Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

Jilid-01 

BAB I KEMATIAN ORANG YANG PALING KAYA DAN BERKUASA

Tanggal 15 bulan 4, hari cerah, Hari ini pun dimulai sama seperti biasanya, pada waktu Sun Ji cheng terbangun dari tidurnya, seperti biasa mantan dayang istana Liu Jin Niang yang membawahi 16 pelayan yang bertanggungjawab membenahi pakaian di dalam istana, sudah menyiapkan pakaian yang akan dipakainya hari itu.

Setelah menghabiskan semangkuk teh Wu Long, Sun Ji cheng kemudian naik ke kereta kuda yang biasa digunakannya dan mulai melakukan inspeksi ke 79 buah toko miliknya di dalam kota Ji Nan.

Sun Ji cheng bukanlah orang yang hidupnya selalu mengikuti aturan, dia dengan teman-temannya sering kali minum-minum hingga larut malam, tapi tidak pernah sekalipun sampai menunda pemeriksaan yang dilakukannya sehari sekali, bahkan rute perjalanannya pun tidak pernah berubah.

Memulai suatu usaha tidaklah gampang, mempertahankan usaha yang sudah ada jauh lebih susah.

Siapapun yang hendak melakukannya juga harus berani mengeluarkan pengorbanan yang sama besarnya. Sun Ji cheng juga mengerti akan hal ini. Dia sangat mencintai pekerjaannya dan kekayaannya, sama seperti seorang wanita cantik sangat mencintai kecantikannya. Dia sering memberitahu temannya,

Kekayaan belum tentu bisa membuat seseorang bahagia, tetapi tetap saja jauh lebih baik daripada miskin.

Tinggi badan sun Ji cheng 5 chi dan 11 cUn, bertubuh tinggi besar dan tegaki dan dia jauh lebih menikmati hidup bila dibandingkan dengan orang kaya dan berkuasa lainnya yang status sosialnya sama dengannya.

Beberapa tahun ini walaupun hidup yang berkecukupan dan makan minum yang enak sudah membuat bagian perutnya menonjol, tapi dengan memilih potongan pakaian untuk dikenakannya dengan cermat, dia kelihatan jauh lebih muda dibandingkan dengan orang ang sebaya dengannya, dan dia juga masih bisa menunggang kuda dengan cepat, masih kuat minum araki dan masih bisa memuaskan wanita yang paling sulit untuk dipuaskan.

Dia tidak pernah lupa mengingatkan yang lain untuk memujinya akan hal ini, orang lain pun tidak ada yang berani lupa. orang seperti dia tentu saja tidak ingin mati. oleh karena itu setiap hari sewaktu keluar rumah, dia selalu dikawal oleh pesilat-pesilat tangguh yang dipilih dari berbagai biaoju,

bahkan diantaranya ada yang kekuatannya sempat menggoncangkan dunia persilatan karena menyokong biaoju  sampai tak terkalahkan sebanyak 91 kali yang bernama Qiu Bu Dao. Tempat duduk di kereta kudanya dibuat khusus untuknya. goloknya sangat tajam dan tembaka panahnya tidak pandang bulu. Pelatih kudanya yang sekarang, sebelumnya adalah pengurus kandang kuda seorang jendral dan kuda-kuda yang digunakan untuk menarik kereta kudanya adalah jenis kuda yang terbaik serta daya tahan tubuh dan kecepatannya sudah diuji dipuncak gunung, dan bila diperlukan bisa menempuh jarak sejauh l00 li dalam waktu sehari semalam.

Penjagaan di dalam rumah besarnya juga sangat ketat, siang malam pasti minimal ada satu orang yang menjaga secara bergiliran dan setiap penjaganya merupakan pesilat yang tangguh. siapa pun yang berani macam-macam pada orang seperti itu sudah pasti mati, boleh dikatakan orang itu melakukan suatu hal yang sia-sia.

siapapun tidak akan ada yang berbuat macam-macam dan tidak akan ada yang berani menanggung resikonya. Tidak seorangpun yang menyangka bahwa dia akan mati ooo)o(ooo

Kalau tidak ada urusan yang mendadaki Sun Ji cheng seperti biasanya pasti pergi ke restoran Da san Yuan untuk makan siang yang letaknya berada di tengah kota.

Tidak diketahui apakah disebabkan karena cemas akan parutnya yang kian hari kian menonjol, ataukah akibat kepalanya yang pusing karena malam sebelumnya minum arak terlalu banyaki begitu dia bangun tidur sampai sebelum keluar rumah selain semangkuk teh Wu long dia tidak pernah makan apa-apa lagi, jadi dia sangat memperhatikan makan siangnya.

Dia memilih restoran Da san Yuan juga banyak alasannya —Da san Yuan adalah salah satu dari 79 toko yang diinspeksi Sun Ji cheng. Juru masak Da san Yuan adalah juru masak ternama yang sengaja didatangkan oleh sun Ji Cheng dari restoran Hong Mian di kota Ling Nan. Mengolah sirip dan membakar sirip adalah teknik rahasia yang diwariskan secara turun temurun dan sirip ikan adalah kegemaran Sun Ji Cheng.

Pengurus restoran Da San Yuan, Zheng Nan Yuan, adalah orang yang bukan hanya sangat mementingkan makanan dan minuman tetapi gaya bicaranya juga Jenaka, pandai bicara dan selalu membicarakan hal yang enak didengar oleh Sun Ji cheng, juga bisa minum sedikit arak.

Dan hal yang paling penting yaitu bisnis restoran Da san Yuan sangat bagus, pelanggannya sangat banyaki dan berbagai macam pelanggan semuanya ada. Sun Ji cheng sangat senang melihat orang banyaki juga senang orang lain melihat dia.

Hari ini pun sama seperti biasanya, bos besar sun menyantap makan siangnya di restoran Da san Yuan, juga minum sedikit arak.

Arak yang biasa diminumnya ada kalanya arak Zhu Ye Qing, arak Mao Tai, arak Da Qu, arak Ni Er Hong, arak Mei Qui Lou, bahkan ada kalanya minum sedikit arak yang berasal dari luar seperti arak Qing Ke dan Zu cheng shao.

Arak yang diminumnya hari ini adalah arak yang sukar didapat yaitu Bo si Pu Tao Qiu. sun ji Cheng tidak minum terlalu banyak karena sebelum hari gelap dia tidak pernah minum arak terlalu banyaki

Da san Yuan adalah tempat inspeksinya yang terakhir dari 79 buah toko yang d iinspeksinya .

selesai menyantap makanannya, dia pulang ke kediamannya untuk tidur sejenak guna memulihkan tenaga dan baru setelah itu dia menikmati kehidupan malamnya yang gemerlapan. Kaya jauh lebih baik daripada miskin.

Sun Ji cheng jauh lebih makmur dan senang dibandingkan dengan banyak orang lainnya di dunia ini Jika tidak ada orang yang bisa membunuhnya, dia sendiri tidak punya alasan sedikitpun untuk mati. Bagaimana dia bisa mati?

ooo)o(ooo Sun Ji cheng adalah orang yang sangat menikmati hidup, dia orang yang meneliti setiap masalah, terhadap pakaian, makanan, dan tempat tinggal juga sangat teliti.

Kamar tidurnya tentu saja sangat nyaman, indah, dan berselera tinggi. ini adalah sesuatu yang bisa dibayangkan setiap orang yang memiliki sedikit otak , tapi hanya sedikit orang yang bisa membayangkan di dalam itu tempat seperti apa, karena jarang ada orang yang bisa masuk ke kamar tidur Sun Ji cheng.

Kamarnya adalah tempat dia beristirahat dan tidur. Pada saat dia mau istirahat dan tidur, dia tidak mencari wanita, tapi pada saat dia mencari wanita, dia tidak beristirahat dan tidur.

Istri dan wanita tidaklah sama. Istri tidak hanya seorang wanita, juga seorang yang bisa bersama-sama di waktu susah dan senang, diwaktu kesepian, sakit dan tua bisa saling bergantung dan menghibur sebagai pasangan dan juga teman.

Sun Ji cheng tidak punya istri juga teman. Temannya yang ada sekarang tidak bisa dikatakan sebagai teman. Di puncak gunung tidak mengeluarkan keringat. seseorang yang sudah berada di atas biasanya memang lebih merasa kesepian. sama seperti biasanya saat hampir mendekati senja dia kembali ke kamarnya yang jarang dimasuki orang tetapi s iapapun yang sudah masuk pasti akan terpesona dan kagum akan keindahan kamar itu.

Biasanya kalau dia pulang pasti tidur sejenaki tapi hari ini pengecualian. Pertama-tama dari lemari rahasia yang terletak di kepala ranjang dia mengeluarkan sebuah keramik dari putih juga kalung berbandul batu giok.

Di luar kamarnya ada sebuah bangunan kecil yang sangat indah dimana di atas tembok tergantung lukisan pendeta Wu dan tulisan yang ditulis Wang Xi Zhi, ditambah penataan bejana giok putih murni darijaman dinasti Han. Begitu melewati pintu masuki ada sebuah kursi kuno berlengan yang konon adalah barang peninggalan dari raja dinasti Qin dari istana E dimana pada waktu itu Pangeran giang sengaja menyuruh orang untuk memindahkan kursi itu dari dalam istana. sebelum dia membakar istana E. Hal ini dilakukannya demi mendapatkan senyuman dari selirnya selir Yu.

Pahlawan yang hebat, senyuman seorang wanita, perbedaan antara yang pandai dan yang bodoh dan yang sukses dan yang gagal, siapa yang bisa membedakannya dengan jelas?

Sun Ji cheng baru saja duduk waktu di pintu luar terdengar suara semacam bunyi gemerincing dari gelang-gelang yang dikenakan di tubuh seseorang. Dia tahu bahwa orang yang ditunggunya telah datang. Ternyata yang datang adalah Liu Jin Niang.

Wanita yang cantik, lembut, penuh perhatian, dan juga memiliki potongan tubuh yang bagus ini, sejak usia sebelas tahun sudah masuk istana. Waktu usia dua puluh satu tahun dia dipulangkan dan langsung diminta oleh Sun Ji cheng untuk bekerja sebagai orang yang mengurus pakaian, sepatu,dan topinya. Di dunia ini tidak akan ada orang yang lebih tahu akan pastur tubuh sun ji cheng dibanding Liu Jin Niang. Apabila ingin membuatkan seseorang pakaian yang nyaman dan pas di badan, ini adalah salah satu syarat yang harus diketahui. Bila benar-benar ingin memahami postur tubuh seorang pria tidaklah mudahi dan untuk itu Liu Jin Niang menggunakan cara yang paling efektif.

Dia adalah wanita yang cantik dan bertubuh sangat sehat.

Malam itu angin musim semi bertiup dengan sangat lembut. Tapi sejak malam itu, dia tidak pernah lagi mengingat tentang hal itu dan dia juga seolah-olah benar-benar telah melupakannya. Kedua orang itu tetap menjaga hubungan seperti orang asing. semenjak di dalam istana dia sudah belajar untuk bisa menahan rasa sepi.

sinar mentari sore masuk melalui jendela. Begitu Sun Ji Cheng melihat wajahnya yang cantik dan dingin itu, tiba-tiba dia menghembuskan nafas pelan-pelan.

"sepuluh tahun" Dia mengeluh bertanya padanya, "Apakah sudah hampir 10 tahun?"

"Kurang lebih begitulah."

Wajah Liu Jin Niang masih saja terlihat dingin tanpa ekspresi. orang yang sudah terlatih seperti dia tidak akan membiarkan perasaannya terbaca di wajahnya.

Tapi hatinya sakit seperti ditusuk sesuatu. Dia tahu bahwa hitungan itu dimulai dari malam di musim semi itu. Dia jelas lebih ingat dibandingkan dia, bukan 10 tahun tapi 10 tahun 1 bulan 3 hari.

"Beberapa tahun ini apakah hidupmu bahagia?"

"Dikatakan sangat bahagia ya tidaki dikatakan tidak bahagia juga tidak" Liu Jin Niang berkata dengan dingin, "sekarang bila diingat, tak terasa 10 tahun berlalu dengan cepat."

Tidak terhitung banyaknya hari-hari yang sunyi di musim dingin, tidak terhitung banyaknya malam-malam sepi di musim semi, apakah benar dalam sekejap mata semuanya berlalu begitu saja?

Sun Ji cheng menarik nafas lagi, tiba-tiba dia berdiri dan menghampiri.

"Aku tahu aku sudah berbuat tidak adil padamu," dia mengeluarkan tangannya dan menyerahkan bungkusan yang berisi kalung itu kepadanya,

"Ini melambangkan rasa hormatku kepadamu, apakah kau tidak keberatan bila kupasangkan kalung ini di lehermu?"

Liu Jin Niang menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi pada saat sun Ji Cheng telah mendekat padanya dan mengalungkan kalung yang indah dan mahal harganya itu ke lehernya, tiba-tiba dia merasa dirinya hendak menangis.

Apakah setelah melewati sikap saling tidak peduli satu sama lainnya selama 10 tahun, dia tiba-tiba teringat akan malam yang penuh kelembutan dan kegairahan itu?

Di saat matanya hampir mengeluarkan air mata, tiba-tiba Sun Ji cheng menjerat lehernya dengan menggunakan kalung yang indah dan mahal itu hingga mati. Dia mati tanpa merasa kesakitan sedikit pun karena sampai mati pun dia tidak percaya bahwa Sun Ji cheng tega berbuat sekejam itu terhadapnya. Tidak ada seorangpun yang mengerti mengapa dia sampai tega membunuhnya karena dia sama sekali tidak mempunyai alasan untuk membunuhnya.

Kalung yang indah itu masih bertengger di leher yang indah itu sedangkan orangnya yang cantik sudah tersungkur. sinar mentari sore yang masuk dari luar jendela lama-lama mulai memudar dan senja pun mulai menghilang.

Sun Ji cheng yang raut muka dan tindakan sehari-harinya selalu dilandasi dengan kehati-hatian dan kepala dingin, pelan-pelan membuka jendela belakang dan tiba-tiba seperti ada kabui asap yang keluar dari jendela, dalam sekejap mata lenyap ditelan senja.

ooo)o(ooo

Di malam yang gelup, Qiu Bu Dao berbaring di ranjangnya. Dia bertugas jaga malam kemarin malamjadi di siang hari dia baru bisa tidur. Tugas jaga yang dilakukannya sama persis seperti yang dilakukannya waktu dia masih melindungi biaoju, selalu berusaha sekuat tenaga dan walaupun tahu bahwa tidak akan terjadi apa-apa tapi tetap tidak berani lengah sedikitpun.

Wen Ru Tai san julukan yang terdiri dari empat huruf itu didapatkannya dengan cucuran darah dan keringat. Tapi bila sekali saja lengah, mungkin dia bisa saja terbunuh dalam sekejap mata. sesudah mengalami peristiwa antara hidup dan mati yang tak terhitung banyaknya, dia boleh dikatakan sudah memenuhi apa yang diwakilkan oleh huruf Wen (kokoh), walaupun ada serangan pisau dan panah dari depan, dia tidak pernah takut, walaupun semua kekayaan yang dimilikinya dipertaruhkan di meja judi, matanya tidak akan berkedip sedikitpun.

Belakangan ini dia sering merasa lelahi seseorang yang sudah berusia 55 tahun seperti dia memang seharusnya sudah tidak mengerjakan pekerjaan berat seperti itu lagi. sayangnya di bagian belakang tubuhnya serasa ada cemeti yang memecuti punggungnya sehingga dia bagaikan kuda yang dipecut agar terus bergerak tidak berhenti.

Latihan yang dilakukannya hampir sepanjang hidupnya telah membuat otot dan tulang tubuhnya keras bagaikan baja.

Dia mengeluh dalam hatinya. Di saat bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju untuk menyalakan lentera yang terletak di atasnya, tiba-tiba ada sebuah tangan terjulur dari belakang punggungnya menahan bahunya.

sekujur tubuh Qiu Bu Dao langsung dingin bagaikan es. Ternyata ada orang yang bisa memasuki kamarnya tanpa diketahuinya dan berdiri di belakangnya. Ini seharusnya kejadian yang tidak mungkin terjadi.

Pada saat itu sekujur tubuh Qiu Bu Dao sudah dibanjiri oieh keringat dingin. Tangan yang menahan bahunya dari belakang itu sama sekali tidak menahanjalan darahnya dan juga sama sekali tidak ada gerakan apapun, hanya terdengar seseorang dengan suara pelan berkata,

"Tidak perlu menyalakan lentera karena aku bisa melihatmu dan kamu juga bisa melihatku." Qiu Bu Dao mengenali suara orang ini. orang yang bagaikan hantu tiba-tiba muncul di belakangnya ini tidak lain adalah majikan mereka Sun Ji cheng. Sun Ji cheng melepaskan tangannya agar Qiu Bu Dao dapat membalikkan badan menghadapnya. Dalam keremangan cahaya malam walaupun warna wajah Qiu Bu Dao terlihat putih pucat tapi ekspresinya sudah mulai tenang.

Dia sudah bertarung sampai tak terhitung banyaknya dan setiap kuli bertarung dia selalu mampu membalikkan keadaan dalam situasi terburuk sekalipun dengan berlandaskan pada huruf Wen itu.

Mata Sun Ji cheng sama sekali tidak menunjukkan sikap menghargai dan kamar yang tadinya hangat dalam sekejap mata berubah jadi dingin. Dia dengan tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang aneh tanpa memberikan kesempatan kepada Qiu Bu Dao untuk berbicara. Dia bertanya dengan terpatah-patah "sejak.....

kapan..... kau. mengetahuinya?"

"Mengetahui apa?" Qiu Bu Dao sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakannya karena seharusnya dialah yang mengajukan pertanyaan itu kepadanya.. Benar-benar membuat orang sukar untuk menjawabnya.

Sun Ji cheng tertawa, tapi matanya sama sekali tidak tertawa. Dia berkata dengan terpatah-patah sambil mengawasi Qiu Bu Dao,

"Tentang. rahasiaku."

"Rahasiamu? Rahasia apa?" Sun Ji cheng menghela nafas, "Karena kau sudah tahu, untuk apa aku harus bicara lagi?" Qiu Bu Dao langsung menutup mulutnya.

Begitu dia melihat, dia langsung maju ke hadapannya. Benar- benar orang yang tidak bisa dibohongi oleh orang lain betapapun pandainya orang itu bersilat lidah dan berpura-pura.

"sejak kapan kau tahu?" Qiu Bu Dao tiba-tiba bertanya. "sejak kapan kau menyadari bahwa aku sudah tahu tentang

rahasiamu?"

Ini adalah pertanyaan sekaligus jawaban. Sun Ji Cheng kembali tertawa .

"Judimu benar-benar hebat, tebakanmu juga sama hebatnya, dalam dua bulan belakangan ini sedikit demi sedikit kau sudah melunasi hutang judimu."

Dia lalu bertanya lagi,

"siapa yang membantumu melunasinya?"

Qiu Bu Dao menolak menjawab dan Sun Ji cheng pun tidak memaksa untuk langsung menjawabnya. Dia berkata lagi,

"Pengawal yang bergabung dibawahmu ada tiga regu dan semuanya ada 72 orang, tapi dalam dua bulan belakangan ini kau sudah mengganti pengawal sebanyak 13 orang, setiap tiga atau 5 hari sekali pasti akan ada pergantian satu pengawal baru. Para pengawal juga selalu ditempatkan jauh dari tempatku berada." Sun Ji cheng tersenyum, "Kau kira aku tidak tahu?"

Tak disangka Qiu Bu Dao juga ikut tertawa,

"semula aku benar-benar mengira bahwa kamu tidak pernah menyadarinya."

Begitu perkataan itu selesai diucapkan, disaat Sun Ji cheng hendak berbicara, Qiu Bu Dao sudah melancarkan serangan secara kilat. Ilmu yang dipelajari dengan baik oleh Qiu Bu Dao adalah ilmu golok. Tidak ada seorangpun yang tidak mengakui bahwa ilmu goloknya adalah ilmu golok nomor satu. Tapi dia justru sangat jarang menggunakan golok.

Pukulan tinjunya juga merupakan senjata andalannya, bahkan dibandingkan ilmu goloknya jauh lebih hebat dan menakutkan.

Dia selalu merasa bahwa senjata apapun ada kalanya tidak ada ditangan pada saat dibutuhkan. Paman keduanya, si cemeti ganda Qiu sheng, karena cemetinya dicuri orang maka berjuang dengan tangan kosong hingga mati.

Pukulan tinju tidak akan pernah meninggalkan tangan. oleh karena itu semenjak kecil dia sudah berlatih keras dengan kedua tinjunya, lagipula bagaimana pun banyaknya pahit getir yang harus dimakannya, dia bertekad harus menjadi murid di kuil xiao lin.

Itu disebabkan karena jurus pukulan dewa Luo Han menundukkan naga menaklukkan macan dari kuil Xiao Lin sudah dikenal semua orang sebagai jurus pukulan tinju yang tak terkalahkan. Jurus tinjunya sangat hebat dan keras, pukulan tinjunya sangat cepat dan keras, benar-benar jurus tinju nomor satu.

Dia selalu merasa bahwa pukulan pertama adalah pukulan yang paling penting, konsep seperti itu tidak diragukan lagi sangatlah tepat.

sekarang dia mengeluarkan pukulan pertamanya, walaupun belum tentu dapa^ merobohkan lawan dengan satu pukulan, ^api setidaknya dapat mendahului lawan dan mempunyai kesempatan untuk melarikan diri.

setelah 40 tahun bekerja keras tanpa peduli akan panas dan dingin, 300 kali pengalaman akan perjuangan keras yang bermandikan darah, dia percaya bahwa keputusannya tidak mungkin salah. Tapi kali ini dia salah. Baru saja hendak melancar pukulan secepat kilat, tiba-tiba matanya berkunang-kunang dan orang yang menjadi sasaran pukulannya tiba-tiba hilang dari hadapannya.

Dalam waktu singkat, kekuatan tangannya seperti ada yang menahan dan seluruh badannya seperti kehilangan tenaga, tangan pun sudah dipuntir ke belakang punggungnya, bahkan kekuatan untuk melawan pun tidak ada.

Qiu Bu Dao menjadi gentar. Entah berapa banyak pendekar- pendekar hebat di dunia persilatan yang dikalahkan dan tulang iga serta batang hidung yang remuk oleh sepasang tinju ini.

Ternyata hanya dalam waktu singkat bisa dikalahkan. Merana selama 40 tahun hanya untuk jurus ini, ternyata dihadapan orang ini sama sekali tidak ada apa-apanya. Raut wajah Wen Ru Tai san Qiu Bu Dao berubah, mukanya bermandikan keringat dingin mengalir dengan deras.

Dalam mimpi pun dia tidak pernah menyangka bahwa seorang pejabat tinggi dan juga orang yang kaya dan berkuasa seperti dia ternyata adalah seorang yang begitu menakutkan juga memiliki ilmu silat aliran sesat.

Sun Ji cheng menghembuskan nafasnya. "Aku salah." Dia berkata,

"Kali ini akulah yang salah."

Yang salah itu seharusnya Qiu Bu Dao mengapa jadi dia yang salah? Qiu Bu Dao tidak dapat menahan dirinya lagi lalu bertanya,

"Kau yang salah? salah apa?" "Kau sama sekali tidak mengerti." "Apanya yang tidak mengerti?"

"Bahwa kau sama sekali tidak mengetahui rahasiaku juga tidak tahu siapa sebenarnya diriku."

Sun Ji cheng berbicara dengan nada dingin,

"Kalau tidak biarpun punya banyak nyali, kau tidak akan berani mengeluarkan jurus untuk melawanku."

"siapa kau?" Qiu Bu Dao bertanya dengan suara parau, "siapa sebenarnya dirimu?" Sun Ji cheng tidak menjawabnya, malah balik bertanya

"Jika siapa sebenarnya diriku pun kau tidak tahu, mengapa menghianatiku?"

Pertanyaan ini sebenarnya jarang ada orang yang mau menjawabnya. Qiu Bu Dao memang pengecualian karena keingintahuannya akan kebenaran jauh lebih besar dibandingkan Sun Ji Cheng.

siapa sebenarnya orang yang paling kaya, berkuasa, yang misterius serta menakutkan ini? Ada rahasia apa dibalik semua ini?

Jika ingin mengetahui rahasia seseorang, satu-satunya cara yaitu diri sendiri harus berbicara jujur terlebih dahulu. semua orang yang sudah lama berkecimpung di dunia persilatan tahu akan prinsip ini.

"sebenarnya walaupun sebelumnya aku tidak pernah percaya bahwa kau adalah orang yang bersih, tapi tidak pernah terbayangkan olehku bahwa kau adalah seorang pesilat tangguh dari dunia persilatan." Qiu Bu Dao berkata,

"Lebih tidak menyangka lagi bahwa kau adalah seorang perampok ulung yang sudah mengundurkan diri "

"Mengapa?"

"Karena kau benar-benar tidak mirip" kata Qiu Bu Dao.

"Kau terlalu mencolok mata, bahkan berbicara halus tentang apa yang ingin didengar orang lainpun tidak bisa."

Dia menambahkan, "selama 20 tahun ini, perampok yang tiba-tiba menghilang dari dunia persilatan paling banyak juga sembilan orang Walaupun empat diantaranya masih belum diketahui keberadaannya, tapi kau bukanlah salah satu dari keempat orang itu karena baik usia, raut wajah, ataupun bentuk tubuhmu sama sekali sedikitpun tidak cocok dengan mereka."

Sun Ji cheng tersenyum,

"sekarang kaujuga bisa melihat bahwa ilmu silatku jauh diatas mereka"

Qiu Bu Dao juga mengakuinya.

"Tapi lebih dari tiga bulan yang lalu, tiba-tiba ada orang yang menanyakan tentang dirimu padaku. Dia berkata, Mereka ingin mengetahui semua gerak gerikmu. siapa mereka itu sebenarnya?"

"Aku mengenal mereka di rumah judi, ada yang tua juga ada yang muda, identitas mereka pun sangat misterius."

"Kau tidak tahu asal usul mereka?" "Aku tidak tahu."

setelah Qiu Bu Dao mengingat-ingat kembali dia lalu berkata,

"gerakan tangan mereka sangat luar biasa, kelihatannya semuanya memiliki ilmu yang tinggi dan semuanya menyembunyikan kekuatan mereka. orang-orang di dunia persilatan juga belum pernah mendengar nama mereka dan tentu saja belum pernah ada yang pernah melihat mereka" Nada suaranya dilicuti rasa gentar orang-orang ini bagaikan orang yang tiba-tiba muncul dari satu tempat yang aneh yang belum pernah ada orang yang pernah ke sana.

senyuman Sun Ji cheng langsung menghilang dan dia menyipitkan matanya. Dia menyadari bahwa kali ini lawan yang dihadapinya adalah lawan yang sangat misterius dan menakutkan.

"Aku seumur hidup hanya gemar berjudi, berjudi terlalu hebat, kalah juga terlalu banyak" Qiu Bu Dao berkata,

"Permintaan mereka terhadapku tidaklah banyak jadi aku menjanjikan mereka akan dirimu."

"Memang betul." Qiu Bu Dao berkata,

"Aku berjanji kepada mereka karena aku tidak mau berhutang kepada siapapun. selain mereka, tidak ada orang yang mau melunasi hutang- hutangku."

Dia menggunakan tenaga untuk membalikkan kepalanya dan dengan sudut matanya menatap tajam orang yang dibelakangnya, Sun Ji cheng.

"Aku berkata yang sesungguhnya." "Aku percaya padamu."

"Apakah kau tidak tahu asal usul mereka?" "Tidak tahu."

"Apakah mereka tahu tentang asal usulmu?" Sun Ji cheng terdiam. Qiu Bu Dao bertanya lagi, "siapa sebenarnya dirimu?"

Pada saat ini malam sudah semakin gelup, Sun Ji cheng lama terdiam dalam kegelapan malam, lalu tiba-tiba tertawa dan berkata,

"siapa sebenarnya diriku? " senyumnya sangat aneh dan misterius.

"Aku hanyalah orang yang tidak lama lagi bakal mati."

seseorang yang seperti dia, mengapa harus mati? Bagaimana bisa mati? Qiu Bu Dao hampir tidak dapat menahan dirinya lagi untuk bertanya, tapi Sun Ji cheng hanya berkata,

"Kau ikut denganku, aku akan membawamu ke satu tempat." "Untuk apa?"

"Untuk melihat seseorang." "siapa?"

"seseorang yang tidak kau sangka bakal kau temui seumur hidupmu." Sun Ji cheng berkata,

"waktu kau melihatnya sendiri pun mungkin kau sendiri tidak akan percaya."

ooo)o(ooo

siapakah orang itu? Mengapa bisa membuat orang yang waktu melihatnya sendiri pun tidak akan percaya bahwa dirinya melihatnya? Apakah dia mungkin tidak seharusnya hidup di dunia ini, tidak seharusnya ada? Qiu Bu Dao tidak habis pikir. setiap kejadian yang akan terjadi satujam mendatang adalah kejadian yang tidak pernah diduganya. Ternyata Sun Ji cheng malah membawanya ke kamarnya yang indah yang tidak pernah dimasuki sebelumnya oleh orang lain. seorang yang lemah lembut, santun, dan tidak pernah ribut dengan orang lain, Liu Jin Niang, ternyata telah mati.

Ternyata dibawah ranjang besar yang terbungkus indah itu masih ada kamar rahasia. Di dalamnya selain terdapat lukisan, persediaan makanan dan araki juga masih ada satu orang. seseorang yang tidak akan pernah Qiu Bu Dao sangka akan bertemu, walaupun sekarang sudah bertemu tapi tetap saja tidak percaya. Karena orang itu tidak lain adalah Sun Ji cheng. Sun Ji Cheng yang kedua.

ooo)o(ooo

Di sudut kamar rahasia itu terdapat kursi berlengan yang panjang, Qiu Bu Dao langsung terduduk diatasnya, seolah-olah tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri. orang itu tentu saja bukan sun Ji cheng. Di dunia ini tidak akan ada dua Qiu Bu Dao, juga tidak akan ada dua sun Ji cheng. Dan orang ini tidak mungkin saudara sun Ji cheng.

Sun Ji cheng tidak memiliki saudara, jikalau saudara kembar pun tidak mungkin wajahnya sama persis. Mereka benar-benar sama persis, postur tubuh, raut wajah, dandanan, sikap pun sama. Pada saat Sun Ji cheng berdiri berhadapan dengan orang itu, seakan-akan sedang berdiri di hadapan sebuah cermin besar.

siapa sebenarnya orang ini? Ada hubungan apa Sun Ji cheng?

Mengapa Sun Ji cheng menyembunyikannya? Mengapa membawa Qiu Bu Dao untuk menemuinya? Qiu Bu Dao semakin tidak mengerti.

Sun Ji cheng sedang menikmati perasaan Qiu Bu Dao yang tergambar di wajahnya, bahkan dia merasa sangat puas. Ini adalah hasil karyanya yang cermat, hanya saja selama ini tidak bisa membawa orang untuk menikmatinya. Pada akhirnya sekarang ada yang orang yang melihatnya.

Sun Ji cheng tersenyum berkata,

"Aku tahu pada waktu kau melihatnya pasti akan terkejut, aku sendiri juga terkejut waktu pertama kali melihatnya."

Dia tertawa dengan sangat gembira.

"Pada waktu itu kami belum terlihat sama persis Jika keduanya berdiri bersamaan, masih akan ada orang yang bisa membedakannya."

Sun Ji cheng berkata,

"Tapi ditambah sedikit keunikan dan kepintaran dari pekerja tangan, kondisi jadi berubah."

Dia menambahkan "Jika ingin sempurna, tentu saja ada beberapa tempat penting yang membuat perlu diperhatikan."

Qiu Bu Dao sedang menunggu kelanjutan perkataannya. "sebagai contoh, ruang gerakmu tidak luas, biasanya jika tidak

berbaring di ranjang termenung, ya duduk melihat-lihat lukisan. Pada situasi seperti ini, perut sudah dapat dipastikan membesar. Sun Ji cheng menunjuk pada perutnya sendiri, Jadi aku juga perutnya keluar sedikit. Lainnya?

Jika seseorang sudah beberapa tahun tidak bertemu sinar matahari, warna kulit akan berubah menjadi putih pucat dan aneh."

Sun Ji cheng berkata,

"Maka dari itu setiap hari aku membiarkan dia untuk berjemur di mulut jendela kamar. Itu sebabnya kau tidak pernah membiarkan orang lain masuk ke kamarmu."

Telapak tangan Qiu Bu Dao berkeringat dingin. Kejadian sudah berkembang sampai sejauh ini, dia sudah mulai mengerti. Muslihat yang menakutkan sedang berlangsung di saat sun Ji cheng sedang dalam situasi yang baik dan sekarang di dunia ini tidak seorangpun yang dapat menghentikannya.

Sun Ji cheng membalikkan tubuhnya, menepuk-nepuk pundak orang itu serta tersenyum dan berkata,

"Dua hari belakangan ini air mukamu bagus, pasti tidurmu sangat enak."

Bayangannya langsung dengan menggunakan suara yang lemah lembut berkata,

"Ya, dua hari ini tidurku nyenyak"

Tiba-tiba Qiu Bu Dao menggunakan suara yang keras berkata, "tidak benar, ada sesuatu yang uaranya sama sekali tidak sama

dengan suaramu." Sun Ji cheng tertawa dan dengan suara hambar berkata, suaranya tidak perlu persis

tidak benar. "Di mana?"

"sama denganku."

Qiu Bu Dao tidak lagi bertanya mengapa, pertanyaannya yang tadi hanya untuk memastikan bahwa sesuatu yang menakuti pikirannya itu benar. setelah memastikannya, hatinya semakin Kalau dia masih bisa bergeraki bagaimanapun menakutkannya ilmu silat Sun Ji cheng, dia masih bisa bangkit mengadu nyawa.

Tapi sayangnya dia tidak tahu ilmu apa yang digunakan oleh Sun Ji cheng untuk menahannya sehingga tidak bisa bergeraki dia tidak tahu aliran darah yang mana yang telah ditotok sehingga kekuatan di seluruh tubuhnya hilang tak berbekas.

Sun Ji cheng justru kelihatan sangat senang, bahkan bercengkrama dengan bayangan nya.

"Waktu pertama kali aku melihatmu, air mukamu sangat tidak bagus, seperti yang sudah lama sekali tidak tidur."

"Betul, karena waktu itu aku sudah tiga hari tiga malam tidak makan tidak minum, juga tidak tidur."

"Mengapa?"

"Karena aku baru saja tertimpa musibah yang paling berat yang pernah diterima seseorang." suaranya sewaktu berbicara masih saja lembut dan datar,

"orang tuaku serta anak istriku semuanya mati dibunuh oleh orang jahat."

"Mengapa kau tidak membalaskan dendam mereka?" "Karena aku tahu dengan kemampuanku ini jangan harap bisa

menyentuh orang jahat itu seujung rambutpun."

"oleh karena itu kau ingin mengakhiri hidupmu begitu saja." "Ya."

"Tapi kau sama sekali belum mati "

"Aku belum mati karena kau yang menolongku, bahkan membalaskan dendamku dengan membunuh orang jahat itu."

"Apakah aku pernah memintamu untuk membalas budiku itu?" "Tidak pernah."

Bayangannya berkata,

"Kau hanya memintaku untuk menunggu sampai saat kau hendak mati, aku harus mengembalikan hutang nyawaku ini kepadamu."

Dia menatap Sun Ji cheng, diluar dugaan dengan menggunakan nada yang biasa berkata,

"Apakah sekarang waktunya sudah tiba?" " Benar." Waktunya sudah tiba, nyawa pun sudah berakhir. Akhir yang seperti itu, Bayangan tentu saja sudah menduganya, Qiu Bu Dao juga bisa mengetahuinya .

Sun Ji cheng tentu saja bukan orang kaya yang memulai semua usahanya dari awal, juga bukan orang kaya yang hanya sangat mementingkan penampilan dan suka turut campur urusan orang. Dia pasti di luar itu, seseorang yang karena alasan tertentu sehingga tidak bisa mengemukakan siapa dirinya sebenarnya, membawa kekayaan yang berlimpah dan tangan yang penuh dengan darah ketempat ini untuk bersembunyi menghindari musuh.

Tapi dia tahu sebuah rahasia suatu saat pasti akan terbongkar, oleh karena itu dia sudah dari jauh hari menyiapkan orang yang akan menggantikannya untuk mati. orang ini tentu saja harus terlihat sama seperti dirinya, hanya nada suaranya saja yang tidak perlu sama. Karena sampai saat orang menyadarinya, dia pasti sudah mati dan orang mati tidak perlu berbicara.

orang ini tidak akan mati dengan menderita, karena sun Ji cheng melancarkan satu pukulan saja sudah langsung merenggut nyawa.

Pukulan ini cepat, tepat, dan kuat. Air muka Qiu Bu Dao langsung berubah.

Sun Ji Cheng tiba-tiba bertanya,

"Apakah bisa menebak pukulanku ini meng gunakan jurus apa?"

Qiu Bu Dao tentu saja dapat menebaknya, sekali Sun Ji Cheng mengeluarkan jurusnya dia sudah dapat menebaknya karena jurus yang digunakannya adalah jurus pukulan andalannya yang sudah dipelajarinya selama 40 tahun dengan susah payah dari kuil Xiao Lin. Sun Ji cheng lalu bertanya lagi,

"Bagaimana pukulan ini menurutmu?"

Qiu Bu Dao tidak bisa menjawab, bahkan satu kata pun tidak bisa keluar dari mulutnya.

Dia sudah berlatih dengan susah payah selama 40 tahun lamanya, tapi pukulan yang dikeluarkan Sun Ji cheng barusan baik tenaga maupun kekuatannya diatas dirinya. Dia bisa bicara apa?

Sun Ji cheng berkata, "satu pukulan langsung merenggut nyawa, bagian dada hancur, benar-benar pembunuhan yang dilakukan oleh Wen Ru Tai san Qiu Bu Dao, oleh karena itu tentu saja Sun Ji Cheng yang ini mati di tanganmu, tidak ada hubungannya denganku, hal ini semua orang pasti bisa melihat dengan jelas."

Dia mencuci tangannya di sebuah baskom perak lalu menggunakan sapu tangan yang seputih salju mengeringkan tangannya. Tiba-tiba ia menghela nafas dan berkata,

"Tapi semua orang pasti merasa aneh, mengapa kau juga sampai membunuh Liu Jin Niang?"

"Liu Jin Niang?" Qiu Bu Dao dengan suara parau bertanya, "Apakah dia juga mati ditanganku?"

"Tentu saja." Sun Ji cheng terlihat seperti kebingungan,

"Apakah kau tidak menyadari bahwa kalung yang menjeratnya sampai mati itu milik siapa?" Qiu Bu Dao terhenyaki Kejadian yang baru saja terjadi membuat hatinya kacau sehingga baru sekarang dia bisa melihat dengan jelas. Kalung yang berada di leher yang indah itu memang miliknya, peninggalan almarhum istrinya. Dia sudah lama menyimpannya dan tidak pernah mengeluarkannya .

Dia jarang melihat benda itu karena kenangan masa lalunya begitu mesra dan indah sehingga ia tidak mau mengingatnya lagi.

"Bagaimana benda bisa ada di tanganmu?"

"Tentu saja aku punya cara tersendiri untuk mendapatkannya." Sun Ji cheng tertawa.

" Paling sedikit aku punya l001 macam cara."

siapapun tidak ada yang tidak mengakui bahwa orang seperti Sun Ji cheng, apapun yang dia mau pasti didapatnya.

"Kenapa aku mau membunuh kalian?" "Tentu saja kau punya alasanmu sendiri."

Sun Ji cheng berkata

"Jika seorang pria hendak membunuh seorang wanita dan seorang pria yang lain, paling sedikit ada seratus macam alasannya. Biarpun tidak terpikirkan olehmu, pasti akan terpikirkan oleh orang lain. "

Dia tertawa.

"Mungkin alasan yang dipikirkan setiap orang berbeda-beda, jika ada 50 orang mungkin ada 50 macam alasan yang terpikirkan oleh mereka. untungnya apapun yang mereka pikirkan sudah tidak ada hubungannya lagi denganmu."

Qiu Bu Dao menatapnya dengan lama, lalu berbicara sepatah demi sepatah,

"Aku... .mengerti... .maksudmu. "

"Kau tasti mengerti." sun ji cheng berkata,

"sekarang sun ji cheng sudah mati, Liu Jin Niang juga sudah mati, kamu juga pasti sudah tidak ingin hidup lagi."

Dia dengan dingin melanjutkan,

"Aku berani jamin orang lain akan menggantikanmu memikirkan alasan mengapa harus mati, oleh karena itu aku sudah terlebih dulu membantumu menyiapkan arak beracun."

ooo)o(ooo

sekarang Sun Ji cheng sudah mati. Biarpun tidak ada seorangpun yang menyangka dia bakal mati, tapi dia benar-benar telah mati.

Pada malam hari di tanggal 15 bulan 4, dia telah mati bersama dengan pengawalnya yang paling setia Qiu Bu Dao dan kekasihnya yang hangat dan misterius Liu Jin Miang dalam sebuah kamar rahasia yang tidak pernah diketahui orang lain.

Mengenai sebab kematian mereka, tentu saja tersebar berbagai macam gosip. Tetapi apapun pendapat orang sudah tidak ada hubungannya lagi dengan Sun Ji cheng, karena sekarang dia sudah mati.

Di malam yang pekat di tanggal 15 bulan 4, dia sudah meninggalkan kota Ji Nan dengan meninggalkan semua harta benda kekayaannya, seperti orang yang luntang lantung tidak memiliki

apa-apa, sama sekali tidak meninggalkan jejak.

seorang yang paling kaya dan berkuasa mati begitu saja. Apakah dia akan hidup kembali?

ooo)o(ooo

BAB II BARANG BERHARGA

Tanggal 16 bulan 4, hari cerah....

Hari ini dimulai seperti biasanya, langit sangat cerah dan jalan utama di luar kota Ji Nan ramai dengan orang yang lalu lalang.

Tapi untuk sebagian orang, biarpun hari diawali seperti biasanya, tapi waktu hari berakhir sama sekali tidak sama seperti biasanya.

Dilihat dari sudut pandang yang lain, ada orang yang penampilan luarnya sama seperti orang kebanyakan, tetapi sebenarnya adalah orang yang sama sekali berbeda. Wu Tao adalah orang yang seperti itu.

Wu Tao adalah orang biasa, seorang pedagang. sama seperti berjuta juta pedagang lainnya yang ada di luar sana, kelihatannya sangat jujur tetapi tidak bodoh sedikitpun. Wu Tao orangnya tidak gemuk juga tidak kurus, walaupun tidak bisa disebut tampan tapi juga tidak jeleki bahan pakaian yang dikenakannya Walaupun tidak bisa dibilang bagus tapi bersih, menunggang seekor keledai yang memiliki stamina dan tahan derita sama seperti dia.

Kelihatannya usianya sudah lanjut, tabunganjuga sudah ada sedikit, tetapi sekarang masih saja bersusah payah dijalanan hanya untuk membuat anak dan istri hidup lebih baik dan di hari tua nanti bisa hidup lebih baik.

Di dunia ini entah ada berapa banyak orang yang seperti dia.

Perbedaan orang ini dengan yang lainnya adalah sebelum tanggal 15 bulan 4, tidak ada seorangpun yang pernah melihatnya. sama sekali tidak ada seorangpun yang pernah melihatnya, bahkan satu orang pun tidak pernah Boleh dikatakan, sebelum orang yang paling kaya dan berkuasa Sun Ji cheng mati, seorang pedagang biasa bernama Wu Tao juga belum muncul di dunia ini. sudah jelas belum muncul.

ooo)o(ooo

Di luar kota besar pasti ada kota kecil, di dalam kota kecil pasti ada penginapan.

Di luar kota Ji Nan yaitu di kota kecil Liu juga ada sebuah penginapan dan Wu Tao tinggal di dalam penginapan itu sejak tanggal 15 bulan 4 malam.

Pada saat itu bulan sudah menghilang, pintu penginapan sudah tutup, dia berteriak lama pintu baru dibukakan. Karena pada saat itu pintu masuk utama ke kota Ji Nan sudah tutup sedangkan dia dari luar kota mau masuk ke kotaJi Nan dan pintu kota tidak bisa dibuka, jadi terpaksa berteriak di depan pintu penginapan.

Apakah benar dia dari luar kota mau masuk ke kota Ji Nan atau baru keluar dari dalam kota Ji Nan?

untung saja pemilik dan pelayan penginapan itu tidak menyelidiki hal ini lebih lanjut, juga tidak memperhatikan apakah tamu ini pada saat makan keesokkan harinya ada sedikit perubahaan pada wajahnya atau tidak.

Pelayan yang membukakan pintu baginya tengah malam itujuga tidak memperhatikan seperti apa tampangnya waktu itu Apa yang dilakukannya pada malam itu di dalam penginapan itu juga tidak ada seorangpun yang tahu.

Tanggal 16 kebetulan sekali adalah hari pasar bagi kota kecil Liu. sejak pagi banyak orang yang datang ke pasar dari segala penjuru, membawa hasil panen mereka sendiri, ayam, bebek, babi, kambing, buah-buahan, sayuran, ikan, bunga, beras, palawija, ditukar dengan sedikit lemak asup, tepung, kain sutera, rajutan, dan sedikit barang pecah belah lalu pulang untuk melihat wajah gembira istri dan anak.

Tentu saja pengemis kecil yang hidup dengan mencuri demi sesuap nasi juga tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.

Begitu pintu penginapan dibuka, lapangan dan jalan besar di depan penginapan itu sudah penuh dengan berbagai macam orang. Ada dua guru teater terkenal yang mencari nafkah di dunia persilatan yang juga telah datang oleh karena itu pertunjukkan di kota kecil ini lebih ramai dibandingkan yang dulu-dulu. Wu Tao juga tidak dapat menahan diri untuk ikut meramaikan suasana. Dia melihat sesuatu yang unik, para pengemis yang datang ke tempat ini semuanya memiliki aturan. Mereka diam-diam membagi kelompok di dua tiga penjuru, orang lain tidak memberi, mereka juga tidak meminta, walaupun ada orang yang memberi lebih banyaki mereka tidak keluar suara sedikit pun, bahkan kata terima kasih pun tidak.

Di setiap kelompok pengemis, ada satu dua orang ang usianya lebih besar yang menyampirkan karung goni dipunggungnya dan duduk menjauh di belakang. Barang apapun yang didapat siapapun harus diberikan terlebih dahulu kepada mereka lalu mereka yang bertugas membagikannya .

iapapun tidak menyangka pengemis juga begitu berprinsip dan memiliki aturan dan Orang-orang melihatnya sebagai sesuatu yang sangat menarik. Tapi pengemis kecil yang bermata besar itu adalah anak yang tidak mengerti aturan sedikit pun.

Anak ini bermuka bundar bermata besar, begitu tertawa terlihat lesung pipi di kiri dan kanan, begitu melihat orang dia langsung tertawa, sekali tertawa dia langsung menjulurkan tangannya

dan tidak tahu apakah karena tampangnya yang membuat orang menyukainya atau karena dia melihat orang yang tepat, anak ini begitu menjulurkan tangan jarang sekali pulang dengan tangan kosong.

oleh karena itu uang yang didapatnya selalu lebih banyak daripada yang lain, tapi setiap kepingnya masuk ke kantongnya sendiri. Tas besarnya sudah penuh tapi dia tetap saja tidak berhenti untuk bergerak kesana kemari diantara kerumunan orang-orang, hingga menubruk WuTao. WuTao tidak pernah memberikan uang sepeser pun padanya.

Dia bukan tipe orang yang sembarangan memberikan harta bendanya kepada orang lain, lagi pula dia mendapatkan uang itu dengan susah payahi bahkanjauh lebih susah dibandingkan si pengemis kecil.

Dia tahu si pengemis kecil sengaja menubruknya, hanya sayangnya si pengemis kecil lebih licin dibandingkan ikan di lumpur, begitu menubruk langsung kabur, dalam sekejap mata sudah tidak terlihat lagi bayangan maupunjejaknya. Wu Tao tentu saja tidak mengejarnya.

Wu Tao bukanlah orang yang senang mengumbarkan marahnya di depan orang lain, tapi sesudah ditubruk tadi, suasana hatinya untuk melihat keramaian menjadi hilang.

Wu Tao lalu kembali ke penginapan dan mengambil kudanya lalu masuk ke dalam kotaJi Nan. Dia benar-benar masuk ke kota Ji Nan.

Tidak peduli dari mana asalnya, kali ini benar-benar tidak bohong. Pada waktu tengah hari, dia sudah sampai di kotaJi Nan.

ooo)o(ooo

Di dalam gedung pertunjukkan terdengar bunyi gong dan genderang, seorang gadis berkepang dua yang berusia kurang lebih 17-18 tahun sedang berjungkir balik di dalam gedung. sepasang kaki yang indahi lurus dan lincah yang sepertinya setiap saat dapatpatah karena hanya ditahan oleh tali tipis yang terbuat dari kain sutra. "Nah, sekarang kau telah menolongku, tujuanmu sudah tercapai."

Pengemis kecil itu berkata,

"Perbuatanku yang mana yang tidak benar?"

gadis berkepang itu dibuat terdiam oleh pertanyaan tadi, bahkan tidak bisa tidak mengakui bahwa perkataannya memang berdasar.

si pengemis kecil itu bertanya lagi padanya,

"sekarang bagaimana caranya kau berterima kasih padaku?" "Berterima kasih padamu?" gadis berkepang tadi tidak dapat

menahan dirinya untuk berteriaki

"Kau bahkan ingin aku berterima kasih padamu?"

"sudah seharusnya kau berterima kasih padaku." si pengemis kecil itu berkata dengan gagah.

"orang berbaju hijau itu melakukan sesuatu tidak pernah setengah-setengah, ilmunya juga tinggi, orangnya juga anehi kalau aku tidak menggunakan cara ini, bagaimana mungkin kau bisa menyelamatkan aku dari tangannya?"

gadis berkepang itu tidak bisa berkata apa-apa.

Si pengemis kecil itu bicara semakin anehi

"Kalau kau tidak bisa menolongku hatimu pasti sedih, aku hanya ingin membuatmu senang dan aku sudah membantumu sebesar itu, bagaimana mungkin kau tidak berterima kasih padaku?"

gadis berkepang itu tertawa, suara tawanya seperti bunga putih kecil di tepi hutan yang sedang mulai mekar.

"Dasar kau setan cilik, akal bulusmu benar-benar banyak " Bersambung

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar