Jilid 31 (Tamat)
"AKU lupa menanyakan sesuatu hal, apakah mereka berdua telah beristri?"
"Waah, kalau soal itu sih aku kurang begitu tahu. "
jawab Iblis cantik pembawa maut. "Sudah!" sahut Ong Bun-kim cepat.
"Haaaah? Sungguhkan perkataan itu....?" seru Lu Hong sambil menjerit tertahan.
"Benar!"
"Kenapa kenapa tidak kalian katakan sedari dulu?"
Suara dari Lu Hong itu keras dan nyaring, juga penuh diliputi oleh gejolak emosi!
"Kalian tidak menanyakan soal itu kepada kami, sedangkan kami pun melupakannya ..... aku telah mempunyai tiga isteri, sedangkan Thia congkoan juga sudah mempunyai seorang kekasih. "
Untuk sesaat lamanya Lu Hong berdiri tertegun disitu, agaknya peristiwa ini merupakan suatu peristiwa yang sangat memedihkan hati mereka.
Mendadak kedua orang kakak beradik itu saling berangkulan dan menangis tersedu-sedu.
Isak tangis mereka yang memedihkan hati ini sebaliknya malah membuat Ong Bun-kim dan Thia Eng sama-sama menjadi tertegun.
Iblis cantik pembawa maut memandang sekejap ke arah Ong Bun kim serta Thia Eng, kemudian sambil menepuk bahu Lu Hong dan Lu Yan, hiburnya lembut:
"Kalian berdua tak usah bersedih hati. " "Mereka... mereka adalah seorang Iblis." maki Lu Hong sambil menangis tersedu-sedu. "mereka... mereka telah membohongi kami berdua."
"Mereka toh tidak membohongi kalian apa-apa..." kembali hibur iblis cantik pembawa maut sambil menghela napas. "bagaimanapun juga, bukan suatu hal yang aneh bila ada seorang lelaki memiliki tiga istri empat orang gundik..
"Tidak.... kaa.,.. kam...." la menangis dengan teramat sedihnya, saking pedih perasaannya ia sampai tak tahu apa yang harus diucapkan.
"Sudahlah." kembali Iblis cantik pembawa maut menghibur, "bagaimanapun juga. toh urusan telah menjadi begini rupa, lagipula mereka juga tidak termasuk manusia yang melupakan budi, asal kau dapat bergaul dengan berdampingan perempuan yang lain, sesungguhnya hal ini bukan terhitung suatu masalah besar.."
"Tapi. setelah kepergian mereka dari sini, mungkinkah akan balik kembali kemari?"
"Jika kalian pun ikut bersama kami pergi meninggalkan tempat ini, urusan toh beres? Kemungkinan sekali, kami masih membutuhkan bantuanmu dalam menghadapi perguruan Yu-leng bun nanti."
"Kau suruh kami ikut kesana hanya disuruh menerima ejekan dan sindiran mereka ?"
"Tidak mungkin."
"Tidak, kami tiada sanak tiada keluarga, andaikata sikap mereka terhadap kami tidak baik!"
"Begini saja" kata Iblis cantik pembawa maut kemudian, ”jika kalian tidak menampik, bagaimana kalau menjadi putriku saja? Jadi andaikata mereka sampai berbuat sesuatu yang menyia-nyiakan kalian, akulah yang akan membuat perhitungan dengan mereka, setuju bukan?"
"Keadaan situasi telah berkembang menjadi begini rupa. tampaknya terpaksa mereka harus berbuat demikian."
Maka Lu Hong dan Lu Yan bersama-sama menjatuhkan diri berlutut diatas tanah kemudian setelah melakukan penyembahan, ujarnya.
"Ibu angkat, harap terimalah hormat dari kami berdua!" Iblis cantik pembawa maut menjadi girang sekali,
katanya kemudian.
"Bagus, bagus! Tak usah banyak adat"
Dengan kedua belah tangannya dia membimbing bangun kedua orang gadis itu, sementara matanya bergidik kearah Ong Bun kim dan Thia-Eng.
Kedua orang pembuda itu segera maju bersama ke depan sambil katanya dengan lambat.
"Terima kasih banyak atas kesediaan Niocu (istri) untuk memaklumi keadaan kami"
Lu Hong melirik sekejap ke arah Thia Eng lalu berkata. "Asal kau tidak melupakan apa yang telah kukatakan
kepadamu hal ini sudah lebih dari cukup."
"Thia Eng tak akan melupakan untuk selamanya"
oooOdwOooo
BAB 98
"SUDAH, sudahlah" seru Iblis cantik pembawa maut kemudian, "kejadian yang sudah lewat biarkan saja lewat, kita harus layangkan pikiran kemasa depan. Nah! waktu sudah tidak pagi lagi, kita harus segera lanjutkan perjalanan
!"
Mendengar ucapan tersebut, Lu Hong segera berkata kehadapan Iblis cantik pembawa maut. "Ibu angkat, harap kalian menunggu sebentar disini, aku hendak membereskan buntalanku lebih dulu, sekalian akan kuajak serta satu- satunya dayang yang hidup bersama kami selama ini, kasihan kalau membiarkannya hidup seorang diri disini!"
"Baik, pergilah untuk menyelesaikan pekerjaanmu, cepatlah pergi dan cepat kembali"
Lu Hong tidak banyak berbicara lagi, dia segera membalikkan badan dan berlarian menuju ke gua Lui lian tong.
Tak lama kemudian, ia sudah muncul kembali bersama dengan seorang dayang berbaju hijau.
Menanti semua orang sudah berkumpul, Iblis cantik pembawa maut baru berkata:
"Baiklah! Sekarang semuanya telah beres, hayo kita melakukan perjalanan"
Begitulah, satu rombongan yang terdiri dari lima orang perempuan dua orang lelaki segera berangkat meninggalkan Jeram Siao sui kian menuju ke daratan Tionggoan.
Suatu hari sampailah mereka disuatu tempat yang tak jauh letaknya dari gua Bu cing toh.
Mendadak terdengar seseorang membentak dengan suara dingin
"Siapa disitu?"
Menyusul bentakkan tersebut, sesosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan sambaran petir melayang turun persis dihadapan Ong Bun-kim, ternyata yang datang adalah Yu Cing. . ".
Begitu menjumpai kehadiran Ong Bun kim dan Thia Eng disitu, dengan perasaan bergolak keras Yu Cing segera berteriak keras.
"Engkoh Thia..."
Dia segera menjatuhkan diri ke dalam pelukan Thia Eng dan menangis terisak saking girangnya.
Tindakan yang dilakukan gadis tersebut sungguh diluar dugaan siapapun termasuk Thia Eng sendiri, ia menjadi tertegun untuk beberapa saat lamanya.
"Nona Yu, kenapa kau?" tegur pemuda itu kemudian. "Kau. akhirnya kau kembali juga!"
Rasa cintanya yang amat mendalam terpancar keluar dari balik ucapannya itu.
Ong Bun-kim yang menyaksikan kejadian itu segera tertawa lebar- godanya:
"Nona Yu, jangan lupa masih ada kami semua disini!
Masa ditinggal pacaran sendiri?"
Merah padam selembar wajah Yu Cing karena jengah, kemudian kepada Ong Bun-kim ujarnya:
"Tecu menjumpai Buncu!" "Tak usah banyak adat!"
Pelan-pelan Yu Cing mengalihkan sinar matanya kebelakang kedua orang pemuda lalu, kemudian bertanya:
"Siapakah keempat orang itu?"
"Dia adalah A ih ku, yang ini enciku, yang ini. " Ketika memperkenalkan diri Lu Hong, ia menjadi terhenti sebentar, tapi segera sambungnya kembali:
"Dia adalah istri Thia congkoan..."
"Apa?" Yu Cing segera menjerit tertahan, paras mukanya berubah sangat hebat dan secara beruntun dia mundur sejauh tiga-empat langkah lebih kebelakang.
Diam-diam tercekat juga perasaan Ong-Bun kim setelah menyaksikan kejadian itu, tapi ujarnya kembali:
"Dia adalah isteri Thia Eng congkoan, bernama Lu Hong."
Mendengar perkataan itu, paras muka Yu Cing segera berubah menjadi pucat pias bagaikan mayat, perkataan dari Ong Bun kim ibaratnya guntur yang membelah bumi ditengah hari bolong dengan cepat membuat Yu Cing berdiri bodoh dan kaku bagaikan sebuah patung arca di dalam sebuah kuil.
Yaa, hakekatnya kenyataan ini merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi perasaan gadis ritu.
Air matanyta segera jatuh qbercucuran bagarikan anak sungai, mukanya berubah menjadi pucat pias seperti mayat, sambil menahan isak tangisnya ia bergumam lirih.
"Kau telah kembali akhirnya kau telah kembali juga....
tapi kau kembali dengan membawa seorang isteri. !"
Mendadak ia menutup muka sendiri sambil menangis tersedu-sedu, kemudian tanpa berbicara lagi ia membalikkan tubuhnya berlari menuju ke gua Bu cing tong.
Dengan perasaan tercekat Thia Eng memburu kemuka dan menghadang dihadapan Yu Cing, lalu serunya-dengan cemas. "Nona Yu! Jangan pergi dulu.... coba dengarkan dahulu penjelasanku"
"Tidak perlu! Kau tidak perlu memberi keterangan lagi" bentak Yu Cing dengan setengah kalap, "aku tak sudi mendengarkan perkataanmu lagi, enyah kau dari hadapanku"
Tanpa berpikir panjang, telapak tangannya segera diputar sambil menepuk kedepan, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke dada Thia Eng.
Dengan cekatan Thia Eng menghindarkan diri ke samping. kemudian melompat mundur kebelakang.
Pada saat itulah Ong Bun kim meIompat ke-muka dan menghadang ditengah antara kedua orang itu, bentaknya.
"Nona Yu, tahan"
Mendengar bentakan itu, serta merta Yu Cing menarik kembali serangannya sambil mundur dua langkah kebelakang, kemudian sambil mengawasi wajah Ong Bun kim lekat-lekat ia bertanya dengan suara yang serak kedengarannya.
"Buncu ada perintah apa?"
Ong Bun kim segera tertawa terbahak-bahak dengan nada setengah menggoda serunya.
"Nona Yu, tampaknya besar juga api cemburumu? Tapi kata orang semakin besar rasa cemburunya, itu menandakan kalau semakin besar pula rasa cintanya!"
"Aku..."
"Nona Yu, apabila duduknya persoalan tidak diketahui dengan jelas, lebih baik jangan mengumbar rasa cemburumu lebih dulu, tahukah kau, coba kalau kami tidak diselamatkan jiwanya oleh nona Lu, sudah sedari dulu nyawa kami pulang ke alam baka"
"Ooh! Jadi ia menikah dengannya lantaran untuk membalas budi pertolongan itu?"
Dalam pada itu, Lu Hong telah berjalan menghampiri Yu Cing, kemudian ujarnya dengan lembut.
"Nona Yu, dalam peristiwa ini kamilah yang bersalah, sesungguhnya dia memang tak mau menikah denganku..."
Secara ringkas dia lantas menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi, menceritakan juga dimana letak luka yang diderita Ong Bun kim berdua sehingga mau tak mau terpaksa mereka harus memaksa kedua orang pemuda itu untuk mengawini dirinya berdua.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Yu Cing segera menghela napas panjang katanya.
"Kalau begitu aku yang sudah salah menuduh kalian... seandainya taci berdua tidak menolong mereka, mungkin jiwa mereka berdua sudah melayang sedari dulu....
sudahlah, aku. aku tidak akan menyalahkan kalian."
"Kalau begitu, kau bersedia memaafkan aku bukan?" "Kau tidak seharusnya meminta maaf kepadaku, sebab
kau sana sekali tidak bersalah."
"Kalau memang begitu, kau harus kawin dengan Thia congkoan, aku tahu dia sangat mencintai dirimu...
bersediakah kau untuk mempunyai suami yang sama denganku?"
Yu Cing menghela napas panjang, agaknya dia tak menyangka, kalau Lu Hong memiliki jiwa yang begitu terbuka, kepada Lu Hong segera ujarnya: "Asal kau bersedia, aku akan berterima kasih sekali kepadamu. Apa pula yang akan kukatakan lagi?"
Suatu pergolakan samudra cinta, akhirnya berhasil juga ditenangkan kembali.
Maka Yu Cing lantas berkata kepada Ong Bun kim: "Semua anggota perguruan mengira kalian berdua telah
tewas ditangan musuh. "
"Bagaimana dengan Hu kaucu..?" tanya Ong Bun kim kemudian dengan cepat.
"Kemarin dulu dia sudah kembali kemarkas!"
"Selama beberapa hari belakangan ini, apakah didalam perguruan telah terjadi sesuatu peristiwa yang luar biasa?"
"Tidak ada, cuma selama dua hari belakangan ini dalam perguruan telah kehilangan dua puluhan orang anggota kita, malah termasuk juga diantaranya Ti teng kok dan kelelawar malam."
"Aaah Masa benar benar sudah terjadi perisitiwa semacam itu ?"
"Betul"
"Mari kita cepat masuk !"
Selesai berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat Ong Bun kim segera meluncur kedepan dan menerobos masuk kedalam gua Bu cing-tong.
Dalam pada itu wakil ketua Tan Liok, Giok-bin hiap Tiang seng lojin. Tay khek cinkun. Kwan Siau ciu sekalian beserta ratusan anggota perguruan lainnya telah menyambut kedatangannya di luar gua.
"Tecu sekalian menyongsong kedatangan Buncu didalam markas besar perguruan." kata Tan Liok. "Silahkan kalian semua bangkit berdiri" ucap Ong Bun kim.
"Terima kasih Buncu"
Serentak semua orang bangkit berdiri.
Ketika Dewi mawar merah bersua kembali dengan Hian ih lihiap kedua duanya saling berpelukan sambil menangis tersedu-sedu.
Ong Bun kim sendiri setelah bertemu dengan ketiga orang istrinya yakni Lan Siok ling, Kwan Siok kim dan bunga Iblis dari neraka, ia baru memperkenalkan Iblis cantik pembawa maut kepada semua orang.
Serentak semua orang bangkit berdiri dan memberi hormat kepada Iblis cantik pembawa maut.
Setelah itu Tan Liok baru berkata kepada Ong Bun kim: "Buncu bagaimana ceritamu sehingga bisa meloloskan
diri dari mara bahaya?"
Ong Bun kim lantas mengisahkan kembali pengalamannya selama ini, sekalian memperkenalkan Lu Hong dan Lu Yan kepada semua orang.
Lu Yan pun lantas memberi hormat kepada Lan Siok ling, Tan Hong hong serta Kwan Siok kim, sementara ketiga orang gadis itu pun menaruh rasa suka dan sayang kepada Lu Yan, berhubung gadis itu telah menyelamatkan jiwa Ong Bun kim.
Setelah suasana santai berlalu, dengan wajah serius Ong Bun kim baru berseru.
"Hu buncu" "Tecu ada disini!" "Konon dalabm perguruan kitda telah kehilangan belasan orang anggota perguruan tanpa diketahui jejaknya lagi?"
"Benar!"
"Kenapa.?"
”Maaf Buncu, tecu tak mampu untuk memecahkan teka- teki ini, meski penyelidikan telah dilakukan dengan seksama, akan tetapi hasilnya tetap nihil."
Mendengar jawaban tersebut, Ong Bun kim mengerutkan dahinya rapat-rapat, ia merasa kejadian tersebut sesuatu yang mustahil bisa terjadi, masa dua puluhan orang anggota perguruan bisa lenyap dengan begitu saja hingga hilang tak berbekas?
Akhirnya Ong Bun kim memimpin para anggota perguruannya masuk kembali ke dalam gua Bu cing tong.
Setelah Tan Liok menyerahkan kembali pedang Sin kiam tersebut, berkatalah Ong Bun kim. "Silahkan kalian beristirahat, jika ada urusan kita bereskan besok saja!"
Semua anggota perguruan segera mengundurkan diri dari ruangan pertemuan dan kembali ke kamarnya masing- masing untuk beristirahat.
Ong Bun kim dengan mengajak Lan Siok ling, Tan Hong hong, Kwan Siok kim dan Lu Yan kembali kedalam kamarnya sendiri, makin dipikir persoalan itu dia merasa kejadian ini semakin mencurigakan dan sama sekali tak masuk diakal.
Kepada Kwan Siok kim tanyanya kemudian:
"Adik Kwan, ketika terjadi peristiwa tersebut, apakah kau sama sekali tidak tahu apa-apa?" "Aaaa masa begitu aneh kejadiannya ! Kapan terjadinya peristiwa itu?"
"Hari ini dan kemarin!"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Ong Bun kim, tanyanya kembali:
"Siapa-siapa saja yang turut lenyap dalam peristiwa aneh yang terjadi kali ini?"
Satu persatu Kwan Siok kim segera menyebutkan nama- nama mereka yang turut lenyap dalam peristiwa itu.
Ternyata diantara yang lenyap itu selain si kelelawar malam dan Tamu pembawa lampu, terdapat Juga kaucu dari Hiat hoo kau dan Cengcu dari Pek im ceng.
Mendadak Ong Bun kim bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar...
"Kau hendak kemana?" dengan cepat Tan Hong hong bertanya.
"Kalian tidurlah dulu, aku akan keluar."
Setelah berada diluar pintu, Ong Bun kim langsung menuju ke kamar tidurnya Hu buncu Tan Liok.
Jarak antara kamar Hu buncu dengan kamarnya hanya selisih beberapa langkah saja.
Ong Bun kim segera mengetuk pintu.
"Siapa ?" dari ruangan terdengar suara dari Hu buncu Tan Liok menyahut.
"Hu buncu, aku..."
Tan Liok segera membuka pintu dan buru-buru memberi hormat, katanya cepat. "Buncu, ada urusan apa malam-malam begini kau berkunjung kedalam kamarku?"
"Hu Buncu, terhadap lenyapnya para anggota perguruan kita, apakah kau sudah mengutus orang untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan yang seksama?"
"Sudah, sudah dilakukan pemeriksaan yang seksama, akan tetapi hasilnya nihil!"
"Kalau begitu coba undanglah kemari Tiang-siang lojin membahas bersama persoalan ini!"
"Baik !"
Setetah mengiakan Tan Liok segera berangkat dan berjalan keluar dari pintu ruangan.
Begitu Tan Liok sudah berlalu dari dalam ruangan, dengan suatu gerakan yang amat cepat Ong Bun kim menerobos masuk ke dalam ruangan, sementara sepasang matanya yang jeli memeriksa setiap sudut dinding ruangan itu dengan seksama.
Apakah Ong Bun kim curiga kalau Tan Liok yang telah membunuh anggota perguruannya?
Yaa, benar, ia memang mencurigai Tan-Liok, sebab ketika mereka meninggalkan perguruan Yu leng bun, Tan Liok masih melangsungkan pertarungan sengit melawan Yu leng lojin, siapa tahu kalau Tan Liok telah ditawan oleh Yu leng lojin dan dicekoki pil Huan sim wan?
Bila pil itu telah masuk kedalam perut, maka dia akan mulai membunuh manusia.
Kecuali Tan Liok yang melakukan pembunuhan tersebut, siapa pula yang bisa membuat kawanan jago lihay itu lenyap tak berbekas. Setelah masuk kedalam kamar Tan Liok, dengan seksama Ong Bun kim mulai melakukan pemeriksaan disetiap saat ruangan, akhirnya dalam kamar tersebut ia berhasil menemukan sebuah pintu kecil.
Ketika pintu didorong maka terbukalah pintu itu kesamping dan muncul sebuah ruangan, ruangan tersebut gelap sekali, dengan sangat berhati-hati Ong Bun kim segera berjalan masuk kedalam.
Baru berjalan lebih kurang satu kaki mendadak kakinya seperti tersangkut dengan suatu benda, ketika diamati dengan seksama, tiba-tiba ia menjerit kaget.
Ternyata puluhan sosok mayat bergelimpangan diatas tanah.
Bergidik Ong Bun-kim menyaksikan kejadian itu, untuk beberapa saat lamanya dia sampai berdiri tertegun di tempat itu.
Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang tak berani dia percayai, ternyata Tan Liok betul-betul sudah diberi pil Huan-sim-wan oleh Yu-leng lojin dan ia sudah mulai membantai anggota perguruannya secara keji.
Mendadak . . .
Dikala Ong Bun-kim sedang berdiri termangu-mangu itulah, terdengar suara tertawa dingin yang menyeramkan berkumandang memecahkan keheningan.
Dengan perasaan terkesiap Ong Bun-kim segera berpaling ke belakang entah sejak kapan Tan Liok telah berdiri dibelakangnya dengan wajah yang mengerikan sekali. Hawa napsu membunuh yang amat tebal menyelimuti seluruh wajahnya, dengan suara yang menyeramkan dia berkata:
"Buncu! Kau memang terlalu cerdik....sudah kuduga, kau pasti mengetahui rahasiaku ini..."
Semacam perasaan seram, ngeri dan takut yang belum pernah dirasakan sebelumnya dengan cepat menyelimuti perasaan Ong Bun-kim, segera bentaknya dengan keras:
"Hu-buncu, kau..."
"Benar, akulah yang telah menjagal ke dua puluhan orang anggota perguruan kita yang telah lenyap beberapa hari ini!"
"Hu-buncu, kau masih tidak menyerahkan diri untuk mengaku dosa ?"
Mendengar perkataan itu, Tan Liok segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh..... haaahh.... haaahhh..... Buncu, kau pun seseorang yang sudah hampir mati..."
Ong Bun-kim memandang sekejap sinar mata Tan Liok yang diliputi oleh hawa pembunuhan itu, kemudian tegurnya:
"Kau... kau apa... apa yang hendak kau lakukan?"
"Apa yang hendak kau lakukan? Haahhh... haaahh... haahhh... tentu saja membunuhmu!"
"Kau... kau berani?"
"Buncu rahasiaku sudah kau ketahui, tentu saja aku tak akan berdiam diri saja menunggu sampai kau yang datang membunuhku. Buncu! Serahkan pula selembar nyawamu!" Tiba-tiba dia menggerakkan tubuhnya dan langsung menerjang ke arah Ong Bun kim.
Kejadian ini segera membuat perasaan Ong-Bun kim menjadi amat terkesiap.
Sewaktu memasuki ruangan kecil itu tak seorangpun yang mengetahui selain itu ilmu silat yang dimiliki Tan Liok juga jauh lebih Iihay dari pada kepandaiannya bila pertarungan sampai berlangsung maka sudah pasti dia bakal tewas ditangan Tan Liok.
Yaa. kejadian ini sesungguhnya merupakan suatu peristiwa yang cukup menggetarkan perasaan siapa pun.
Begitu Tan Liok menubruk kemuka sambil melancarkan serangan, Ong Bun kim segera meloloskan pedangnya sambil melancarkan sebuah serangan dengan kecepatan luar biasa.
Ong Bun kim tahu dalam hatinya, dalam keadaan demikian dia perlu nekad dan bila perlu beradu jiwa, apapun yang terjadi, ia harus berusaha keras untuk meloloskan diri dari dalam ruangan rahasia tersebut.
Asal pertarungan tersebut dapat dialihkan kedalam kamar Tan Liok, maka Thia Eng yang tinggal di kamar sebelah, Giok bin hiap dan istrinya yang berada dalam kamar lain, niscaya akan mendengar suara pertarungan ini dan berdatangan ke sana.
Oleh karena itu didalam melancarkan serangannya ini, Ong Bun kim telah mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya.
Pedang Sin kiam memang bukan sebilah pedang sembarangan, dibawah sambaran cahaya pedang yang berkilauan. Tan Liok kena di desak balik kembali ke tempat semula. Ong Bun kim segera membentak keras, secara beruntun dia melancarkan tiga buah serangan lagi.
Tan Liok memang tak malu disebut seorang jagoan yang berilmu sangat tinggi, setelah berhasil memunahkan ketiga buah serangan berantai yang dilancarkan Ong Bun-kim, dengan cepat dia balas melancarkan pula dua buah serangan dahsyat.
oooOdwOooo
BAB 99
DI DALAM melancarkan serangan tersebut, Tan Liok bukan saja mempergunakan tenaga serangan yang kuat, gerakkannya pun amat cepat dan jurus serangannya amat ganas, tampaknya ia bertekad untuk membinasakan Ong Bun kim di ujung telapak tangan.
Ong Bun kim pantang menyerah dengan begitu saja, dia melakukan perlawanan dengan mati-matian, soal mati hidup sudah tidak dipikirkan lagi.
Suatu pertarungan sengit antara mati dan hidup pun segera berlangsung dengan hebatnya.
Walaupun Ong Bun kim telah melancarkan serangkaian serangan nekad yang tidak memperdulikan mati hidupnya, namun tetap gagal untuk memaksa Tan Liok mundur kebelakang, dengan keadaan semacam itu, Ong Bun kim segera menyadari kalau gelagat tidak menguntungkan.
Mendadak...
Tan Liok membentak keras, dua buah pukulan dahsyat dilancarkan secepat kilat.
Ong Bun kim menjadi amat kaget dan tak sempat menghindarkan diri lagi, tubuhnya segera tersapu oleh tenaga pukulan lawan... "Uaak!" darah kental segera menyembur keluar membasahi seluruh permukaan, tubuhnya juga turut roboh terjengkang keatas tanah.
Tan Liok semakin garang, sambil melompat ke muka dia lancarkan tubrukan maut.
Mendadak Ong Bun kim melompat bangun dari atas tanah, cahaya tajam berkilauan diudara, bersamaan dengan melompat bangunnya badan tadi, pedang Sin kiam tersebut disambitkan ke arah Tan Liok.
Tindakan yang dilakukan Ong Bun kim ini sama sekali diluar dugaan Tan Liok, buru-buru dia berkelit kesamping mencoba untuk menghindarkan diri, sayang sekalipun dia cepat toh tindakan tersebut terlambat juga selangkah.
"Breeet....!" pakaian yang dikenakannya itu gobek sebagian besar, darah segar segera bercucuran membasahi seluruh tubuhnya.
Dikala Tan Liok sedang menghindarkan diri dari ancaman itulah. Ong Bun kim sambil mempertaruhkan jiwanya kabur menuju ke arah jalan semula.
Tindakan dari Ong Bun kim ini sama sekali diluar dugaan Tan Liok, menanti ia menyadari akan hal tersebut, Ong Bun kim sudah keluar dari dalam ruang rahasia tersebut.
Tan Liok segera membalikkan badan sambil melancarkan tubrukan, bentaknya:
"Kau anggap bisa kabur dari cengkeramanku ?"
Dengan gaya harimau lapar menerkam kambing, ia menerjang ketubuh Ong Bun kim. Dalam pada itu Ong Bun kim sudah berada didalam kamarnya, darah segar muntah terus dari mulutnya, tampaknya ia sudah tak bertenaga untuk melakukan serangan lagi.
Mendadak...
Ditengah bentakan keras yang memekikkan telinga, sekali lagi Tan Liok melancarkan serangannya menghantam tubuh Ong-Bun kim, serangan tersebut dilancarkan dengan kecepatan luar biasa.
Ong Bun kim membentak nyaring! "Tan Liok kau berani membunuhnya?"
Sewaktu membentak Ong Bun kim telah berteriak dengan mempergunakan sisa sekuatan yang dimilikinya, suara itu keras memekikkan telinga, dalam bentakan itu pula dia menangkis datangnya ancaman tersebut.
"Blaaammm !"
Benturan kekeresan itu membuat Ong-Bun kim merasakan pandangan matanya berkunang-kunang dan kepalanya pusing tujuh keliling, "Uaaaaakkkk...."!" sekali lagi dia muntah darah tegar, tubuhnya segera roboh terkapar diatas tanah.
Tan Liok tertawa seram. selangkah demi selangkah dia
maju kedepan siap mencabut nyawa pemuda itu.
"Blaamm....!" tiba-tiba terdengar benturan yang keras sekali, pintu kamar itu tahu2 didobrak orang menyusul kemudian Thia Eng melangkah masuk dengan tindakan Iebar.
Ketika dia mengetahui apa yang telah terjadi, dengan perasaan tercekat segera tanyanya.
"Hai apa yang terjadi?" Tan Liok tidak menjawab pertanyaan itu. selangkah demi selangkah dia berjalan menghampiri Thia Eng, kemudian bertanya.
"Thia congkoan, serahkan saja selembar nyawamu!"
Thia Eng sama sekali tidak tahu apa gerangan yang telah terjadi, ketika serangan dahsyat dari Tan Liok meluncur datang, bagaimana ia mungkin bisa menghindarkan diri?
"Blaaamm..." ditengah benturan keras, serangan itu bersarang telak diatas tubuh Thia Eng, sambil muntah darah segar tubuhnya segera mencelat ke luar pintu.
Sesosok bayangan manusia segera menyambut datangnya tubuh Thia Eng yang sedang melayang keluar itu.
Dalam pada itu puluhan orang jago telah bermunculan didalam ruangan itu, orang yang berada dipaling depan adalah Giok bin hiap, kedengaran ia membentak dengan suara keras:
"Hu buncu. apa-apaan kau ini... Hai, apakah kau sudah tidak waras otaknya?"
Tan Liok mengalihkan sinar matanya memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu, tampak olehnya Tiang seng lojin, Tay khek Cinkun, Lui Thian ciu, Kwan Siau ciu, Leng po siancu, Iblis cantik pembawa maut. keempat orang istri Ong-Bun kim beserta Lu Hong telah berdatangan semua ditempat itu.
Dengan suara yang menggetarkan sukma, wakil ketua dari Sin kiam bun ini kembali membentak.
"Hm kalian boleh maju kedepan dan mencoba-coba untuk menyerang diriku!" "Hu buncu !" dengan suara menggeledek Giok bin hiap membentak keras, "sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Dalam pada itu, Ong Bun kim telah bangkit berdiri, terus menyeka darah yang membasahi ujung bibirnya, ia membentak keras:
"Hu buncu, mengapa kau tidak segera menyerahkan diri untuk mengaku dosa-dosamu?"
Tan Liok mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak dengan seramnya.
"Haaahhh..... haaahh... haaahhh mengaku salah? Hmmm... Siapakah diantara kalian yang sanggup untuk menghadapi diriku? Siapa. ?"
"Buncu, sebenarnya apa yang telah terjadi?" dengan perasaan keheranan Giok bin hiap segera bertanya.
"Dia telah membunuh puluhan orang jago lihay kita, orang-orang yang lenyap selama ini ternyata dibantai semua ditangannya! Dialah pembunuh keji itu!"
"Haaahhh !" Giok bin hiap menjerit kaget. "sungguhkah perkataanmu itu?"
"Tidak salah lagi?" jawab Tan Liok pula sambil tertawa dingin, "aku telah membunuh mereka, oleh karena perbuatanku diketahui oleh Buncu, maka aku hendak membunuh dirinya. "
Pengakuannya yang terang-terangan ini segera membuat semua orang merasa terperanjat sekali sehingga untuk beberapa waktu lamanya mereka hanya berdiri tertegun.
Peristiwa ini merupakan suata bkejadian yang mdimpipun tak peranah diduga olehbnya tapi kenyataannya telah terjadi, yaa siapa yang akan menduga jika anggota perguruan Sin kiam bun mereka sendiri..? Sambil tertawa dingin Tan Liok lantas berkata: "Minggir kalian semua, aku akan pergi."
Seraya berkata dia lantas beranjak dan siap berlalu dari dalam ruangan tersebut.
Dengan suara dalam dan berat Giok bin hiap segera membentak:
"Hu buncu, dosamu besar dan tak terampuni, apakah kau belum juga menyerahkan diri?"
Tan Liok adalah seseorang yang kesadaran otaknya sudah mundur dan tidak normal, ketika mendengar perkataan itu ia mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
Mendadak sebelum gelak tertawanya selesai, ia melompat kedepan sambil melancarkan terjangan kilat, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan kemuka.
Mendadak.,...
Suara bentakan nyaring bergema memecahkan keheningan, Lu Hong yang berdiri disamping telah menerjang kemuka dengan kecepatan luar biasa, begitu tiba dihadapan Tan Liok, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan.
Serangan yang dilancarkan Lu Hong ini dilakukan dengan kecepatan luar biasa, ternyata akibat-nya Tan Liok kena didesak oleh serangan tersebut sehingga terus mundur kembali ketempat semula.
Paras muka semua orang berubah hebat setelah menyaksikan kejadian itu, tak seorangpun yang menduga kalau ilmu silat yang dimiliki Lu Hong telah mencapai kehebatan yang begitu luar biasa. Sekalipun Tan Liok sendiri juga dibikin terperanjat oleh serangan ini, Tanpa terasa mukanya berubah hebat, bentaknya:
"Siapa kau?"
"Aku bernama Lu Hong, sejak pertama kali berjumpa denganku tadi, aku telah tahu kalau tubuhmu sudah terkena racun yang teramat keji, coba kalau kedudukanmu bukan wakil ketua dari perguruan Sin kiam bun, sejak tadi rahasiamu sudah kubongkar, sekarang lebih baik menyerah saja."
"Hmm ! Jangan dianggap kau hebat sendiri, silahkan saja untuk menjajal kemahiranku ?"
Lu Hong segera membentak keras, sekali lagi dia meluncur ke depan sambil melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Dalam melancarkan serangan kali ini, Lu Hong telah memakai segenap tenaga dalam yang dimilikinya, kehebatan dari serangan terdsebut betul-betaul luar biasa sbekali.
Tan Liok juga tak mau menunjukkan kelemahan dengan cepatnya, secara beruntun dia melancarkan juga tiga buah serangan.
Dalam pada itu, Giok bin hiap telah berjalan kehadapan Ong Bun kim, segera tegurnya:
"Bun-cu, bagaimana keadaanmu? Tidak apa-apa bukan?"
Dengan keadaan yang mengenaskan Ong Bun kim mengangguk lirih.
Giok bin hiap cukup memahami perasaan Ong Bun kim pada saat ini, sebab Tan Liok adalah seorang anggota perguruan yang setia tapi ia toh melakukan juga peristiwa semacam ini, tak heran kalau kejadian ini membuat hatinya merasa pedih sekali.
Mendadak terdengar suara bentakan nyaring berkumandang memecahkan keheningan.
"Roboh kau...!"
"Blaaammm..." diiringi bentakan keras yang memekikkan telinga, tubuh Tan Liok roboh terjengkang ke atas tanah.
Akhirnya Tan Liok berhasil juga dikuasahi, semua orang yang berada disekeliling arena baru tersadar kembali dari lamunannya.
Ong Bun Kim menghela napas panjang, tiba-tiba air matanya jatuh bercucuran membasahi pipinya.
Kepada Lu Hong katanya kemudian.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu yang telah menaklukkan dirinya, kalau tiada kau entah bagaimana akibatnya?"
"Buncu perlukah ku bunuh dia.......?" tanya Giok bin hiap tiba-tiba.
"Jangan!" sahut Ong Bun kim sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, kemungkinan besar dia sudah dicekoki pil Huan sim wan dari Yo leng lojin sehingga ia sampai melakukan perbuatan terkutuk tersebut. Sekarang yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya untuk selamatkan dia dari pengaruh obat beracun itu."
"Buncu aku mempunyai obat yang mujarab untuk membebaskan dia dari pengaruh obat itu!" kata Lu Hong tiba-tiba.
"Sungguh?" "Betul!"
"Kalau begitu cepat bebaskan dia dari pengaruh obat sesat yang menghilangkan pikiran itu."
Lu Hong manggut-manggut, dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebuah botol porselen kecil dalam botol porselen itu berisikan cairan berrwarna putih, dengan paksa dia membuka mulut Tan Liok lalu meneteskan beberapa tetes cairan kedalam mulutnya kemudian dengan mengerahkan tenaga dalamnya yang sempurna mulai menguruti berbagai jalan darah penting disekujur badan Tan Liok.
Sementara itu, Ong Bun kim telah berjalan maju kedepan dan memungut kembali pedang sin kiamnya dari atas tanah, Tiang seng lojin juga mengeluarkan sebutir pil dan diberikan kepada Ong Bun kim agar ditelan, kemudian katanya:
"Ternyata dugaanku tidak meleset, pada akhirnya ilmu sesat dari Yu leng lojin berhasil juga dipatahkan oleh orang, ya...! Jasa ini boleh dibilang merupakan jasa dari Lu Hong"
Ong Bun kim manggut-manggut, dalam kenyataan seandainya dalam peristiwa hari ini tiada Lu Hong yang hadir disana, maka akibatnya sukar untuk dibayangkan dengan kata-kata.
Dalam pada itu setelah Tan Liok diberi minum air suci "Leng sui", kemudian diuruti beberapa jalan darah dalam tubuhnya dan segera tersadar kembali.
Dengan pandangan berat dia membuka matanya kembali dan memperhatikan sekeliling tempat itu dengan pandangan keheranan, kemudian serunya tertahan.
"Hei apa yang sebenarnya telah terjadi?" "Hu buncu, apakah engkau tidak tahu perbuatan apa saja yang telah kau lakukan selama ini..." tanya Tiang Seng lojin dengan suara nyaring.
Tan Liok menggelengkan kepalanya berulang kali, kemudian berusaha uatuk mengingat kembali semua kejadian yang telah dialaminya ini.
Tiba-tiba mukanya mulai berubah mulutnya juga mulai bergumam lirih.
"Ya aku teringat sudah sekarang aku terkena obat pemabuk dari Yu leng lojin dan dibekuk olehnya kemudian aku dicekoki sebutir pil Huan sim wan, setelah itu aku merasa kesadaranku makin punah, aku tak bisa mengendalikan jalan pikiran serta perasaanku lagi. semua
perintah dan perkataannya kuturuti... sekembalinya ke markas, aku mulai membunuh orang secara diam-diam, aku mulai membantai anak buahku secara rahasia, aku berbuat demikian hanya menuruti perintah Yu leng lojin belaka....yaa, perintah tersebut terasa tak bisa kulawan tak mampu kubangkang. aku merasa terkendalikan olehnya."
Ketika berbicara sampai disitu, tiba-tiba ia berteriak seperti orang kalap:
"Ooh Thian ! Aku telah membunuh orang anggota perguruan.... aku pun ingin membunuh Bun cu, aku...
aku. "
Jeritan keras macam orang kalap itu kedengarannya mengerikan sekali, membuat setiap orang merasakan hatinya menjadi bergidik.
Semua orang menjadi terkesiap dibuatnya dengan pandangan terperanjat bercampur seram mereka mengawasi tingkah lakunya itu tanpa berkedip.
Tiba-tiba Tan Liok berteriak lagi seperti orang kalap. "Yu leng tojin telah mencelakai diriku... dia telah nencelakai diriku..."
Mendadak tangan kanannya diayunkan ke udara, kemudian membacok keatas ubun-ubun sendiri.
Setelah sadar kembali dari pengaruh sesat itu, Tan Liok merasa amat bersedih hati sekali, akhirnya terbentik ingatan untuk bunuh diri guna menebus dosa-dosanya itu. kalau tidak, bagaimanakah pertanggung jawabnya terhadap sukma-sukma gentayangan yang telah tewas ditangannya itu?
Belum sempat telapak tangan itu menghajar diatas ubun- ubun sendiri, Lu Hong telah menggerakkan tangannya untuk mencengkeram tangan Tan Liok, kemudian katanya:
"Mau apa kau?"
"Biarkan aku mati... biarkan aku mati..." teriak Tan Liok dengan suara keras.
Ong Bun kim segera bertindak cepat, dengan suatu lompatan kilat dia menyerbu ke depan kemudian bentaknya keras-keras:
"Hu buncu, kau sudah gila?"
Sesudah dibentak oleh Ong Bun kim, Tan Liok baru seperti sadar dari impiannya, dia segera berteriak. "Buncu...!"
Dengan cepat dia maju kehadapan Ong Bun kim, lalu menjatuhkan diri berlutut dihadapannya seraya berkata.
"Bun cu. berilah kematian kepada tecu! Berilah kesempatan bagi tecu untuk menebus dosa, tecu telah melakukan kesalahan besar, tecu teramat berdosa... oooh Bun cu! Ijinkan kepada tecu untuk menghabisi nyawaku..." Ong Bun-kim menggelengkan kepalanya berulang kali, kemudian menghela napas panjang.
"Aaaai... kau tak bisa disalahkan, dalam peristiwa ini kau tidak bersalah..."
"Aku telah membantai anggota perguruan secara brutal, dosaku sudah teramat besar dan tak bisa diampuni lagi."
"Yaa, itulah disebabkan kau sudah terpengaruh boleh pil Huan sim-wan dari Yu-leng lojin!"
Tan Liok kembali menjerit.
"Buncu, berilah kematian kepadaku. Bila tidak, hatiku tak akan menjadi tenteram!"
Ong Bun kim menggelengkan kepalanya berulang kali. "Hu buncu." ujarnya lembut, "aku ingin bertanya
kepadamu, sesudah Yu leng lojin memberi obat Huan sim
wan tersebut, bukankah kau diperintahkan untuk membunuh anggota perguruanku?"
"Benar, dia menyuruh aku untuk membantai para jago anggota perguruan kita yang berilmu silat agak tinggi, kemudian aku di-suruh menulis surat rahasia memberi kabar kepadanya, agar dia dapat segera turun tangan untuk membasmi perguruan Sin kiam bun dari muka bumi."
Tiba-tiba satu ingatan melintas didalam benak Ong Bun kim dengan cepat katanya.
"Bagus sekali, Hu buncu! Bersediakah kau membuat pahala untuk menebus dosamu itu?"
"Tecu bersedia!"
"Kalau begitu, mari kita mempergunakan siasat untuk menjebak siasatnya, sebentar tulislah sepucuk surat rahasia kepadanya, katakan kalau kau telah berhasil membunuh para jago perguruan Sin kiam bun yang berilmu tinggi serta mereka yang berkedudukan agak tinggi di dalam perguruan, kemudian suruh dia memimpin anak buahnya untuk datang melakukan penyerbuan.
Di samping itu kabarkan juga dalam surat tersebut bahwa aku masih bilang tak ada kabar beritanya dan hingga kini belum kembali, bisa kau lakukan bukan?"
"Baik! Akan tecu lakukan dengan sebaik-baiknya!" "Kalau begitu, tulislah surat sekarang juga."
Siasat ini memang betul-betul merupakan suatu siasat yang amat bagus sekali untuk membunuh Yu leng lojin, seandainya Yu leng lojin membawa kawanan begundalnya berdatangan kesana, maka keadaan mereka ibaratnya ikan yang masuk kedalam jala, tak akan ada kesempatan lagi buat mereka untuk melarikan diri.
Suatu keadaan yang berbahaya, penuh diliputi hawa pembunuhan dan menyeramkan akhirnya berhasil juga teratasi dengan aman dan tentram tanpa menimbulkan pertumpahan darah lebih jauh.
Saat itu juga Ong Bun kim menitahkan Tan -Liok untuk menulis sepucuk surat dan menitahkan kepada Lu Yan untuk membawanya ke perguruan Yu leng bun.
Lu Yan bisa terpilih untuk melaksanakan tugas ini, karena pertama Yu leng lojin tidak kenal dengan Lu Yan, kedua andaikata siasat itu gagal dan ketahuan belangnya, dengan kepandaian silat yang dimiliki gadis tersebut ia masih sanggup untuk menghadapinya.
Suatu badai pertempuran berdarah pun segera berkembang dan makin mendekati ke ambang pintu. "Buncu" ujar Tan Liok kemudian kepada Ong Bun kim, "Yu leng lojin sudah pasti tidak tahu kalau pengaruh obat Huan sim wan dalam tubuh ku telah dipunahkan, sampai waktunya nanti kalian boleh menyembunyikan diri dibalik kegelapan, biar aku yang menghadapi mereka, kalau tidak bisa jadi akan mempergunakan rencananya yang lihay untuk mengatasi keadaan, apabila sampai terjadi keadaan seperti ini sudah pasti banyak sekali anggota perguruan kita yang akan menjadi korban di tangannya"
"Bagus sekali! "seru Ong Bun kim kegirangan," kalau begitu, kita laksanakan rencana ini dengan begini saja"
Sepuluh hari kemudian, Yu Lan telah kembali dengan selamat, setelah melaporkan semua kejadian yang dialaminya sepanjang perjalanan, gadis inipun menyerahkan juga sepucuk surat balasan yang ditulis oleh Yu leng lojin!
000OdwO000
BAB 100
DENGAN hati berdebar semua orang memperhatikan isi surat tersebut, terbacalah isi surat tersebut berbunyi demikian.
Tan Hu buncu.
Surat laporan rahasiamu telah kuterima, sungguh gembira hatiku setelah mengetahui akan kesuksesan mu melenyapkan para jago lihay dari perguruan Sin kiam bun.
Secepat mungkin aku akan datang ke sana bersama kawanan jago andalanku, harap kau menyambut kedatanganku. Bila perguruan Sin kiam bun telah kita lenyapkan. seluruh dunia persilatan didunia ini akan menjadi milik kita.
Semoga sukses. Tertanda: Yu leng lojin"
Selesai membaca isi surat tersebut, Ong Bun kim segera tertawa dingin tiada henti-nya.
"Yu leng lojin wahai Yuleng lotjin." serunya sinis "tak nyana pada akhirnya kau akan termakan juga oleh siasat busuk yang kau susun sendiri."
Alhasil, Tiang-seng lojin, Giok-bin-hiap serta sekalian anggota perguruan Sin kiam bun kelas satu dipersiapkan untuk menyembunyikan diri diuar pintu gua sambil menantikan kedatangan musuh.
Sedangkan para jago yang berjaga-jaga di dalam gua, jumlahnya kurang lebih mencapai empat lima puluhan orang.
Hari itu terlihatlah dari luar gua Bu cing tong berkelebat datang puluhan sosok bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa, menyaksikan kehadiran dari kawanan iblis tersebut, semua orang yang menyembunyikan diri disekitar tempat itu merasakan hatinya bergetar keras sekali...
Tak salah lagi. Yu leng lojin benar-benar telah memimpin anggota perguruannya datang ke situ untuk melakukan pembantaian secara besar-besaran.
Tak lama kemudian, puluhan sosok bayangan manusia itu telah tiba didepan mulut gua, orang yang berada dipaling depan tak lain adalah Yu leng lojin sendiri. Terdengar gembong iblis tua itu tertawa dingin tiada hentinya, dengan langkah yang sombong dia melayang turun tepat didepan mulut gua Bu cing tong.
Dibelakangnya turut serta kurang lebih empat puluhan orang anggota perguruannya!
Setelah rombongan itu tiba disana, salah seorang Yu leng jin yang ada dalam rombongan itu bertanya kepada Yu leng lojin dengan suara agak lirih.
"Bun-cu, apakah sudah tiba pada waktunya untuk melancarkan serbuan ?"
"Benar!"
"Bisa dipercayakah keadaannya?"
"Jangan kuatir, Tan Liok akan membantu usaha penyerbuan kita ini dari dalam!"
"Siapa yang akan dikirim untuk menyerbu lebih dahulu kedalam gua tersebut?"
"Aku!"
Begitu selesai berkata, Yu leng lojin segera melompat maju lebih dahulu menyerbu ke depan sana.
Tapi belum berapa langkah dia menerjang masuk ke dalam gua, mendadak terdengar suara-suara bentakan nyaring yang amat memekikkan telinga berkumandang memecahkan keheningan.
"Siapa kau?"
Dua sosok bayangan manusia melayang turun didepan mulut gua, mereka ternyata adalah dua orang penjaga gua tersebut:
Yu leng lojin segera tertawa dingin tiada hentinya, kemudian membentak nyaring: "Minggir !"
Orang yang ada disebelah kanan itu berlagak pilon, seperti tidak tahu maksud lawan, dia menegur.
"Siapakah kau?"
"Aku datang kemari untuk membasmi semua orang dari Sin kiam bun dari muka bumi..."
Belum habis ucapan tersebut diucapkan, serangan telapak tangannya sudah diayunkan kedepan.
Dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan keheningan, lalu kedua orang penjaga gua itu roboh terjengkang ke atas tanah.
Tiba-tiba...
Kembali ada sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu Tan Liok sudah melayang turun didepan gua.
Dengan cepat Yu leng lojin mengalihkan sinar matanya kepada Tan Liok, kemudian bertanya.
"Hu buncu. bagaimanakah keadaannya disini?"
"Berkat doa restu dari Bun cu, segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan sukses!"
Mendengar jawaban itu, Yu leng lojin menjadi teramat bangga sekali ia segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh... haaahh.. haaahhh..... Hu buncu, jasamu sungguh tidak kecil!"
"Buncu apa yang harus kulakukan sekarang? Harap kau segera memberi petunjuk!" "Sebentar, kita akan melangsungkan suatu pertarungan, dan waktu itu kau harus berlagak tidak tahan serta melarikan diri dari depan gua ini..mengerti?"
"Baik." sahut Tan Liok dengan cepat, kemudian ia tertawa dingin tiada hentinya.
Pada saat itulah Tan Liok segera mendongakkan kepalanya lalu sambil tertawa tergelak-gelak dengan nyaringnya dia membentak:
"Yu leng lojin! Ada urusan apa kau berkunjung kedalam markas perguruan kami?"
"Mau apa...? Haaahhh... haaahhh.... haaahhh. aku
datang untuk membasmi perguruan Sin kiam bun. "
"Hmmm..... tua bangka celaka kau jangan tekebur lebih dahulu sebelum bicara benar, lebih baik dicoba dulu kemampuanmu!"
Waktu itu, sudah barang tentu Yu leng lojin tidak tahu kalau pengaruh pil Huan sim wan ditubuh Tan Liok sudah dipunahkan lama sekali, diapun tak menyangka kalau Tan Liok akan menyerang secara berpura-pura lagi bila pertarungan berkobar nanti.
Demikianlah, seusai mengucapkan kata-kata tersebut, Yu leng lojin segera membentak keras, kemudian mengayunkan telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arah Tan Liok.
Didalam melancarkan serangannya kali ini, Yu leng lojin tidak menyerang dengan sesungguh hati, serangan yang dilancarkan olehnya itu tak lebih cuma sebuah serangan ripuan belaka.
Mendadak... Dengan cekatan Tan Liok menghindarkan diri dari serangan maut Yu leng lojin itu, kemudian sambil mengigos dia menerjang ke hadapan Yu leng lojin, sebuah pukulan yang dahsyat dengan cepat dilancarkan ke muka.
Tentu saja Yu leng lojin tidak menyangka kalau Tan Liok bisa melancarkan serangan tersebut bersungguh hati, tak sempat untuk berkelit lagi. badannya segera terkejar telak oleh serangan itu.
"Blaamm..." diiringi suara yang keras, pukulan itu menghajar telak didada lawan.
Dengan sempoyongan Yu leng lojin segera mundur belasan langkah ke belakang, tak tahan dia segera muntahkan darah segar.
Dengan perasaan amat terkesiap, Yu leng lojin membentak keras:
"Tan Liok, kau..."
Tan Liok mendongakkan kepalanya dan tertawa seram, serunya dengan suara dingin bagaikan es:
"Yu leng lojin, aku menghendaki jiwa anjingmu!"
Suara bentakan dari Tan Liok ini penuh disertai dengan hawa napsu membunuh yang mengerikan, sedemikian seramnya suara itu sehingga membuat semua orang yang mendengarnya menjadi bergidik.
Begitu bentakan dikumandangkan, tubuhnya seperti anak panah yang terlepas dari busurnya segera meluncur kehadapan Yu leng lojin.
"Tan Liok!" dengan suara keras Yu leng lojin membentak, "kau telah memunahkan pengaruh pil Huan sim wan milikku." Suaranya mulai kedengaran agak gemetar dia merasa hal ini mearupakan suatu kejadian yang tak mungkin.
Mendadak dari sisi tubuhnya bergema suara Ong Bun kim yang sedang berkata dengan suara dingin.
"Benar, perkataanmu Yu leng lojin, ia telah berhasil membebaskan diri dari pengaruh pil Hian sim wan milikmu itu"
Mendengar perkataan itu dengan paras muka berubah hebat Yu leng lojin membalikkan tubuhnya, terlihat olehnya bahwa puluhan jago Yu leng bun yang didampinginya itu telah berada didalam kepungan musuh yang jumlahnya beberapa kali lipat lebih besar dari jumlah kawanan jagonya.
Menyaksikan kesemuanya itu, paras muka Yu leng lojin segera berubah menjadi pucat pias seperti mayat.
Ong Bun kim segera tertawa dingin ujarnya.
"Yu leng lojin, tidak kau sangka bukan bakal menjumpai keadaan seperti ini?"
Paras muka Yu leng lojin berubah menjadi kehijau- hijauan. peristiwa yang berlangsung dihadapannya sekarang benar-benar diluar dugaannya, kenyataan tersebut membuat perasaannya menjadi terkejut bercampur bergetar keras.
Ong Bun kim tertawa dingin, kembali ujarnya:
"Yu leng lojin, sepanjang hidupmu kau selalu mempergunakan siasat busuk untuk mencelakai orang, tak kau sangka bukan akhirnya bakal termakan oleh siasat busukmu sendiri."
Ditengah pembicaraan tersebut, selangkah demi selangkah pelan-pelan la berjalan mendekati Yu leng lojin. Tiba-tiba Yu leng lojin membentak keras, tubuhnya melompat kedepan dan secepat kilat berusaha melarikan diri melalui jalan semula.
Dengan cekatan Thia Eng munculkan diri dari tempat persembunyiannya, seraya menghadang jalan perginya, dia membentak keras.
"Yu leng lojin, kau anggap masih mampu melarikan diri dari hadapan kami?"
Ditengah bentakan tersebut, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan kedada Yu Leng Lojin.
Sebagaimana diketahui Yu Ieng lojin sudah menderita luka dalam yang cukup parah akibat dari pukulan dahsyat yang dilontarkan Tan Liok, sudah barang tentu dalam keadaan seperti ini, kelihayannya juga jauh berkurang.
Buru-buru dia menangkis datangtnya serangan yang dilancarkan roleh Thia Eng tersebut...
"Blaaam!" ditengah benturan nyaring, kuda-kudanya menjadi tergempur dan tak tahan tubuhnya segera mundur puluhan langkah dengan sempoyongan.
Paras muka Yu leng lojin berubah menjadi keabu-abuan, sekarang ia benar-benar mati kutunya.
Ong Bun kim segera tertawa dingin, ejeknya.
"Yu leng lojin. kau tak akan berhasil melarikan diri dari tempat ini dalam keadaan selamat!"
"Belum tentu!" sahut Yu leng lojin sambil tertawa dingin pula, sekalipun keadaan yang terbentang didepan mata sudah tidak menguntungkan baginya, namun dia enggan untuk mengakui kelemahan tersebut. "Yu-leng lojin. saatmu untuk melakukan kejahatan telah berakhir, hari ini serahkan saja selembar jiwa anjingmu kepada kami!"
Begitu selesai berkata, Ong Bun-kim segera menggerakkan tubuhnya dan menerjang ke arah Yu-leng lojin, pedang Sin-kiam diputar kencang dan langsung dibabat ke atas tubuh lawan.
Berbareng waktunya ketika Ong Bun-kim mengayunkan pedang sin-kiam untuk menyerang Yu-leng lojin, puluhan orang anggota Yu-leng-bun yang berada disekitar tempat itupun segera menerjang pula ke depan sambil melancarkan serangan.
Mendadak terdengar suara bentakan keras yang memekikkan telinga berkumandang memecahkan keheningan, beratus orang jago dari Sin kian-bun bagaikan gelombang besar disamudra serentak menyerbu pula ke dalam arena pertempuran.
Kawanan jago dari Yu-leng-bun jumlahnya hanya mencapai puluhan orang saja, mana mungkin mereka bisa menandingi serbuan dari jago-jago Sin-kiam-bun yang telan diliputi oleh hawa napsu membunun itu?
Dalam waktu singkat, jeritan demi jeritan ngeri bergema memecahkan keheningan.
Dengan suatu gerakan cepat, mendadak Thia Eng menyerbu ke hadapan Yu-leng lojin sambil membentak keras:
"Yu leng lojin, serahkan jiwa anjingmu!"
Sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan.
Dikala Thia Eng melepaskan serangannya itu, suara bentakan lain bergema pula, Lu Hong dengan gerakan tubuh yang amat cepat telah menubruk ke muka sambil melancarkan serangan.
Sesudah Lu Hong turun tangan, Ong Bun kim, Giok-bin- hiap Iblis cantik pembawa maut, Tay-khek cinkun bersama- sama maju pula ke depan melakukan serangan berantai.
Bayangkan saja betapa cepat dan lihaynya serangan dari beberapa orang itu, jangan toh Yu-leng lojin memang sudah terluka dan tak tahan, sekalipun seorang jago yang memiliki kepandaian silat beberapa kali lipat lebih hebat pun tak akan tahan juga.
Didalam keadaan seperti ini, tentu saja tiada waktu atau kesempatan lagi baginya untuk melepaskan racun.
Dengusan tertahan berkumandang memecahkan keheningan, sebuah pukulan dahsyat dari Thia-Eng telah menghajar telak ditubuh Yu leng lojin.
Menyusul kemudian cahaya tajam berkilauan membelah angkasa, pedang Sin kiam dari Ong-Bun kim meluncur pula kedepan dengan kecepatan luar biasa.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera bergema memenuhi angkasa, tahu-tahu dada Yu leng lojin sudah tertusuk oleh pedang Sin kiam tersebut sehingga tembus ke punggungnya.
Tidak banyak mengerang lagi, tewaslah gembong iblis yang berhati keji Ini dalam keadaan mengerikan, akhirnya dia harus mati juga diujung pedang Sin kiam.
Iblis cantik pembawa maut segera menggeledah tubuhnya dan mengambil kembali kitab pusaka Hek mo keng tersebut. Beginilah akhir dari seorang manusia yang berhati busuk, siapa berbuat mulia dia akan memperoleh kebajikan, siapa berbuat jahat dia akan memperoleh hukuman.
Rasa dendam dan benci Iblis cantik pembawa maut, Dewi mawar merah, Hian Ih lihiap dan Tan Liok terhadap Yu leng lojinm tampaknya belum terlampiaskan semua, secara beruntun mereka lancarkan beberapa pukulan dahsyat ke atas tubuhnya sehingga gembong iblis tua yang banyak melakukan kejahatan itu harus mati dengan tubuh yang hancur tak karuan.
Suara bentakan mulai mereda.
Hawa napsu membunuhpun pelan-pelan makin menghilang.
Puluhan jago Yu leng bun yang bterlibat dalam dpertarungan senagit itu akhirnyba berhasil dibasmi sampai habis.
Dengan suara dingin Ong Bun kim berkata.
"Pentolan Iblis yang banyak melakukan kejahatan telah lenyap dari muka bumi. dunia penilaian pun untuk sementara waktu akan menjadi aman dan tentram."
Tan Liok mendongakkan kepalanya teriaknya seram. "Haaahh....haaahhh... haaahh... Yu-leng lojin, akhirnya
kau mampus juga. "
Mendadak...
Dia mengangkat tangan kanannya ke udara lalu dibabat keatas ubun-ubun sendiri.
Menyaksikan kejadian itu. dengan suara keras Ong Bun kim segera membentak:
"Hu-buncu. " Dia melompat kedepan dan menyambar tangan kanan Tan Liok, sayang tindakannya itu terlambat selangkah.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera berkumandang memecahkan keheningan.
Tan Liok dengan batok kepala yang hancur serta isi benak yang berceceran diatas tanah tergeletak mati diatas tanah.
Semua orang menjadi terkesiap dibuatnya oleh peristiwa berdarah ini....
Dengan suara keras dan mendekati histeris, Tan Hong hong berteriak keras.
"Ayah. "
Dia melompat kedepan dan menubruk kedalam pelukan Tan Liok kemudian, menangis tersedu-sedu.
Tan Liok menghantam batok kepala sendiri untuk membunuh diri, kejadian mi benar-benar merupakan suatu peristiwa yang jauh diluar dugaan siapapun juga, sehingga untuk beberapa saat lamanya segenap jago yang berada dalam ruangan itu menjadi tertegun dan berdiri kaku seperti patung patung arca.
Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah Ong Bun-kim. bisiknya dengan pedih:
"Oooh Thian, ia benar-benar menghabisi nyawa sendiri untuk menebus dosanya itu."
"Yaa. dia memang menghabisi nyawa sendiri untuk menebus dosa-dosanya terhadap perguruan."
Ia telah dicelakai oleh Yu leng lojin dan melakukan pembantaian terhadap puluhan orang anggota perguruannya, sekalipun kejadian ini berlangsung karena ada sebab musababnya, namun kejadian ini tetap amat menyakitkan hatinya, sebab itu dia menggunakan darah dan jiwanya buntuk menebus ddosa-dosanya itua.
Titik air matba jatuh berlinang hampir di seluruh wajah para jago yang hadir disana, peristiwa tersebut memang merupakan suatu kejadian yang amat mengharukan sekali.
Tiang seng lojin segera menepuk bahu Tan Hong hong sambil hiburnya lembut.
"Nona Tan.... ooh, Buncu hujin! Harap jangan bersedih hati, sekalipun ayahmu te ah melakukan kehilafan terhadap perguruan, akan tetapi iapun berjasa besar karena telah selamatkan perguruan Sin kiam bun dari kehancuran... untuk menebus dosanya terhadap anggota perguruan yang tewas di-tangannya, ia tak segan-segan menghabisi jiwanya sendiri, perbuatannya ini benar2 merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan agung. !"
Ong Bun kim yang berada disampingnya, buru-buru turut menghibur pula dengan suara lembut:
"Niocu! Harap kau jangan terlalu bersedih hati. sekalipun ia telah tiada, namun kesetiaan serta jiwa ksatrianya akan selalu berada dalam kalbu setiap orang. "
Tiba-tiba Tan Hong hong menubruk kedalam pelukan Ong Bun kim dan menangis tersedu-sedu.
Selang beberapa saat kemudian Ong Bung kim baru berseru dengan suara lantang.
"Thia congkoan!" "Tecu siap !"
"Gunakan upacara yang paling megah dan paling besar untuk penguburan jenasah Hu buncu, sekarang bawalah layonnya kembali ke dalam perguruan.."
"Baik !" Thia Eng segera membopong jenazah Tan Lok dan pelan-pelan rombongan itupun kembali kegua Bu cing tong.
Tiba-tiba Dewi mawar merah berjalan mendekati Ong Bun kim, kemudian bisiknya.
"Adik Ong, Ada apa?"
Ong Bun kim memandang sekejap wajah Dewi mawar merah ketika menyaksikan mimik mukanya yang penuh diliputi oleh rasa sedih itu, dia menjadi agak tertegun.
"Aku hendak pergi dari sini." bisik Dewi mawar merah dengan suara pedih.
"Kenapa? Kenapa kau hendak pergi dari sini? Apa yang telah terjadi? Katakan kepadaku."
"Aku tak ingin berdiam terlalu lama ditempat ini, sebab keadaan tersebut hanya akan menambah kesedihan dalam hatiku saja... maka lebih baik aku pergi saja dari tempat ini?"
"Kau merasa sedih...? Katu merasa sedih...? Kenapa?
Kenapa kau bersedih hati?"
"Yaa, aku merasa amat pedih!"
Mendadak Ong Bun kim seperti memahami akan sesuatu, dia segera berseru.
"Ooh... mengerti aku sekarang, apakah disebabkan kau mencintai Thia congkoan?"
Dewi mawar merah menunduk dengan tersipu-sipu, lalu dengan wajah agak memerah dia mengangguk.
"Yaa, benar!"
Ong Bun kim segera tertawa lebar setelah menyaksikan pengakuan gadis tersebut. "Andaikata kau memang mencintai Thia congkoan, mengapa kau harus pergi dari sini?"
"Sebab.... sebab dia tidak mencintai diriku, lagi pula dia telah mempunyai dua orang istri aai..."
"Seandainya kau bersedia untuk mempunyai seorang suami secara bersama sama dengan mereka, tak ada salahnya kalau aku akan menjadi mak comblang bagimu."
"Aku kuatir mereka justru tak sudi untuk-menerima kehadirannya ini.."
Belum habis ucapan tersebut, mendadak dari belakang tubuhnya terdengar suara Lu Hong sedang berkata:
"Semenjak berada didalam jeram Sian siu tian tempo hari, aku sudah mengetahui kalau kau mencintai Thia congkoan, nona Yap kau tak usah pergi dari sini! Bagaimana kalau persoalan ini serahkan saja penyelesaiannya ditanganku?"
Dewi mawar merah tidak menyangka kalau Lu Hong yang berada dibelakang tubuhnya sempat mendengarkan pembicaraannya itu, kontan saja wajahnya berubah menjadi merah padam seperti kepiting rebus.
Lu Hong segera maju ke depan dan menggenggam tangannya erat erat, kemudian katanya:
"Enci Yap, mari kita masuk!"
Dengan mulut membungkam Dewi mawar merah mengangguk, kemudian bersama Lu Hong masuk kedalam gua.
Suasana diluar gua Bu cing tong pulih kembali dalam keheningan.
Disana berbaring empat puluhan sosok mayat, mayat- mayat tersebut melambangkan suatu kematian, juga melambangkan suatu kedamaian setelah lewatnya suatu pertempuran berdarah.
Tapi benarkah dunia persilatan bisa tenang dan damai untuk selamanya...
Sampai disini pula cerita "Setan Harpa" ini, semoga pembaca sekalian bisa puas dengan cerita tersebut.
TAMAT