Naga Beracun Bab 018


Akan tetapi, dengan amat mudahnya Hong San mengelak dan sekali tangannya bergerak, dia telah menyentuh dada Liu Hwa secara kurang ajar sekali

I hhhh......!

Liu Hwa menjerit dan meloncat ke belakang

Wajahnya menjadi merah karena malu dan marah, akan tetapi iapun terkejut karena tahulah ia bahwa ia berhadapan dengan seorang lawan yang amat lihai

lapun menjadi nekat dan dengan ganas wanita itu memutar pedangnya melakukan penyerangan bertubi-tubi

Namun, semua serangan itu dapat dihindarkan dengan amat mudahnya oleh Hong San

Kalau pemuda ini menghendaki, dalam satu dua jurus saja tentu ia mampu merobohkan Liu Hwa

Akan tetapi watak pemuda ini memang aneh

I a ingin menjadi seperti seekor kucing mempermainkan tikus

Dia akan membekuk wanita ini setelah mempermainkannya

Ia hanya mengelak, menangkis sambil mencolek dagu, dada, mengelus pipi sambil tertawa, membuat Liu Hwa menjadi semakin marah dan nekat

Siong Ki melihat ini dengan alis berkerut

Hatinya kecewa

Wanita yang diangkatnya sebagai guru itu te rnyata tidak berdaya sama sekali melawan pemuda itu! Mempunyai guru se le mah itu sungguh tidak ada untungnya baginya

Can Hong San, jangan kurang ajar kau!

tibatiba te rdengar bentakan dan muncullah Lie Koan Tek yang langsung menyerang dengan rantai baja yang selalu dipakai sebagai ikat pinggang

Pendekar ini menanti Liu Hwa di luar pintu gerbang

Ketika pagi tadi dia tidak melihat Liu Hwa keluar dia lalu mencari-cari, menyusul ke tanah kuburan dan melihat bekas peralatan sembahyang

Ketika dia tidak menemukan lagi wanita itu di dusun, tahulah dia bahwa Liu Hwa tentu telah pergi meninggalkan dusun, meninggalkan dia melalui jalan lain

Dia cepat melakukan pengejaran dengan hati merasa aneh dan heran

Mengapa Liu Hwa meninggalkan dia

Andaikan tidak ingin bersamanya, setidaknya wanita itu akan memberi tahu kepadanya lebih dulu

Akhirnya dia menemukan Liu Hwa yang sedang dipermainkan oleh Hong San

Biarpun dia tahu bahwa Hong San amat lihai, melihat wanita yang telah menjatuhkan hatinya itu dipermainkan, dia menjadi marah dan langsung menyerang dengan rantai bajanya

Hong San meloncat ke belakang dan mencabut sulingnya

Ha-ha , Lie Koan Tek!

Engkau pengkhianat besar

Engkau hendak melindungi wanita yang kau larikan ini, ya

Bagus, aku memang sedang mencarimu untuk memberi hukuman atas nama Pangeran Cian Bu Ong!

Lie Koan Tek yang sudah nekat itu tidak menjawab melainkan segera menyerang dengan dahsyatnya

Liu Hwa tidak mau tinggal diam dan iapun membantu pendekar Siauw-lim-pai itu dengan pedangnya

Melihat ini, kembali Hong San te rtawa sambil memutar suling untuk menangkis kedua senjata pengeroyoknya

Ha ha, si penculik dan yang diculik saling bantu! Bagus, agaknya kalian sudah saling jatuh hati

Ha-ha-ha!

Dan sulingnya diputar sedemikian rupa sehingga amat merepotkan Lie Koan Tek

Apa lagi Liu Hwa

Setiap kali pedangnya berte mu suling, ia pasti terdorong dan te rhuyung

Untung baginya bahwa Hong San tidak ingin membunuh wanita ini, kalau demikian halnya, tentu ia sudah roboh dan tewas

Hong San hendak membunuh Lie Koan Tek akan tetapi ingin menangkap Poa Liu Hwa hidup-hidup

Bagaimanapun juga, Lie Koan Tek adalah seorang pendekar Siauw-lim-pai yang sudah matang dalam pengalaman

Dia pernah diuji kepandaiannya melawan Hong San dan dia tahu betapa lihainya suling di tangan pemuda itu

Maka pengalamannya ketika dia bertanding melawan Hong San kini dia pergunakan untu k berjaga diri, tidak menuruti kemarahan hatinya sehingga dia dapat bertahan ketika Hong San mulai membalas dengan desakan sulingnya

Sementara itu, biarpun beberapa kali pedangnya hampir te rlepas dari tangannya yang kadang seperti lumpuh kalau pedang itu bertemu suling, Liu Hwa tidak pernah mundur dan dengan nekat ia membantu Lie Koan Tek tanpa memperdulikan lagi keselamatan dirinya sendiri

Ia merasa yakin bahwa Lie Koan Tek adalah seorang pendekar tulen, sedangkan pemuda yang bernama Can Hong San ini seorang penjahat yang berbahaya sekali

Kiranya Can Hong San ini yang memimpin penyerbuan te rhadap He k-houwpang itu dan kini ia pun ingat

Can Hong San inilah yang telah merobohkan dan membunuh suaminya, Kam Seng Hin! Maka iapun menyerang dengan mati-matian

Namun, kini Hong San juga sudah mencabut pedangnya

Dia mempergunakan pedang di tangan kanan dan suling di tangan kiri, dan desakandesakannya membuat Lie Koan Tek makin repot

Pada saat itu te rdengar bentakan nyaring,

Penjahat dari mana berani mengganggu paman Lie Koan Tek?

Dan muncullah seorang wanita muda yang usianya sekitar duapuluh empat tahun, wajahnya bulat berkulit putih, hidungnya mancung dan matanya tajam

Gerakannya ringan bukan main dan begitu muncul, ia telah menggerakkan sepasang pedangnya dan menyerang Hong San dengan cepat dan kuat! Hong San terkejut sekali

Dia menangkis dengan pedangnya sambil mengerahkan tenaga untuk membuat pedang kiri gadis itu patah atau te rpental

Akan tetapi, tangkisannya luput dan tubuh gadis itu sudah meloncat ke atas, bagaikan seekor burung rajawali ia sudah menyerang lagi dengan tubuh menukik ke arah Hong San!

Trang! Tranggg........!

Hong San menangkis dan te rpaksa melangkah ke belakang

Diam-diam gadis itupun terkejut karena tangkis an pemuda tampan itu membuat kedua tangannya terasa panas dan te rgetar hebat

Mengertilah ia mengapa pamannya, Lie Koan Tek pendekar Siauw-lim pai itu tadi te rdesak hebat, iapun turun dan menyerang lagi dengan dahsyatnya, membantu Lie Koan Tek dan Liu Hwa yang juga sudah menyerang lagi

Lie Koan Tek terheran-heran, tidak mengenal gadis yang menyebutnya paman itu

Akan te tapi dia tidak sempat banyak berpikir, hanya mencurahkan seluruh perhatiannya untuk bersama gadis itu dan Liu Hwa mengeroyok Hong San

Ternyata kepandaian gadis yang baru datang itu hebat pula, bahkan tidak kalah dahsyatnya dibandingkan kepandaian Lie Koan Tek sendiri

Biarpun belum te ntu kalau dikeroyok tiga dia akan kalah, Hong San merasa tidak ada gunanya untuk berkelahi te rus

Gadis itu cukup lihai, dan kalau mereka itu nekat, diapun mungkin akan te rluka

Maka, setelah mendapatkan kesempatan, diapun meloncat jauh ke belakang dan melarikan diri dengan cepat

Gadis itu hendak mengejar sambil berseru,

Jangan lari !

akan tetapi Lie Koan Tek cepat mencegahnya

Nona, jangan kejar dia

Dia berbahaya!

Gadis itu tidak jadi mengejar

Iapun agaknya tahu bahwa seorang diri saja, ia bukanlah lawan pemuda tampan yang lihai tadi, maka iapun berhenti dan kini menghadap Lie Koan Tek sambil memberi hormat

Paman, bertahun-tahun saya mencari paman tanpa hasil

Sekarang, secara kebetulan kita dapat berte mu di sini!

katanya dengan nada suara girang

Nanti dulu, maafkan aku, nona

Akan tetapi, siapakah engkau?

Gadis itu memandang aneh

Paman Lie Koan Tek lupa kepada saya

Saya Bi Lan, paman, Kwa Bi Lan.

Bi Lan......

Ah, Bi Lan, kiranya engkau ini?

Lie Koan Tek memandang dengan wajah berseri dan girang

Tentu saja aku lupa

Engkau sudah begini dewasa dan ilmu kepandaianrau hebat sekali.

Aih, paman terlalu memujiku

Siapakah enci ini, paman?

tanya Bi Lan sambil menunjuk kepada Liu Hwa

I a

Ah, ia ini adalah isteri mendiang ketua Hekhouw-pang di dusun Ta-bun-cung

Panjang ceritanya, Bi Lan, dan......eh, engkau mencari siapakah, nyonya?

Koan Tek mengalihkan pembicaraannya kepada Liu Hwa yang nampak kebingungan dan mencari-cari dengan pandang matanya

Saya mencari Siong Ki! Di mana dia

Siong Ki......! Siong Ki, di mana engkau.......?

Siapa Siong Ki?

tanya Koan Tek heran

Dia muridku, anak laki-laki berusia enam tahun, putera dari suheng suamiku yang juga menjadi korban pembunuhan.....

Liu Hwa mencari-cari dan kini dibantu oleh Koan Tek dan diikuti pula oleh Bi Lan

Akan tetapi sia-sia saja usaha pencarian mereka

Siong Ki lenyap dan tidak meninggalkan je jak

Melihat Liu Hwa bingung dan khawatir, Koan Tek juga ikut merasa khawatir

Can Hong San itu jahat dan licik bukan main

Jangan-jangan dia yang menculik anak itu dan membawanya lari.

Liu Hwa mengerutkan alisnya mengingat-ingat, lalu menggeleng kepalanya

Kurasa tidak begitu

Agaknya anak itu memang.......sengaja hendak meninggalkan saya, tai hiap

Tadi, ketika pemuda itu muncul, sebelum tai-hiap datang pemuda itu menyebut-nyebut nama tai-hiap sebagai pembunuh ayah Siong Ki

Ole h karena itu,ketika tai-hiap datang dan membantuku, a gaknya dia lalu diam-diam pergi meninggalkan aku

Dia anak yang cerdik sekali, tai-hiap

Aku berte mu dengan dia di depan makam ayahnya dalam keadaan pingsan, lalu kuajak dia sebagai muridku.

Hemmm.......

Lie Koan Tek menggumam marah kepada Hong San

Hong San memang dapat melakukan kejahatan apa saja

Biar nanti aku yang membantumu mencari anak itu, nyonya

Sekarang perkenalkan, ini keponakanku bernama Bi Lan, pute ri dari enciku

Bi Lan, ini adalah nyonya.......



Namaku Poa Liu Hwa, adik Bi Lan

Terima kasih atas pertolonganmu tadi sehingga pemuda yang jahat sekali itu dapat diusir,

kata Liu Hwa

Aih, enci jangan terlalu sungkan

Aku hanya kebetulan lewat dan melihat enci dan paman didesak, maka aku te ntu saja segera membantu

Masih untung ada paman dan enci sendiri, kalau aku seorang diri harus melawannya, kurasa aku tidak akan mampu menang.

Akan tetapi kulihat ilmu kepandaianmu sudah maju pesat, Bi Lan, dan bukan sepenuhnya ilmu silat Siauw-lim-pai

Oya, bagaimana dengan ibumu

Sekarang di manakah ia tinggal?

Ditanya tentang ibunya, Bi Lan menarik napas panjang

Aih

paman

Ibu sudah meninggal lima tahun lebih yang lalu.

Ah, kasihan! Engkau menjadi yatim piatu....

Karena kematian ibu itulah aku lalu pergi mencarimu, paman

Aku hidup sebatangkara setelah ibu meninggal, dan satu-satunya keluarga hanyalah paman

Akan te tapi, sia-sia aku mencari paman.......

Tentu saja

Aku ditangkap pemerintah dan dipenjarakan, bagaimana engkau dapat menemukan aku

Lalu, bagaimana engkau sampai le wat di s ini

Ceritakanlah pengalamanmu, Bi Lan

Setelah itu, baru nanti kuceritakan semua pengalamanku dan tentang nyonya ini.

Mereka lalu memilih tempat yang te duh di bawah sebatang pohon besar di dalam hutan itu

Mereka duduk di atas batu dan Bi Lan menceritakan pengalamannya

Kwa Bi Lan adalah seorang gadis Siauw-lim-pai pula, pute ri tunggal dari kakak perempuan Lie Koan Tek

Ibunya seorang janda karena ayahnya sejak ia kecil telah meninggal dunia

Ketika ibunya meninggal dunia, Bi Lan menjadi sebatangkara

Ia lalu meninggalkan rumahnya, bahkan menjual semua miliknya dan mulai merantau mencari pamannya, satu-satunya keluarga yang ada

Namun, segala jerih payahnya sia-sia belaka karena ia tidak pernah berhasil menemukan pamannya yang menjadi buruan pemerintah karena Siauw-lim-pai dianggap sebagai pemberontak oleh pemerintah Kerajaan Sui yang ketika itu belum jatuh

Setelah hampir putus-asa mencarimu, paman, pada suatu hari aku hampir celaka menghadapi segerombolan perampok

Untung ada bintang penolong, yang kemudian menjadi guruku

Dia adalah Sin-tiauw Liu Bhok Ki.

Ah, dia seorang pendekar besar!

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar