Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

Bab 09 : Bertemu teman perempuan

Dua pak tua berbaju mewah baru saja masuk dan tampak mereka terus tertawa. Pak tua tinggi itu tertawa dan berkata, "Tidak disangka kami berdua yang sedang mengejar orang malah menjadi dewa penolong kalian. Kakak Tang, 10 tahun kita tidak bertemu. Kalian pasti tidak menyangka kalau datang tepat pada waktunya."

Mereka berdua tidak lain Tai Hang Zi Xue, Le Shan dan Le Shui. Baru membahas tentang Xu Ming Shen Gao, obat itu sudah ada di depan mereka.

Tawa kedua pak tua itu tiba-tiba berhenti, mereka pelan-pelan mendekati Guan Ning. Tiba- tiba dia menjulurkan tangannya, jari tangannya bergerak dengan cepat menotok nadi di pundak Guan Ning.

Serangan yang dilancarkan begitu tiba- tiba membuat Guan Ning terkejut, dia mencoba melambaikan tangan untuk menahan serangan tapi telapak Le Shan yang sudah sampai di tengah- tengah dibalikkan, dan botol kecil yang dipegang oleh Guan Ning sudah diambilnya.

Melihat keadaan seperti itu Shou E Tan Qing membentak tapi dia tidak bisa berbuat banyak.

Pak tua Le Shui tidak mempunyai maksud jahat terhadap Guan Ning, dia hanya main-main saja, setelah berhasil mendapat botol kecil itu dia tidak segera mengembalikannya sambil tertawa. Guan Ning marah dan membentak, "Anda kenapa. ?"

Pak tua Le Shui tertawa, "Apakah kau tahu mengapa tiba-tiba aku datang ke sini? Aku terus menguntitmu, kami di kota Wang Pin Kou menunggumu selama 1 jam, setelah itu baru melihat keretamu keluar dari penginapan, kami terus menguntitmu dari belakang, kami bukan dewa, kami tidak tahu kalau Tang Lao Da dan Tang Lao Er sudah terluka."

Tang Qi dan Tang Gu berpikir, "Ini benar- benar berkat bagi kita, tadi aku sudah menolong Tan Qing, sekarang ada orang yang datang menolongku, kalau aku tidak menolong Tan Qing, mungkin kedua pak tua ini tidak akan mau menolongku. Tapi—mengapa tiba-tiba dia merebut botol kecil dari pemuda itu?"

Guan Ning mengerutkan dahi. Dengan  marah dia berkata, "Aku tidak kenal dengan kalian berdua mengapa kalian terus menguntitku, untuk apa semua? Obat yang ada di dalam botol kecil itu untuk menolong Tetua Tan, untuk apa kalian merebutnya?"

Guan Ning tahu kalau ilmu silat kedua pak tua tinggi sekali, dia pasti tidak akan bisa melawan mereka tapi Guan Ning merasa dia berada di pihak yang benar, karena itu dia sama sekali tidak takut. Pak tua Le Shui berhenti tertawa, pelan- pelan dia berkata, "Pertanyaan yang bagus, aku akan memberitahumu, aku terus menguntitmu untuk menyelidiki apakah temanmu yang datang bersama denganmu, yang bernama Wu Bu Yun masih bersamamu atau kau telah berbohong  kepada kami. Aku mengambil botol ini dan meminta kau bicara dengan jujur kepada kami."

Guan Ning bingung, untuk apa kedua orang tua ini terus mencari-cari Wu Bu Yun? Apakah hanya untuk membalas dendam? Tapi umur mereka begitu jauh, identitas mereka saja tidak sama.

Guan Ning terdiam kemudian berkata, "Jika Anda ingin mencari Wu Bu Yun, kalian berdua cari saja sendiri! Mengapa harus mengancamku? Bukankah hal ini malah memalukan kalian berdua?"

"Apalagi Wu Bu Yun dan aku bukan teman, apa yang kalian tanyakan, maaf aku tidak bisa menjawabnya."

Pak tua Le Shui tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kau marah tidak salah, tidak salah, tapi aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, kau dan Wu Bu Yun datang bersama-sama tapi sekarang kau malah tidak tahu dia berada di mana, jika kau ingin membohongi orang lain itu masih bisa, tapi jika ingin membohongiku. Hei, hei, hei, rasanya tidak mungkin—Tanyakan pada dunia persilatan apakah ada orang yang bisa menipuku?" Mungkin pak tua Le Shui adalah orang terkenal di dunia persilatan. Dia dan Le Shan adalah kakak beradik, mereka sama-sama marga Le tapi namanya tidak seperti ini.

Sekarang dia mengatakan sulit untuk menipunya, memang terdengar sedikit sombong tapi itu memang kenyataan.

Karena 2 bersaudara Tang itu ingin mendapat bantuan darinya, maka mereka secara bersamaan mengangguk, walaupun Shou E Tan Qing tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi dia tetap menjawab, "He."

Karena sekarang dia mulai merasa kepalanya semakin pusing dan seakan-akan setiap saat bisa pingsan. Pak tua Le Shui melambai-lambaikan botol obat itu dan dia tertawa lagi, "Jika kau tidak mau mengatakannya, kau akan mengorbankan nyawa Pendekar Tan, kau harus bertanggung jawab, dan jangan menyalahkan aku."

Guan Ning marah, wajahnya pucat dan tidak bisa berkata apa-apa. Pak Tua Le Shui berkata lagi, "Botol ini kuambil dari tanganmu, jika kau tidak mau mengatakannya tidak apa- apa, asalkan kau bisa merebut kembali botol ini. Jika tidak—"

Kata-katanya belum selesai, Guan Ning sudah menyerangnya.

Pak tua Le Shui tertawa, dia bergerak,  jenggotnya tampak melambai-lambai, dia menjauhi Guan Ning 2-3 meter. "Kati berniat mengambil obat ini, pasti akan lebih sulit dibandingkan saat kau memanjat ke langit."

Guan Ning sudah lupa dengan apa yang disebut dengan kematian dan penghinaan, dia hanya merasa amarah menguasai hatinya, walau bagaimanapun dia harus bisa merebut kembali botol itu, yang lainnya dia sudah tidak peduli.

Karena dia menyerang tidak tepat mengenai sasaran, kakinya berputar lagi, dia seperti bayangan terus menempeli pak tua Le Shui. Tapi tiba-tiba pak tua Le Shan sudah menghadangnya di depan, kedua telapak tangannya mendorong, Guan Ning merasa ada angin yang menyerangnya, walaupun tidak terlalu kencang tapi membuat tubuhnya tidak bisa bergerak maju, terpaksa dia berhenti.

Guan Ning bertambah marah lagi, terdengar pak tua Le Shan dengan ramah berkata, "Adik, kau jangan marah. Apakah kau tahu mengapa kami ngotot mencari Wu Bu Yun?"

Guan Ning terpaku, tapi dia segera tertawa dingin, "Justru pertanyaan ini yang ingin kutanyakan kepada kalian berdua."

Pak tua Le Shan tersenyum, "Sebenarnya ini adalah rahasia perkumpulan kami karena itu aku tidak bisa memberitahumu, hanya....” Dia tertawa, "Aku mencari Wu Bu Yun tidak ada maksud jahat malah untuk kebaikannya. Saudara tidak perlu merasa curiga!"

Guan Ning berpikir sebentar lalu bertanya, "Apakah Wu Bu Yun adalah murid perkumpulan kalian?"

Pak Tua Le Shan mengangguk, "Benar, dia adalah salah satu murid perkumpulan kami, dia adalah putra tunggal ketua kami, aku sudah menjawab demikian, kau harus tahu bahwa kami mencari dia tidak ada maksud jahat."

Dia tertawa lagi dan melanjutkan, "Aku ingin memberitahumu, yang bernama Wu Bu Yun itu bukan nama dan marga sebenarnya, awalnya aku tidak percaya kalau Wu Bu Yun yang datang ke penginapan itu adalah dia. Bahkan tidak tahu apa maksudnya memakai nama Wu Bu Yun. Kami terus berpikir, akhirnya aku teringat sejak kecil dia senang sekali berkata "Wo Bu Shuo' (aku  tidak mau berkata) diubah menjadi Wu Bu Yun. Mungkin dia memakai namanya dengan bahasa sewaktu dia masih kecil—Ha, Ha, ha! Artinya adalah aku tidak mau mengatakan namaku."

Pak tua Le Shan dengan ramah bercerita, sikapnya tidak memperlihatkan kalau dia berbohong, membuat orang lain percaya dengan apa yang dikatakannya.

Guan Ning baru mengerti tapi dia merasa semua ini pasti terselubung banyak rahasia, jika Wu Bu Yun adalah putra tunggal ketua Tai Hang Zi Xue, mengapa ketika Wu Bu Yun melihat mereka berdua dia seperti ketakutan, sampai wajah Wu Bu Yun pun ditutup dengan topinya, walaupun Guan Ning tidak mengerti apa sebabnya juga tidak tahu awal permasalahannya, yang dia ketahui adalah bahwa Wu Bu Yun temannya, rahasia Wu Bu Yun tidak boleh dibocorkan begitu saja.

Dia melihat Shou E Tan Qing yang sedang  duduk bersila, tubuh bagian atasnyta sudah condong ke depan dan dia sedang menundukkan kepalanya, sepertinya dia sudah pingsan, dua bersaudara Tang masih duduk sambil memejamkan mata, mereka tidak melihat ke arah Guan Ning dan kedua orang tua itu, bahkan sepertinya tidak mendengar dan tidak melihat ke arah Guan Ning. Guan Ning merasa ragu apa yang harus dia lakukan sekarang? Kalau dia memberitahukan keberadaan Wu Bu Yun, bukankah ini artinya sama dengan mengkhianati teman? Tapi jika dia tidak mengatakannya, bukankah Tan Qing akan segera mati?

"Bukankah dengan begitu maka aku akan menjadi pembunuh Tan Qing, selama sisa hidupku tidak akan tenang menjalankannya."

Guan Ning merasa terjepit di antara dua pilihan, walau bagaimanapun kalau dia salah memilih maka hidupnya tidak akan tenang, tapi hal ini sudah terjadi di depan matanya, dia sudah tidak bisa memilih lagi, dia tampak berpikir sebentar kemudian dia membulatkan tekad mengambil keputusan. Dia berkata, "Aku tidak tahu apa hubungan kalian dengan Wu Bu Yun, tapi kalian mempermainkan nyawa orang lain untuk mengancamku, aku tidak bisa berbuat seperti kalian menganggap nyawa seseorang begitu rendah. Hanya saja—aku bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya disebut dengan wajah asli seorang tetua dunia persilatan."

Wajah pak tua Le Shan berubah, dia bawah sinar lampu terlihat kalau dia merasa malu. Tapi pak tua Le Shui tetap tersenyum. Pelan-pelan dia berkata, "Kelihatannya Tuan ingin memberitahu keberadaan Wu Bu Yun kepada kami"

Dengan suara lantang Guan Ning berkata, "Betul, tapi kalian beri dulu obat penawarnya kepadaku, besok pagi aku akan membawa kalian menemui Wu Bu Yun."

Pak tua Le Shui tertawa dan bertanya, "Apakah perkataanmu benar?"

Dengan dingin Guan Ning berkata, "Aku bukan orang seperti kalian, mempunyai nama dan wibawa di dunia persilatan, tapi aku pasti akan menepati janjiku, kalian berdua tidak perlu merasa khawatir."

Dia sudah bertekad, walau bagaimanapun dia harus menolong nyawa Shou E Tan Qing terlebih dulu setelah itu baru dia akan membawa kedua pak tua itu pergi ke Gunung Miao Feng Wang Jia Lao Dian, untuk bertemu dengan Wu Bu Yun, dia sadar dalam waktu 1 hari ini dia sudah melakukan

2 kesalahan kepada Wu Bu Yun. Bila terjadi sesuatu pada Wu Bu Yun dan merugikan Wu Bu Yun, dia akan mati-matian membela Wu Bu Yun.

Pak tua Le Shan tertawa, pelan-pelan dia  berjalan ke sisi Shou E Tan Qing  kemudian berkata, "Karena kelakuanku maka Kakak Tan harus menunggu lama, aku minta maaf."

Dia mencabut tutup botol lalu mengeluarkan bubuk obat dari dalam botol, kemudian dia mengangkat kepala Tan Qing. Sisa obat yang ada di dalam botol ditumpahkannya ke dalam mulut Tan Qing, lalu dia bertanya, "Apakah luka Kakak Tan ada di bagian dada?"

Dengan lemah Tan Qing  mengangguk. Pak tua Le Shan tersenyum sambil mengeluarkan tangan kanannya kemudian dengan cepat menepuk punggung Tan Qing. Shou E Tan Qing berteriak, segera Guan Ning marah, "Apa yang Tuan lakukah kepadanya?"

Setelah ditepuk oleh pak tua Le Shan, telapak tangannya dibalikkan kemudian diputar, dengan cepat sisa obat yang ada di telapak tangannya ditempelkan di dada Tan Qing.

Gerakan sangat cepat seperti kilat. Guan Ning sangat marah, dia ingin lari menghampiri mereka, lalu terdengar ada benda terjatuh, diiringi tawa pak tua Le Shan, luka dada Tan Qing tertutup  oleh obat bubuk itu. Dia tertawa dan berkata, "Jarum yang terdapat di dada Kakak Tan  sudah kugetarkan dan keluar. Ditambah lagi dengan adanya obat penawar Kakak Tang. Kakak Tan hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk beristirahat, Kakak Tan pasti akan  segera sembuh."

Dia berbalik untuk tertawa kepada Guan Ning, "Tuan tidak perlu merasa khawatir, aku tidak akan mencelakai Kakak Tan. Kalau ada orang yang berniat membunuh Kakak Tan—aku adalah orang pertama yang tidak akan melepaskannya."

Pak tua Le Shan memang tidak salah dijuluki sebagai orang pintar, hanya dengan beberapa kalimat saja dia meninpakan kesalahannya tadi kepada orang lain dan sedikit menjilat  kepada Shou E Tan Qing, melihat pak tua itu, Guan Ning merasa marah sekaligus membencinya. Tiba-tiba Shou E Tang Qing membuka matanya dan melihat pak tua Le Shui. Dia berkata, "Apakah permasalahan kalian sudah selesai? Kalian berdua tidak ada dendam dengan kami, jika kalian ingin membantu kami, cepat lemparkan obat itu! Kalau tidak, silakan keluar, biar kami berdua mati dengan tenang di sini."

Suara E Mei Bao Nang terdengar lemah, tapi nada bicaranya tetap dingin, membuat Guan Ning merasa dingin. Dia berpikir, "Pantas mereka disebut 'Dua Racun', mendengar suara mereka yang benar-benar dingin seperti racun. Walaupun nyawa mereka sudah sudah di ambang maut dan meminta tolong kepada orang lain, tapi nada bicaranya masih tetap seperti itu,  bisa dibayangkan bagaimana sikap mereka kepada orang lain?"

Pak tua Le Shui tertawa dan berkata, "Kami 2 bersaudara tidak mempunyai dendam dengan kalian, tapi kami sudah lama kenal, sekarang teman kami mendapatkan kesulitan, tentu saja kami tidak akan berpangku tangan begitu saja."

Sambil berkata seperti itu dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik dadanya, kemudian dia berkata lagi, "Obat ini adalah obat yang dibuat oleh kakek guruku. Sekarang jumlahnya semakin berkurang, kali ini kami hanya membawa 2 kotak. Jika tidak.... Ha, ha, ha. Jika bukan karena kalian berdua mengalami musibah, sepertinya sulit. ”

Sambil tertawa dia bicara seperti itu, dan hanya mengatakan sampai kata 'sulit', ketika mengucapkan kata itu, dia merasa di dekat tulang rusuknya ada angin yang lewat, dia merasa kaget, di depan matanya tampak sebuah telapak tangan yang menyerangnya. Gerakannya begitu cepat, terpaksa dia mengangkat tangan untuk menahan serangan itu, tetapi tangannya sudah kaku, kotak yang dipegangnya sudah direbut.

Pak tua Le Shan sama sekali tidak menyangka kalau di tempat itu ada orang yang berani merebut kotaknya. Setelah orang  itu berhasil merebut kotak

-kecil itu, dia segera mundur, ternyata orang itu adalah  Guan  Ning!  Pak tua itu  sama  sekali tidak menyangka kalau Guan Ning memiliki ilmu silat yang bisa bergerak begitu cepat, dia tidak tahu walaupun ilmu silat Guan Ning tidak begitu tinggi tapi ilmu silat yang dipelajari Guan Ning adalah ilmu silat tertinggi, karena itu pada saat pak tua lengah dia bisa merebut kotak itu.

Pembahan ini membuat pak tua Le Shan, Le Shui, dan 2 bersaudara Tang berteriak, "Ada apa denganmu?"

Pak tua Le Shui kaget juga marah, kedua telapak tangannya siap-siap dilancarkan, Guan Ning. Guan Ning hanya tertawa dingin, dia membuka kotak itu dan berkata, "Jika Anda ke sini, aku akan memakan semua obat yang di dalam kotak ini."

Gerakan pak tua Le Shui berhenti, dia merasa kaget juga senang. Xu Ming Shen Gao adalah benda langka dari perkumpulan Tai Xing Zi Xue dan obat ini adalah obat yang selalu dicari-cari oleh orang-orang dunia persilatan. Walaupun kotak itu sangat kecil tapi jika obat yang ada di dalam kotak itu digunakan sepersepuluhnya, itupun sudah cukup untuk membuat seseorang hidup kembali, walaupun terkena luka karena telapak atau luka bacokan dari perkumpulan manapun, asalkan orang itu masih bernafas maka nyawanya bisa tertolong, melihat Guan Ning nekad akan berbuat demikian, akhirnya dia mengurungkan niatnya malah sekarang terlihat bengong. Tiba-tiba dia tertawa, dia memutuskan mundur, dia tidak jadi menyerang, sambil tertawa dia bertanya, "Adik kecil, ada apa denganmu? Kalau kau membutuhkan obat ini, katakan saja kepadaku. Untuk apa melakukan hal seperti itu. ”

Tang Qi dan Tang Gu bersifat dingin dan sadis, bila mereka sedang senang atau marah tidak akan terlihat di wajah mereka. Tapi  sekarang satu- satunya obat yang bisa menolong mereka malah direbut orang, dia merasa sangat marah dan kaget. Dia berkata dengan pelan, "Adik kecil, apakah kau tidak menyukai kami? Kalau kau memang tidak suka, katakan saja! Walaupun aku sedang terluka parah. He, he, he ”

Dia berhenti bicara maksudnya  adalah walaupun mereka berdua sudah terluka parah tapi mereka tidak akan mengalah begitu saja dari Guan Ning.

Sorot mata Guan Ning terlihat tajam seperti pisau, dia melihat ke arah marga Tang, tidak melihat ke arah Le Shan dan Le Shui, lalu dia berkata, "Aku tidak kenal dengan Anda berdua. Xu Ming Shen Gao memang sangat mujarab, aku memang tidak membutuhkan obat  ini,  hanya saja. ”

Kata-katanya belum habis, tapi Tang Gu sudah menyela, "Apakah kau melakukan semua ini karena ingin mencari masalah dengan kami?"

Guan Ning menjawab dengan dingin, "Aku melakukan semua ini hanya karena aku ingin bertanya kepada kalian mengenai satu hal." Pak tua Le Shu tertawa terbahak-bahak, "Ternyata kakak kecil ini ingin bertanya sesuatu kepada 2 pendekar. Untuk apa harus melakukannya dengan cara seperti ini? Kita semua bukan teman tapi sama-sama dari dunia persilatan, kelak kita pasti akan sering bertemu, jika kau merusak persahabatan ini, kelak. ”

Sambil bicara seperti itu dia mulai melangkah mendekati Guan Ning, tapi sorot mata Guan Ning bertambah tajam lagi. "Apakah Tuan lupa dengan kata-kataku?"

Pak tua Le Shui tertawa dan  berhenti melangkah. Terdengar Guan Ning berkata lagi, "Aku bukan orang persilatan, aku juga tidak mau mengurusi budi atau dendam dunia persilatan. Aku hanya ingin menanyakan satu hal. Puluhan nyawa yang mati di Wisma Si Ming waktu itu, apakah perbuatan kalian berdua, bagaimana cara kalian menjelaskannya?"

Kata-kata ini baru diucapkan, Le Shan, Le Shui, Tang Qi, dan Tang Gu terkejut. Walaupun Shou E Tan Qing sudah meminum obat penawarnya tapi dia belum terlalu sadar, tapi dia sempat terkejut mendengar perkataan Guan Ning, harus diketahui mengenai peristiwa pembunuhan yang terjadi di Wisma Si Ming merupakan peristiwa yang berhubungan erat dengan semua orang dan peristiwa berdarah in merupakan peristiwa yang menjadi sorotan kalangan dunia persilatan. Pak tua Le Shan terkejut, dia bertanya, "Orang- orang yang diundang ke Wisma Si Ming? Apakah orang-orang yang mati di Wisma Si Ming berhubungan dengan 2 bersaudara Tang?"

Guan Ning tertawa dingin dan dengan lantang dia berkata lagi, "Orang-orang yang mati di Wisma Si Ming berhubungan erat dengan 2 bersaudara Tang, walaupun orang-orang yang di Wisma Si Ming bukan mereka yang membunuh tapi tentunya tidak akan jauh dari hal ini. ”

Pak tua Le Shui tampak mengerutkan alisnya. Dia berkata, "Walaupun aku tidak mengikuti hal ini dengan pasti tapi akupun sudah mendengar kabar di dunia persilatan, pembunuhnya adalah orang yang selalu menghilang dan muncul seperti setan,  yaitu  Xi  Men  Yi  Bai. Kakak  kecil. apakah

kau tidak salah menuduh?" Sambil bicara seperti itu matanya melihat ke arah 2 bersaudara Tang. Di bawah temaram lampu redup terlihat 2 bersaudara Tang masih duduk dalam posisi seperti tadi, tapi nafas mereka terdengar kasar. Wajah mereka yang pucat dan tirus tampak berubah-ubah. Pak tua Le Shui berkata, "Kakak kecil, jika kau memiliki pendapat sendiri coba katakan kepada kami. Biar semua orang yang ada di sini bisa mendengarkan dengan jelas.... mungkin.... mungkin....” Dia terbatuk dan membalikkan kepala, melanjutkan, "Kami semua yang ada di sini tidak ada keperluan lain,  mungkin  kau  bisa  bercerita  sambil  mengisi waktu.... itu pasti merupakan hal yang menyenangkan."

Guan Ning mulai bercerita, bagaimana dia tersesat lalu masuk ke Wisma Si Ming dan di sana dia bertemu dengan peristiwa aneh, lalu tindakannya mengubur mayat-mayat para pesilat tangguh yang mati, lalu dia menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan gadis berbaju hijau dan berusaha menghindar Wu Sha Shen Zhen. Dia juga bertemu dengan Gong Sun Zuo Zu, Luo Fu Cai Yi, Wu Dang Si Yan, Mu Zhu Da Zhi dan perjalanannya kembali ke kota Bei Jing....

Semua hal yang ditemui dan dilewatinya dia ceritakan—kemudian dengan nada sedih dia berkata, "Orang yang ada di Wisma Si Ming kecuali Xi Men Yi Bai yang saat inipun masih  terluka parah dan tidak mati, tidak ada seoranpun yang hidup. Tapi mengapa E Mei Bao Nang bisa hidup dengan tenang sampai sekarang? Jika mereka takut dan memutuskan tidak pergi ke Wisma Si Ming, tapi mengapa ada orang yang melihat mereka dan di Wisma Si Ming masih terlihat tas mereka yang tertinggal? Di depan Wisma Si Ming hampir saja aku terkena serangan beracun Wu Sha Shen Zhen. Mereka berniat membunuhku untuk menutup mulut, tapi mereka tidak tahu bahwa di jalan manapun tetap akan bertemu lubang. Walaupun mereka melakukan semuanya dengan sangat rahasia tapi suatu hari perbuatan mereka pasti akan ketahuan juga oleh orang-orang." Guan Ning terus berkata, membuat pak tua Le Shan dan Le Shui, dan Shou E Tan Qing hanya bisa terpana.

Pada saat Guan Ning bicara, pak tua Le Shui sudah menghampiri Tang bersaudara. Kedua matanya terus menatap 2 bersaudara Tang itu, walaupun mereka diam, tapi pak tua Le Shui bisa melihat dengan jelas.

"Apa yang akan kau katakan?"

Tan Qing tahu, kakak seperguruannya mati di Wisma Si Ming, walaupun dia bersifat dingin tapi hubungan kakak beradik mereka sangat erat, sekarang matanya terlihat seperti ada api yang siap menyembur dari matanya. Jika dia tidak terluka, mungkin saat ini dia sudah mencengkram 2 bersaudara Tang itu.

Tang bersaudara hanya bisa saling memandang. Tang Gu berkata dengan pelan, "Cara yang sangat lihai."

Dia melihat semua orang di sana dan berkata, "Kata-kata dan penjelasan kakak kecil ini membuat kami tidak bisa membantah, tapi masih banyak persoalan aneh yang telah terjadi. Jika kalian percaya kepadaku. Aku. ”

Tiba-tiba....

Kata-katanya belum selesai, dari luar jendela  ada  seseorang yang melempar puluhan cahaya hitam dan sasaran benda itu adalah 2 bersaudara Tang.

Tang Qi dan Tang Gu segera berteriak seketika itu juga mereka roboh. Pak tua Le Shui segera bersiap diri, dengan angin pukulan dari telapak tangannya, dia berusaha memukul jatuh semua senjata rahasia yang datang.

Pak tua Le Shui membentak dan menyerang, dengan cepat dia meloncat keluar dari jendela. Pak tua Le Shan takut terjadi sesuatu pada saudaranya, dia tidak memeriksa lebih teliti lagi apakah senjata rahasia itu mengenai dua bersaudara Tang atau tidak, segera dia ikut keluar menyusul saudaranya.

Walaupun umur mereka berdua sudah tua, tapi gerakan mereka masih terlihat lincah, hanya dalam waktu sekejap mereka sudah menghilang di dalam kegelapan.

Guan Ning terkejut, dia melihat senjata- senjata rahasia yang bisa lolos dari telapak Le Shui dan tidak mengenai 2 bersaudara Tang. Tapi api keluar dari senjata rahasia itu membuat tirai mulai terbakar, api semakin besar dan akan membakar 2 bersaudara Tang yang tergeletak tidak sadarkan diri di bawah.

Guan Ning kaget, tanpa banyak berpikir dia segera lari ke tempat di mana api telah menyala. Guan Ning berpikir bagaimana caranya supaya dia bisa memadamkan api yang mulai berkobar dengan besar ini.

Tapi....

Sewaktu dia sedang ragu ragu, dari luar jendela terdengar suara seseorang yang tertawa dingin. Kemudian muncul 2 bayangan, yang satu berperawakan tinggi dan yang satu pendek. Mereka memakai baju hitam, kepala mereka diikat dengan kain hitam, hanya terlihat sepasang mata yang tampak bersemangat, tubuhnya bergerak sangat cepat seperti hantu, kaki mereka baru saja menginjak tanah segera melayang lagi, mereka melayang ke arah Guan Ning.

Saat tiba-tiba ada orang yang secara misterius datang, membuat Guan Ning menarik nafas menahan takut. Dia membentak, "Siapa kau? Apa maksudmu datang kemari?"

Si baju hitam yang tinggi tertawa dingin dia membalikkan telapak tangannya menyerang. Shou E Tan Qing yang sedang terluka dan belum pulih kesehatannya terkena serangan itu sebab dia masih tidak bisa menghindar....

Hati Guan Ning menjadi dingin, dia  melihat orang telah memukul roboh Tang Qing.

Pendatang itu berkata, "Aku datang kemari untuk meminta nyawa kalian."

Suaranya rendah dan serak. Tang bersaudara melihat api hampir membakar tubuh mereka tapi mereka sudah tidak ada tenaga untuk berdiri, terpaksa mereka berguling-guling ke sisi, begitu mendengar suara itu mereka langsung gemetar, dengan suara gemetar mereka berkata, "Kau lagi!"

Orang berbaju hitam itu tertawa sinis, "Betul! Ini aku!"

Dia sudah mengerakkan telapak tangannya menyerang Guan Ning.

Guan Ning masih dalam keadaan bengong, telapak tangan itu sudah berada di atas kepalanya, tiba-tiba dia teringat sebuah gerakan pada catatan rahasia yang ada di dalam Ru Yi Qing Qian, segera tangan kirinya diangkat, telapak kanannya sudah bergerak secepat kilat memotong serangan itu, tangan kirinya» dengan tepat menahan serangan orang aneh itu, tangan kanannya mengeluarkan serangan lebih aneh lagi.

Orang aneh berbaju hitam itu tidak menyangka kalau pemuda yang ada di depannya ini akan mengeluarkan jurus begitu aneh, dia menarik serangannya dan mundur, walaupun Guan Ning sudah mempelajari ilmu rahasia Ru Yi Qing Qian tapi dia masih belum lancar menggunakannya, setelah dia berhasil melancarkan satu jurus, jurus selanjutnya tidak bisa diteruskan. Orang aneh itu melihat Guan Ning tiba-tiba berhenti menyerang, dia tidak bisa mengira setinggi apa kemampuan ilmu silat Guan Ning? Karena itu dia tidak berani menyerang lagi. Setelah Tang bersaudara melihat kedua orang aneh ini, hati mereka masih terus bergetar, mereka berusaha duduk, begitu mereka melihat Guan Ning mengeluarkan jurus aneh, mereka merasa sangat senang.

Mereka berharap Guan Ning bisa mengalahkan kedua orang itu, tapi sekarang Guan Ning malah berdiri dengan bengong, mereka merasa khawatir, terdengar orang berbaju hitam yang perawakan pendek berkata, "Ayo Kak, sikat dia!"

Kemudian kedua tangan mereka mulai menyerang ke arah pinggang dan tenggorokan Guan Ning.

Guan Ning sedang berpikir bagaimana caranya bisa melancarkan jurus selanjutnya, melihat ada yang menyerang lagi, dia menjadi kaget, di sekeliling tubuhnya seperti dikelilingi oleh bayangan telapak tangan orang itu, dengan cara apapun rasanya dia tidak bisa menghindari serangan orang itu.

Walaupun orang yang menyerang Guan Ning terlihat sangat lihai tapi dari catatan yang terdapat di dalam Ru Yi Qing Qian ada jurus yang mengajarkan bagaimana mengatasi serangan seperti itu. Hanya saja karena sekarang Guan Ning tidak ingat dia merasa kelabakan, meskipun saat ini tiba-tiba Guan Ning bisa mengingatnya, belum tentu dia bisa memakainya karena itu dia memutuskan untuk mundur, di belakang dirinya adalah tirai yang sedang terbakar, api besar yang begitu panas membuat hati Guan Ning bergetar, di depan ada musuh, di belakangnya ada api yang berkobar begitu besar, keadaannya benar-benar sangat terjepit dan berbahaya, dalam situasi terjepit seperti itu terpaksa tangan kanan Guan Ning terangkat ke atas, tangan kiri diputar ke kiri, badannya condong ke depan dan dia berlari....

Karena merasa terjepit, dia mengeluarkan jurus yang entah berasal dari mana, setelah jurus itu dikeluarkan dia baru teringat kalau jurus itu tercantum juga di dalam Ru Yi Qing Qian, kalau tidak salah namanya adalah 'pagar besi'.

Orang aneh berbaju hitam itu melihat Guan Ning akan terluka oleh serangannya tapi tiba-tiba dia melihat Guan Ning mengeluarkan gerakan aneh, jurus itu seperti jurus kepalan Wu Xing yang bernama Tie Suo Heng Jiang (Tali baja sejajar sungai) juga seperti jurus Tai Ji, Ru Feng Ni Bi (jurus seperti menutup mulut) tapi tenaga yang dikeluarkan ternyata sangat dahsyat. Setelah berhasil mengeluarkan jurus itu, Guan Ning mundur 2 langkah dan bengong, dia sendiripun tidak sadar dari mana jurus ini datang dan berasal dari perkumpulan mana.

Ilmu silat yang tercatat di dalam Ru Yi Qing Qian adalah jurus-jurus yang sudah lama musnah. Ilmu silat kedua orang berbaju hitam aneh itu sangat tinggi, tapi jika dengan kemampuan ilmu silat seperti yang dimiliki Guan Ning sekarang, ada sepuluh orang seperti dia belum tentu bisa melawan Guan Ning. Karena kedua jurus yang dikeluarkan Guan Ning membuat kedua orang berbaju hitam ini terpaku. Mereka tidak bisa menebak bagaimana sebenarnya kemampuan ilmu silatnya.

Api semakin membesar, jika mereka tidak menyerang dan hanya menghadang Guan Ning, pasti Guan Ning akan terbakar hingga mati. Kedua orang itu dengan cara licik berhasil membuat pak tua Le Shan dan Le Shui keluar dari kuil itu. Sekarang mereka takut kalau-kalau kedua pak tua itu merasa tertipu, mereka akan kembali ke tempat ini secepatnya, kedua orang berbaju hitam itu sekarang saling bertukar pandang, mereka ingin langsung membunuh supaya tugas mereka cepat selesai.

Tapi....

Di luar terdengar suara orang kemudian terlihat bayangan orang dengan cepat masuk ke dalam kuil, sikapnya terlihat sangat cemas, begitu masuk dia tidak bicara, hanya mengacungkan pedangnya lalu menyerang kedua orang itu. Pedangnya tampak pendek tapi tenaga yang dikeluarkan sangat besar, tampak kilauan pedang berwarna hijau seperti petir tapi tidak terlihat arah sabetannya.

Kedua orang berbaju hitam ini sadar kalau orang yang datang dengan tiba-tiba bukan pesilat biasa, segera mereka membagi diri yang satu menghadapi Guan Ning, yang satu lagi membalikkan badan. Guan Ning yang menghadapi kedua orang berbaju hitam, dia merasa sangat kaget juga takut. Tiba-tiba dia melihat dari jendela ada yang bergerak masuk, tampak bayangan seseorang. Dia mengira kedua pak tua itu sudah kembali, tapi begitu melihat lagi dengan teliti, ternyata bayangan orang itu sangat langsing dam berbaju hijau, wajahnya terlihat sangat cemas. Dia melihat Guan Ning dengan sorot penuh perhatian dan cemas.

Ternyata orang ini adalah orang yang pergi tanpa jejak tapi selalu membekas dalam kenangan Guan Ning—Ling Ying.

Angin berhembus, salju masih terus turun. Angin  membawa  salju  masuk  melalui  jendela-

jendela yang sudah  rusak, hal  itu malah membuat

api berkobar semakin membesar, tirai usang itu dalam sekejap mata sudah dilalap oleh api besar dan sekarang mulai membakar atap ruangan, keadaan atap mulai hangus.

Guan Ning tidak menyangka bahwa Ling Ying yang akan muncul di saat seperti ini. Tampak pergelangan tangan Ling Ying diputar, dia menghindari tendangan dari laki-laki  berbaju hitam yang berperawakan pendek, tapi pedang yang masih dipegang diputar dan posisinya naik. Sekali lagi dia menyerang ke arah tenggorokan lawan, sepasang mata Ling Ying sering melihat kepaga Guan Ning. Mata yang bersorot penuh dengan kecemasan dan seakan menyalahkan Guan Ning, tapi perasaan cintanya tidak bisa ditutupi. Walaupun orang berbaju hitam itu mengaguminya, jurus-jurus pedang yang cepat dan ganas dari Ling Ying, tapi melihat ekspresi wajahnya, kedua laki-laki itu diam-diam merasa senang. Dia segera berteriak, "Kakak, biar aku  yang menghadapi perempuan itu, kau yang menghadapi laki-lakinya."

Sambil bicara dia menyerang dengan beberapa jurus. Jurus-jurusnya cepat dan ganas, membuat Ling Ying nafasnya menjadi sesak. Ling Ying merasa kaget juga takut, dia ingin melindungi Guan Ning tapi tidak bisa terlepas dari orang ini, dia terus mengayunkan pedangnya, tampak cahaya berkilauan, dia seperti ingin menusuk  dan langsung membunuh orang itu dalam satu kali tusukan.

Perlu diketahui bahwa pedang adalah semacam senjata dan pedang selalu mempunyai ukuran.

Tapi pedang hijau yang digunakan oleh Ling Ying lebih pendek separuh dari pedang biasa, pedang ini menyerupai sebilah belati yang biasanya tersimpan di dalam lengan baju. Senjata ini adalah ciri khas senjata Huang Shan Cui Xiu. Ilmu pedangnya sangat cepat dan berbahaya. Ilmu pedang ini diturunkan dari seorang pendekar wanita yang bernama Nyonya Gong Sun, dari jaman Dinasti Tang. Sekarang Ling Ying tampak memainkan jurus-jurus pedang yang ganas dan berbahaya ini. Setiap jurus yang dilancarkan kepada lawan tampak lebih ganas lagi. Guan Ning melihatnya semuanya sampai lupa kalau di depannya ada satu orang lagi yang harus dihadapinya. Dia terus berteriak, "Hati- hati Ling Ying, hati-hati. ”

Kata-katanya belum habis, 2 bersaudara Tang sudah berteriak, "Kau juga hati-hati!"

Guan Ning terkejut. Laki-laki berbaju hitam yang dipanggil kakak itu diam-diam menyerang Guan Ning, serangan darinya tidak bisa dihindari lagi.

Tapi baru saja tangan laki-laki itu berada di tengah-tengah tiba-tiba dia menariknya dan mundur. Guan Ning merasa aneh, "Ada apa dengannya? Apakah dia tidak bisa melukaiku?"

Dia tahu laki-laki ini takut kepada  jurusnya yang tidak sengaja dia keluarkan tadi, walaupun dia berniat untuk menyerang Guan Ning tapi dia masih berhati -hati, serangan tadi hanya serangan pancingan.

Begitu dia menyerang, dia melihat Guan Ning masih berdiri dengan diam, dia mengira Guan Ning sudah mengetahui jurusnya yang dikeluarkannya hanya jurus pura-pura. Dia terkejut dan berpikir, "Mengapa pemuda ini begitu berpengalaman dalam menghadapi musuh?"

Dia mundur lagi, mata yang hanya terlihat dari topeng kain hitam itu terus melihat Guan Ning, dia tidak tahu sampai di mana kemampuan ilmu silat pemuda itu, lebih-lebih tidak tahu dia datang dari mana. Api semakin membesar, atap rumah mulai terbakar. Guan Ning masih berhadapan dengan orang yang dipanggil kakak besar, mereka masing- masing saling menebak apa yang sedang dipikirkan lawannya saat itu. Tapi dalam hati Guan Ning, dia sedang berharap Ling Ying bisa segera memenangkan pertarungan.

Diam-diam melihat ke arah Ling Ying, dalam pantulan cahaya yang redup terlihat bayangan orang sedang bertarung, tampaknya Ling Ying berada di atas angin sekarang, hatinya merasa senang tapi dia tidak tahu kalau saat itu Ling Ying sedang merasa aneh, ternyata walaupun Ling Ling menyerang dengan tajam dan cepat, tapi orang berbaju hitam itu sepertinya sangat mengetahui jurus-jurusnya. Laki-laki berbaju hitam itu dengan cepat dan santai bisa menghindar jurus, karena itu Ling Ying merasa aneh, "Siapakah laki-laki ini sebenarnya? Mengapa dia bisa mengenal jurus- jurus pedangku?"

Untung Ling Ying adalah seorang gadis yang sangat lincah,m walaupun lawan bisa menghindari serangannya tapi dia tetap berada di atas angin.

Dua bersaudara E Mei Bao Nang yang seumur hidup mereka selalu berada di atas, sekarang dalam keadaan seperti sekarang ini mereka benar- benar tidak berdaya, walaupun ilmu silat mereka tinggi dan sangat berpengalaman tapi  mereka sadar kalau mereka sekarang berada dalam bahaya. Api yang terus berkobar walaupun belum membakar mereka tapi asap yang panas membuat mereka seperti berada di atas sebuah pemanggang.

Tang Gu menarik nafas panjang, tiba-tiba dengan penuh semangat dia berteriak, "Kami mati tidak apa-apa, Kakak tidak perlu melindungi kami sampai seperti itu!"

Orang yang disebut kakak itu melihat mereka. Guan Ning tidak bergerak dan masih berdiri dengan bengong, wajahnya tidak berekspresi apapun, dia tidak tahu kalau Guan Ning sekarang ini sedang ketakutan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, tapi laki-laki berbaju hitam itu mengira Guan Ning  sangat berani dan mempunyai ilmu silat tinggi sehingga dia terlihat sangat tenang dan berhati-hati. Karena laki-laki ini biasanya berbuat licik dan terlalu berhati-hati, jadi dia tidak berani bertindak ceroboh. Begitu mendengar kata-kata Tang  Gu, segera laki-laki berbaju hitam itu berkata, "Betul, aku tidak mempunyai dendam denganmu, untuk apa kau ikut campur urusan mereka?" Maksudnya tak lain adalah dia berharap supaya Guan Ning meninggalkan tempat ini dan dia tidak akan melarang Guan Ning pergi dari sana.

Tapi Tang Gu berkata lagi dengan nada dingin, "Begitu kami mati, aku berharap Kakak bisa pergi ke Si Zhuan ke keluarga Tang untuk memberitahukan keadaan kami, memberitahu kepada perkumpulan kami bahwa mereka harus membalaskan dendam kami." Sorot mata laki-laki itu terlihat begitu tajam, dia melihat Tang bersaudara dan tertawa dingin, "Betul! Betul! Kau harus berbuat seperti itu, untuk apa kau masih ikut campur di sini?"

Kata-kata mereka berdua sebenarnya ditujukan kepada Guan Ning.

Laki-laki berbaju hitam itu sebenarnya ingin segera menghabisi 2 bersaudara Tang. Dia tidak takut kalau 2 bersaudara Tang ini akan mencari orang lain untuk membalaskan dendam mereka, dia hanya takut kepada Guan Ning. Sebenarnya dia tidak tahu sampai di mana kemampuan silat Guan Ning, karena itu dia memutuskan untuk tidak menyerang Guan Ning. Dan dia berharap Guan Ning segera meninggalkan tempat ini, karena itu sejak tadi dia terus berkata seperti itu membujuk Guan Ning.

Terdengar Tang Gu berkata lai, "Masih ada satu hal yang belum kami ceritakan, kalau tidak diceritakan sekarang, matipun mata kami tidak akan meram. Itu mengenai. ”

Laki-laki berbaju hitam itu membentak, "Mau mati ya mati! Tidak perlu banyak bicara!" Sepertinya dia ingin menyerang dan menghabisi 2 bersaudara Tang itu....

Tapi....

Guan Ning membentak, "Diam, dan tetap berdiri di sana!" Laki-laki berbaju hitam itu tampak terkejut, dia menghentikan langkahnya. Guan Ning melihat laki-laki itu menurut dan hatinya merasa sangat senang. Diam-diam dia berpikir, "Ternyata  orang ini takut juga kepadaku!"

Guan Ning adalah orang yang pintar,  awalnya dia masih merasa aneh mengapa laki- laki berbaju hitam ini hanya melotot padanya dengan mata galak tapi tidak berani bertarung dengannya. Terakhir dia baru terpikir, "Apakah setelah melihatku mengeluarkan jurus tadi, dia mengira aku mempunyai ilmu silat tinggi sehingga dia tidak berani menyerangku?"

Bentakan Guan Ning tadi membuktikan bahwa pikirannya tepat, karena itu dia sengaja tertawa dingin. Dengan pelan dia berkata, "Aku dan 2 bersaudara Tang ini juga bukan teman dan bukan saudara, aku sebenarnya tidak mau ikut campur urusan kalian, apalagi aku tidak senang membunuh. Karena itu sejak tadi aku sengaja melepaskanmu dan tidak mau melukaimu. Tapi bila kau memaksaku untuk bertarung, terpaksa aku. !"

Sengaja Guan Ning berkata dengan sikap sombong, tapi sebenarnya dia berdebar-debar. Apakah kata-katanya tadi bisa membuat orang itu mundur?

Kata-katanya yang asal-asalan terdengar seperti benar dan yang paling penting adalah begitu tepat mengenai perasaan orang itu. Laki- laki berbaju hitam itu mendengar bentakan Guan Ning. Sorot matanya segera berubah, dalam hati dia berpikir, "Pertama aku menepis jurusnya dengan telapak, itu jurus yang sangat biasa, tapi jurus berikutnya adalah jurus yang sangat lihai, dia hanya terlihat melambaikan tangan kirinya, tangan kanannya memotong jurusku, dia bisa mengubah jurusnya dari posisi berjaga menjadi menyerang, benar- benar sangat tepat, dia masih bisa memotong jurus yang kukeluarkan."

Dia berpikir, "Serangan yang Guan Ning keluarkan terakhir bukan jurus dari Wu Xing juga bukan jurus dari Tai Ji, tapi ada unggulan dari dua jurus itu, bisa menyerang juga bisa berjaga, dua jurus itu terlihat misterius juga aneh, benar-benar seumur hidup belum pernah kulihat jurus seperti ini, walaupun dia sudah berada di atas angin mengapa dia malah berhenti menyerangku? Apakah karena dia tidak ingin membunuhku?"

Sewaktu laki-laki berbaju hitam itu sedang asyik berpikir, orang yang bertarung di pinggir mereka mendengar kata-kata Guan Ning. Ling Ying sangat paham bagaimana kemampuan ilmu silat Guan Ning. Begitu mendengar kata- kata Guan Ning layaknya seperti seorang pesilat tangguh, dia merasa takut, cemas, dan khawatir, perubahan wajahnya sudah terlihat dengan jelas.

Laki-laki berbaju hitam yang ada di depan Ling Ying melihat ekspresi itu, dia langsung tahu keadaan sebenarnya. Segera dia menyerang Ling Ying sebanyak 4 jurus dan berteriak, "Kakak Tertua, jangan percaya pada kata-katanya, dia tidak bisa ilmu silat, dia hanya bisa beberapa jurus saja."

Sebenarnya dia sendiri juga tidak begitu yakin, dia bicara seperti itu hanya untuk menguatkan rasa percaya diri kakaknya.

Guan Ning mendengar kata-kata tadi,  dia merasa kaget, tapi dalam keadaan hidup dan mati, walaupun api di belakangnya semakin membesar dan dia merasa takut, tapi dia berusaha tidak mengeluarkan isi hatinya. Tiba- tiba dia tertawa terbahak-bahak, dengan lantang berkata, "Apa? Tidak bisa meladeni kalian.... Ha, ha, ha.... Ha, ha, ha!" Dia tertawa terbahak-bahak, setelah berhenti, dengan dingin dia berkata, "Kalau tangan kananku digerakkan dari kiri ke kanan dan  membentuk garis di antara dada dan perut, kemudian tangan kiri memotong secara simetris ke bawah perut, kau pasti tidak akan mengiranya. ”

Kata-katanya belum selesai, laki-laki berbaju hitam yang badannya pendek itu sudah membentak, "Sembarangan bicara! Jurus apa itu?"

Guan Ning tidak melihat mereka, tangannya diletakkan di belakang dan dia tertawa dingin, 'Tangan kananku akan ku arahkan ke nadi bagian paru-parumu kemudian bila aku menggetarkan pergelangan tanganku aku akan menotok nadi hatimu." Guan Ning berhenti sejenak kemudian melanjutkan lagi, "Tangan kiriku sebenarnya berada di bawah pusairmu, di dekat usus kecil,  jika kau menghindari tangan kananku, pastikan kalau kau harus mundur, sebab bila tangan kiriku melambai, maka sasarannya akan tepat mengenai tenggorokanmu, tangan kanan ditarik dan dengan tepat akan menotok nadi di tulang rusukmu."

Dia tidak butuh waktu untuk berhenti bicara, juga tidak membutuhkan waktu untuk  berpikir, dia bercerita dengan lancar, kemudian sambil tertawa dingin dia berkata lagi, "Jurus mudah ini, tidak membutuhkan kaki untuk menggeser, aku sekarang tanya kepada kalian, bagaimana cara kalian akan menahannya?"

Guan Ning adalah seorang pelajar dan  sastrawan, dia samgat hafal dengan apa yang tertulis di dalam Ru Yi Qing Qian. Tapi  jika mengharuskan dia bertarung dengan mereka, dia tidaik berpengalaman sama sekali dan tidak memiliki dasar ilmu silat, tapi diapun tidak bisa melakukan apa yang tertulis di dalam Ru Yi Qing Qian, sekarang dia bisa mengucapkan semua teori- teori itu, semua teori itu mengandung jurus-jurus paling aneh, tampaknya Guan Ning sangat menguasai totokan nadi. Hal inilah yang sebenarnya ingin dikuasai oleh orang-orang dunia persilatan.

Kata-kata Guan Ning membuat laki-laki berbaju hitam hanya bisa terpaku, keringat dingin terus menetes. Dua bersaudara Tangpun dibuatnya bengong, sampai-sampai Ling Ying yang tahu keadaan Guan Nin sebenarnya menjadi terkejut sekaligus senang, sebenarnya dia merasa curiga, apakah benar Guan Ning mempunyai ilmu silat tinggi dan dia tidak mau mengeluarkannya di depan mereka.

Semua perubahan yang terjadi mengikuti perubahan yang terjadi di dalam hati orang, perubahan hati hanya membutuhkan waktu sekejap....

Ling Ying yang sejak tadi belum berhenti bertarung sekarang mengeluarkan jurus Shen Long Yu Feng (Naga sakti menguasai burung phoenix). Pundak kirinya tampak bergetar, pundaknya berhasil dipukul oleh laki-laki pendek berbaju hitam.

Rasa sakit itu menusuk hingga ke ulu hatinya. Dia berteriak, walaupun dia berteriak tapi jurus pedangnya yang sudah terlatih selama bertahun- tahun tetap dilancarkan dengan teratur.

Laki-laki berbaju hitam yang dipanggil kakak tertua itu, walaupun mulutnya masih tertawa tapi dalam hati dia terus berpikir, dia melihat Guan Ning yang masih berdiri tidak bergerak. Dia mulai curiga, "Mengapa pemuda itu tidak mencoba menghentikanku?"

Suara teriakan Ling Ying membuat laki- laki berbaju hitam itu tersadar, "Aku sudah dibodohi oleh pemuda ini, dia dan perempuan ini bersahabat, mengapa dia tidak membantu gadis itu, kecuali. ”

Pikiran ini sudah berkecamuk di dalam benaknya....

Guan Ning mulai terkejut. Tang Gu berkata, "Itu adalah. ”

Laki-laki yang dipanggil kakak tertua itu segera meloncat dan menyerang 2 bersaudara Tang. Kedua telapak tangannya secara bersamaan digerakkan.

Api terus tertiup oleh angin. Baju Guan Ning mulai terbakar api tapi dia merasakannya dan dia meloncat. Terdengar teriakan dari 2 bersaudara Tang, hati Guan Ning bergetar dan dia melambaikan tangan untuk menyerang laki- laki berbadan pendek, si kakak tampak terus tertawa.

Ling Ying berteriak, "Xiao Guan, kau jangan bertarung!"

Terasa angin besar berhembus lagi, api membakar mayat E Mei Bao Nang.

Laki-laki berbaju hitam yang berbadan pendek itu tertawa dingin, "Ternyata kau tidak bisa ilmu silat sama sekali!"

Sekarang dia berbalik menyerang, dari tangan Guan Ning keluar angin, orang itu sudah tahu kalau pemuda itu benar-benar tidak mempunyai ilmu silat yang dalam, terdengar suara BHA, kedua telapak tangan beradu, terdengar tawa si kakak tertua belum berhenti, dia berbalik dan menyerang Guan Ning, sekarang Guan Ning merasa telapak tangannya terasa panas karena telah beradu,  tanpa terasa Guan Ning mundur beberapa langkah.

Ling Ying terkejut, pedang dimainkan dengan dasyat seperti turun hujan salju berturut-turut sehingga membuat laki-laki berbadan pendek itu mundur, sekarang laki-laki berbadan pendek itupun mulai menyerang Guan Ning.

Diiringi suara teriakannya Ling Ying segera lari ke arah Guan Ning dengan pedang dia mencoba menepis serangan telapak dari si kakak tertua itu, baru saja si kakak tertua berniat mengeluarkan jurusnya terlihat ada cahaya berkilau dari pedang yang siap menyerang ke arahnya, dia tidak berniat melukai musuh, dia hanya ingin  melindungi dirinya sendiri, dia memiringkan sedikit tubuhnya, keempat jarinya membentuk gunting dan siap menggunting nadi tangan Ling Ying.

Guan Ning baru saja berdiri dengan tegak, dia menarik siku Ling Ying sedikit kemudian membalikkan pergelangan tangannya, dan pedangpun ditusuknya, dia mencoba melindungi Guan Ning dengan tubuhnya, laki-laki pendek itu tertawa dingin dan lari ke depan mereka.

Setelah Guan Ning melihat keadaan sudah berubah menjadi seperti ini, dia membentak dan sekuat tenaga lari dan menghadang laki-laki berbadan pendek, dan menyerang dengan kedua tangannya, tenaga yang dikeluarkan seperti harimau gila, beberapa jurus yang dikeluarkan Guan Ning sama sekali tidak tercantum di dalam buku. Guan Ning mempertaruhkan nyawanya melakukan itu semua ditambah lagi tenaga dalamnya sudah tidak seperti dulu lagi. Pada saat beradu telapak tangan tadi tidak membuatnya terluka, karena itu serangan yang dilancarkan membawa angin besar.

Laki-laki pendek itu terpaku, dia berpikir kalau Guan Ning akan mengeluarkan jurus aneh lagi.

Dia memutuskan untuk mundur sedikit, tapi di saat mata berkedip dia melihat Guan Ning sudah ada di depannya dan siap menyerangnya dengan tangan kosong, dia tertawa dingin, tangan kirinya melayang dan tangan kanannya dengan pelan dilengkungkan, dia berusaha menepis.

Guan Ning terus menyerang dengan kepalan tangannya, tapi setiap kali menyerang selalu memukul ke tempat kosong, tiba-tiba tubuh Guan Ning melengkung ke belakang saat itu dia memikirkan sesuatu. Dia memutar tangan kanan dan kirinya membentuk lingkaran kemudian membentuk silang, kaki kanannya menendang, dia mengeluarkan jarinya dan siap menyerang.

Satu jurus mengandung 3 gerakan, gerakannya cepat seperti kilat, mengeluarkan posisi berjaga dan juga menyerang, waktu, posisi, dan gerakan semua sudah dikuasai Guan Ning dengan sangat tepat, antara hidup dan mati dia mengeluarkan jurus aneh dengan kemampuan tingkat tinggi!

Pada saat tangan laki-laki pendek itu berhasil ditepis, laki-laki itu mengira dia berhasil menangkap Guan Ning, tapi sikunya terasa beku, dia merasa sangat terkejut, dengan jurus yang disebut Emas Melewati Gelombang, dia lari ke belakang sejauh 5 kaki untuk menenangkan diri tapi punggungnya telah mengeluarkan keringat dingin.

Di sebelah sana tampak kilauan pedang Ling Ying yang masih bertarung dengan si kakak tertua, tampak pundak kirinya terluka, keadaan ini sangat mengganggunya pada saat mengeluarkan jurus, tapi saat itu dia tahu kalau si kakak tertua ini ternyata ilmu silatnya lebih tinggi dari laki-laki pendek itu, dia menghembus nafas di dalam hati. Dia merasa kalau dia dan Guan Ning tidak akan lolos dari cengkraman mereka. Tapi setelah beberapa kali memperlihatkan jurusnya, Ling Ying merasa pada saat bertarung dengan si kakak, ilmunya lebih berguna, dia merasa aneh dan segera mencari sebab-sebabnya.

Ternyata walaupun ilmu silat si kakak tertua ini lebih tinggi tapi pada saat dia menghadapi ilmu pedang Ling Ying yang langka, dia sangat mengenali jurus-jurus itu, jadi pada saat bertarung dia sangat hati-hati. Tapi laki-laki pendek itu sangat hafal seluk beluk ilmu pedangnya dan setiap jurus pasti bisa ditahannya. Karena itu Ling Ying mulai menyerang dengan jurus andalannya, gerakan tubuhnya mengikuti gerakan pedang dan terus menyerang, walaupun tangan kirinya tidak bisa bergerak dengan lincah tapi pedang yang dipegang dengan tangan kanannya bergerak dengan sangat tajam, bayangan pedang seperti hujan salju. Jurus pedang itu lebih kuat gerakannya dibandingkan dengan tadi, dalam hati Ling Ying terus berpikir.

"Siapakah laki-laki pendek ini? Mengapa dia begitu mengenali jurus-jurusku?" Ilmu pedang Huang Shan Cui Xiu sangat langka, boleh dikatakan jarang ada orang yang bisa menggunakan jurus-jurusnya. Karena itu Ling Ying merasa curiga tetapi tetap tidak terpikirkan jawabannya.

Semua ini terjadi begitu singkat.

Suara angin, api, suara bentakan, cahaya pedang, bayangan orang, angin telapak, dan bunyi pedang yang berdenting.

Tiba-tiba....

Terdengar bunyi yang sangat keras.

Atap rumah yang memangnya sangat rapuh karena tidak tahan dengan kobaran api yang semakin membesar, kayu besar terjatuh. Hanya dalam waktu singkat terlihat....

Batu, debu, dan kayu tampak beterbangan, angin berhembus begitu kencang, api berkobar dan kilauan pedang berhenti, orang-orang berlarian keluar.

Debu.... debu.... debu....

Api! Api! Api!

Ruangan yang dipenuhi dengan debu dan api besar. Guan Ning dan Ling Ying mendekati dinding. Mereka berlari menerobos api. Kedua laki-laki berbaju hitam itu berdiri di dekat dinding, hati mereka berdebar-debar. Debu, asap, dan api tampak beterbangan tertiup angin, tapi pertarungan seru sejak tadi sekarang berhenti sama sekali.

Sepi sunyi—terdengar suara angin yang masih bertiup.... Tampak bayangan seseorang yang panjang dan- indah, diam-diam muncul di depan pintu, cahaya api menyinari rambutnya yang panjang, wajahnya cantik seperti bunga.

"Siapa pemilik kereta di depan pintu?"

Suaranya terdengar lembut dan manja tapi bernada dingin. Hati Guan Ning bergetar. Dia melihat orang yang berdiri di depan pintu adalah Jue Wang Fu Ren (Nyonya Putus Harapan).

Mata Jue Wang Fu Ren terus mencari- cari....

Matanya melihat Guan Ning. Segera Guan Ning menjawab, "Kereta itu milikku."

Tapi sorot mata Jue Wang Fu Ren masih terus mencari-cari.... Dia melihat Ling Ying. Ling Ying tersenyum kepadanya, diapun tersenyum. Guan Ning merasa aneh, "Apakah mereka saling mengenal?"

Sorot mata Jue Wang Fu Ren masih terus mencari....

Dia melihat dua orang laki-laki berbaju hitam, kemudian....

Kedua laki-laki berbaju hitam sebelum berhasil ditemukan oleh Jue Wang Fu Ren, secara bersamaan mereka sudah meloncat keluar melalui jendela dan langsung menghilang. di dalam kegelapan.

Jue Wang Fu Ren tertawa dingin kemudian dia membalikkan badannya dan berkata, "Mengapa kau masih berdiri di sana? Terbakar api rasanya pasti tidak nyaman."

Dia keluar terlebih dulu. Guan Ning melihat Ling Ying. Ling Ying pun melihatnya dengan pandangan terharu, dia lupa dengan api yang masih berkobar dan' ingin menangkap tangan Ling Ying.

Dia berkata, "Ying Er, aku.... tidak menyangka kalau kau bisa datang kemari."

Tapi Ling Ying melepaskan tangannya dan tidak meladeninya. Ling Ying keluar dari sana. Guan Ning bengong.

"Apa aku telah berbuat salah kepadanya?" Sebenarnya Guan Ning sangat pintar tapi dia tetap tidak bisa menebak isi hati seorang gadis.

Guan Ning menundukkan kepala, perasaannya tidak enak, dia menarik nafas dan akhirnya ikut keluar, karena sejak tadi dia berdiri di dekat api, walaupun api tidak sampai membakarnya tapi percikan api telah membakarnya, hanya saja karena tadi dia merasa tegang dia tidak merasakannya.

Kuil tua itu masih terus terbakar, begitu keluar dari pintu, dia merasa kesal dan merasa ada sesuatu yang hilang, rasa itu timbul begitu saja di dalam hatinya. Hatinya berpikir, "Guan Ning, Guan Ning, apa yang telah kau perbuat?"

Dengan cepat dia keluar dari kuil itu, kereta kuda yang sejak tadi berhenti di depan pintu kuil ternyata sudah dipindahkan ke tempat agak jauh dan terlihat ada satu kereta lagi di sana dan ternyata kereta itu milik Wu Bu Yun yang berhenti di sisi keretanya. Ling Ying duduk di atas kereta itu dan tampak dia sedang mengobrol dengan Jue Wang Fu Ren. Melihat kedatangannya, mereka segera terdiam. Guan Ning menjadi jengkel melihatnya, "Mengapa kau berbuat seperti itu kepadaku?"

Karena itu Guan Ning malas melihat Ling Ying, dia berjalan ke hadapan Jue Wang Fu Ren dan memberi hormat lalu berkata, "Terima kasih karena Nyonya sudah menolongku tadi." Jue Wang Fu Ren tersenyum, "Apakah tidak salah? Orang yang menolongmu bukan aku."

Ling Ying juga berkata, "Aku juga tidak menolongnya tadi."

Guan Ning terpaku, dia menarik nafas  dan bicara lagi, "Terima kasih karena Nyonya telah mengembalikan kereta ini. Aku.... aku. ”

Guan Ning merasa kecewa juga marah, walaupun banyak yang ingin ditanyakan tapi sekarang satu pertanyaanpun dia tidak ingat, sekarang dia hanya berharap supaya dia segera bertemu dengan Wu Bu Yun dan membereskan pekerjaannya.

Karena tidak ada yang bisa dibicarakan, Guan Ning berpikir, "Aku juga bukan ditolong olehmu, tapi nyonya itu telah mengembalikan keretaku maka aku harus berterima kasih kepada nyonya itu dulu baru aku akan pergi dari sini."

Tapi Jue Wang Fu Ren tersenyum dan berkata, "Bukan aku yang mengantar kereta itu ke sini, jika tidak bertemu dengan adik ini, aku mungkin sudah membawa kereta ini ke kota Bei Jing."

Ling Ying marah, "Orang ini tidak tahu diri, jangan banyak bicara dengannya."

Guan Ning terpaku, dalam hati dia berpikir, "Sejak kapan aku tidak tahu diri?"

Terdengar Jue Wang Fu Ren berkata, "Kau tidak perlu merasa berterima kasih kepadaku, malah mungkin aku yang harus berterima kasih kepadamu, jika bukan karenamu, mana mungkin aku bisa mencari hingga ke sini.

Akupun harus berterima kasih kepada adik ini.

Jika bukan karena dia, mungkin. ”

Dia tertawa, tawanya terlihat seperti bunga teratai yang baru saja mekar, dia melihat Guan Ning dan Ling Ying yang saat itu sedang melihat ke tempat jauh, dia ingin tertawa, begitu memikirkan nasibnya dia malah merasa sedih, dia terdiam sebentar setelah itu baru tertawa dan berkata, "Bukan hanya aku saja yang ingin mengucapkan rterima kasih kepada adik ini, kaupun harus berterima kasih kepadanya."

Wajah Ling Ying memerah, dia membalikkan badan dan telungkup di atas kereta, karena Guan Ning dia merasa benar- benar tersiksa, sewaktu Guan Ning berada dalam bahaya, dengan sekuat tenaga dia berusaha menolong Guan Ning, tapi begitu semua selesai, dia malah membantu orang lain yang ingin membunuhnya, tapi dia masih tetap....

Dia sengaja tidak mau melihat Guan Ning, sebenarnya dalam hati dia ingin sekali Guan Ning datang menghiburnya supaya kemarahan yang ada di dalam hatinya bisa mereda.

Tapi Ling Ying tidak tahu bahwa ini adalah pertama kalinya Guan Ning jatuh cinta. Guan Ning tidak tahu isi hati seorang gadis, sebenarnya Ling Ying juga tidak ingin berperilaku seperti itu. Hanya karena dia melihat Guan Ning tidak mau bicara kepadanya, lalu dia teringat karena Guan Ning dia sampai terluka juga mengalami banyak kesulitan, dia merasa kecewa dan sedih karena itu dia hanya bisa menangis.

Guan Ning tidak tahu apa yang telah terjadi, dia melihat Jue Wang Fu Ren, seperti ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jue Wang Fu Ren tertawa dan berjalan ke sisi Ling Ying. Pelan-pelan dia memegang pundaknya, "Adik yang sedang menangis, siapa yang telah menghinamu, katakan saja kepada kakak."

Sekarang Guan Ning baru tahu ternyata ada yang telah menghina Ling Ying. Guan Ning marah, "Ternyata ada yang menghinanya, pantas dia terlihat begitu sedih."

Dia berharap Ling Ying bisa mengatakan siapa yang telah menghinanya.

Ling Ying membereskan rambut, dia menunjuk, menunjuk ke hidung Guan Ning.

"Dia yang telah menghinaku."

Air matanya belum tersapu bersih, wajahnya masih penuh dengan amarah juga kebencian sangat sarat di matanya.

Guan Ning kaget, "Kapan aku telah menghinanya?" Dia melotot, mulutnya menganga dia tidak bisa bersuara, melihat seperti itu, Jue Wang Fu Ren malah ingin tertawa, "Ternyata dia yang telah menghinamu, aku akan membalaskan dendam untukmu."

Terlihat Ling Ying tertawa, ternyata melihat kelakuan Guan Ning seperti itu membuatnya ingin tertawa. Jue Wang Fu Ren ikut tertawa, "Ternyata kalian sedang bergurau. Untung aku belum memukulnya. Kalau tidak Adik pasti akan mencariku untuk membalas dendam."

Ling Ying masih menangis tapi juga tertawa, kesedihan yang ada di dalam hatinya sudah mencair dalam tawanya, dia memelototi Guan Ning, walaupun Guan Ning adalah orang bodoh tapi sekarang dia mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dia benar-benar merasa senang, dia memberi hormat kepada Ling Ying sambil tertawa, "Ying Er, jangan marah. Semua ini memang salahku. ”

Hati Ling Ying dari tadi sudah luluh, tapi mulutnya masih berkata dengan judes. Dia memasang wajah galaknya lagi.

"Aku tidak berani mengatakan apa kesalahan Tuan Muda Guan, harap jangan minta maaf kepadakul"

Guan Ning menahan tawanya.

"Aku bersalah, aku tidak boleh menghinamu dan tidak mau mengajakmu bicara ” Kata-katanya belum selesai, dia sudah tertawa dan dia dipukul Ling Ying pelan, tapi pukulan ini tidak bertenaga, perasaannya seperti melambung tinggi, kemudian mendarat pelan- pelan, kepalan tangannya dipukulkan ke badan Guan Ning, dia tidak merasa sakit malah membuat Guan Ning tertawa lebih senang lagi.

Melihat sepasang muda mudi yang sedang bergurau, Jue Wang Fu Ren membalikkan kepalanya melihat ke dalam kereta. Di dalam  kereta ada Xi Men Yi Bai yang masih tidak sadarkan diri. Dia menghembuskan nafas dan bertanya, "Hong Er, apakah nadi tuan besar dalam keadaan normal?"

Di dalam kereta terdengar suara manis yang menjawab, "Tuan besar tidur dengan nyenyak. Nyonya tenang saja."

Guan Ning dan Ling Ying beradu pandang, kekesalan dan kejengkelan mereka berubah menjadi kelembutan dan rasa rindu.

Tiba-tiba Ling Ying marah lagi, "Mengapa kau terus melihatku?"

Guan Ning terpaku. "Dasar orang bodoh!"

Guan Ning mengikuti sorot mata Ling Ying melihat sesuatu, melihat sikap Jue Wang Fu Ren, dia merasa marah kepada dirinya, "Mengapa aku begitu bodoh? Sejak tadi seharusnya aku sudah tahu kalau Jue Wang Fu Ren adalah.... istri Xi Men Yi Bai.... mengapa dulu tidak terpikir olehku?"

Karena itu dia segera mendekati Jue Wang Fu Ren.

"Nyonya.... luka Tetua Xi Men sepertinya tidak bermasalah, dia sudah meminum Cui Xiu Hu Xin Dan. ”

Shen San Niang tersenyum, "Aku tahu,  semua ini sudah diceritakan oleh adik itu."

"Katanya otak Yi Bai.... sedikit terganggu dan dia tidak bisa ingat apa-apa, apakah benar begitu?"

Guan Ning mengangguk.

"Jika Tetua Xi Men tidak kehilangan ingatannya, semua peristiwa yang terjadi di Wisma Si Ming akan terbuka dengan jelas."

Shen San Niang melihat ke dalam kereta dengan tatapan sendu.

"Tapi aku percaya Yi Bai tidak akan melakukan perbuatan semacam itu....” Dia membalikkan badannya dan bertanya, "Apakah benar?"

"Aku tidak mempunyai pikiran seperti itu sejak awal aku bertemu dengan Tetua Xi.... Nyonya, hal ini memang terlihat sangat rumit, sampai sekarangpun aku masih tidak bisa mencari tahu, siapa sebenarnya yang menjadi pembunuh di Wisma Si Ming, sekarang keadaan malah semakin kacau. Tadinya aku mengira pelakunya adalah E Mei Bao Nang, tapi.... merekapun sudah mati sekarang."

Ling Ying mendekatinya, dia berdiri di sisi Jue Wang Fu Ren. Tiba-tiba dia berkata, "Hal ini memang sangat rumit, tapi bila kita mengerti beberapa hal, semua pasti bisa beres."

Mata Guan Ning terlihat terang, "Hal apakah itu?

Ling Ying menghitung dengan jarinya, "Pertama, sebenarnya Tetua Xi Men telah terkena racun apa? Kapan dia terkena racun itu? Siapa yang meracuninya? Kedua, kita harus tahu mengapa Tetua Xi bisa kehilangan ingatannya? Ketiga, kita harus membantunya mengembalikan ingatan. ”

Karena dia begitu serius menghitung semua dengan jarinya, membuat Guan Ning ingin marah sekaligus juga ingin tertawa.

Guan Ning berkata, "Benar, lebih baik kita menemui orang yang bisa meramalkan nasib untuk mencari tahu siapa pembunuhnya."

Walaupun Shen San Niang merasa pusing dengan masalah yang begitu rumit ini, tapi begitu mendengar kata-kata Ling Ying dia malah tertawa.

Ling Ying terpaku, "Apakah aku sudah salah bicara?"

Dengan lembut Shen San Niang berkata, "Adik, kau tidak salah, tapi hal yang kau bicarakan tadi, tidak bisa begitu gampang. Guan Ning tidak bermaksud mencari tahu, itu yang dikatakannya tadi."

Wajah Ling Ying menjadi merah. Dia marah, "Orang berbakat seperti Guan Ning selalu benar, dan aku salah lagi, kau adalah orang yang pintar, apa pendapatmu?"

Ling Ying mulai marah, dengan cepat Guan Ning berkata, "Apa yang kau bicarakan tadi semuanya benar, kecuali untuk hal yang pertama. Tetua Xi Men Yi Bai telah terkena racun apa? Itu masih ada harapan, sedangkan yang lainnya hanya menemui jalan buntu."

Guan Ning tiba-tiba teringat sesuatu, sebelum E Mei Bao Nang meninggal, dari perkataan terkahir mereka, Guan Ning seperti menangkap ada sesuatu yang tersirat di sana, dia menundukkan kepalanya dan mulai berpikir.

Alis Ling Ying pun tampak berkerut, sepertinya diapun ingin menyampaikan sesuatu tapi dilarang oleh Shen San Niang dengan menggoyangkan kepalanya. Guan Ning berpikir sejenak kemudian dia berkata, "Aku teringat sesuatu, tapi aku belum bisa menangkapnya."

Shen San Niang tersenyum, "Coba ceritakan saja kepada kami!"

Ling Ying yang sudah mencoba menahan diri sejak tadi, sekarang dia segera bicara, "Apakah kita bisa mencari suatu tempat untuk mengobrol? Angin terlalu besar di sini dan aku merasa sangat lelah!"

Shen San Niang menghembuskan nafas, "Betul.

Sudah beberapa hari ini kau kurang tidur."

Guan Ning dengan bengong melihat Ling Ying, hatinya terus bergejolak. Dia mendekati Ling Ying. "Apakah kau diam-diam selalu melindungiku. ”

Wajah Ling Ying menjadi merah lagi. Shen San Niang menarik nafas panjang.

"Adik ini terhadapmu.... Heehh! Benar- benar jarang ada kekasih seperti dia. Akupun merasa sangat berterima kasih kepadanya, kalau tidak, sekarang aku tidak akan bisa melihat Yi Bai lagi."

Guan Ning segera teringat sesuatu dan bertanya, "Ying Er, apakah pedang, golok, dan telinga manusia itu, kau yang mengirimnya ke kamarku?"

Ling Ying tertawa, dia seperti teringat sesuatu sehingga dia tertawa.

"Kau menertawakan apa?"

"Nanti aku akan memberitahumu."

Kata-kata Ling Ying belum habis, Guan Ning teringat sesuatu.

"Hari mulai terang.... mulai terang." Dia segera naik ke atas kereta dan berteriak, "Cepat, cepat, nanti tidak akan keburu." Satu kalimat diucapkan dua kali dan sikapnya terlihat sangat tergesa-gesa.

Ling Ying merasa aneh dan bertanya, "Mengapa kau begitu tergesa-gesa?"

"Aku sudah berjanji dengan seseorang, kami berjanji akan bertemu di Miao Feng Shan, kalau telat aku merasa ini akan menjadi tidak baik."

"Apakah dia adalah oarng yang telah menabrak keretamu?"

"Ternyata kau juga melihatnya."

"Aku sudah melihat semuanya, hampir saja aku bertarung dengannya.... kalian benar- benar ceroboh, ada orang yang menguntit kalian saja kalian tidak tahu."

Guan Ning terpengaruh, dalam hati dia berpikir, "Ternyata dia terus mengikutiku selama ini."

Tiba-tiba Shen San Niang berkata dengan dingin, "Mereka memang ceroboh, tampaknya sekarang kita juga telah berbuat ceroboh."

Ling Ying dan Guan Ning saling memandang.

Terlihat Shen San Niang melihat  bayangan pohon yang ada di sisi jalan. "Kalau ada orang yang menganggap Shen San Niang adalah orang  buta, dia salah besar."

Dia berteriak, "Sobat, cepatlah keluar dari tempat persembunyianmu!"

(Oo-dwkz-lav-oO)

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar