Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

 
Jilid 13

Bu Cu taisu menganggap se ngan Su Po Hin akan membawa kesulitan Hatinya tercekat "Su toheng, hatihati!" tenaknya pamk , Ketika tubuh Su Po Hin sedang melayang di udara itutah, terdengar suara bentakan. "Kembali!" Sekali lagi terdengar suara hembusan. Deru angin menyambar, menyambut kedatangan Su Po Hin.

Bu Cu taisu berten'ak lantang, tubuhnya sudah mencelat ke atas. Karena kepandaiannya lebih tinggi dan telinga lebih tajam, dari suara angin itu saja dia sudah dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Suara itu bukan deruan angin dari tefapak yang dihantamkan, melainkan sambaran sebuah senjata rahasia yang berat Dia membayangkan tubuh Su Po Hin, rekannya yang sedang melayang di udara dengan pedang panjang di tangan, bagaimana dia dapat menghindarkan diri dari serangan yang ganas ini? Begitu hatinya tergerak, tangan Bu Cu taisu segera terangkat ke atas Ruyung panjangnya menyambar ke depan. Mulutnya berteriak. "Su toheng, cepat mundur!".

Dari belik tikungan goa itu terdengar suara. .. " Cring! Tang".

Tampaknya seperti dentingan senjata tajam Kembali bungabunga api berpercikan. Dapat dipastikan bahwa suara tadi adalah suara beradunya pedang panJang Su Po Hin dengan senjata berat lawan Totiang dan Butong san itu merasakan pergelangan tangannya rada kesemutan dan nyeri. Getarannya membuat tubuh Su Po Hin terpental ke belakang dan jatuh di' atas tanah. Sedangkan suara "Tang!" Yang kedua merupakan akan suara beradunya ruyung Bu Cu taisu dengan senjaia berat juga, tapi pada bagian atasnya Hwesio itu juga merasakan pergeiangan tangannya terguncang Hatinya tercekat dengan kalang kabut dia mundur beberapa langkah. Karena dan gebrakan tadi saja, dia sudah dapat menduga bahwa lawan menggunakan dua macam senjata Yang satunya pasti ruyung panjang juga, sedangkan yang satunya dia tidak tahu. Narnun tentunya senjata yang berat juga semenlara tenaga dalam lawan tidak berada di bawah kekuatannya.

Tikungan goa itu sangat sempit, tapi lernyata ada seorang tokoh kelas tinggi yang menyembunyikan diri Apabila ingin menerjang keluar, pasti tidak semudah yang diparkirakan. Ketika kakinya termundur beberapa langkah itulah, telinganya mendengar.

suara gedebukan orang yang terbanting ke tanah Dia merasa heran Setidaknya, Su Po Hin adalah seorang tokoh berkedudukan tinggi di Butong pai. llmunya tidak kalah apabila dibandingkan dengan tujuh partai lainnya. Meskipun bentrokan tadi sangat hebat, namun senjata yang digunakan Su Po Hin adalah jenis ringan Walaupun tenaganya kalah kuat, tapi tidak seharusnya terlatuh sedemikian rupa Bu Cu taisu segera membalikkan tubuhnya.

"Su toyu, bagaimana kaadaanmu?" tanyanya cemas. pada saat itulah, tehnganya mendengar suara... "Serr' Serrr'" Melintas di belakang tubuhnya.

"Cara turun tangan sicu sungguh keji'" tenaknya lantang Tangannya segera dikibaskan dan tubuhnya menggeser sedikit.

Song Bun Cun sejak tadi menyandarkan tubuhnya di dmding sebelah kanan Dengan, pihak lawan dia hanya berbatasan sebuah tikungan saja. Namun kedudukannya tidak memungkinkan dia untukturuntangan Mendengar suara jatuhnya Su Po Hin, tubuhnya segera melesat dan berhenti di samping totiang itu Tampaknya Su Po Hin sudah jatuh pingsan Tubuhnya sama sekali tidak bergerak Dia mengangkat wajahnya. "Taisu, Su totiang tidak sadarkan diri," katanya. Bu Cu taisu terkejut sekali.

"Cepat kau gendong dia dan mundur dari goa ini1" perintahnya.

Song Bun Cun mengiakan Pedangnyadi sarungkan kernbali Dengan sigap dia mernbopong tubuh Su Po Hin dan mundur dengan langkah tergesa gesa Dengan ruyung di tangan, Bu Cu taisu juga ikut mengundurkan diri.

Ciek Ban Cing, Wi Ting sin tiaw dan yang lainlain sedang menunggu di luar goa Melihat Sorig Bun Cun mengundurkan diri de ngan tergesa-gesa sambil memondong Su Po lhn, Ciek Ban Cing mendekati dengan cemas.

"Sau cengcu, Su taihiap ".

"Su totiang jatuh pingsan Kemungkinan besar dibokong komplotan penjahat tersebut," tukas Song Bun Cun.

Dia meletakkan Su po Hin ke atas tanah. Bu Cu taisu juga sudah sampai di luar goa. Dia merangkapkan sepasang tangannya.

"Omitohud' Kemungkinan Su toyu diserang orang ketika sedang melayang di udara tadi," katanya.

"Biar hengte memeriksanya sebentar," ujar Wi Ting sin tiaw. Dia segera membungkuk di sisi Su Po Hin dan memenksa dengan tetiti. Keningnya dikerutkan. Dia membuka baju bagian dada totiang tersebut.

"Sungguh seniata rahasia yang keji, Hampir saja menembus ke dalam jantung," dengusnya dingin.

"Apakah Beng toheng dapat menduga jenis senjata rahasia apa yang digunakan penjahat itu'?" tanya Bu Cu taisu.

"Senjata rahasia ini kecil sekali. Tampaknya Su toheng terluka sebanyak tujuh lubang. Kemungkinan besar oleh semacam Bwe hua ciam.".

"Beng cianpwe, apakah Su taihiap masih bisa tertolong'?" tanya Song Bun Cun cemas.

"Kalau dilihat dan kecilnya senjata rahasia ini, mestinya tenaga sambitannya juga tidak akan terlalu besar Asal bukan mengenai tempat yang membahayakan, kemungkinan masih bisa tertolong. Namun kalau senjatanya sendiri tidak dikeluarkan, akhirnya akan menyulitkan," sahut Wi Ting sin tiaw.

"Dengan cara apa Beng cianpwe akan mengeluarkan senjata rahasia itu?" tanya Song Bun Cun. "Hanya ada satu cara yang ampuh, yaitu dengan batu magnit," sahut Wi Ting sin tiaw.

"Ciek Congkoan, apakah cermln besi ini dapat mengisap senjata rahasia dari tubuh Su taihiap?" tanya Song Bun Cun.

"Cermin itu hanya dapat memantulkan kembali segala macam janis senjata rahasia, tapi tidak dapat menglsapnya karena daya tanknya kurang," sahut Ciek Ban Cing.

"Karena kita tidak mempunyai batu magnit, maka untuk sementara kita coba saja dengan cermin besi Ciek Congkoan," kata Wi Ting sin tiaw.

"Aku punya batu magnit" tukas Ciok Ciu Lan Dia mengejuarkan sebuah batu sebesar kepalan tangan dan sebuah kantong kecil yang terselip pinggang Disodorkannya batu magnit itu ke hadapan Wi Ting sin tiaw.

"Lao siu lupa kalau Ciok kouwnio adalah ahli wans Be Hua po po Senjata rahasia ibumu sangat terkenal dalam dunia kangouw. Tentu saja Ciok kouwmo juga selalu berbekal batu magnit," sahut Wi Ting sin tiaw sambil tertawa lebar Diterimanya batu tersebut dari tangan Ciok Cui Lan. Kemudian dia menoleh kepada Kan Si Tong. "Kan toheng, kau saja yang melakukannya, ilmu Lwetai kit kong memang khusus mempunyai daya hisap yang kuat.".

"Sekarang bukan waktunya untuk saling memuji. Padahal siapa yang tidak tahu kalau perguruan Liok hap bun mempunyai ilmu yang khusus menyedot senjata rahasia.

Apalagi dibantu dengan batu magnit milik Ciok kouwnio. Jangan mempermainkan pinto lagi," sahut Kan Si Tong sambil tertawa terbahakbahak.

"Baik, baik Kau jangan jauhjauh Kalau tenaga hengte tidak cukup untuk menyedotnya, maka toheng harus membantu," kata Wi Ting Sin tiaw sambil tertawa lebar Dia berjongkok di samping Su Po Hin dan mengerahkan tenaga pada tangan kanannya Dengan menggenggam batu magnit yang ditempelkan di dada totiang itu, dia tidak beranl bergerak sama sekali. Kira-kira sepeminuman teh, terlihat dia menarik napas perlahan-lahan Tangan kanannya memegang batu magnlt tersebut dihentakkannya ke atas Terdengar suara jeritan dan mulut Su Po Hin Matanya segera terbuka Wi Ting sin tiaw bangkit dan menghela napas.

"Sudah, sudah Ciok kouwnio, kau pasti membawa obat penghenti darah milik ibu. Tolong kau borehkan pada luka So toyu ini," katanya.

'Ciok Ciu Lan segera mengiakan. Dikeluarkannya obat penghenti darah dan diborehkannya pada luka di dada Su Po Hin Wi Ting sintiawmenggenggam batu magnitdan memperhatikannya dengan seksama Disodorkannya batu itu ke hadapan Hui Hung i su.

"Bahaya sekali Coba Liok toheng lihat, apa ini'?".

Hui Hung i su menatap dengan penuh perhatian Terlihat di permukaan batu itu terdapat belasan jarum halus Sedangkan pada setiap jarum halus itu menempel uraturat darah. Wajahnya berubah seketika. "Juo ti cie hun ciam'" serunya.

"Tidak salah!" Wi Ting tertawa sumbang.

"Ciek Congkoan, siapakah sebenarnya nenek penyala api di dapur yang mengaku bernama Cu mo mo itu?".

"Mungkinkah dia Co lolo yang beriuluk Cie mia pocu dan San Pak yang namanya pernah menggetarkan kaum liok lim dan golongan hitam?" sahut Ciek Ban Cing menduga-duga.

"Cie mia pocu, Co lolol" seru Wi Ting sin tiaw. "Kalau bukan dia, siapa lagi?". Ciek Ban Cing menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Budak Cun Bwe itu tampaknya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan Co pocu. Entah asal usulnya dan mana?" gumamnya.

"Dari keadaan Bengcu di Tian Hua san ceng sampai delapan partai besar sudah berada dalam rencana mereka Sedangkan kita boleh dibilang buta sama sekali Siapa mereka dan dirrtana markas mereka kita tidak tahu Tampaknya delapan partai besar sedang menghadapi cobaan yang besar" kata Bu Cu taisu.

"Taisu, man, pinto tidak psrcaya kesabaran Co pocu itu tiada habis-habisnya," ajak Kan Si Tong.

"Biar cayhe yang membuka jalan," kata Song Bun Cun. Pedang panjang melintang di depan. Dia langsung berjalan menuju da.

lam goa Bu Cu taisu melihat Song Bun Cun memaksa berjalan dulu ke dalam goa. Dia takut terjadi sesuatu yang tidak dnnginkan pada diri pemuda itu.

"Sau cengcu, tunggu sebentar!" panggilnya.

Dia menolehkan kepalanya "Ciek Congkoan, Beng toheng, Liok toheng sekalian, harap jaga di sini Jangan sampai jalan mundur kita ditutup oleh komplotan penjahat," kata Bu Cu taisu.

Sementara itu, Kan Si Tong sudah mengikuti di belakang Song Bun Cun memasuki goa. Bu Cu taisu tidak berani berlambatlambat lagi. Dengan tangan memegang ruyung, dia segera berbaur dengan mereka.

Dengan pedang panjang di tangan, Song Bun Cun melesat ke dalam goa Sampai di tikungan dimana Su Po Hin terserang senjata rahasia dia bertenak lantang: "Co pocu, kefahatanmu sudah tak terkirakan lagi. Cepat keluar dan tenma kematianmu di tangan Kongcu " Dengan gerakan seringan kapas, dia melesat ke tikungan itu. Terdengar suara tawa seram berkumandang dan balik tikungan itu.

"Apakah Sau cengcu yang berkata tadi'? Lao pocu masih belum berniat melukaimu. Cepat mundur saja'".

Rupanya teriakan Song Bun Cun tadi memang disengaja Dia ingin memastikan di bagian mana Co pocu itu menyembunyikan diri Dia berdiri mematung. Telinganya dipertajam Dia tahu Co pocu masih berada di sebelah kanan dmding goa itu Sejak tadi dia belum bergeser Hatinya benci sekali terhadap nenek itu Tanpa mengucapkan kata- kata, dia mengerahkan tenaga ke pergelangan tangannya Bayangan tubuhnya melayang, pergelangan tangan diulurkan. Sekelebatan hawa dingin terasa menyusup, secepat kilat meneriang ke depan.

Serangannya ini sama sekali tidak menirnbulkan suara Pedangnya juga tidak membawa desiran angin Sampai sinar pedang berkilauan, kakinya sudah menerjang ke arah suara Co pocu Terdengar suara.

"Trangi" yang nyanng Pedangnya membentur dinding goa dan memijarkan percikan bunga api. Dapat dipastikan ketika dia men jawab perkataan Song Bun Cun, tubuhnya juga segera bergeser.

Melihat serangannya gagal, Song Bun Cun segera dapat merasak'an kedudukannya yang tidak menguntungkan Baru saja dia bermaksud mengundurkan diri, terdengar suara tawa seram dan nenek itu. "Lao pocu masih memandang wajah Song loya cu, pergilah!" Serangkum angin pukulan menerjang dari balik tikungan tersebut. Song Bun Cun ingin mengangkat pedangnya untuk melindungi badan, tapi sudah terlambat Terpaksa lengan kinnya diuiurkan Dengan jurus Ciu Cui kuang tan dia menyambut hantaman telapak Co pocu dengan kekerasan.

Kedua telapak saling beradu Song Bun Cun merasa bahwa angin pukulan itu kuat sekali. Tanpa disadari, kakinya mundur beberapa langkah Kan Si Tong bergegas menghampirinya.

"Sau cengcu, apa yang teriadi'?" tanyanya cemas.

"Cayhe barusan mengadu kekerasan dengan Co pocu. ." Suaranya masih terdengar, namun sepasang kakinya tiba-tiba m.enjadi lemas Tubuhnya terkulai di atas tanah.

Bu Cu taisu mendekati dengan tergopohgopoh. Dia tampak terperanjat. "Apakah Sau cengcu dicelakai olehnya?".

Terdengar suara Co pocu bsrkumandang dari dalam goa.

"Lao hwesio, Iwekangmu tmggi sekali Asal kau segera menggunakan ilmu Pan juo tan kang dan menembus jalan darah bagian pahanya, pasti tidak akan terjadi sesuatu ".

Kan Si Tong terkejut mendengar kete rangannya. Keningnya dikerutkan. "Apakah kau menggunakan ilmu Im ciu untuk melukainya?". Co pocu tertawa terkekeh-kekeh.

"Lao pocu sudah memberi nasehat agar dia mengundurkan diri tapi dia tidak memperdulikan Apakah yang dapat Lao pocu lakukan lagi?" sahutnya.

Ciek Ban Cing yang berdiri di luar goa mendengar Sau cengcu sudah terluka Dia segera memburu ke dalam.

"Taisu, bagaimana luka Sau cengcu'?" tanyanya panik.

"Sau cengcu terluka oleh ilmu Im ciu dari nenek jahat itu Tampaknya luka itu tidak ringan Lebih baik Ciek Congkoan gendong dia keluar dulu dari sini," sahut Kan Si Tong.

Hati Ciek Ban Cing tergetar. Dia menundukkan wajahnya Meskipun di dalam goa itu keadaannya gelap, namun dengan bantuan cahaya rembulan yang menyorot ke dalam, Ciek Ban Cing dapat melihat Song Bun Cun. Mata pemuda itu terpejam rapat.

Wajahnya pucat bagai kertas Saat itu dia sudah tidak sadarkan diri Ciek Ban Cing panik sekali.

"Orang yang terluka oleh ilmu Im ciu, hanya dapat disembuhkan oleh orang yang menyerangnya Apa yang harus kita iakukan sekarang''".

Terdengar sahutan dan dalam goa.

"Lao pocu sudah mengatakan kepada lao hwesio llmu Pan juo tan kang yang dipe iajannya dapat menyembuhkan Sau cengcu " Jelas itu suara Co pocu Nenek itu sengaia melukai Song Bun Cun dengan ilmu |m ciu Kemudian dia sendiri yang menjelaskan bahwa Pan juo tan kang yang dipelajari Bu Cu taisu dapat menyembuhkan luka ter sebut Hal ini membuktikan bahwa dia ingin memperpanjang waktu dan mengurangi tenaga dalam Bu Cu taisu.

"Omitahud!" ujar Bu Cu talsu sambil merangkapkan kedua tangannya "Ciek Congkoan, kita mundur dulu sekarang Leblh baik biarkan Pinceng menyembuhkan luka Sau cengcu," katanya.

Co pocu yang berada dalam goa tertawa terkekeh kekeh.

"Di sini tidak ada hal yang perlu disayangkan Kalian keluar saja," sahutnya santai Ciek Ban Cing memondong Song Bun Cun.

"Lao popo, kau jangan senang dulu Lao siu tidak akan mengampunimul" tenaknya keras.

Bu Cu taisu memben isyarat agar dia segera keluar dan goa tersebut Kembali terdengar suara terkekeh kekeh dan nenek tua tersebut.

"Lao pocu akan menunggu dirimu," sahutnya. "Nenek jahat itu sungguh banyak akal busuknya Cara turun tangannya juga sangat keji Dia menyembunyikan diri di dalam goa Berturutturut dia melukai dua orang Tampaknya apabila ingin menghadapi nenek itu, harus menggunakan kelicikan juga," kata Hui Hung i su.

"Hal ini karena kedudukannyayang menguntungkan. Tentang ilmu silat, kita juga belum tentu kalah olehnya. Hengte rasa, kalau dia masih tetap kukuh tidak mau keluar dan goa, kita bakar saja Coba lihat, apakah maslh mempertahankan diri?" sahut Wi Ting sin tiaw,.

"Beng heng jangan lupa kalau bsngcu masih berada di dalam genggaman mereka, kemungkinan besar malah ada dalam goa itu juga," kata Kan Si Tong.

"Justru hal itulah yang rnemberatkan hengte " sahut Wi Ting sin tiaw dengan wajah muram.

Pada saat itu, Bu Cu taisu sudah bersandar di dinding yang terdapat di mulut goa Ciek Ban Cing menggendong Song Bun Cun dan duduk di hadapan hwesio tua tersebut Mata Bu Cu taisu mengedar k© sekeliling.

"Pinceng akan membantu Sau cengcu menembus jalan darahnya yang tersumbat Mungkin perlu waktu kira kira dua kali sepeminuman teh Pada saat itu, tidak boleh ada suara sedikitpun yang mengganggu penyembuhan ini. Kemungkinan besar begundal Co pocu akan menggunakan kesempatan ini Harap para toheng menjaga baik-baik," katanya.

"Taisu tidak perlu khawatir. Dengan penjagaan pinto sekalian, tentu tidak akan terjadi apa-apa," sahut Kan Si Tong.

"Baiklah kalau begitu," kata Bu Cu taisu.

"Kan toheng. lebih baik kita bagi penjagaan ini beberapa kelompok Apabila ada sesuatu yang mencurigakan, kita segera mengetahuinya," Hui Hung i su memben saran.

"Di antara kita semua, kalau difihat dari pengalaman dan pengetahuan, maka Beng toheng yang paling dapat diandalkan Bagaimana kalau kita pilih dia jadi pemimpin'?" kata Kan Si Tong.

"Apa yang dikatakan Kan To heng memang benar Beng toheng, bagaimana kita harus melakukan penjagaan semuanya tergantung padamu saja," sahut Hui Hung i su sambil tertawa lebar.

"Toheng tentukan saja sendiri Bukankah mudah saja?" kata Wi Ting sin tiaw.

"Waktu adalah emas Beng toheng tidak perlu sungkan lagi Pinto dan Liok toheng sudah sepakat mengangkatmu Jangan menolak lagi," sahut Kan Si Tong dengan wafah serius.

Wi Ting sin tiaw mengedarkan pandangannya ke luar goa Bibirnya rnengembangkan senyuman.

"Kita kembali saja pada kedudukan kita semula Kan toheng dan Liok toheng menjaga di mulut goa Jangan sampai orang yang berada di dalam menerjang keluar. Su toheng, Yok sauhiap dan Ciok kouwnio mengeiilingi Bu Cu taisu dan Song sau cengcu.

Hengte sendiri akan menjaga kalaukalau ada yang naik ke atas bukit ini Bagaimana pendapat cuwi toheng'?" tanyanya.

Hui Hung i su mencabut pedangnya. "Cring'" Bibirnya tarsenyum.

"Beng toheng ternyata mempunyai bakat menjadi Kunsu (Panglima perang) Memang itu cara yang terbaik'" katanya.

Hui Hung i su dan Kan Si Tong sagefa menjafankan tugas yang diberikan. Mereka masuk ke dalam goa dan memperhatikan gerakgerik orang yang berada di dalam. Wi Ting sin tiaw mengeluarkan pedangnya dan berjalan menuju jalan setapak yang banyak batu-batu kecilnya Dia duduk menjaga di tempat itu.

Jarum beracun di tubuh Su Po Hin sudah dikeluarkan. Dia juga sempat beristirahat sejenak tadi. Kesehatannya sudah pulih sebagian Dia segera mengajak Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan berjaga di sekitar Bu Cu taisu dan Song Bun Cun. Wajah mereka menghadap ke arah luar.

Keadaan di sekitar itu hening seketika. Bu Cu taisu melihat semua orang sudah menduduki tempat masinginasing Matanya dipejamkan perlahanlahan Dia mengerahkan ilmu pan juo tan kangnya Tangan kiri didekapkan depan dada.

Kemudian telapak dikatupkan Semantara itu, tangan kanannya terulur Dua buah jarinya menekan di ubun ubun Song Bun Cun Hawa murninya dike rahkan ke tempat itu Menyembuhkan orang dengan cara menembus jalan darah yang tersumbat, bukan hal yang mudah Pertamatarria, paling tidak orang itu harus mernpunyai latihan ilmu Pan juo tan kang selama belasan tahun Lwekangnya juga harus cukup tinggi dan pikiran tidak boleh bercabang Terutama bila orang yang disembuhkan itu terluka oleh ilmu Im ciu.

Perlahanlahan terlihat uap putih mengepul dari atas kepala Song Bun Cun Makin lama makin tebal Bagi orang yang banyak pengalaman dan berpengetahuan luas, mereka tahu bahwa itulah saatsaat genting Semua rekan yang menjaga di sekitar ilu, sama sekali tidak berani memmbulkan sedikit suara pun Begitu sunyinya sehingga hembusan angin pun dapat terdengar.

Entah berapa lama sudah berlalu dari bawah bukit tidak terlihat bayangan siapa pun yang memanjat ke atas Orang yang berada di dalam goa pun tidak menunfukkan gerakan apa apa Tiba tiba terdengar raungan keras dan mulut Bu Cu taisu Dalam kesunyian yang mencekam suara itu bagaikan guntur yang^mengamuk. Getarannya membuat telinga semua orang pekak seketika Tubuh Ciek Ban Cing yang sedang memondong Song Bun Cun terlihat bergetar. Dia laksana baru bangun dan mimpi. Song Bun Cun pun ikut membuka matanya. Terdengar keluhan dan mulutnya. "Mengapa aku bisa berada di sini?" tanyanya bingung Dia langsyng bangkit dari pangkuan Ciek Ban Cing Lakilaki itu panik sekali melihat keadaan majikan mudanya.

"Sau cengcu, bagaimana perasaanmu'? Kau baru saja sembuh dari luka dalam Lebih baik jangan banyak bergerak dulu," katanya cemas.

Song Bun Cun menolehkan kepalanya dangan heran. "Ciek Congkoan, apa yang terjadi pada diriku?".

Bu Cu taisu menarik napas perlahanfahan Dia berdiri dengan sebelah tangan meraih ruyungnya yang tadi diletakkan di atas tanah Bibirnya tersenyum.

"Keadaan Sau cengcu sudah tidak mengkhawatirkan. Melukai orang dengan ilmu Im ciu adalah perbuatan yang keji Untunglah Sau cengcu sudah pulih seperti sedia kala," katanya menjelaskan.

Song Bun Cun ikut berdiri Dia menjura dalam-dalam.

"Tenma kasih atas pertolongan taisu. Cayhe sudah ingat kembali Tadi cayhe menyambut serangan telapak tangan nenek jahat itu dengan kekerasan Pada waktu itu, hanya terasa ada serangkum angin yang di.

ngm menerpa tubuh. Cayhe sedikit menggigil karenanya Apa yang terjadi kemudian, cayhe tidak tahu lagi. Entah berapa lama kemudian cayhe merasa "tubuh ini hangat sekali Seperti sedang berjemur di bawah matahan. Juga seakan tertidur dengan pulas Terakhir cayhe mendengar suara petir menyambar di angkasa," sahutnya.

Ciek Ban Cing meluruskan pinggangnya yang terasa linu.

"Kehangatan yang Kongcu rasakan adalati Bu Cu taisu yang menyembuhkan lukamu dengan menggunakan ilmu Pan juo tan kang Apabila tidak ada taisu saat ini, hanya nenek jahat itulah yang dapat menyembuhkan Kongcu," katanya menjelaskan.

Sekali lagi Song Bun Cun menjura kepada Bu Cu taisu, kemudian dia juga membungkukkan tubuh dengan hormat kepada yang lainnya.

"Tenma kasih atas bantuan cuwi cianpwe Cayhe merasa terharu sekali.".

Wi Ting sin tiaw menghampirinyaidengan bibir mengembangkan senyuman. "Sau cengcu jangan sungkan. Co pocu adalah manusia yang sangat licik Sudah

sekian lama tidak terllhat dla melakukan gerakan apa pun Mau tidak mau kelakuannya membuat kita curiga. Lao siu rasa, lebih baik kita masuk ke dalam dan  msninjauninjau keadaan," katanya.

Kang Si Tong meraba raba jenggotnya yang masih hitam Wajahnya murung.

"Apa yang dikatakan Liok toheng memang benar. Pintojuga merasa curiga Bayangkan saja .. Dia sengaja melukai Sau cengcu dengan ilmu jm ciu Lalu dia sendiri yang menjelaskan bahwa dengan Pan juo tan kangnya Bu Cu taisu, Sau cengcu dapat disembuhkan. Hal ini membuktikan bahwa dia sengaja mengulur waktu," lanjutnya.

"Apakah dia sedang menunggu bantuan? Mengapa komplotan nenek itu tidak bergegas datang?" tanya Su Po Hin.

"Kemungkinan pencanan klta kepagian Komplotan mereka tidak keburu mempersiapkan diri Orang yang di dalam goa juga perlu waktu memikirkan cara terbaik Me mang banyak sekali kemungkinannya " kata Wi Ting sin tiaw.

"Kalau begitu, lebih baik kita menerjang masuk secepatnya Nenek Jahat itu hanya berani menyembunyikan diri di tempat yang gelap dan menyerang secara dlamdiam Cayhe harus memperiihatkan sedikit kelihaian kepadanya," sahut Song Bun Cun geram Pedangnya dicabut keluar dari sarungnya Tanpa menunda waktu lagi, dia bermaksud menyerbu ke dalam.

“Sau cangcu, cayhe turut bersamamu Mari kita gempur nenek itu sampai kewalahan Kalau bisa, tangkap hiduphidupi" tukas Su Po Hin.

Bu Cu talsu cspatcepat menghadang di depan mereka. "Liong wi harap tunggu sebentar!" serunya.

Song Bun Cun dan Su Po Hin terpaksa menghentikan langkah kakinya Mereka membalikkan tubuh dalam waktu yang bersamaan.

"Apakah taisu mempunyai pendapat yang lain?" tanya Song Bun Cun.

"Co pocu sangat licik Walaupun kita ingin menerjang masuk, tapi setidaknya harus merundingkan rencanayang baik Maksud pmceng kita harus memilih satu orang sebagai kepala agar tidak ada yang bertindak gegabah," sahut Bu Cu taisu.

"Taisu sangat memperhatikan kesejahteraan kaum Bulim. Rasanya tidak ada orang lain lagi yang tepat," kata Kan Si Tong.

Bu Cu taisu merangkapkan kedua belah tangannya.

"Pinceng tidak pantas. Tetapi pinceng da pat membantu menunjuk seorang yang febih sesuai Yaitu Beng lao sicu Pengalamannya di dunia kangouw banyak sekali Pengetahuannya juga luas Ketika mengatur penjagaan tadi, caranya sangat tepat Bila kali ini hendak menerjang masuk ke dalam goa Paling baik dibawah pimpinannya".

"Benar apa yang dikatakan Taisu Co pocu licik dan banyak akal busuknya Kita juga harus mencari seekor musang tua un tuk menghadapinya. Baru seimbang " sahut Hui Hung i su sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kau bebek liar ini Beraniberamnya merubah hengte menjadi seekor musang tua," sahut Wi Ting sin tiaw dengan maksud bergurau Sekali fagi Hui Hung i su tertawa terbahak-bahak. "Taisu mengatakan pengalamanmu banyak, pengetahuanmu juga sangat luas. Sebutan apa lagi yang pantas kecuali musang tua'?" katanya.

"Omitohud! Kalau ucapan toheng itu berdasarkan kata-kata pinceng, maka dosa tersebut menjadi tanggungan pinceng juga," sahut Bu Cu taisu.

"Lebih baik kita urus hai yang lebih serius. Pendapat Taisu sangat dalam. Tadi kita sudah tiga kali memasuki goa, tapi belum terlihat sedikit pun hasilnya Tampaknya kita memang memerlukan seorang kunsu yang dapat memimpin kita Beng heng juga ja ngan menolak lagi Pokoknya kami akan mendengarkan perintahmu," kata Kan Si Tong.

"Baiklah," sahut Wi Ting sin tiaw dengan gaya santai "Biarlah kali ini hengte menJadi seekor musang tua " Tangannya menggapai kepada Bu Cu taisu "Tolong taisu benkan bola api Ciok kouwnio kepada hengte Sebetum menyerbu ke dalam goa yang terdapat di tikungan itu hengte ingin memenksa keadaannya sekali lagi".

Bu Cu taisu segera menyerahkan bola api tersebut kepada Wi Ting sin tiaw Pendekar dari Liok hap bun itu kembali mehggapai kepada Song Bun CLHI dan Su Po Hin.

"Su toheng dan Song sau cengcu melindungi hengte Kita akan masuk ke dalam goa tersebut".

Ciek Ban Cing takut akan terjadi sesu.atu pada Song Bun Cun karena pemuda itu baru pulih dan lukanya.

"Beng taihiap, Lao siujuga ikut ke dalami" katanya panik. Wi Ting sin tiaw menggoyang-goyangkan tangannya.

"Kunsu kalian ini hanya masuk untuk melihat keadaan. Kebanyakan orang matah membahayakan Cuwi harap tunggu di mulut goa saja," sahutnya.

Tanpa menunggu jawaban dan rnereka, Wi Ting sin tiaw segera melesat ke datam goa mendahului yang lam Su Po Hin dan Song Bun Cun juga tidak menunda lagi Me reka segera mengintil di belakang Kunsu yang baru terpilih itu Wi Ting sin tiaw membisiki mereka dengan ilmu coan im jut bit .

"Jarak antara kalian dengan lao siu jangan terlalu dekat Lebih baik mengikuti dan jarak tujuh delapan depa Perhatikan. Baik-baik senjata rahasia lawan " Meskipun bercakap-cakap, langkah kakinya terus maju Dia terus mendekati tikungan goa di mana nenek jahat itu bersembunyi Ketika jaraknya tinggal kurang lebih delapan cun. dia baru menghentikan langkah kakinya.

"Tik!" Dia menyalakan bola api milik Ciok Ciu Lan Secercah sinar cahaya menerangi tikungan goa Hal ini boleh dikatakan aneh. Karena musuh berada di tempat gelap, sedangkan dia berada di tempat terang. Jejak mereka mudah terlihat Perbuatannya merupakan kerugian bagi mereka sebenarnya. Apa lagi tempat itu gelap pekat, bukankah sama saja dia seperti mengunjukkan kehadirannya sendiri'?. Tetapi, meskipun bola api itu bersinar terang, tapi dari dalam goa tetap tidak ada gerakan apa pun. Juga tidak mengadakan perlawanan Hanya kesunyian yang mencekam Wi Ting sin tiaw memperdengarkan suara batuk satu kali.

"Lao siu adalah Beng Ta Jin dari Liok Hap Bun. Harap Co pocu sudi menjawab'" teriaknya lantang .

Suasana dalam goa itu seperti kuburan Tidak terdengar sahutan sama sekali Perlu diketahui, bahwa boia api itu sebetulnya milik Be Hua popo Sinarnya kuat sekali Dapat menimbulkan cahaya sejauh satu depa le bih Wi Ting sin tiaw berdiri sejauh delapan cun. Sinarnya memancar sampai ke dalam goa Dia menyebutkan namanya sendiri Dengan terang dia juga memanggil nama lawan Maksudnya bahwa dia sama sekati tidak melanggar peraturan kangouw sehing ga lawan pun tidak semestinya membokong dengan senjata rahasia atau apa saja Lagipula dalam jarak delapan cun, segala macam senjata rahasia yang dilemparkan menjadi kurang ampuh Kekuatannya akan surut banyak.

Wi Ting sin tiaw memang memanggil nama Co pocu, tetapi sebetulnya dia sedanc menyelidiki keadaan dalam goa Dleh ka rena itu, ketika dia berbicara, matanya menatap tajam ke dalam goa. Tanpa disadan dia mengerutkan keningnya beberapa saat Karena apa yang dilihatnya sungguh mengejutkan Rupanya goa itu sangat rumit Tingginya setara tinggi seorang laki-laki dewasa, setelah mernbelok ke kanan, kirakira tiga tangkah ternyata di dalamnya ada sebuah lekukan lagi Tapi yang kedua itu membelok ke kin Oleh sebab itu, langan harap dari luar dapat melihat keatiaan dalamnya.

Dari dalam goa tetap tidak terlihat reaksi sedikit pun. Hati Wi Ting sin tiaw menjadi curjga Diamdiam dia berpikir "Mungkinkah di dalam goa ini ada sebuah jalan tembus? Apabila benar, maka setelah melukai Song sau cengcu, dia menjelaskan cara pengobatannya adalah dengan maksud mengecoh lawan Sambil melindungi Cun Bwe, dia dapat melankan diri dan belakang goa ini Dengan demikian, Bengcu pasti berada di dalam tangan Cun Bwe".

Begitu hatinya bergerak dia langsung berteriak "Cu pocu, Lao siu menantikan jawabanmu, apakah kau sudah mendengar perkataanku tadi?".

Sama saja dengan sebelumnya Dari dalam goa tidak terdengar suara sahutan Wi Ting sin tiaw maju beberapa langkah Asalkan dia bisa mencapai tikungan kiri sebelah dalam. Maka dia dapat melihat keadaan goa tersebut Tetapi ketika Wi Ting sin tiaw baru mencapai tikungan pertama, tiba-tiba teli nganya menangkap suara desiran angin. Tiga batang bambu kecil sedang meluncur ke arahnya Disusul dengan suara seseorang.

"Beng Laoto. Kalau kau maju satu langkah lagi, maka nyawamu akan melayang seketika!".

Orang itu memang Co pocu Mana mungkin Wi Ting sin tiaw memandang tinggi tiga batang bambu kecil tersebut Dalam hati dia tertawa. "Co pocu temyata belum meninggalkan tempat ini, berarti goa im sama sekali tidak ada jalan keluarnya " Sejak masuk ke dalam goa, perhatiannya sudah terpusat penuh Tenaga dalamnya dikerahkan ke lengan kanan Tiba-tiba lengannnya bergerak denqan cepgt dan menyampok ketiga batang bambu yang sedang meluncur itu. Mututnya tertawa terkekeh-kekeh.

"Co pocu, Lao siu menantikan jawabanmu Ternyata kau bersembunyi dalam kegelapan dan melukai orang dengan cara membokong'" serunya lantang Lengan bajunya yang longgar dikibaskan. Ketiga batang bambu tadi rnelayang kembali.

"Sret! Sret' Sret'" Kemudian menancap di dalam dinding goa itu Matanya memandang sejenak Terlihat pada bagian bawah lengan bajunya tertancap tiga batang paku kecii lamnya. Hatinya tercekat.

"Cie mia ciam (Jarum pencabut nyawa) nenek jahat itu ternyata sangat lihai. Luncurannya sama sekali tidak menimbulkan suara sedikit pun Kacilnya hampir tidak terlihat. Untung saja sejak semula aku sudah bersiapsiap Kalau tidak, bukankah aku sudah terserang senjata mainannya itu?" katanya dalam hati Dan luartampangWi Ting sin tiaw tidak rnenunjukkan apa-apa Suaranya pun tenang saja.

"Sungguh senjata rahasia yang amat keji. Ruoanya ketika kau melemparkan tiga batang bambu tadi, secara diamdiam kau menyambit lagi tiga batang jarum beracun Untung saja Lao siu sudah tahu permainanmu ini 1" Tubuhnya melayang kembali ke atas tanah.

"Beng Laoto, ini adalah sebuah peringatan dari Lao pocu Apabila kau berani maju.

lagi satu langkah, makaaku jamin kau dapat masuk dalam keadaan hidup, tapi keluar tinggal mayat1" sahut Co pocu ketus.

"Baiktah,' kata Wi Ting sm tiaw tertawa lebar. "Biar kita bicara di sini saja.". Co pocu mendengus dingin.

"Kau ada perkataan apa, coba Lao pocu dengar," sahutnya.

Wi Ting sln tiaw sedang mempertajam tetinganya mendengar suara Co pocu Dia ingin mencan tahu dan mana suaranya berasal Tapi seteiah sekian lama dia tetap tidak dapat memastikan di sebelah mana nenek jahat itu menyembunyikan diri Pengalamannya dalam dunia kangouw sangat banyak Pertamatama dia sudah melihat keadaan dalam celah goa itu Dalam hatinya, dia tahu kalau Co pocu berbicara dengan muka menghadap dinding Dengan demikian, suaranya mengarah ke tembok lalu memantul berkumandang ke sekelilmg Suara itu sendiri seperti terpancar dan jauh Padahal mungkin dia berada di balik cetah dan duduk menghadap tembok Wi Ting sin tiaw purapura tidak tahu Dia sengaJa berteriak dengan keras.

"Co pocu, kalian memang menggunakan pedang atau senjata rahasia melindungi diri di dalam situ Tapi untuk berapa lama kalian dapat bertahan? Apabila saling berkeras Yang rugi tentu bukan pihak kami ..!". "Apa yang membuat kami mgi? Kalian berusaha'rnenerjang masuk ke dalam goa, toh sudah ada dua orang yang terluka?" sahut Co pocu sinis.

"Karm tldak usah menggunakan kekerasan metawanmu Ada dua jalan yang bagus untuk memaksa kau keluar dan tempat itu " kata Wi Ting sin tiaw.

"Kalian ingin memaksa Lao pocu keluar dari tempat ini'? Rasanya tidak begitu mudah'" sahut Co pocu.

Wi Ting sin tiaw tertawa terkekeh kekeh.

"Pertama, kami dapat menggunakan api Asalkan kami meletakkan setumpuk rumput kenng dan menibakarnya, asapnya tetap akan masuk ke dalam goa Meskipun apinya tidak, tapi asapnya cukup membuat kalian sesak napas Belum tentu kalian dapat bertahan Tidak lama kemudian, kalian terpaksa merangkak keluar satu per satu," katanya tenang.

Co pocu mendengus dingin.

"Tentu kalian tidak berani menggunakan cara itu. Bukankah dia sudah memben pertanda tak langsung bahwa bengcu benar ada di dalam situ?".

Wi Ting sin tiaw merasa gembira karena berhasil memancing kata-katanya. "Taruh kata kita tidak menggunakan api untuk membakar. asal kita berkeras

menunggu di luar goa, tetap kami juga yang akhirnya akan menang. Makanan kenng yang kaiian bawa palingpaling dapat bertahan satu dua han Tidak mungkin kalian bersedia mati kelaparan bukan? Sedangkan kami berada di luar. jumlah kami banyak. Kami dapat menyuruh seseorang membehkan di desa sana " Wi Ting sm tiaw melanjutkan siasatnya.

"Kalau memang demikian. bertahaniah terus!" sahut Co pocu.

"Dengan rnaksud baik Lao siu menyarankan. asalkan orang yang kaiian tawan dalam goa tidak terjadi apa-apa Dan kalian me' nyerahkan diri dengan melemparkan senjata keiuar. Lao siu menjamin kalian boleh meninggalkan tempat ini dengan aman," kata Wi Ting sin tiaw.

"Beng laoto, untuk saat ini kijang siapa yang akan mati, masih belum dapat dipastikan Kau meminta Lao pocu menyerahkan diri Bukankah sama saja bahwa kau sedang bermimpi?" sahut Co pocu.

"Kijang siapa yang akan mati? Ha . ha... ha .. Co pocu, dengan permainan bocah cilik seperti kepandaianmu, apakah kau dapat menandingi kami?" kata Wi Ting sin tiaw semban tertawa terbahak-bahak ' Co Pocu mendengus dingin.

"Lao pocu masih tidak memandang sebelah mata terhadap orangorang seperti kalian. Andaikan Lao pocu memang bukan tandingan kalian, tentu ada orang iain yang dapat menngkus kalian!" sahutnya ketus. Wi Ting sin tiaw tertawa dalam hati Sekarang dan mulutnya, dia sudah dapat hasil yang lumayan Rupanya nenek jahat ini sedang merencanakan sesuatu.

Kftpergian Long san it pei yang tergesa-gesa, dapat dipastikan sedang mencari pertoiongan Berdiam terus di daiam goa itu,.

tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi pihak lawan Kalau dilihat dan keadaan demikian, lebih baik kita menggunakan waktu secepatnya untuk menyelesaikan persoalan Jangan sampai bantuan musuh keburu datang, malah memperpaniang urusan Begitu hatinya mengambil keputusan, sebuah rencana juga segera terlintas di benaknya Mulutnya mengeluarkan suara tawa terkekeh kekeh.

"Baik, Lao siu ingin lihat siapa orangnya yang dapat menngkus kami Co pocu Lao siu akan menunggu di mulut goai" katanya lantang.

"Kau lihat saja nanti,' sahut Co pocu dengan acuh tak acuh.

Wi Ting sin tiaw membalikkan tubuhnya sambil mematikan bola api di tangannya. "Song sau cengcu, Su toheng man kila pergi," ajaknya.

Su Po Hin dan Song Bun Cun tidak tahu permainan apa yang sedang direncanakan olehnya Terpaksa membalikkan tubuh dan mengundurkan diri Wi Tinq sin tiaw mengikuti di belakang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Melihat kedatangan mereka Bu Cu taisu segera menyambut.

"Beng toheng sudah memeriksa keadaan di dalam, apakah menemukan sesuatu?" tanyanya iogin tahu.

Wi Ting sin tiaw menggelengkan kepala nya.

"Goa itu sangat rumit Banyak sekali celahnya Kita mudah diserang tapi sulit untuk membalas Tapi dan mulut nenek jahat itu, hengte berhasil mendapatkan sedikit keterangan,' sahutnya.

"Apa yang berhasil dipancing oleh Beng toheng?" tanya Hui Hung i su.

"Tadinya Lao siu mengira mereka sengaja mengulur waktu agar Cun Bwe dapat mem bawa bengcu melankan diri dan belakang goa itu " kata Wi Ting sin tiaw.

"Memang ada juga kemungkinan seperti itu,' tukas Ciek Bsn Cing. Wi Ting sin tiaw tertawa lebar.

"Tapi dan nada bicaranya, hengte berhasil mengetahui kalau goa itu sama sekati tidak mempunyai jalan tembus Sedangkan 3engcu memang terkurung di dalam " Berkata sampai di situ Suaranya ditekankan sehingga separti takut rahasianya terbongkar "Tadi Long san it pei pergi dengan tergesa-gesa, kemungkinan dia sedang mencan bala bantuan Apabila menunda lebih lama iagi, maka kita bisa mendapat kerugian ". "Kalau menurut pendapat Beng toheng, apa yang harus kita lakukan?" tanya Bu Cu taisu.

"Kita harus menerjang masuk ke dalam goa secepatnya sebelum bala bantuan mereka datang dan menyelamatkan Bengcu'" sahut Wi Ting sin tiaw.

"Kalau begitu, kita lihat bagaimana kau yang menjadi Kunsu mengaturnya " kata Kan Si Tong.

Wi Ting sin tiaw mengeluselus jenggotnya Kemudian dia tersenyum Tangannya menggapai.

"Kalian semua kemari dengar perintah hengte." Dia membalikkan tubuh menuju tembok goa sebelah luar dan duduk di sana Semua orang lalu menghampin Wi Ting sin tiaw dan duduk mengelilinginya.

"Kali ini kita harus masuk beramairamai Tetapi masingmasing mempunyai tugas sendirisendlri Bu Cu taisu, Kan toheng,.

Liok toheng bertiga bertugas menjaga di luar goa Seandainya ba1a bantuan pihak musuh datang, cegah mereka jangan sampai berhasil menecjang masuk," katanya dengan suara rendah.

Bu Cu taisu, Kan Si Tong dan Hui Hung i su menganggukkan kepalanya.

"Ciek Congkoan, Song sau cengcu, Su toheng mengikuti hengte mendekat ke cefah tikungan goa Kalian harus berteriakteriak marah, seakan akan ingin menerjang masuk Tetapi harus ingat, Lao siu hanya ingin mengalihkan perhatiannya saja, sama sekali tidak boleh melewati delapan cun dan jarak celah goa tersebut," kata Wi Ting sin tiaw selanjutnya.

BagianTiga Puiuh Dua.

Ciek Ban Cing tidak habis mengerti "Beng taihiap, kalau kita hanya mengalihkan perhatiannya siapa yang benar-benar menyerbu masuk ke dalam goa itu?" tanyanya.

Wi Ting sin tiaw tersenyum simpul.

"Orang tua tentu mempunyai rencana tertentu A?al Ciek Congkoan mengikuti saran hengte saja nanti," katanya Smaf matanya beralih ke arah Ciok Ciu Lan dan Yok Sau Cun "Melakukan sesuatu harus dengan pfkiran matang Ciok kouwnic, Lao SILI mengutusmu sebagai orang pertama yang rnasuk ke dalam goa Yok Sau Cun sebagai oiang kedua apakah kau berani melakukannya?' Ucapannya itu membuat semua orang tercengang.

Dalam rombongan mereka ssperti Bu Cu taisu, Hui Hung i su, Kan Si Tong semuanya benlmu tinggi Sekarang d;a meiTiinta mereka menjaga mulut aoa Sedangkan dia sendiri dengan Ciek Ban Cing Song sau cengcu dan Su Po Hin bertugas menggertak gertak saja Dia malah merninta seorang ga dis cilik yang rnasih bau kencur sebagai orang pertama yang menyerbu ke dalam goa.

Kalau menyerbu masuk ke dalam goa, tentu akan terjadi pertarungan yang membahayakan jiwa Ciok Ciu Lan Sebetulnya apa yang dipikirkan Wi Ting sin tiaw? Ketika hati setiap orang masih kebingungan, Ciok Ciu Lan merapikan rambut di keningnya dengan gaya santai.

"Siau li akan menuruti perintah, tapi tentunya Kunsu akan menunjukkan cara yang jitu bukan'?" sahutnya sembari tersenyum.

Wi Ting sin tiaw tertawa lebar.

"Tentu saja Baiklah Semuanya memencarkan diri mempersiapkan tugas masingmasing Siasat tidak boleh didengarkan oleh orang lain Hanya orang yang pertama memasuki goa yang tetap di sini mendengar perintah Kunsu '.

"Tampaknya Beng toheng memang mempunyai bakat Kunsu Entah siasat yang toheng jalankan sempurna atau tidak'?" tanya Hui Hung i su bergurau.

"Kalau tidak sempurna mana sesuai memangku jabatan Kunsu Waktu adalah emas. Cepat kalian memencarkan diri," sahut Wi Ting sin tiaw tersenyum.

Bu Cu taisu dan yang lainnya segera berdiri Mereka mengundurkan diri Yok Sau.

Cun juga mengikuti tindakan mereka Ter lihat Wi Ting sin tiaw mendekati Ciok Ciu Lan dan membisikkan sesuatu, lalu terlihat lagi wajah gadis itu tersipusipu dan salah tingkah Wi Ting sin tiaw kembali berbisik di telmganya Akhirnya Ciok Ciu Lan mengang gukkan kepalanya beberapa kali Keduanya berdiri serentak.

Wi Ting sin tia.w menggapaikan tangannya.

"Baikiah, kita boleh masuk sekarang," katanya Kemudian dia menoleh kepada Yok Sau Cun "Yok Sau Cun, tugasmu adalah melindungi Ciok kouwnio Segalanya telah Lao siu jelaskan kepada Ciok kouwnio kau harus mengikuti di belakangnya Apabila dia tidak menemui bahaya kau jangan sampai turun tangan.".

"Cayhe akan menginqat baikbaik " sahut Yok Sau Cun.

"Bagus. Ciok kouwnio, Yok Sau Cun liong wi, harap ikut di belakang Lao siu lihat bagaimana perintah Lao siu selanjutnya," kata Wi Ting sin tiaw Dia fangsung masuk ke dalam goa.

Ciok Ciu Lan dan Yok Sau Cun mengikuti di belakangnya Selanjutnya adalah Ciek Ban Cing Su Po Hin dan Song Bun Cun berendeng masuk Terakhir Bu Cu taisu, Kan Si Tong serta HLH Hung i su Tugas mereka adaiah menjaga mulut goa tersebut. Oieh karena itu, sampai di dalam, mereka tidak ikut lagi dengan yang lamnya.

Saat itu sudah kentungan ketiga lewat. Sebetulnya di mulut goa masih tersorot cahaya rembulan yang remangremang, tapi ketika mereka masuk ke dalam goa, rembulan pun perlahanlahan masuk kembali ke asalnya. Begitu berjalan beberapa langkah, keadaan di dalam semakin gelap Sampai jan sendiri pun tidak terlihat lagi Apalagi ketika sampai di tikungan sebelah dalam Lebihlebih tidak usah dikatakan lagi Wi Ting sin tiaw tertawa keras di depan tikungan.

"Co pocu, Lao siu sudah menunggu di depan goa sekian lama Ada apa? Apakah kalian masih berkeras sembunyi dl daiam goa dan tidak berani keluar?" teriaknya lantang Dia berjalan dengan langkah lebar mendekati celah di mana nenek jahat itu menyembunyikan diri.

"Berhenti' Kalau kau berani maju satu langkah lagi, Lao pocu Juga tidgk akan berlaku sungkan lagi!" sahut Co pocu sinis.

Sekali lagi Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.

"Lao siu tetap ingin majU, coba apa yang akan kau lakukan?" katanya seakan menantang.

Ciek Ban Cing tidak mau kalah, dia juga berteriak dengan keras.

"Beng Saihiap, nenek jahat itu sejak dulu malang metintang di San Pak kejahatannya sudah termasyhur Hal itu tidak usah dibicarakan lagi Sekarang malah berani menyusup ke dalam Tian Huan san ceng dan me nawan Lao cengcu Dosanya sudah terlalu dalam Bagaimana pun malam ini aku Ciek Ban Cing harus menngkusnya dengan tangan sendiri'" Dia kemudian membentak dengan nada marah "Co pocu, cepat keluar untuk memperhitungkan dosamu'".

Tubuhnya melesat dari sampmg Wi Ting sm Siaw. Dia menerjang ke arah celah goa Tubuhnya belum sampai, telapak tangannya sudah dihantamkan ke depan.

Terjangannya kali ini, meskipun hanya memainkan bagian dan sandiwara, tapi tenaga yang dilancarkannya menimbulkan suara menderuderu. Dia menghantam ke arah depan yang kosong melompong Tepat pada saat itu, Wi Ting sin tiaw memberi isyarat kepada Ciok Ciu Lan yang ada di belakangnya Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk menyampaikan pesan "Ciok kouwnio, saatnya sudah tiba!".

Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya. Diamdiam dia menarik sedikit ujung lengan bafu Yok Sau Cun, kemudian mengendapendap ke arah dinding sebelah kanan Yok Sau Cun ttdak berani membantah. Dia segera mengikuti langkah gadis itu Punggung kedua orang itu menempel pada dmding goa Perlahanlahan menuju ke dalam goa Terdengar suara.

" Blam!" Dari hantaman telapak Ciek Ban Cing yang mengenai cefah goa sebelah atas Getarannya membuat debu beterbangan Rombongan Wi Ting sin tiaw terpaksa menundukkan kepala Suara yang dihasilkan oleh hantaman itu menggelegar bagai gunung meletus.

Terdengar bentakan marah dari Co pocu. "Ciek Congkoan, kalau hanya menghantam dinding saja, apa gunanya''".

Ketika nenek ttu sedang berbicara, Ciok Ciu Lan sudah mengendap ke dalam goa Tangan dimasukkan ke saku baju dan menge<uarkan sebuah botol kecil Dia mengam bil dua butir pil dari botol tersebut dan ditelannya langsung Dia mengambil dua butir lagi dan diselipkannya ke dalam genggaman tangan Yok Sau Cun.

"Cepat telan obat itu," katanya lirih.

Setelah menyimpan kembali botol obat itu, dari saku yang lainnya dia mengeiuarkan sebuah tabung bambu yang panfangnya hampir sama dengan sumpit makan Tubuh nya membalik dengan wajah menghadap dinding Begitu tubuhnya bergerak, labung bambu pun diarahkan ke dalam goa Dia menekan tonjolan kecil di ujung bambu itu Terlihat segumpalan asap tipis lerbang me nyusup ke dalam cefah goa.

Yang disebarkan adalah obal bius terkena! milik Be Hua popo yaitu Pek li hiang Tabung bambu itu selalu disimpannya di da lam saku Apabila hendak menggunakannya sangat mudah Hanya tinggal menekan tombolnya saja Dalam jarak satu depa, setiap orang yang mencium harum obat itu akan Serkulai tidak sadarkan diri seketika. Belakangan nama Be Hua popo mulai naik daun Dia tidak menggunakan obat bius yang dianggap rendah oleh kaum Bulim itu lagi Siapa yang tidak ingin" mempertaltankan nama baiknya di dunia ini? Sampai Ciok Ciu Lan tumbuh dewasa, dan sering berkelana di dunia kangouw bersamanya Malah dia se nng berkelana seorang diri Bagi seorang gadis lentu banyak nntangan yang akan diperolehnya Belum lagi kalau berjalan di pegunungan atau hutan di malam han, banyak binaiang buas dan ular berbisa yang akan mengincar Oleh karena itu dia menyerahkan Sabung bambu dan obat biusnya se kaligus kepada Ciok Ciu Lan Untuk sekedar menjaga diri apa bila dalam keadaan berbahaya.

Wi Ting sin liaw sudah menduga akan hal itu Dia lahu meskipun Be Hua popo sudah ada belasan tahun tidak menggunakan obat bius itu, tapi putnnya masih berusia muda, Pek li hiang memang senjata yang tepat untuk melindungi diri Dia tidak mungkin tidak menyerahkan tabung bambu dan obat bius itu kepada Ciok Ciu Lan.

Goa itu banyak celahnya. Apabila Ciok Ciu Lan berhasil menyebarkan obat bius itu ke dalam dan membuat Co pocu dan komplotannya pingsan, bukankah hal itu memudahkan pekerjaan yang lamnya?.

Sedangkan bagi gadis itu, oleh karena ibunya pernah berpesan apabila tidak terlalu genting jangan sampai menggunakan obat bius tersebut, maka dia tadinya ragu ragu Akhirnya setelah menjelaskannya berkalikali, Ciok Ciu Lan baru berhasil dibujuk.

Kita kembali pada kejadian di dalam goa Untuk menutupi apa yang difakukan oleh Ciok Ciu Lan, Wi Ting sin tiaw sengaja terSawa terbahak-bahak.

"Co pocu Apakah kau kira kami tidak berani menerjang ke dalam'?".

"Cnng!!" Pedang Wi Ting sin liaw telah terhunus Tangan kanannya dikembangkan Tangan kanan menggenggam pedang Ter lihat sinar berpijar Dengan melinlangkannya di depan dada, dia maju ke depan. Tindakannya menghunus pedang sebetulnya hanya bersandiwara sa|a Jaraknya dengan goa itu masih sejauh delapan cun Tapi dia baru saja maju dua langkah, ketika Ciek Ban Cing berseru "Beng taihiap, biar lao siu yang menghadapi dia".

Su Po Hin menyusul berteriak' "Nenek jahat hari ini adalah hari kematianmu!".

"Co pocu, kau berani menggunakan ilmu Im ciu untuk melukai orang, Kongcu tidak akan mengampunimu" teriak Song Bun Cun kalap.

Di dalam celah goa itu debu betebaran Koloran masih tersebar di manamana. Penglihalan tenlu semakintidakjelas Ketika mereka berteriak ramai ramai itulah Ciok Ciu Lan menyehnap ke dalam celah goa Yok Sau Cun takul akan terjadi sesuatu yang lidak diingmkap Dengan mempercepat langkahnya, dia segera mengintil di belakang Ciok Ciu Lan Kedua orang itu membelok ke tikungan pertama Mereka melangkah lagi Kirakira beberapa cun, terlihat sebuah tikungan yang membelok ke arah kiri Andaikata setiap goa berbentuk pmtu, maka yang mereka masuki sekarang adalah pintu kedua.

Dinding yang menghalang? tikungan kedua itu sangat tebal. Ciok Ciu Lan menyelinap ke arah kanan Langkah kakinya dibuat seringan mungkin Tiba-tiba dia tersandung sesuatu benda yang lembut, hampir saja la terjatuh.

Gadis itu terkejut sekali. Dia tidak berani mengeluarkan suara Sebelah tangannya menopang pada dinding goa Kakinya menyentuh benda itu. Ternyata manusia dan dalam keadaan rebah di atas tanah Ciok Ciu Lan mencoba menendangnya perlahanlahan Tubuh isu sama sekali tidak bergerak.

Hatinya Serlonjak saking gembira Tanpa perlu dikatakan lagi, orang yang rebah di atas tanah itu pasti Co pocu. Tentu dia sudah mencium Pek li hiang yang disebarkan oleh Ciok Ciu Lan dan sekarang dalam ke adaan tidak sadarkan diri. Dengan terburuburu dia membalikkan tubuhnya.

"Yok Toako," panggilnya dengan suara lirih. Yok Sau Cun menghampirinya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Di sini rebah seseorang Kemungkinan besar dia adalah Co pocu. Aku menyebarkan obat bius sehingga tidak sadarkan diri Cepat kau tepuk tanganmu sebagai isyarat agar mereka segera masuk ke dalam. Kita sendiri meneruskan penyelidikan ke arah deparV' sahut Ciok Ciu Lan.

Yok Sau Cun ikut gembira.

"Lan moay, kau sungguh hebat. Dengan cara apa kau berhasil melumpuhkannya?" Sanyanya penasaran.

"Obat bius Ibu selatu mengatakan kepadaku, bahwa obal ini adalah mainan rendah bagi kaum Bulim aku hanya membawanya sebagai pelmdung diri Apabila bukan dalam keadaan terdesak, aku sama sekali tidak boleh menggunakan obat bius tersebut Tadi Beng cianpwe membujukku Tugas kita sekarang adalah menyelamatkan Song loya cu Tidak mungkin berhasif tanpa menggunakan obat bius " kata Ciok Ciu Lan dengan wajah Sersipu sipu.

Tentu saja Yok Sau Cun tahu mengapa dia merasa jengah.

"Lan moay, apa yang kau lakukan adalah benar Obat bius maupun racunnya sendiri bukan benda yang jahat Tinggal apa tujuan orang yang menggunakannya saja. Bisa untuk kebaikan, bisa juga untuk kejahatan.

Demi menyelamatkan Song loya cu, meskipun harus menggunakan obat bius tapi tujuan kita mulia sekali Jadi apa salahnya?" hiburnya.

Sepasang mata Ciok Ciu Lan yang bening berkilauan dalam kegelapan.

"Yok toako, mendengar perkataanmu ini hatiku jadi lega," sahutnya dengan suara lembut.

Yok Sau Cun tersenyumsenyum Kemudian menepuk tangannya sekali mengarah keluar goa. Wajah Wi Ting sm tiaw cerah seketika.

"Ciok kouwnio sudah berhasil!" katanya. Song Bun Cun terpana.

"Ciok kouwmo sudah berhasiP Benarkah kepandaiannya begitu linggi''" tanyanya de ngan suara ragu.

Ciek Ban Cing tersenyum simpul.

"Itulah bagian dan rencana Kunsu yang se.mpurna," katanya. "Mari kita masuk'" ajak Wi Ting sin liaw.

Dia langsung membuka jalan bagi yang lainnya Ciok Ciu Lan yang mendengar langkah kaki segera bertanya' "Apakah Beng cianpwe yang menuju ke man?".

'Tepat Apakah Co pocu sudah Ciok kouwnio bikin rubuh?". "Dia sudah terkulai di al.as Sanah," sahut Ciok Ciu Lan.

"Ciok kouwmo memang dapat diandalkan Sekali masuk langsung mengenai sasaran,' kata Wi Ting sin liaaw.

Ciok Ciu Lan malu sekali.

"Kunsu terlalu memuji Cuwi silahkan masuk ke dalam Aku dan Yok toako akan menyeltdik sebelah sana," sahutnya. "Tunggu dulu!" teriak Wi Ting sm tiaw mencegahnya "Kita belum tahu bagaimana keadaan di dalam sana Seberapa dalamnya goa ini, lebih-lebih tidak tahu ada  beberapa orang kawanan penjahat yang ada di dalam sana'? Oleh karena itu, maksud Lao siu, meskipun Ciok kouwmo letap sebagai orang perlama yang masuk menyelidiki tapi setidaknya harus menambah satu orang pembantu yang menyertai nona ' Dia menolehkan kepalanya "Song sau cengcu kau serta Yok Sau Cun menyertai Ciok kouwnio Apabila nona itu mendapatkan bahaya apa-apa, kalian harus turun tangan melindunginya ".

Song Bun Cun menjura dalam dalam.

"Cayhe menurut perintah," sahutnya Se mentara itu, Ciek Ban Cing sudah menotok jalan darah Co pocu.

"Beng taihiap, bagaimana kita harus membereshan dia'?". W Ting sin tiaw tertawa lebar.

"Lao siu hanya menjadi Kunsu penerjang goa ini Sedangkan urusan yang lainnya, terserah Ciek Congkoan," sahutnya.

"Hengte tidak beram menenma,' kata Ciek Ban Cing.

"Kunsu tidak mengatakan apa-apa Man kita masuk saja," sahut Ciok Ciu Lan. Wi Ting sin tiaw menyodorkan bola api kepada gadis itu.

"Di sini tidak terdapat cahaya sama seHali Sedangkan jari sendiri saja tid,ak lerlihat Apalagi di dalam sana Ciok kob/vmo bawa saja bola api ini".

Ciok Ciu Lan menenma bola api yang disodorkannya. "Song sau cengcu, Yok toako, man kita masuk ".

Dia segera membalikkan tubuh dan melangkah ke depan Yok Sau Cun serta Song Bun Cun mengintil di belakangnya Dari tengah goa menuju ke tikungan lainnya hanya tiga langkah Sekarang mereka sudah mempunyai cukup banyak pengalaman Tubuh mereka tetap menempel di dinding, langkah kaki diringankan Tidak terdengar sedjkit suara pun yang keluar dari mulut mereka.

Sampai di mulut goa yang lain, tangannya menepuk perlahan pada Yok Sau Cun sebagai isyarat agar dia menghentikan langkahnya Yok Sau Cun juga menepuk perlahan satu kali pada tangan Song Bun Cun Mereka me.ngendap dengan bentuk barisan yang rapi.

Tempat itu gelap sekali Meskipun di hadapan kita berdiri seseorang belurn tentu kitr dapat melihatnya Ciok Ciu Lan memusatkan perhatiannya Namun tidak ada gerakan apa pun yang mencurigakan Tangan kinnya letap menggenggam tabung Pek li hiang Kakinya bergerak perlahan Tubuhnya dibungkukkan sedikit Tangan kinnya yang menggenggam tabung diarahkan ke dalam goa perlahanlahan dipijatnya tonjolan yang terdapat di ujung bambu. Dia takut kalau tabung itu tidak dipersiapkan sejak semuta, tahu tahu kepergok oleh musuh yang menerjang keluar. Setelah menekan Sonjolan tabung itu, hatinya menjadi tenang Seandainya kepergok oleh musuh pun dia Sidak khawatir lagi.

Ciok Ciu Lan menarik kembali labung bambunya Tubuhnya ditegakkan Dan ietap menempel di dinding Perlahanlahan dia menarik nafas panjang.

Yok Sau Cun tidak dapal menahan ingin Sahunya. "Apakah sudah kau laksanakan'?" tanyanya.

'Sudah " sahut Ciok Ciu Lan dengan ke pala manggutmanggut "Tapi kila tidak tahu seberapa luas tempat di dalam sim dan berapa orang yang ada1 Kitatunggu lagi seben tar baru masuk ke dalam.".

Tiba tiba dia tenngat sesuatu Tangaftnya kembali mengeluarkan botol kecil dan mengeluarkan dua butir pil dan dalamnya Disodorkannya ke tangan Yok Sau Cun.

"Berikan obat ini kepada Song sau ceng cu Suruh dia telan semuanya ".

Yok Sau Cun menerima pil lersebul dan Sangan Ciok Ciu Lan dan diberikannya ke pada Song Bun Cun.

"Song heng, telan obat ini," katanya. "Obat apa ini'?" tanya Song Bun Cun. "Obat penawar," sahut Yok Sau Cun.

Song Bun Cun menuruti permintaan Yok Sau Cun Ditelannya pil Sersebut. "Yok heng, Ciok kouwnio...".

"Yang disebarkan olehnya adalah sejenis obat bius," tukas Yok Sau Cun. Song Bun Cun tertegun.

"Tidak heran nenek itu mudah sekali dilumpuhkan olehnya ". "Mari kita masuk," serdengar suara lirih Ciok Ciu Lan.

'Lan moay lebih baik aku saja yang ma suk tebih dahulu!" Tanpa menunggu jawaban gadis itu, dia segera melangkah mendahului.

"Tidak salah Ciok kouwmo, kau sudah membuat orang yang di dalarn Sidak sadarkan diri Seharusnya sekarang kami yang membuka jalan," lanjut Song Bun Cun. Dia segera mengikuti tindakan Yok Sau Cun. Ciok Ciu Lan mengendapendap sambil meraba dinding Baru maju beberapa langkah mereka sampai pada sebuah celah yang iebar Dia menghentikan langkahnya dan mendengarkan dengan seksama Selain langkah kaki mereka, dia tidak mendengar apa-apa lagi. Terdengar suara.

"Tik!" Tempat itu terang benderang seketika. Rupanya Ciok Ciu Lan sudah menyalakan bola apinya.

Pertama-tama matanya rada silau Setetah sudah terbiasa, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling Sempat itu Tampaknya cukup luas Paling tidak sekilar ruangan itu ada empat lima depa besarnya Pas di pintu masuk, terlihat seorang gadis berpakaian hijau dengan tangan menggenggam pedang panjang dan duduk di atas sebuah batu besar Gadis itu adalah pelayan yang menyiapkan makanan dan kemudian melarikan diri bersama Co pocu yaitu Cun Bwe!.

Tidak jauh dari Cun Bwe masih ada seorang budak cilik yang juga mengenakan pakaian hijau Dan di sampingnya ada seorang laki-laki berusia lanjut dengan pakaian biru longgar Kedua orang itu terkulai pingsan di atas tanah.

Sekali lirik saja, Ciok Ciu Lan segera mengenali kakek tua berbaju biru itu. Dia adalah kakek pemilik kedai makan di Kwa ciu yang mempunyai julukan Houw jiau Sun Bu Hai.

Tempat itu merupakan ujung goa Oleh karena itu, keadaannya juga lebih lebar dari yang lain Di atas batu sudut dalam terlihat seorang laki-laki setengah baya yang duduk menyandarkan diri KeSika bola api menyala tadi, mulut Song Bun Cun mengeluarkan seruan Serkeiut.

"Tia' Ternyata Tia memang ada di sini!" Dia segera menghambur ke arah lakllaki itu.

Orang tua itu memang Song loya cu, Song Ceng San yang diculik oleh kawanan pen jahat Kedua matanya terpejam rapat Tampang kelihatan Senang Tentunya dia sudah Serbius oleh Pek li hiang yang disebarkan Ciok Ciu Lan.

Song Bun Cun membalikkan tubuhnya dengan panik.

"Ciok kouwmo, kemungkinan Cia hu |uga sudah terkena obat bius Harap kouwnio segera membenkan obat penawarnya ".

Ciok Ciu Lan tertawa lebar.

"Harap Sau cengcu sabar sejenak. Lebih baik kita tunggu kedatangan Beng cianpwe dan Ciek Congkoan Komplotan penjahat ini banyak akal bulusnya Kita harus waspada," sahutnya.

Wajah Song Bun Cun merah padam.

'Apa yang dikatakan Ciok kouwnio ada benarnya". Yok Sau Cun memandang ke arah Ciok Ciu Lan. "Apakah kita boleh mengundang Beng cianpwe masuk ke datam sekarang'?" tanyanya.

Ciok Ciu Lan tersenyum simpul.

"Kita tidak perlu memanggilnya Asal bola api ini menyala, mereka segera masuk dengan sendirinya," sahutnya.

Baru saja perkataannya selesai benar saja Terlihat Ciek Ban Cing dan Wi Ting sin tiaw melangkah masuk bersamaan Wi Ting sin tiaw mendongakkan wajahnya Bibirnya mengembangkan senyuman.

"Merepotkan Ciok kouwnio,' katanya.

"Beng Cianpwe jangan sungkan," sahut Ciok Ciu Lan tergopohgopoh dengan tubuh membungkuk Tatapan Ciek Ban Cing terpaku kepada Song Ceng San. Wajahnya cerah seketika.

"Ternyata lao cengcu benar-benar ada disini!' serunya girang Dia melangkahkan kakinya dengan maksud mendekati. Wi Ting sin Siaw cepat cepat menghadang di depannya.

"Ciek Congkoan, tunggu dulu'".

"Apakah ada sesuatu?ang ingin Beng taihiap katakan?" tanya Ciek Ban Cing. Wi Ting sin tiaw merenung sejenak.

"Mereka pernah menggunakan Long san it pei untuk menyaru sebagai Bengcu. Apakah mungkin mereka mengulangi permainan yang sama'? Let?ih baik kita berhatihati," kalanya.

Ciek Ban Cing tertegun.

"Lalu, menurut pendapat Beng taihiap, apa yang harus kita lakukan?". "Hanya dengan satu cara punahkan pengaruh obat biusnya lalu kita lihat

perkembangannya nanti" Dia menolehkan wajahnya kepada Song Bun Cun. "Tetapi, untuk mengetahui palsu tidaknya Bengcu ini, maka Sau cengcu dan Ciek Congkoan tidak boleh berada di tempat ini Di duma ini tidak ada peraturan seorang anak menguji ayahnya," kata Wi Ting sin tiaw.

"Apa yang dikatakan oleh Beng taihiap memang benar Lao siu dan Kongcu akan mengundurkan diri," sahut Ciek Ban Cing Dia menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau Cun "Ini adalah obat pemunah racun pembuyar tenaga yang dibawa oleh Yok Siangkong Long san it pei meletakkannya di ba wah bantal ketika kedoknya terbongkar Lao siu segera mengambil dan menyimpannya Rasanya komplotan penjahat Sersebut lidak mungkin memunahkan racun yang mengendap di dalam lubuhnya Kalau orang itu benar-benar Lao ceng cu, tolong Yok siangkong benkan kepadanya ".

Yok Sau Cun menenma botol itu sambil menganggukkan kepalanya beberapa kafi Ciek Ban Cing mengajak Song Bun Cun keluar dan goa tersebut.

Wi Ting sin tiaw menoleh ke arah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan. "Urusan ini masih memerlukan bantuan dan ji wi," kalanya. "Harap Beng cianpwe memben petunjuk," sahut Yok Sau Cun.

Wi Ting sin tiaw menghampin mereka Sambil mengeluselus dagunya, dia berbisik dengan suara rendah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya dan menyahut "Boanpwe menurut perintah!" jawab mereka serentak.

'Bagus Ciok kouwnio boleh memberikan obat penawarnya sekarang;1 kata Wi Tmg sin tiaw.

Ciok Ciu Lan mengiakan Dia berjalan me nuju Song Ceng San Dikeluarkannya sebuah botol kecit dari sakunya dan mencolek sedikit dengan kuku jan serta dioleskan ke hidung Song Ceng San.

Orang tua yang Serbius itu seperti tersentak Dia bangkis satu kali dan Sersadar seketika Matanyaterbuka MelihatWi Ting sin liaw Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan yang bardiri di hadapannya wajahnya segera bersen.

"Beng toheng, Yok siangkong, bagai. mana kalian dapat menemukan Sempat ini?" tanyanya heran.

Wi Ting sin liaw menjura dalam-dalam.

"Syukurlah kalau Bengcu sudah sadarkan diri Tetapi hengte penasaran, ada sesuatu yang ingin ditcfnyakan " sahutnya.

"Oh " Song Ceng San meliriknya sekilas "Apa yang ingin Beng toheng tanyakan?".

"Seandainya hengte mengucapkan kata-kata yang salah Harap Bengcu tidak memasukkannya ke dafam hati," kata Wi Ting sin tiaw.

"Delapan partai besar sudah seperti ke luarga sendiri Seandainya salah berkata sedikit saja, untuk apa dipersoalkan?" sahut Song Ceng San.

"Mendengar perkataan Bengcu ini, hati hengte menjadi tenang," sahut Wi Ting sin tiaw Dia menoleh kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Periksa ".

Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan segera mendekati Song Ceng San dan menjura dalam-dalam.

"Song loya cu, maafkan boanpwe' kata Yok Sau Cun. "Yok Siangkong apa yang kalian ingin lakukan'?" tanya orang tua itu.

"Boanseng menerima perintah Beng cianpwe untuk menggeledah tubuh Song loya cu," sahut Yok Sau Cun.

"Untuk apa menggeledah seluruh tubuh lohu?" tanya Song Ceng San. Yok Sau Cun tampak serba salah Dia melirik ke arah Wi Ting sin tiaw. "Ini. .".

"Tidak apa-apa, Yok Siangkong katakan saja ' kata Song Ceng San.

"Karena karena ," Dia mengatakan karena dua kali, kemudian tidak sanggup melanjutkan lagi.

"Karena ingin melihat apakah Song loya cu mangenakan topeng kulit manusia'?" tukas Ciok Ciu Lan.

"Untuk apa lohu mengenakan topeng kulit manusia?" tanya Song Ceng San semakin bingung.

"Tentu saja karena ada yang menyamar sebagai Song loya cu " sahut Ciok Ciu Lan datar.

'Apakah lohu Song Ceng San juga ada palsunya''. Ciok Ciu Lan tertawa dingin.

'Sulit untuk dikatakan Siapa tahu kau ini juga samaran Long san it pei?" sahutnya.

"Long san it pei? Siapa Long san it pei? Apakah dia menyaru sebagai lohu?" tanya Song Ceng San berturutturut Tampaknya dia agak tergoncang 'Dapatkah kouwnio mencentakan kejadian yang selengkapnya?".

"Aku tidak tahu apakah aku boleh mengatakannya''" sahut Ciok Ciu Lan. "Silahkan Ciok kouwnio katakan saja," tukas Wi Ting sin tiaw.

Ciok Ciu Lan kemudian menceritakan bagaimana Yok Sau Cun mendapatkan obat pemunah racun pembuyar tenaga dan bersamasama dengannya mengantarkan ke Tian Hua san ceng. Bagaimana dia membongkar kedok Long san it pei Sui Yi Hu yang menyamar sebagai Song loya cu Sampai bagaimana mereka berhasil menemukan goa tersebut dan mengatur rencana untuk menyelamatkan Song loya cu.

Song Ceng San tertegun.

"Ternyata setelah menculik lohu mereka masih melakukan banyak hal" Dia menganggukkan kepalanya "Tidak heran kalau kalian curiga kepada lohu Entah dengan cara apa kalian baru percaya kalau lohu ini bukan barang palsu " tanyanya. "Untuk membedakan asli dan palsunya mudah sekalt Hanya saja sekarang rasanya agak " kata-kata Ciok Ciu Lan berhenti di tengah jalan.

"Kouwnio katakan saia," sahut Song Ceng San'.

Ciok Ciu Lan mengedipkan matanya Dengan gaya acuh tak acuh dia bertanya.

'Song loya cu di tempatkan di goa ini Mengapa mereka tidak menotok jalan darahmu atau mengikat kaki tanganmu?".

"Lohu terserang racun pembuyar tenaga. Seluruh kekuatan tubuh ini sudah hampir lenyap Buat apa mereka mengikat kaki tangan atau menotok jalan darah lohu?" sahutnya sambil tertawa getir.

"Betul sekali Justru karena racun itu, maka tenaga Song loya cu hampir lenyap Sebagai orang yang terpilih sebagai Bulim Bengcu, tentunya ilmu Song loya cu tinggi sekali Kalau saja racun itu sudah hilang Kita akan mengetahuinya dengan mudah," kata Ciok Ciu Lan.

"Lan moay, ada satu jalan. Kita toh memang sengaja mengantarkan obat pemunah bagi Song loya cu. Bagaimana kalau kita minumkan obat ini dan tunggu sebentar sampai racunnya punah. Setelah itu tentu tidak sulit mengetahui palsu tidaknya Song loya cu ini," kata Yok Sau Cun.

Sebetulnya apa yang mereka katakan termasuk bagian sandiwarayang direncarrakan oleh Wi Ting sin tiaw. Tapi Ciok Ciu Lan purapura bingung dan menoleh kepada Totiang itu.

"Bagaimana menurut pendapat Beng taihiap?" tanyanya.

Wi Ting sin tiaw mengelus elus jenggotnya seakan sedang berpikir keras. "Boleh juga dicoba Entah bagaimana pendapat Bengcu sendiri'?".

"Kalau Beng toheng merasa akal ini baik, maka Lohu juga setuju saja," sahut Song Ceng San.

"Baiklah kalau begitu " Dia menggapaikan tangannya "Yok Sauhiap boleh mengeluar kan obat penawar itu dan minumkan kepada Bengcu.".

Yok Sau Cun mengiakan Dia mengeluarkan botol kecil dan dikeluarkannya lima butir pil Disodorkannya ke hadapan Song Ceng San.

Song loya cu menenma pil tersebut di tangan dan langsung meneguknya.

"Song loya cu setelah menerima obat penawar tersebut setidaknya harus duduk menenangkan diri beberapa saat, agar reaksinya cepat," kata Ciok Ciu Lan. Song Ceng San merTurut dan duduk me nyandarkan diri Matanya perlahanlahan dipejamkan Wi Ting sin tiaw mundur satu langkah.

"Bengcu sudah meminum obat itu Mungkin sepenganan nasi, baru bisa pulih Se mentara itu, lebih baik kita |uga beristirahat," katanya Setelah itu dia menggunakan ilmu coan nn jut bit dan berbisik kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Kita harus hati hati Siapa tahu yang ini barang palsu dan akan menyulitkan kita ".

Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan mengangguk secara diamdiam Mereka mencari sebuah batu besar sebagai tempat duduk masingmasmg Namun perhatian mereka tetap ditu|ukan kepada Song Ceng San,.

Tepat pada saat itu tiba-tiba terdengar suara langkah yang cepat berkumandang ke dalam goa Wi Ting sin tiaw dan yang lainnya sudah mendengarkan Meskipun langkah orang itu cepat tapi membawa kesan lerburuburu, seakan telah terjadi sesuatu yang gawat Mereka langsung membalikkan tubuh dan menuju mulut goa untuk menyambut.

Terlihat bayangan seseorang melmtas Yang datang rupanya Yu Liong kiam kek Su Po Hin Sebetulnya Wi Ting sin tiaw yang menugaskan agar dia menjaga di mulut goa yang paling luar Kemungkinan besar karena Ciek Ban Cing dan Yok Bun Cun tidak di ijinkan masuk, maka dialah yang mewakili mereka Dapat dipastikan kalaii di depan goa telah terjadi sesuatu.

Hati Wi Ting sin tiaw tercekat Dia bergegas maju untuk menyambut. "Sutoheng, apayangterjadidi lyar sana?" tanyanya cemas.

Su Po Hin tampak tertegun. "Bagaimana Beng heng bisa tahu?".

"Hengte hanya sekedar mendugaduga saja," sahut Wi Ting sin tiaw.

"Apa yang diduga Beng toheng memang tidak salah, tadi Liok toheng masuk ke dalam dan mehgatakan bahwa di atas bukit di de pan sana sudah datang bala bantuan kawanan penjahat Tampaknyajumlah merekaiuga tidak sedikit Merekasedang menantikan perintah Beng heng, bagaimana harus menghadapinya?" kata Su Po Hin.

"Apakah Liok toheng ada menyebutkan siapa saja dan pihak musuh yang datang?" tanya Wi Ting sin tiaw.

"Sekarang ini masih belum jelas Bagaimana keadaan di dalam''" sahut Su Po Hin.

"Bengcu sudah meminum obat penawar Untuk sementara, masih belum ketahuan palsu tidaknya," kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah.

'Jadi apa yang harus kita lakukan'?" tanya Su Po Hin. "Kita harus menunggu sampai kekuatan Bengcu pulih kembali Kalau dia sudah sa dar Baru kita uji asli palsunya dengan ilmu silat" Dia menggapaikan tangannva kepada CiokCiu Lan.

Gadis itu segera menghampiri "Ada perintah apa Beng cianpwe?" tanyanya dengan nada berbisik.

Mulut Wi Ting sin tiaw bergerak-gerak Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk menyampaikan kata-kata.

"Bala bantuan komplotan penjahat itu sudah tiba Lao siu hendak keluar melihat lihat keadaan Kalau bengcu tersadar nanti, teruskan rencana yang sudah kita siapkan Di sini hanya kau dan Yok Sauhiap berdua yang menjaga Andaikata dia menggunakan kesempatan keadaan kalian yang hanya ber dua Dalam saat genting, terpaksa Ciok kouwnio hacus menghadapinya dengan Pek li hiang ".

"Boanpwe sudah ingat semuanya " sahut Ciok Ciu Lan. "Su toheng, mari kita keluar ' ajak Wi Ting sin tiaw.

Su Po Hin mengiakan Mereka bergegas keluar Ciek Ban Cing yang melihat keda tangan mereka segera bertanya "Beng tayhiap Lao ceng cu ".

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar