Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

Jilid 08 : Yau-ti giok-li, Leng-cu dari Nirwana

"LENG-CU, orang ini " Su Put Siang si empat tidak mirip berdiri melongo dengan perasaan cak habis mengerti, ia tidak paham apa sebabnya sang Leng-cu memerintahkan dirinya untuk melepaskan orang itu.

"Lepaskan dirinya " kembali gadis suci dari Nirwana mengulangi kembali kata-katanya.

Terpaksa Empat tidak mirip melepaskan cekalannya, dengan pandangan termangu- mangu ditatapnya wajah gadis itu tanpa berkedip. sementara matanya terbelalak dan mulutnya melongo, seakan-akan ia sedang menjumpai suatu kejadian yang sangat aneh.

Setelah terlepas dari cekalan lawannya, Gak In Ling segera melemaskan otot-otot lengannya, kemudian dengan suara dingin ia menegur. "Leng-cu, apakah engkau tidak menyesal ?"

"Hee hee hee... . Gak In Ling," seru gadis suci dari Nirwana sambil tertawa dingin. "Apakah engkau mengira dengan mengandalkan serangkaian permainan telapak mautmu yang tidak komplit itu maka dikolong langit lantas tiada tandingan lagi ?"

Ditengah keketusan nada suara itu terselip pula nada menghina dan pandang rendah lawannya.

Gak In Ling sama sekali tidak gusar, mungkin hal ini disebabkan karena masih ada urusan yang lebih penting lagi yang harus diselesaikan olehnya dengan cepat, membuat ia tak mau menggubris semua penghinaan pada saat ini.

"Tidak "jawabnya tawa. "Aku sama sekali tidak mempunyai perasaan seperti itu, dan lagi akupun tahu bahwa kepandaian silatku masih jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan Leng-cu" selesai berkata ia siap berlalu dari sana.

"Engkau hendak pergi kemana ?" tiba-tiba gadis suci dari Nirwana menegur.

"Lembah pemutus sukma "

"He hee.. . engkau anggap dengan mengandalkan kepandaian silatmu itu, seluruh lembah tersebut dapat kau ratakan dengan tanah ?" ejek gadis suci dari Nirwana sambil tertawa dingin-

"Mungkin." jawab Gak In Ling, dengan sedih ia memandang sekejap keujung langit, "atau mungkin juga disanalah merupakan tempat peristirahatanku yang terakhir "

Tanpa berpaling ia segera berlalu dari situ. Tiba-tiba gadis suci dari Nirwana merasakan hatinya bergetar keras, dengan cepat ia menghadang jalan pergi sianak muda itu. "Seandainya aku tidak mengijinkan dirimu untuk tinggalkan lembah ini ?" serunya.

"Aku rasa Leng-cu bukanlah seorang manusia yang plin-plan serta menjilat ludah yang telah dilontarkan sendiri bukan ?"

"Siapa tahu kalau kali ini merupakan pengecualian ?"

Hawa amarah dengan cepat berkobar menyelimuti seluruh wajahnya, setelah harus bersabar dan bersabar terus lama kelamaan Gak In Ling tak kuat juga untuk menahan dirinya, ia segera mengambil keputusan untuk mengadu jiwa dengan lawannya. Ditatapnya gadis itu dengan marah, lalu tegurnya ketus.

"Boleh saja kalau engkau hendak menahan diriku, tapi engkaupun harus memperlihatkan dahulu sampai dimanakah kepandaian silat yang kau miliki ? Mampukah engkau untuk membinasakan diriku disini ?"

"Huh Apa sulitnya untuk membinasakan dirimu?" teriak Su Put Siang dengan kasar. "Keparat cilik, bersiap-siaplah untuk menghadapi seranganku " Sambil berkata ia bersiap sedia untuk melancarkan serangan-

Pada saat itulah tiba-tiba berkumandang datang dua buah bentakan yang amat keras. "Tunggu sebentar " suara ini berasal dari gadis suci dari Nirwana.

"Gak In Ling" bentakan kedua bernada berat dan berasal dari sisi kanan lembah tersebut. Mendengar bentakan itu Gak In Ling berpaling kearah mana berasalnya suara itu, kemudian berseru tertahan dan tubuhnya secara beruntun mundur tiga- empat langkah kebelakang dengan sempoyongan-"Aaaah "

Kiranya dari balik batu cadas yang berserakan disamping kanan lembah itu muncullah empat orang manusia berkerudung merah, tanpa dipikir lebih jauh lagi dapat diketahui bahwa mereka berasal dari lembah pemutus sukma.

Gak In Ling kaget bukan lantaran jeri terhadap mereka, melainkan mayat gadis yang berada dalam bopongan salah seorang manusia berkerudung merah yang berada disebelah kanan yang membuat dirinya tercekat.

"Gak In Ling " terdengar orang itu berseru "Terimalah kembali tubuh cicimu "

Air muka Gak In Ling berubah hebat, sepasang matanya yang tajam berubah jadi merah membara, napsu membunuh-perlahan-lahan menyelimuti seluruh wajahnya.

Dendam sedalam lautan, benci setinggi bukit, bagaikan tanggul sungai Huanghoo yang jebol

dengan cepatnya menerjang dan menghantam hati sanubarinya, membuat pemuda itu hanya

teringat akan bunuh... akan darah

Sepasang matanya yang memancarkan cahaya seram dan menggidihkan hati itu meratap tajam wajah keempat orang itu, selangkah demi selangkah didekatinya musuh-musuh yang berkerudung merah itu dengan garang, keadaannya pada saat itu tak ubahnya bagaikan binatang liar yang siap menerkam serta mencabik-cabik tubuh korbannya.

Dari balik pandangan mata Gak In Ling yang kaku terselip cahaya yang menggidikkan, dengan termangu- mangu ia menatap wajah ke empat orang manusia berkerudung merah yang sedang mendekati kearahnya itu, ditinjau dari keadaan bisa ditarik kesimpulan bahwa perasaan hatinya pada saat itu sedang kalut sekali.

Dalam kenyataan memang demikian keadaannya, sebab dari dandanan serta potongan badan orang-orang itu, ia sudah tahu kalau mereka berasal dari lembah pemutus sukma, ditempat itulah ibu serta encinya disekap.

Gadis suci dari Nirwana dengan cepat melemparkan sebuah kerlingan mata kearah Su-put-siang kemudian secara diam-diam mengundurkan diri kearah samping, gadis yang memiliki kecerdasan luar biasa ini telah menduga bakal terjadinya suatu peristiwa yang luar biasa ditempat itu.

Tampaklah sepasang bijimatanya yang jeli memancarkan sinar mata yang sukar diartikan menatap tajam wajah Gak In Ling, la tidak memperlihatkan sikap prihatinnya karena bakal terjadi bencana, pun tidak menunjukkan gembira karena akan berlangsungnya suatu kejadian besar ditempat itu.

Dalam sekejap mata keempat orang manusia berkerudung merah itu sudah berada kurang lebih lima depa dihadapan Gak In Ling, empat orang, delapan buah sorot mata yang menggidikkan bersama-sama ditujukan keatas wajah Gak In Ling, seakan-akan mereka hendak mencari suatu gejala yang aneh diantara wajahnya yang tampan dan kaku itu.

Gak In Ling sendiri sama sekali tidak merasakan sesuatu atas tingkah laku dari lawannya, karena pada saat itu seluruh perhatiannya sedang ditujukan kearah mayat gadis muda yang berada dalam bopongan manusia berkerudung merah yang berada disebelah kanan itu.

Tampaklah raut wajah gadis itu ditutup oleh secarik kain berwarna hijau, tangan kirinya menekan diatas bibirnya dan noda darah yang telah membeku menutupi celah-celah jari diatas tangannya, rambut yang hitam terurai dalam keadaan yang kalut, keadaannya nampak mengerikan sekali.

Empat manusia berkerudung merah itu menghentikan tubuh mereka kurang lebih tiga depa di hadapan Gak In Ling, sikap mereka sedikitpun tidak memperlihatkan rasa gentar ataupun takut, jelas mereka sama sekali tak pandang sebelah matapun terhadap sianak muda itu.

Su-put-siang yang menyaksikan hal itu segera mendengus dingin, tentu saja perbuatannya ini bukan disebabkan karena ia gusar terhadap sikap orang-orang itu terhadap Gak In Ling, sebaliknya ia mendongkol sekali karena keempat orang manusia berkerudung merah itu sama sekali tidak menggubris Leng-cu-nya.

Mendengar dengusan tersebut, keempat orang manusia berkerudung merah itu bersama-sama alihkan sinar matanya, dengan cepat mereka berdiri tertegun dan ingatan yang sama terlintas dalam benak mereka.

"Aaah sungguh cantik jelita wajah gadis ini, mungkinkah dia adalah bidadari yang baru turun dari kahyangan ?"

Gemar akan segala yang indah adalah watak setiap manusia pada umumnya, sorot mata mereka berempat dengan cepat terhisap oleh kecantikan wajah dara baju putih itu, dan tanpa sadar hampir bersamaan waktunya mereka menegur secara berbareng. "Siapakah engkau ?"

Gadis suci dari Nirwana mendengus dingin, ia mencibirkan bibirnya yang kecil mungil dan menjawab.

"Kalian tak usah menduga siapakah aku, lebih baik cepat-copatlah menyelesaikan pekerjaan kalian, sebab bila kalian sudah tahu siapa aku, mungkin pekerjaan kalian akan terbengkalai sebab kalian akan segera kehilangan daya kekuatan untuk melaksanakan tugas tersebut"

Walaupun nada suaranya merdu dan enak didengar, tetapi mendatangkan suatu perasaan yang aneh sekali bagi yang mendengar.

Keempat orang manusia berkerudung merah itu adalah jago-jago yang diandaikan oleh pihak lembah pemutus sukma untuk melaksanakan tugas baik kepandaian silat yang mereka miliki maupun pengalaman dalam dunia persilatan boleh dibilang termasuk jagoan kelas satu dikolong langit, akan tetapi setelah mendengar perkataan itu, seolah-olah terpengaruh oleh sesuatu kekuatan yang tak terwujud ternyata tak seorangpun yang berani membantah.

Buru-buru mereka alihkan kembali sorot matanya kearah wajah Gak In Ling, kemudian terdengarlah suara orang yang membopong mayat gadis itu berseru sambil tertawa dingin. "Gak In Ling, tahukah engkau kami datang kemari untuk mencari siapa ?"

Sepasang mata Gak In Ling masih menatap diatas tubuh mayat gadis itu tanpa berkedip. jawabnya dengan kaku.

"Semoga saja engkau bukan datang kemari untuk mencari diriku "

Orang yang berada disebelah kiri dengan suaranya yang serak segera tertawa mengejek, serunya sinis.

"Hee hee hee apakah engkau sudah menyadari bahwa kepandaian silatmu masih bukan tandingan kami ?"

Mendengar ejekan tersebut, dengan cepat Gak In Ling menengadah keatas, dari balik sepasang matanya tiba-tiba memancar keluar sinar mata yang mengerikan sekali perlahan-lahan ia sapu wajah keempat orang manusia berkerudung merah.

Tatkala sorot mata mereka saling beradu satu sama lainnya, tanpa sadar keempat orang manusia berkerudung merah itu bersama-sama mundur dua langkah kebelakang.

"Huh Dengan andalkan kekuatan kalian ?" seru Gak In Ling dengan nada seram. "Sepuluh orang seperti kalianpun masih bukan tandinganku."

Empat orang dayang cantik baju putih yang berada dibelakang gadis suci dari Nirwana tanpa terasa bersama-sama alihkan sinar matanya kearah Leng-cu mereka sesudah mendengar ucapan sang pemuda yang amat sombong itu, rupanya mereka hendak melihat reaksi dari Leng-cu mereka untuk membuktikan ucapan pemuda itu.

Su-put-siang adalah seorang manusia yang amat berangasan, ia segera mendengus dingin dan bergumam.

"Hmm bocah ingusan yang tidak tahu diri... "

Sebaliknya gadis suci dari Nirwana memperlihatkan serentetan cahaya mata yang sangat aneh katanya dengan suara mendalam.

"Dia bukanlah seorang manusia yang tekebur, kemungkinan besar apa yang diucapkan olehnya sedikitpun tidak salah "

"Leng-cu, engkau tokh baru saja bertemu dengan dia, darimana engkau tahu kalau ucapan-nya bukan tekebur ?" bantah Su-put-siang tidak puas.

Gadis suci dari Nirwana mengerutkan dahinya, lalu balik bertanya dengan nada dingin. "Jadi engkau tidak percaya ?"

Mimpipun Su-put-siang tidak menyangka kalau Leng-cu-nya yang cantik jelita dan dihari biasa itu selalu nampak lincah, ini hari bisa berubah jadi berangasan. Mendengar perkataan itu ia jadi amat terperanjat sekali, sambil memberi hormat buru-buru jawabnya. "Budak tua tidak berani"

Sementara dalam hati kecilnya diam-diam ia berpikir.

"Kemurungan dan kesedihan yang diderita oleh bocah cilik itu rupanya merupakan penyakit menular yang amat jahat, sehingga Leng cu ikut ketularan-"

Dalam pada itu lelaki berkerudung merah yang berada disebelah kanan telah menyadari akan sikap mereka berempat yang memalukan, dari jengah ia menjadi gusar dan segera berteriak keras,

"Bangsat, kau tak usah tekebur lebih dulu, kalau memang punya kepandaian ayolah silahkan untuk turun tangan "

Gak In Ling segera maju selangkah kedepan, hardiknya ketus. "Jadi kau ingin mencoba ?"

Nada suaranya amat dingin bagaikan angin dingin yang menghembus keluar dan kutub utara membuat bulu kuduk semua orang pada bangun berdiri.

Sekali lagi keempat orang manusia berkerudung merah itu melompat mundur dua langkah kebelakang terpengaruh oleh kesadisan serta kekuatan sikap pemuda Gak In Ling, sekalipun mereka tidak bersedia untuk melakukan hal itu, tetapi dalam hati kecilnya secara otomatis memperlihatkan reaksinya dan gerakan selanjutnyapun tidak dapat dibendung lagi.

Dari balik mata manusia berkerudung merah yang berada disebelah kanan tiba-tiba memancar cahaya yang sadis sekali, tangan kirinya membopong mayat gadis tersebut sedangkan tangan kanannya laksana kilat menyingkap kain kerudung hijau yang menutupi wajah mayat itu, bentaknya kembali dengan nada dingin.

"Keparat cilik, coba kau lihat dulu siapakah dia, setelah itu barulah bicara secara tekebur "

Selembar wajah yang cantik dan putih bersih mengikuti terbukanya kain kerudung hijau itu segera tertera dengan amatjelasnya dihadapan Gak In Ling.

Diam-diam sianak muda itu merasakan hati nya bergidik sekali sehiagga tak dapat dikuasai lagi ia mundur tiga langkah ke belakang, wajahnya yang tampan dan memancarkan cahaya kemerah-merahan itu seketika berubah jadi pucat pias bagaikan mayat, dia merasakan bagaikan ada beribu-ribu batang anak panah beracun yang secara tiba-tiba menusuk serta menembusi uluhati dan jantungnya.

Ternyata raut wajah dari mayat itu persis seperti raut mukanya, atau dengan perkataan lain kemungkinan besar dia adalah saudara Gak ln Ling sendiri.

Menyaksikan reaksi dari Gak In Ling, perasaan tidak tenang yang semula menyelimuti perasaan keempat manusia berkerudung merah itu segera pulih kembali dalam ketenangan, hawa amarah dan sikap angkuhpun muncul kembali dalam hati kecil mereka.

Tampak manusia berkerudung merah yang membopong mayat gadis itu menatap wajah Gak In Ling beberapa saat lamanya, kemudian sambil tertawa seram tanyanya dengan nada mengejek. "He... he... Gak In Ling, kenalkah kau dengan gadis ini ?"

Sejak menyaksikan raut wajah dari mayat gadis itu, Gak In Ling telah merasakan seolah-olah sukmanya melayang meninggalkan raganya, mendapat pertanyaan itu dengan kaku ia menggeleng. "Aku tidak kenal "

"Tidak kenal? Aku lihat raut wajahmu telah berubah sangat hebat sekali apakah kau

merasakan sesuatu yang tidak beres dengan mayat gadis ini ?"

"Benar, karena dia terlalu mirip dengan wajahku" kembali Gak In Ling menjawab dengan kaku.

Manusia berkerudung merah yang berada di samping kiri segera tertawa dingin dan mengejek.

"He he.. . he.,.. aku dengar katanya kau mempunyai seorang enci, benarkah itu ?"

Air muka Gak In Ling berubah semakin hebat, suatu firasat jelek terlintas didalam benak dan menyelimuti seluruh pikiran dan perasaannya, ia tarik napas panjang-panjang, dengan perasaan hati yang sedih diam-diam pemuda itu berdoa.

"Oh, Thian kini keluarga Gak kami hanya tinggal tiga orang. Gak In Ling mohon kepadamu

ya, Thian, ampunilah mereka dan lepaskanlah, mereka dari segala penderitaan-"

Gak ln Ling meskipun tidak mengutarakan semua isi hatinya, tetapi ditinjau dari permohonannya yang mendekati setengah merengek, dan muncul dari mulut seorang pemuda yang angkuh dan tinggi hati, bisa ditarik kesimpulan betapa murung dan ngerinya sianak muda itu dalam menghadapi kenyataan dihadapan matanya.

Tiba-tiba satu ingatan berkelebat dalam benak gadis suci dari Nirwana, gadis yang cerdik melebihi orang lain ini rupanya telah dapat menduga apa yang sedang terjadi dihadapannya pada saat ini.

Sementara itu Gak In Ling telah menarik napas panjang, dengan suara berat jawabnya.

"Ssdikitpun tidak salah, aku memang mempunyai seorang enci dan sekarang bersama ibuku disekap dalam lembak pemutus sukma."

"Nah, kalau begitu ketahuilah kami datang dari lembah pemutus sukma." sambung manusia berkerudung merah yang lainnya sambil tertawa dingin.

Sorot mata yang seram dan menggidikkan hati terpancar keluar dari balik mata Gak In Ling, dengan perasaan cemas buru-buru ia berseru.

"Aku percaya bahwa kalian tak akan turun tangan sekeji ini terhadap mereka, bukankah begitu ? Perbuatan semacam ini bukanlah perbuatan gagah dari seorang enghiong seorang pria sejati, kalian tokh manusia-manusia yang punya nama dalam dunia persilatan, tidak mungkin-.. "

"Selamanya tindakan yang diambil lembah pemutus sukma adalah tindakan keji serta bertujuan untuk mencapai apa yang diharapkan, sekalipun perbuatan yang kami lakukan melanggar dari kebiasaan seorang enghiong." tukas manusia berkerudung merah disamping kanan sambil tertawa dingin.

"Gak In Ling, kau tidak seharusnya memasuki lembah kami serta mengacau ketenteraman lembah, ini... , ketahuilah, siapa berani membuat keonaran di lembah kami maka dia menerima pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya itu."

Suaranya seram dan mengerikan, seakan-akan mereka hendak menyiksa Gak In Ling dengan kata-kata itu sehingga ia lebih menderita.

Air muka Gak In Ling yang pucat mulai berubah jadi merah, mengikuti berlalunya kesunyian yang mencekam disekitar tempat itu, wajahnya kian lama kian bertambah merah, dan akhirnya wajah pemuda itu berubah jadi marah padam bagaikan darah.

Sorot matanya yang semula nampak lemah dan mohon belas kasihan, kini telah lanyap tidak berbekas, sebagai gantinya terpancarlah keluar dari balik matanya api dendam yang tiada taranya serta napsu membunuh yang berkobar-kobar.

Gadis suci dari Nirwana yang berada disamping kalangan, mengawasi gerak-gerik Gak In Ling dengan seksama, tatkala dilihatnya sianak muda itu terpengaruh oleh emosi hatinya, dalam hati segera ia berpikir.

"Engkau begitu terpengaruh oleh emosi, perbuatanmu dapat menghancurkan serta memusnahkan diri sendiri. Kenapa sih kau brgitu tidak kenal bagaimana cara untuk menyayangi diri sendiri ?"

Gadis itu tak tahu apa sebabnya ia harus memikirkan tentang persoalan itu, dan dia sendiripun tak tahu kenapa dirinya begitu menaruh perhatian terhadap pemuda itu.

Dalam pada itu Gak In Ling meskipun sembilan puluh lima persen telah menduga siapakah mayat gadis itu, akan tetapi ia masih tetap mengharapkan suatu kekeliruan, dengan kepala tertunduk segera ujarnya. "Aku percaya bahwa dia bukanlah enciku"

Keempat orang manusia berkerudung merah itu segera tertawa terbahak-bahak setelah mendengar perkataan itu, gelak tertawa keempat orang itu sangat keras hingga menggetarkan seluruh lembah itu.

Pantulan-suara tertawa mereka seakan-akan martil yang beratnya mencapai ribuan kati, satu demi satu menghantam dada Gak In Ling membuat perasaan hatinya hancur dan remuk- redam,

Tak kuasa lagi Gak In Ling menutupi sepasang telinganya dengan telapak tangan, kemudian bentaknya dengan keras. "Berhenti Apa yang perlu kalian tertawakan?"

Suaranya amat keras bagaikan guntur yang membelah bumi membuat hati orang bergetar keras.

Keempat orang itu segera menghentikan gelak tertawanya, sambil menuding kearah mayat gadis itu teriak mereka dengan suara lantang. "Orang ini bukan lain adalah encimu "

Satu-satunya harapan yang tersembunyi di balik hatinya kini pudar dan lenyap bersamaan dengan meluncurnya kata-kata tersebut, tiga orang keluarga Gak yang masih tersisa dikolong langit kini telah berkurang seorang lagi.

Dendam sakit hati sedalam lautan, rasa benci setinggi langit dan kobaran api marah yang tiada taranya menyelimuti seluruh badan Gak In Ling, membuat peredaran darah dalam nadinya bergerak semakin cepat, ia merasakan seluruh darahnya mendidih.

Dengan cepat Gak In Ling menengadah ke- atas, dengan sepasang matanya yang merah berapi-api menatap kearah empat orang manusia berkerudung merah itu dengan penuh kebencian, hal ini membuat musuh-musuhnya mundur empat-lima langkah kebelakang dengan ketakutan-

Dalam beberapa menit yang amat singkat Gak In Ling telah berubah, ia tidak mirip sebagai seorang manusia lagi. Tapi lebih menyerupai malaikat bengis yang baru turun dari langit.

Perlahan-lahan Gak In Ling melangkahkan kakinya yang berat berjalan mendekati kearah ke empat orang itu, dengan suara yang menyeramkan ia berteriak.

"Seorang dari keluarga Gak mati, maka aku Gak In Ling akan menebusnya dengan seratus lembar jiwa orang persilatan kalian-.. kalian adalah rombongan yang pertama " Gadis suci dari Nirwana yang menyaksikan hal itu kembali berpikir didalam hatinya.

"Rangsangan serta tekanan bathin yang diterimanya pada saat ini mungkin akan menutupi ke sadaran serta perasaan baik dalam hati kecilnya, apa yang harus kulakukan pada saat ini ?"

Mengikuti jalannya pikiran tersebut, tanpa terasa selangkah demi selangkah ia berjalan mendekati sianak muda itu

Sementara itu empat orang manusia berkerudung merah itu mundur terus kebelakang mengikuti semakin majunya Gak In Ling mendekati kearahnya, tak seorangpun diantara mereka yang memperlihatkan gerakan hendak melakukan perlawanan. Tiba-tiba Gak In Ling membentak dengan suara keras. "Lepaskan dia "

Suaranya keras bagaikan halilintar, di tengah keseraman terselip pula wibawa yang besar.

Manusia berkerudung merah yang membopong mayat gadis itu tak dapat mengusahakan diri dan segera bongkokkan badan serta meletakkan mayat tersebut diatas tanah.

Gak In Ling menyapu sekejap mayat cicinya, perlahan-lahan ia membengkok dan membelai rambutnya yang panjang, air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.

Dengan tangan yang gemetar keras ia mencekal telapak tangan encinya Gak In Hong yang menempel diatas bibirnya, belum sempat ia menarik turun telapak tangan itu, tiba-tiba terdengar salah seorang diantara manusia berkerudung merah itu berseru dengan nada lantang.

"Gak In Ling, inilah peringatan yang diberikan Lembah pemutus sukma kami terhadap dirimu, jikalau engkau punya nyali untuk menyatroni lembah kami lagi, maka ibumu akan tiba gilirannya untuk dibunuh nah, tugasku telah selesai dan kamipun harus segera tinggalkan tempat ini "

Keempat orang itu bersuit nyaring, dengan gerakan tubuh yang cepat mereka berkelebat menuju kearah jalan semula.

Tertegun hati Gak In Ling mendengar ucapan tersebut, tangannya yang menggenggam telapak encinya gemetar semakin keras, air mata jatuh berlinang semakin deras, demi keselamatan ibunya ia memang tidak mempunyai keberanian untuk menyatroni lembah pemutus sukma lagi.

Perlahan-lahan ia menarik telapak tangan encinya dan menurunkan dari atas bibirnya, tiba-tiba...

Diantara pandangan matanya yang kabur, ia menemukan beberapa huruf darah yang rupanya diukir diatas telapaknya dengan menggunakan pisau, rupanya tulisan itu sengaja ditinggalkan oleh Gak In Hong sesaat sebelum menemui ajalnya.

Dengan cepat Gak In Ling menyeka air mata yang membasahi pipinya, kemudian memeriksa tulisan itu dengan seksama, terbacalah tulisan darah diatas telapak tangan encinya itu berbunyi demikian-

"Ibu mati dibenteng Hui-in-cai. Enci mati dilembah Toan-hun-kok."

Walaupun hanya beberapa patah tulisan yang amat singkat, akan tetapi seluruh harapan Gak In Ling telah ikut musnah dengan terbacanya beberapa tulisan kecil itu.

Pada waktu itulah tiba-tiba terdengar dua kali bentakan gusar berkumandang datang dari kejauhan-

"Kalian berempat jangan harap bisa tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"

Sementara itu keempat manusia berkerudung merah itu sudah berada sepuluh tombak lebih dan tempat semula, mendengar bentakan itu mereka segera menghentikan langkah kakinya dan alihkan sorot matanya kearah mana berasalnya suara itu, dan dengan cepatnya pula mereka berdiri tertegun ditempat itu.

Terdengar manusia berkerudung yang berada disebelah kanan mendengus dingin lalu berkata.

"Hmm, aku kira siapa yang telah datang, tak tahunya adalah kalian, manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara, apakah kalian yakin bahwa dengan kekuatan kalian berdua mampu untuk menahan kepergian kami berempat?" nada suaranya amat sombong dan sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap lawannya.

Gadis suci dari Nirwana sendiri segera alihkan sorot matanya sesudah mendengar orang yang baru datang bukan lain adalah manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara yang selama ini menggetarkan sungai telaga.

Tampaklah kurang lebih lima tombak dihadapan empat manusia berkerudung merah itu berdirilah dua orang manusia aneh yang berdandan sangat aneh sekali dengan sorot mata yang tajam serta wajah memancarkan hawa gusar yang amat tebal.

Manusia berambut putih yang berada disebelah kiri adalah manusia sesat dari selatan oei Hoa Yu, sedangkan manusia bercambang dan bermata besar yang ada disebelah kanan adalah manusia aneh dari utara Lui Beng Wan-

Diantara kedua orang itu, manusia aneh dari utara Lui Beng Wan memiliki watak yang berangasan sekali, mendengar perkataan itu ia segera tertawa seram sambil berkata.

"Haa haa haa kami tidak mampu untuk menahan kalian beberapa orang? Benar-benar

suatu lelucon yang sama sekali tidak menggeIikan "

Terkesiap hati manusia berkerudung merah yang ada disebelah kiri, pikirnya didalam hati.

"Ah jangan- jangan mereka telah melepaskan diri dari pihak banteng Hui-in-cay "

Meskipun dalam hati berpikir demikian, di luaran ia tak mau kalah dengan begitu saja, sambil tertawa dingin segera serunya kembali.

"Hm, jangan lupa kalian adalah termasuk golongan mana ? Kalau bicara mengenai tingkat kedudukan mungkin kami berempat masih jauh berada diatas kedudukan kalian berdua."

Diatas raut wajah manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yo yang penuh berkeriput seketika muncullah delapan buah jalur yang sukar ditemukan dengan pandangan mata biasa, tak usah diragukan lagi ucapan dari manusia berkerudung merah itu telah mendatangkan pelbagai perubahan dalam hati kecilnya.

Manusia aneh dari utara Lui Beng Wan sama sekali tidak mau menggubris ucapan dari lawannya, dengan penuh kegusaran kembali ia berseru lantang.

"Mari mari jangan menggonggong terus disitu menyerupai anjing gila, kalau aku tak mampu

untuk membinasakan kalian keempat ekor anjing dalam lima puluh gebrakan, aku akan mengorok leherku sendiri dihadapan kalian-.." sambil berkata dengan langkah lebar ia segera berjalan mendekati lawannya.

Berbicara tentang kepandaian silat, walaupun keempat orang manusia berkerudung merah itu termasuk jago-jago lihay kelas satu dalam dunia persilatan, tetapi kalau dikatakan mereka berani menandingi kemampuan dari manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara dua orang tokoh sakti dalam dunia persilatan ini, boleh dibilang diantara mereka masih terpaut selisih yang amat besar.

Ditinjau dari perkataan manusia aneh dari utara Lui Beng Wan baru-baru ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa napsu membunuh yang berkobar didalam hati kecil jago tua itu sudah tak dapat dihindarkan lagi, takut mati adalah ciri khas setiap manusia, tanpa sadar dengan perasaan bergidik keempat orang manusia berkerudung merah itu mulai menggerakkan tubuhnya mundur ke belakang.

"Kalian jangan lupa," teriak manusia berkerudung merah yang berada disebelah kanan dengan gusar, "benteng Hui-in-cay letaknya berada dibawah kedudukan lembah Toan-bun-kok, jika... "

Agaknya pada waktu itu manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu telah mengambil keputusan terakhir, sebelum orang itu sempat menyelesaikan kata-katanya dia telah menukas lebih dahulu.

"Sebelum kami berdua datang kemari telah kami pertimbangkan resiko serta akibat-akibatnya, sekalipun kami berdua selamanya melakukan pekerjaan dengan mempertimbangkan baik buruknya lebih dahulu, akan tindakan kami pada saat ini merupakan pengecualian-.. kami ingin bertanya kepadamu, sebenarnya dendam sakit hati apakah yang sudah terikat antara keluarga Gak dengan lembah pemutus sukma kalian ? Kenapa kalian celakai ibu Gak In Ling lebih dahulu kemudian encinya. Asal kalian masih mempunyai perasaan perikemanusiaan, tidak nanti akan melakukan perbuatan terkutuk semacam ini, hmh Terhadap manusia keji yang tak kenal prikemanusiaan seperti kalian ini, kenapa kami harus berlaku sungkan dan melepaskan kalian pergi dalam keadaan hidup ?"

Makin berbicara dia semakin gusar, sepasang matanya dengan memancarkan napsu membunuh yang amat tebal dengan penuh kebencian menyapu keempat orang itu, setelah berhenti sebentar ujarnya kembali dengan nada suara yang menyeramkan.

"Ini hari kalian tak usah banyak bicara lagi, sejak kini manusia sesat dari selatan dan manusia aneh dari utara telah bebas merdeka tanpa terikat oleh siapapun, kalau kalian merasa punya kepandaian keluarkanlah semuanya "

Gadis suci dari Nirwana yang selama ini membungkam terus hatinya merasa tergetar keras sesudah mendengar ucapan itu, diam-diam pikirnya didalam hati.

"Oh, apa yang telah terjadi ? Tempo dulu apakah gerak-gerik manusia sesat dari selatan dan manusia aneh dari utara itu berada dibawah perintah orang? Dikolong langit dewasa ini siapakah yang mampu untuk menundukkan serta memerintah kedua orang gembong iblis tersebut? Ataukah mungkin ketenangan yang menyelimuti dunia persilatan selama ini hanya diluaran saja yang damai? Padahal yang sebenarnya sudah terjadi pergolakan yang amat besar?"

Pelbagai masalah yang mencurigakan hati ini dengan cepat memenuhi benak gadis aneh yang berotak cerdas ini.

Sementara itu keempat orang manusia berkerudung merah itu sama sekali tidak menyangka kalau persoalan itu bakal berlangsung hingga mencapai keadaan yang sama sekali tak terduga seperti ini, untuk beberapa saat lamanya mereka kehilangan daya upaya untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapinya kini.

Manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara selangkah demi selangkah maju ke arah depan, Malaikat Elmautpun semakin lama semakin mendekati keempat orang itu, mereka walaupun telah menghimpun segenap kekuatan yang dimilikinya untuk melakukan perlawanan yang terakhir, tetapi perasaan percaya pada diri sendiri telah lenyap dari dalam hati mereka, dibalik sorot matanya terpancarlah perasaan kuatir, tidak tenang dan ngeri.

Mendadak dari belakang tubuh mereka berkumandang datang suara seruan seseorang dengan nada yang menyeramkan.

"Hutang ada pemiliknya, siapa yang berhutang dia harus membayarnya, kalian berdua tidak usah mencampuri urusan ini"

Dari nada suara orang ini dengan cepat manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara telah mengetahui siapakah orang tersebut dengan perasaan tercekat mereka segera menghentikan langkahnya, empat buah sorot mata yang memancarkan perasaan simpatik dan penuh kuatir hampir bersamaan waktunya sama-sama dialihkan keatas wajah Gak In Ling.

Mereka berdua telah merasakan bahwa pemuda yang pemurung ini telah berubah, berubah jadi semakin murung dan semakin sadis, pada saat itu wajahnya yang semula memerah kini sudah berubah jadi pucat pias bagaikan mayat, kelopak matanya masih basah oleh air mata, namun sorot matanya penuh mengandung perasaan dendam, pembunuhan terhadap keluarganya telah membuat pemuda itu mengalami tekanan bathin yang amat hebat, membuat perangai serta wataknya, sama sekali berubah.

"Majikan muda," terdengar manusia aneh dari selatan Lui Beng Wan buka suara serta menegur, "yang sudah lewat biarkanlah lewat, kau adalah satu-satunya anggauta keluarga Gak yang masih hidup, dahulu budak sekalian tak berani memberitahukan jejak musuh yang sebenarnya kepadamu karena kuatir mendatangkan bencana yang lebih besar bagi dirimu, tapi sekarang keadaan telah berbeda, urusanmu merupakan urusanku juga, mungkin keadaanpun akan segera mengalami perubahan yang sangat besar"

Gak In Ling mengerdipkan matanya lalu menggeleng dengan sikap yang sangat hambar, jawabnya.

"Persoalan itu adalah urusan dikemudian hari, aku rasa kalian berdua harus mempertimbangkannya lebih dahulu secara baik-baik." ia berhenti sebentar kemudian tambahnya.

"Dan sekarang, aku harap kalian berdua suka mengundurkan diri untuk sementara waktu."

Suaranya amat tenang dan datar, akan tetapi mengandung suatu kekuatan yang membuat orang merasa sungkan untuk membangkang.

Tanpa sadar manusia dari sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara bersama-sama mengundurkan diri kesisi kanan, dengan pandangan tertegun mereka memanda kearah sianak muda itu tanpa berkedip.

Gadis suci dari Nirwana sendiripun menunjukkan sikap yang aneh sekali, pikirnya didalam hati.

"Didalam sedihnya orang ini masih ingat menguasai dirinya sehingga bersikap demikian tenang, benar-benar suatu keajaiban yang tak pernah kuduga sebelumnya."

Pada saat Gak In Ling buka suara tadi, ke empat orang manusia berkerudung merah itu telah memutar tubuhnya, sekarang mereka telah melupakan bahwa dihadapannya masih terdapat manusia sesat dan manusia aneh dua orang musuh tangguh, karena semua perhatian mereka telah di tujukan kepada pemuda dihadapannya.

Dengan pandangan yang menyeramkan Gak In Ling menyapu sekejap kearah empat orang itu kemudian ujarnya dengan nada seram.

"Pihak benteng Hwi-in-cay telah membinasakan ibuku, aku Gak In Ling akan menyapu benteng-tersebut rata menjadi tanah dan mencuci dengan darah segar mereka, lembah pemutus sukma telah membunuh enciku, aku orang she Gak akan membasmi semua orang yang berada didalam lembah itu, dan kalian berempat adalah orang pertama yang harus lenyap lebih dahulu dari muka bumi "

Setelah mengetahui bahwa disekeliling mereka terkepung oleh musuh tangguh, dalam putus asanya timbullah niat didalam hati mereka berempat untuk melakukan perlawanan sampai titik terakhir.

Salah seorang diantara manusia berkerudung merah itu segera berseru dengan gusar.

"Keparat cilik, engkau tak usah tekebur lebih dahulu. Kalau punya kepandaian perlihatkan dahulu dihadapan kami "

"He... he he..rupanya engkau ingin mencoba lebih dahulu." ejek Gak In Ling sambil tertawa

seram.

Perlahan-lahan hawa murninya dihimpun kedalam sepasang telapaknya dan siap melancarkan serangan dahsyat.

"Tunggu sebentar " tiba-tiba gadis suci dari Nirwana membentak dengan suara dingin. "Sebelum duduknya persoalan ini dapat dibikin jelas, aku tidak memperkenankan kalian untuk bertempur lebih dahulu."

"Apakah nona merasa punya kemampuan untuk mencampuri urusan ini ?" tegur manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu dengan nada dingin. Melihat ada orang berani pandang enteng Leng-cu nya, Empat tidak mirip jadi naik pitam segera bentaknya keras. "Hmm Sebelum bicara, periksalah dahulu disekeliling tempat ini"

Manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara segera alihkan sorot matanya ke arah

sekeliling tempat itu, kemudian dengan nada terperanjat mereka berseru. "Aaaah Leng-cu dari

Nirwana berada disini ?"

Diujung puncak bukit disekeliling tempat itu berkibarlah delapan buah panji besar berwarna kuning pada badan tengah pada panji tadi bersulamkan sebuah huruf "Leng" yang berwarna emas dan memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata, entah tulisan itu terbuat dari bahan apa.

Kedelapan panji besar berwarna kuning itu bukan lain adalah lambang atau ciri khas dari gadis suci dari nirwana setiap kali ia munculkan diri disuatu tempat.

Sementara itu Su-put-siang merasa girang sekali ketika menyaksikan manusia sesat dari selatan dan manusia aneh dari utara yang nama besarnya amat menggetarkan sungai telaga itu dibikin terkesiap oleh delapan lembar panji kuning dari Leng-cu-nya ini, dengan suara dingin, ia segera berseru.

"Kalian benar-benar punya mata tak berbiji, Leng-cu kami sudah beberapa waktu lamanya berada disini "

Manusia sesat dari selatan dan manusia aneh dari utara segera berpikir dalam hatinya.

"Jangan-jangan gadis yang cantik jelita bagaikan bidadari ini bukan lain adalah gadis suci dari Nirwana yang mirip dengan naga sakti yang nampak kepala tak nampak ekornya itu ? Kalau memang demikian keadaannya, mungkin tindak-tanduk majikan kecil yang begitu gegabah dan kasar itu akan menimbulkan-.. "

Belum habis kedua orang jago sakti dari dunia persilatan itu berpikir, tiba-tiba terdengarlah dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh lembah tersebut.

Begitu mengerikan jeritan kesakitan itu sehingga mendirikan bulu roma semua orang yang berada ditempai itu, tanpa sadar beberapa orang jago itu segera alihkan sinar matanya kearah Gak ln Ling.

Jeritan kaget kembali berkumandang memecahkan kesunyian, semua orang berdiri terbelalak dengan mulut melongo sesudah mengetahui apa yang telah terjadi, sementara gadis suci dari Nirwana buru-buru alihkan sorot matanya kearah lain-

Diantara empat orang manusia berkerudung merah yang hadir ditempat itu, kini telah berkurang dua orang, sementara dalam genggaman Gak In Ling telah bertambah dengan dua buah jantung manusia yang berlumuran darah segar.

Peristiwa berdarah ini benar-benar mengerikan sekali, membuat dua orang manusia berkerudung merah lainnya segera mundur empat-lima tombak jauhnya kebelakang dengan perasaan terkesiap.

Dengan wajah yang sadis Gak In Ling membuang jantung yang berhasil dicopot keluar dari rongga dadanya itu keatas tanah, kemudian bentaknya dengan keras. "Bajingan keparat, kalian hendak lari kemana ?"

Tubuhnya bagaikan seekor burung rajawali melayang ketengah udara dan menubruk kearah salah seorang manusia berkerudung merah yang berada disebelah kanan, serangannya amat cepat sekali sehingga sukar dilukiskan dengan kata-kata.

Menyaksikan datangnya ter jangan tersebut, orang itu jadi ketakutan setengah mati, meskipun ia tak sempat melihat jelas warna telapak dari Gak In Ling, akan tetapi orang itu dapat menduga bahwa sianak muda itu pasti telah menggunakan telapak mautnya untuk menghadapi dirinya.

Dalam keadaan cemas bercampur gelisah, ia tidak memperdulikan tindakannya memalukan atau tidak- segera teriaknya dengan keras.

"Leng-cu, tolonglah aku." belum habis ucapan itu diutarakan keluar, jeritan ngeri yang menyayatkan hati kembali berkumandang memecahkan kesunyian di tempat itu, dengan keadaan yang mengerikan manusia berkerudung merah itu roboh terkapar diatas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.

Setelah melihat serangannya mengenai sasaran Gak In Ling segera enjotkan badan dan menerjang pula kearah manusia berkerudung merah yang terakhir.

"Tahan " bentak gadis suci dari Nirwana dengan suara keras. Akan tetapi bentakannya itu tetap masih terlambat satu tindak.

Jeritan ngeri yang mendirikan bulu roma segera berkumandang memecahkan kesunyian, manusia berkerudung merah yang terakhir itupun jatuh terkapar diatas tanah tanpa bernyawa lagi.

Semua peristiwa tersebut berlangsung dalam waktu yang amat singkat sekali dan boleh dibilang dalam sekejap mata.

Terhadap bentakan gadis suci dari Nirwana Gak In Ling sama sekali tidak menggubris atau mendengarnya, setelah mencopot keluar jantung dari keempat orang musuhnya, perlahan-lahan ia mendekati mayat encinya.

Setelah berjongkok disisi jenasah itu, ia letakkan keempat buah jantung manusia yang berlumuran darah itu disisi tubuh itu, kemudian gumamnya seorang diri dengan nada yang amat lirih.

"Cici, sudah lihatkah engkau akan semua perbuatan yang kulakukan barusan ? Aku sudah mulai membalas dendam untuk kematianmu yang malang ini... tapi, sampai kapankah dendam sakit hati dari ayah dan ibu bisa kutuntut balas? Musuh besar dari keluarga kita begitu banyak jumlahnya, sedangkan usiaku hanya tinggal setengah tahun lagi, oh cici, beritahukanlah kepada adikmu yang malang ini, apa yang harus kulakukan-"

Makin lama ucapan itu semakin lirih sehingga akhirnya begitu lemah dan sama sekali tidak terdengar lagi, semua orang hanya menyaksikan mulutnya kemak-kemik tetapi tak tahu apa yang sedang diucapkan olehnya.

Air mata bagaikan hujan gerimis mengucur keluar tiada hentinya membasahi kelopak matanya pipinya, dan bajunya...

Manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara hanya dapat berdiri menjublek ditempat semula tanpa mampu berbuat sesuatu apapun, perasaan mereka ikut tertindih sehingga terasa berat sekali, mereka iba dan kasihan, terhadap pemuda malang yang hidup sebatang kara dengan dibebani dendam kesumat yang tiada taranya itu, untuk beberapa saat kedua orang jago tua itu tak tahu mesti berkata apa untuk menghibur hatinya.

Mendadak terdengar bentakan nyaring berkumandang datang.

"Gak In Ling, berani benar engkau membunuh orang dihadapan Pun Leng-cu ? Hmm, rupanya engkau sama sekali tidak memandang sebelah mata pun terhadap diriku "

Walaupun nada suaranya mengandung kegusaran, akan tetapi terselip pula perasaan itu dan kasihan terhadap pemuda itu.

Gak In Ling sama sekali tidak menengok juga tidak menjawab, seakan-akan dia sama sekali tidak mendengar bentakan dari gadis cantik baju putih itu, mulutnya masih tetap berkemak-kemik menggumam seorang diri.

Melihat perkataannya sama sekali tidak digubris, kali ini gadis suci dari Nirwana benar-benar dibikin amat gusar sekali, sebagai seorang ketua dari sebuah perkumpulan besar, ia selalu disanjung dan dihormati oleh setiap orang, belum pernah ucapannya dianggap angin oleh orang lain, apalagi orang itu adalah seorang pemuda.

Sepasang matanya melotot besar dan memancarkan cahaya yang menakutkan sekali, kembali bentaknya dengan keras.

"Gak In Ling, sudah dengarkah engkau akan perkataanku?"

Dengan perasaan tidak tenang manusia sesat dari selatan oei Hoa Yu menyapu sekejap kearah gadis suci dari Nirwana, kemudian serunya dengan nada agak tergagap.

"Leng-cu, sekarang pikiran maupun perasaannya sedang dipengaruhi oleh emosi, aku mohon sudilah kiranya kau suka mengampuni dirinya satu kali ini"

Sementara itu Gak In Ling masih tetap tidak menjawab, keadaannya sama sekali tidak berbeda dengan keadaan semula.

Keadaan ini dengan cepat membuat gadis suci dari Nirwana tak mampu untuk menguasai diri lagi, telapak tangannya segera diayun kedepan

"Blaam"

Ditengah benturan keras, empat buah jantung manusia yang diletakkan Gak In Ling disisi tubuh jenasah kakaknya itu segera terpukul telak sehingga mencelat sejauh lima tombak lebih dari tempat semula.

Gak In Ling merasa amat terperanjat dan dengan cepat bangkit berdiri dari atas tanah, ketika ia berpaling maka tampaklah gadis suci dari Nirwana sedang memandang ke arahnya dengan penuh kegusaran- Hal ini membuktikan kalau serangan itu dilancarkan oleh gadis tersebut.

Gak In Ling menyeka air mata yang membasahi wajahnya, lalu dengan kaku ia bertanya. "Kaukah yang melakukan hal ini ?"

"Sedikitpun tidak salah "jawab gadis suci dari Nirwana dengan penuh kegusaran- "Kau mau apa?”

Napsu membunuh melintas diatas wajah Gak In Ling, bentaknya nyaring. "Dengan berdasarkan apakah engkau melancarkan serangan kepadaku ? Ayo jawab ?"

"Melenyapkan bencana demi umat manusia dalam persilatan"

Gak In Ling segera ayunkan telapak tangannya ke depan, dengan menggunakan jurus "Hiat-yu Weng-hong" atau hujan darah angin amis dia mengirim sebuah pukulan dahsyat ke arah gadis tersebut.

Menyaksikan datangnya serangan yang amat dahsyat itu, gadis suci dari Nirwana merasa amat terkesiap. buru-buru ia enjotkan badannya dan laksana kilat meloncat mundur sejauh empat tombak lebih dari tempat semula, gerakan tubuhnya lincah, enteng dan cepat sukar dilukiskan dengan kata-kata.

Pada saat ini pikiran Gak In Ling masih kalut dan tak sadar, meskipun tenaga dalamnya telah dihimpun dan kendatipun serangan tersebut dilancarkan dengan menggunakan ilmu telapak maut. Akan tetapi daya kekuatannya amat terbatas, oleh karena itu sekalipun serangan tersebut dilancarkan secara tiba-tiba, akan tetapi sama sekali tidak berhasil melukai tubuh gadis suci dari Nirwana.

Ketika menyaksikan serangannya tidak berhasil mengenai sasarannya, Gak In Ling nampak agak tertegun, buru-buru ia merubah gerakan siap melancarkan serangan berikutnya.

Akan tetapi sebelum ia sempat melancarkan serangan balasan, terdengarlah gadis cantik baju putih itu telah membentak keras. "Kau sambutlah pula sebuah pukulan dahsyatku ini "

Bersamaan dengan menggemanya suara bentakan itu, segulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan hembusan angin puyuh menghajar keatas dada sianak muda itu.

Gak In Ling yang sedang dilanda kesedihan boleh dibilang kesadarannya pada saat ini sama sekali tidak beres ketika ia merasa datangnya angin pukulan yang maha dahsyat itu, untuk menghindar sudah tak sempat lagi.

Ditengah kesunyian yang mencekam seluruh jagad, terdengar gadis suci dari Nirwana berseru dengan nada cemas.

"Aaah Kau " Buru-buru ia buyarkan serangannya dan berusaha untuk menarik kembali tenaga

pukulannya tetapi... mungkinkah serangan yang telah dilepaskan dapat ditarik kembali ?

"Blaaaaam... " terdengar benturan yang amat keras bergema diseluruh angkasa, tubuh Gak In Ling terpental sejauh tiga tombak lebih dari tempat semula dan roboh terjengkang diatas tanah.

Gadis suci dari Nirwana tertegun, dengan cepat tubuhnya berkelebat menghampiri Gak in Ling yang sementara itu sudah terkapar diatas tanah tanpa bisa berkutik.

"Leng-cu " terdengar manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu berseru dengan nada cemas, "ampunilah selembar jiwanya, dia adalah satu-satunya anggauta keluarga Gak yang masih hidup,"

Suaranya keras tapi kedengaran agak gemetar.

Gadis suci dari Nirwana putar badan, dengan wajah tidak tenang ia berkata.

"Apakah kalian dapat menjamin bahwa sejak kini dia tak akan membunuh manusia lagi ?"

Tiba-tiba manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu bertekuk lutut dan jatuhkan diri diatas tanah serunya.

"Aku oei Hoa Yu berani bersumpah dihadapan Thian, bahwa orang yang dibunuh Gak kongcu selama ini semuanya adalah manusia laknat yang pantas dimusnahkan dari muka bumi"

"Hm Aku tidak menanyakan yang lain, aku tanya bertanya kepada kalian apakah kamu berdua berani menjamin bahwa sejak ini hari ia tak akan membunuh manusia lagi ?"

Mendengar ucapan itu manusia aneh dari utara Lui Beng Wan segera jatuhkan diri berlutut pula diatas tanah, sambil menghela napas panjang dia berkata. "Leng-cu, lepaskanlah dirinya... "

Gadis suci dari Nirwana dibikin bingung oleh sikap serta perbuatan kedua orang jago libay itu, karena tak dapat mengambil keputusan, tanpa sadar dia alihkan sorot matanya kearah Su-put-siang.

Empat tidak mirip anggukkan kepalanya dan berkata dengan nada berat.

"Leng-cu, lepaskanlah dirinya. Mungkin dosa serta kesalahan yang ia lakukan masih belum cukup untuk dijatuhi dengan hukuman mati " Gadis suci dari Nirwana segera mengangguk.

"Baiklah, kalian boleh bangkit berdiri " serunya. Habis berkata ia putar badan dan segera berlalu.

Buru-buru manusia sesat dari selatan serta manusia aneh dari utara mengucapkan banyak-banyak terima kasih, kemudian berkelebat menuju kesisi tubuh Gak In Ling dan memayangnya bangun.

Sambil menatap wajah sang pemuda yang pucat bagaikan mayat, manusia sesat dari selatan Oei Beng Ya bertanya.

"Majikan muda, bagaimana perasaanmu pada saat ini?" Gak In Ling gelengkan kepalanya, bukan menjawab malah dia balik bertanya. "Bersediakah kalian untuk melakukan suatu perkerjaan bagi diriku?"

"Urusan apa ? Katakanlah " sahut kedua orang jago itu hampir berbareng. Gak In Ling menghela napas panjang.

"Aaii carilah suatu tempat yang baik dan kuburlah jenasah kakakku ini."

Sambil berkata dengan susah payah ia meronta dari cekalan kedua orang itu, dan berdiri sendiri dengan sempoyongan-

Buru-buru manusia sesat dari selatan oei Hoa Yu memegang tubuhnya, dengan nada lirih nasehatnya.

"Majikan muda, janganlah terlalu menuruti emosi, cepatlah atur pernapasan dan sembuhkan dahulu luka dalammu, sebentar lagi aku serta si makhluk tua itu akan menemani engkau untuk menguburkan jenasah kakakmu "

"Tidak Aku tidak akan ikut dengan kalian-" sahut Gak In Ling sambil memandang awan putih yang bergerak diangkasa

"Lalu kau akan pergi kemana ?" tanya manusia aneh dari utara dengan nada gelisah. Gak In Ling tertawa tawa.

"Mungkin aku akan pergi ketempat lain yang tak dapat didatangi oleh orang lain-"

"Pergi ketempat yang tak dapat didatangi oleh orang lain ?" gumam manusia sesat dari selatan dengan wajah tertegun.

Gadis suci dari Nirwanapun diam-diam terkesiap melihat keadaan dari sianak muda itu, pikirnya.

" jangan- jangan pukulanku yang begitu ringan telah melukai isi perutnya... "

Berpikir sampai disini sepasang matanya yang jeli tanpa merasa telah menyapu sekejap ke arah Gak In Ling, kebetulan sekali sepasang mata sang pemuda yang sayu itu sedang memandang kearahnya, dua pasang saling bertemu, membuat jantung gadis itu berdebar keras, buru-buru dia alihkan pandang matanya kearah lain-

Setelah memandang sekejap kearah gadis itu dengan susah payah Gak In Ling berkata.

"Leng-cu, kau seorang pemimpin dari suatu perkumpulan besar dan bisa bertindak secara adil dan bijaksana, ku berharap sejak kini kau bersedia mencurahkan perhatianmu terhadap lembah pemutus sukma, basmilah manusia laknat yang berdiam disana dan selamatkanlah umat persilatan dari bencana."

"Apakah engkau anjurkan diriku berbuat demikian karena disanalah musuh-musuhmu berdiam." sela gadis suci dari Nirwana.

Hawa segar berkelebat lewat dari balik mata Gak In Ling, serunya dengan suara dingin.

"Aku orang she Gak tidak akan serendah dan sehina seperti apa yang Leng-cu lukiskan itu, aku tak nanti akan mohon pada orang lain untuk membalaskan dendam bagiku atas kematian ayah dan ibuku "

Bicara sampai disini ia segera putar badan dan berlalu dari lembah tersebut.

Manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu dengan cepat menghadang jalan pergi sianak muda itu sambil serunya dengan nada gemetar.

"Majikan muda, engkau sudah menderita luka dalam yang sangat parah, engkau akan pergi kemana ?"

Dengan tangannya yang dingin bagaikan es, Gak In Ling mencekal tangan manusia sesat dari selatan, kemudian ujarnya.

"Empek Oei, lepaskanlah aku pergi, aku dilahirkan tanpa waktu yang ditentukan lebih dahulu, akupun tak ingin mati ditunggui orang lain di sampingku, kalian sudah melayani aku hampir dua belas tahun lamanya, selamanya kalian selalu dapat memahami perasaanku, kali ini ijinkanlah aku pergi seorang diri "

"Apakah kau sudah melupakan dendam sakit hatimu ?" tanya Oei Hoa Yu dengan air mata bercucuran.

"Tak akan kulupakan untak selamanya. Dendam sakit hati itu tak akan kulupakan untuk selamanya" jawab Gak In Ling sambil gelengkan kepalanya berulang kali.

Dalam pada itu manusia aneh dari utara Lui Bang Wan telah menyusul datang, ia segera berseru.

"Kalau memang begitu, maka tidak sepantasnya kalau engkau mencari mati sebelum tugasmu kau selesaikan"

"Aku sendiri tidak rela mati dengan begini saja." gumam Gak In Ling dengan lirih, "tetapi luka yang kuderita cukup parah, dan dalam hati aku sudah mempunyai perhitungan sendiri, aku mohon kepada kalian agar sukalah membiarkan aku mencari tempat yang tenang seorang diri"

Habis berkata ia putar badan melanjutkan kembali langkahnya menuju kearah depan-Tiba-tiba gadis suci dari Nirwana berseru dengan nada dingin.

"Jikalau dugaanku tidak keliru, maka kau tak akan berjalan sejauh lima ratus tombak dari tempat ini "

Gak In Ling tidak berpaling, juga tak menghentikan langkah kakinya, ia masih melanjutkan perjalanannya menuju kearah depan-

Menyaksikan hal itu gadis suci dari Nirwana segera membentak nyaring. "Gak in Ling, engkau dengar tidak perkataan ku itu ?"

Gak In Ling tetap tidak menggubris, dengan mulut membungkam ia teruskan perjalanannya munuju kedepan.

Tertegun hati gadis suci dari Nirwana menyaksikan tindakan sianak mada itu, tiba-tiba ia menjejakkan sepasang kakinya melayang kedepan dan menghadang jalan pergi Gak In Ling sambil bentaknya. "Sudah kau dengar tidak perkataanku?"

Gak In Ling segera tertawa dingin.

"Hee hee hee... . mati hidupku, apa sangkut pautnya dengan dirimu?" ia mengejek.

"Aku hanya bermaksud hanya memberi peringatan kepadamu "

Gak In Ling menghindarkan diri kesamping dari hadangan gadis itu, kemudian sambil tertawa dingin ujarnya.

"Aku orang she Gak hanya seerang manusia tak bernama dalam dunia persilatan, setelah kau melukai diriku, buat apa sekarang masih berpura-pura berlagak sok baik hati ? Hmm, apakah perbuatanmu itu tidak mirip kucing sedang menangisi tikus ?"

Gadis suci dari Nirwana jadi amat gelisah sekali, buru-buru ia berseru.

"Hawa murnimu telah tersumbat oleh kesedihan dan kemurungan yang kelewat batas, sekalipun aku tidak melukai dirimu, engkaupun tidak akan hidup sampai hari ini."

Satu ingatan dengan cepat berkelebat lewat dalam benak Gak In Ling, pikirnya dalam hati.

"Tidak aneh kalau serangan gencarku tadi tidak berhasil melukai dirinya. Aaaiii mati ya sudah, urusanpun bisa beres sampai disini saja, perduli amat apa yang bakal kualami "

Sementara ingatan tersebut masih melintas diatas wajahnya, ia telah berada belasan tombak jauhnya dari tempat semula.

Diatas wajah gadis suci dari Nirwana yang cantik jelita tiba-tiba terlintas kemurungan dan kekesalan yang tebal, kembali ia berteriak dengan keras. "Hey, sudah kau dengar tidak semua perkataanku itu ?"

"Hmm, aku sudah tiada harapan untuk hidup lebih lama lagi, kenapa aku mesti mendengarkan penjelasan dari Leng-cu?"

Beberapa saat kemudian tubuhnya sudah membelok dibalik batu cadas dan lenyap.

Gadis suci dari Nirwana tidak habis mengerti apa sebabnya ia begitu menguatirkan keselamatan sianak muda itu, kini setelah berulang kali dipandang remeh oleh Gak In Ling hatinya jadi amat sedih sekali, hingga tanpa terasa ia mengucurkan air mata.

"Leng-cu, karena persoalan apakah engkau merasa sedih ?" tiba-tiba serentetan suara teguran yang lirih berkumandang disisi telinganya.

Mendengar suara itu seakan-akan telah bertemu dengan orang yang dikasihi dengan cepat gadis suci dari Nirwana berseru.

"Enci Peng" ia segera jatuhkan diri kedalam pelukan perempuan itu.

Orang yang baru saja munculkan diri itu adalah seorang perempuan berusia tiga puluh tahunan yang berpakaian amat sederhana dengan rambut disanggul jadi satu, kecantikan wajahnya sangat menawan hati, meskipun usianya sudah mencapai tigapuluh tahunan akan tetapi tetap masih mempesonakan.

Su-put-siang serta empat orang dayang baju hijau yang berada disekeliling situ dengan cepat naju memberi hormat sambil sapanya. "Menghunjuk hormat untuk Kun-su"

Manusia sesat dari selatan Oei Hoa Yu segera merasakan hatinya agak tergerak, pikirnya.

"Jangan- jangan orang ini adalah juru pikir yang sangat diandalkan oleh gadis suci dari Nirwana yang amat tersohor kecerdasannya itu ? Mungkinkah dia "Sin- gwa- liong- bun" ahli pikir dari pintu naga Ki Giok Peng ?" Sementara itu perempuan tadi sudah berkata.

"Kalian tak usah banyak adat, siapakah yang kalian baru saja jumpai ?"

"Gak In Ling "jawab Su-put-siang dengan cepat.

Air muka perempuan itu seketika berubah hebat setelah mendengar nama pemuda itu, serunya.

"Leng-cu, lupakanlah dia, mari kita pulang."

Terkesiap hati, gadis suci dari Nirwana, tanpa sadar ia berseru.

"Enci Peng, kau telah apakan orang itu?"

Melihat sikap Leng-cu yang gugup, perempuan itu segera berpikir dalam hati kecilnya. "Ah, dugaanku ternyata tidak salah. Tidak seharusnya aku datang demikian lambatnya." Berpikir sampai disini ia lalu menjawab.

"Aku sama sekali tidak berjumpa dengan dirinya, Leng-cu Apakah engkau telah melukai dirinya?"

Dengan wajah amat sedih gadis suci dari Nirwana mengangguk.

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar