinggal di rumah pendekar itu
Dan dia memang merupakan seorang anak yang amat menyenangkan hati Si Han Beng dan Bu Giok Cu karena dia rajin bukan main
Dia mau mengerjakan apa saja, membereskan rumah dan pekarangan, bekerja di sawah ladang, bahkan mengajak Lan Lan bermain
Maka, Han Beng juga dengan sungguh hati mulai mengajarkan dasardasar ilmu silat kepada Siong Ki
Tentang malapetaka yang menimpa He k-houwpang Han Beng dan Giok Cu tidak dapat berbuat apa-apa
Mereka ikut prihatin dan malam itu juga, Han Beng membuat sembahyang untuk arwah kakak angkatnya, Coa Siang Lee, dan mengundang pendeta dari kuil untuk mengatur upacaranya
Hanya itu yang dapat dia lakukan
-ooo0dw0ooo- Ketika Kerajaan Sui jatuh oleh pemberontakan Li Sie Bin dalam tahun 614 dan kaisar te rakhir Kerajaan Sui yang bernama Yang Ti melarikan diri ke daerah Yang-couw dan kemudian dibunuh oleh kaum pemberontak, maka Li Si Bin lalu mendirikan wangsa baru, yaitu kerajaan Tang
Li Si Bin pula yang membujuk ayahn ya yang bernama Li Goan, untuk naik tahta menjadi kaisar pertama dari kerajaan baru Tang, dan berjuluk Kaisar Tang Kao Cu
Ada dua hal yang menjadi tujuan dari siasat Li Si Bin mengangkat ayahnya sebagai kaisar ini
Pertama, untuk darma-bakti kepada ayahnya dan hal seperti ini amat dihargai oleh rakyat dan kedua, dia akan dapat le bih memusatkan tenaga, waktu dan perhatiann untuk memimpin pasukannya menaklukkan seluruh daerah
Kalau dia yang menjadi kaisar, te ntu dia tidak begitu leluasa melakukan perang terhadap para pemberontak yang mula-mula tidak mau mengakui kerajaan baru Tang sebagai yang dipertuan
Akan tetapi, dengan ayahnya menjadi kaisar yang mengatur roda pemerintahan, sedangkan dia sendiri menjadi panglima besar yang menggerakkan aksi-aksi pembersihan, maka dia dapat bekerja sepenuh hati
Siasat ini berhasil baik
Dalam waktu beberapa tahun saja, seluruh wilayah kekuasaan yang tadinya dimiliki Kerajaan Sui, telah dapat direbutnya dan semua pemberontak atau sisa-sisa kekuatan yang masih setia te rhadap Kerajaan Sui yang sudah runtuh, atau kekuatan-kekuatan yang ingin berdiri sendiri dan tidak mau tunduk kepada kerajaan baru Tang, dapat dihancurkan dan ditundukkan
Bahkan semua perlawanan yang dilakukan oleh Cian Bu Ong, bekas pangeran kerajaan Sui, dapat pula dilumpuhkan, Pangeran Cian Bu Ong kekurangan pendukung, maka tidak mungkin dia dapat melawan kekuatan pasukan besar Kerajaan Tang
Akhirnya, Pangeran Cian Bu Ong te rpaksa melarikan diri dan menghentikan usahanya untuk menegakkan kembali kerajaan Sui
Sim Lan Ci yang sudah kematian suaminya, ketika melihat bahwa Pangeran Cian Bu Ong benar-benar seorang pangeran yang setia kepada Kerajaan Sui dan berusaha menegakkan kembali kerajaan itu, membantu sekuat tenaga
Sim Lan Ci merasa berhutang budi kepada pangeran ini, dan karena Pangeran Cian Bu Ong bersikap sopan dan baik kepadanya, bahkan bersikap menyayang kepada pute ranya, Coa Thian Ki yang diangkat menjadi murid pangeran itu, ikut pula melarikan diri mengungsi bersama sang Pangeran ke barat, ke daerah perbatasan Tibet di mana kekuasaan Kerajaan Tang tidaklah begitu kuat
Pangeran Cian Bu Ong tinggal di sebuah lereng bukit dimana dia membangun sebuah rumah besaa dan hidup dengan aman
Biarpun pangeran ini dapat hidup serba kecukupan karena dia membawa harta yang cukup banyak, namun setelah pindah ke daerah barat itu bersama Sim Lan Ci dan Thian Ki, setiap hari dia hanya te rmenung di dalam taman bunga yang dibuatnya sendiri
Pangeran yang berusia limapuluh dua tahun ini setiap hari hanya membaca sajak sambil minum arak di taman, atau duduk melamun di ruangan belakang
Tubuhnya yang tinggi besar itu mulai kurus, mukanya yang biasanya kemerahan menjadi agak pucat dan sinar matanya selalu redup
Kekalahan yang dideritanya, dan mengingat akan runtuhnya Kerajaan Sui dan te rbasminya keluarga kaisar, juga terbunuhnya keluarganya sehingga kini hanya tinggal Cian Kui Eng seorang, anak perempuannya yang baru berusia empat tahun dan yang amat dekat dengan Sim Lan Ci
Dia hidup kesepian dan patah semangat
Sim Lan Ci merasa suka dan juga kasihan sekali kepada pangeran itu
Kalau dibiarkan, ia khawatir pangeran itu akan jatuh sakit
Padahal, waktu itu, ia sendiri seperti kapal kehilangan kemudi, dan hanya pangeran itu yang dipandangnya sebagai juru mudi dan pene ntu arah hidupnya