Postingan

 
Jilid 15

"Seorang lelaki yang sejati harus pandai menyesuaikan diri dengan keadaan- Hmm hari ini kalian boleh bergaya, tapi suatu ketika aku pasti akan menyuruh kalian merasakan betapa hebatnya pembalasan dari Kim Thi sia."

Mungkin lantaran tamparan tersebut kelewat keras, tak lama kemudian sudah roboh tertidur.

Entah berapa saat sudah lewat, ia terbangun dari tidurnya oleh suasana hiruk pikuk disekelilingnya serta suara langkah manusia yang berjalan mondar mandir.

cepat-cepat dia membuka matanya sambil memperhatikan sekeliling tempat itu, tapi apa yang kemudian teriihat segera membuat hatinya tertegun-

Ternyata mereka sudah berada diatas sebuah loteng diatas rumah makan yang terbesar dan termegah itu.

Saat tersebut, sorot mata semua tamu yang berada disekeliling tempat itu sedang tertuju kearahnya, bahkan mengawasinya dengan keheranan dan pandangan tak habis mengerti.

Kim Thi sia mencoba untuk mengawasi sekitar sana, diapun melihat Kim huan beserta ketiga manusia raksasanya sedang minum arak sambil memandang keluar jendela sana.

Rupanya dalam keadaan terbelenggu ia dilemparkan kesudut ruangan rumah makan itu.

Dibawah pandangan orang banyak keadaannya menjadi mengenaskan sekali.

Menyadari hal itu, kontan saja dia menyumpah-nyumpah didalam hati, saking tak tahannya menghadapi rasa malu cepat-cepat pemuda itu memejamkan matanya kembali.

Ia mendengar dengan jelas suara bisik-bisik dari para tamu rumah makan itu. Apa yang mereka bicarakan sudah bisa ditebak dengan jelas, sebab dengan perawakan tiga manusia raksasa yang luar biasa dan dandanan mereka yang aneh sudah merupakan bahan pembicaraan yang mengasyikkan bagi semua orang disitu.

Apalagi disitupun hadir putri Kim huan yang kecantikan wajahnya tak terlukis dengan perkataan, boleh dibilang semua tamu dibuat gempar bahkan orang yang berada diluar rumah pun berusaha memasuki ruangan itu untuk turut menikmati kecantikan wajahnya.

Betapapun berjubelnya orang-orang untuk menyaksikan kecantikan wajahnya, namun putri Kim huan tak ambil perduli dia acuh tak acuh, seolah-olah kejadian semacam ini sudah lumrah baginya.

Ia sendiri tetap tenang dan tentram sambil menikmati keindahan panorama diluar jendela situ. Keningnya kelihatan berkerut, ia seperti ada persoalan yang sedang mengganjel hatinya, namun rasa simpatik dari Kim Thi sia kini telah berubah menjadi rasa benci, apa lagi membiarkan ia dibelenggu serta ditonton oleh umum. Kejadian macam begini boleh dibilang merupakan suatu penghinaan yang tak terlukis dengan perkataan.

Apa jadinya bila peristiwa semacam ini sampai tersiar luas dalam dunia persilatan? apa jadinya bila ada orang yang kenal dengannya melihat peristiwa ini? Mungkin aib tersebut tak akan tercuci bersih dalam satu dua tahun.

Dengan sorot mata kebencian dia melotot kearah putri Kim huan, agaknya sang gadis merasakan hal itu, ia membalas dengan senyuman hambar.

Kim Thi sia mencoba untuk menggerakkan badannya namun tak berhasil, rasa linu dan kaku yang mengeram didalam badannya kini telah menjalar keseluruh badan, rasa sakit dan tersiksanya bukan siang kepalang.

sekarang ia baru mengerti, asal tubuhnya menggunakan sedikit tenaga saja, maka rasa linu dan kaku segera akan memaksanya untuk mengurungkan ular tersebut. Akhirnya dia berpikir dengan sedih.

"Dari seorang manusia yang luar biasa kini sudah berubah menjadi manusia biasa mengapa bisa begitu? Gejala linu dan kaku itu seolah-olah memaksaku tak bisa pulih kembali keluar biasaanku, mengapa tepukan ciang sianseng begitujitu sehingga membuatku merasakan penderitaan seperti ini. ?^

Dari kerumunan orang banyak tiba-tiba muncul seorang j a go pedang yang muda lagi tampan, dia mengawasi wajah putri Kim huan lekat-lekat.

Dengan matanya yang besar dan jeli putri Kim huan balas mengerling kearahnya, sekulum senyuman yang memikat hati dan segera tersungging diujung bibirnya.

Jago pedang muda belia itu nampak agak tertegun, tanpa terasa dia maju lagi sejauh dua langkah.

Beratus-ratus pasang mata lainnya segera melotot keara h pemuda itu dengan pandangan iri dan dengki.....

Jago pedang muda itu tersenyum, dengan sikap yang lembut ia memberi hormat kepada putri Kim huan, yang segera dibalas pula dengan senyuman yang memikat hati.

Sekali lagi jago pedang muda itu tertegun tapi kemudian setelah yakin bahwa kesemuanya ini bukan terjadi dalam impian dia melanjutkan langkahnya mendekati gadis itu "Hmmm, dasar perempuan rendah" umpat Kim Thi sia dalam hati.

Dalam waktu singkatjago muda itu sudah tiba dihadapan gadis cantik itu, sembari men jura ia segera menegur. ^ ^ ^

"Nona, baik-baikkah kau. "

Putri Kim huan balas tersenyum.

"Aku lihat kau sopan dan lembut, mari silahkan duduk"

Bagaikan menang lotre, pemuda itu cepat-cepat mengambil kursi dan duduk. dihadapnya.

Dengan sorot mata yang tajam dia memandang kearah Kim Thi sia tapi hanya sebentar saja sinar mata tersebut sudah dialihkan kembali kearah yang lain.

Ketiga manusia raksasa itupun melirik sekejap kearah putrinya dengan pandangan terkejut bercampur keheranan namun mereka tak berani banyak bertanya dengan mulut membungkam meneruskan minum araknya ditempat masing-masing. "Kiam kek. siapa namamu?" putri Kim huan bertanya lembut.

Pemuda tampan itu tertawa, setelah memberi hormat dengan sopan ia segera menjawab: "AkusoBunpin merasa amat bangga dan terharu karena bisa berbincang-bincang dengan nona, bolehkah ku tahu siapa nama nona "

Putri Kim huan mengerling sekejap kearah Kim Thi sia, lalu sahutnya sambil tersenyum. "Kau tak usah mengetahui siapa namaku, yang penting aku mengetahui siapa namamu"

so Bun pin nampak agak tertegun, tapi setelah memutar biji matanya diapun segera tersenyum.

Tiba-tiba Kim Thi sia merasakan hatinya sedikit tergerak, sorot matanya tertuju keatas sebilah pedang besi yang tersoren dipinggang pemuda tampan itu.

"Nona" terdengar so Bun pin berkata kemudian- "Kecantikan wajahmu belum pernah kujumpai sebelum ini. Aku benar-benar merasa amat gembira dapat duduk berbincang denganmu sekarang, pernahkah kau mendengar tentang seseorang yang disebut umat persilatan sebagai "pedang besi"? Itulah nama julukanku dalam dunia persilatan setelah berkelana sekian lama. "

Berbicara sampai disitu, dia sengaja tertawa untuk menutupi rasa malunya karena sudah menonjolkan nama besar sendiri

Kim Thi sia jadi amat terperanjat ketika mendengar perkataan itu, segera pikirnya: "Ternyata dugaanku tidak salah, dia adalah su suheng sipedang besi. "

sebenarnya dia bermaksud hendak menyapanya, tapi teringat keadaan sendiri waktu itu, terpaksa niar tadi diurungkan-

Diamatinya sipedang besi dengan seksama, ia merasa abang seperguruannya ini mempunyai wajah yang tampan serta perawakan tubuh yang cukup kekar. Tapi ia seperti mempunyai sesuatu kekurangan yang sukar untuk diutarakan, ia nampak seperti begitu angkuh dan lagi dari balik matanya memancarkan sinar kesesatan.

Pokoknya kekurangan tersebut begitu rawan sehingga hanya bisa dirasakan didalam hati dan tak bisa diucapkan dengan perkataan.

Putri Kim huan nampak asyik berbincang-bincang dengan pemuda tampan itu, ia seperti tidak merasakan apa-apa dari sikap lawan bicaranya.

sedangkan sipedang besi so Bun pin kelihatan amat bangga, apalagi dibawah sorot mata iri dari orang-orang yang berada kesekeliling sana. Ia makin bangga dan gembira.

Dalam keadaan demikian ia sangat berharap ada orang yang datang mencari gara-gara sehingga waktu itu dengan andalkan pedang besinya serta ilmu silat warisan dari si Malaikat pedang berbaju perlente, ia dapat unjukkan kebolehannya didepan perempuan cantik ini.

Akhirnya apa yang diharapkan tiba juga, disisi timur meja tampak lima orang lelaki yang mabuk oleh arak sedang mengawasi wajah putri Kim huan dengan mata melotot dan wajah memerah, bahkan mereka mulai membuat kegaduhan.

sambil melanjutkan perbincangannya dengan putri Kim huan, secara diam-diam sipedang besi so Bun pin mengawasi terus gerak gerik dari berapa lelaki mabuk itu

Berbicara yang sebenarnya sipedang besi memang memiliki wajah yang tampan dan mudah membuat gadis cantik jatuh hati kepadanya tapi sayang agaknya putri Kim huan tidak begitu menaruh perhatian kepadanya, disaat mengawasi gerak gerik lelaki mabut tadi, dengan kening berkerut diapun sempat melirik sekejap kearah Kim Thi sia.

Waktu itu Kim Thi sia masih memejamkan matanya sambil berpikir, namun pikir punya pikir ia belum berhasil juga menemukan jawaban yang tepat. Akhirnya sambil menghela napas panjang dia bergumam:

"Mengapa aku begitu bodoh? Mengapa kutinggalkan Lin lin sehingga ia merasa kesedihan?"

Suara gumam itu amat lirih akan tetapi bila diamati dengan seksama, suara gumam itu masih dapat didengar dengan cukup jelas. Tiba-tiba dia membuka matanya lebar-lebar semua rasa gusar dan bencinya segera dialihkan kearah putri Kim huan, karenanya diapun mengawasi gadis tersebut dengan penuh rasa benci dan dendam.

Waktu itu secara kebetulan putri Kim huan sedang melirik pula kearahnya ketika empat mata bertemu, dengan cepat gadis itu melengos kembali kearahnya lalu kemudian katanya sambil tersenyum:

"so tayhiap. aku yakin sudah banyak tempat yang kau kunjungi, aku dengar didaratan Tionggoan penuh terdapat tempat kenamaa, dapatkah kau memberi sedikit petunjuk kepadaku karena akupun ingin berpesiar ketempat-tempat kenamaan itu?"

"ooooh, tentu saja, tentu saja." sahut sipedang besi so Bun pin sambil tertawa. "Bila nona mempunyai kesenangan seperti itu aku pun bersedia menemani nona untuk mengunjungi semua tempat kenamaan serta berpanorama indah yang ada disini."

"Terima kasih" putri Kim huan tersenyum.

Dengan jawaban tersebut ia seperti hendak memberitahukan kepada sipedang besi so Bun pin bahwa tawarannya telah diterima dengan senang hati.

Kim Thi sia yang turut mendengarkan pembicaraan itu segera tertawa dingin pikirnya: "Hmm, rupanya kau hendak membuat aku malu, agar setiap orang didunia ini mengetahui

kalau aku sudah menjadi tawananmu? Hmmm, keji amat rencanamu itu. Awas aku tak bakal

memaafkan dirimu"

Suara tertawa dingin yang menyeramkan itu kontan saja membuat paras muka putri Kim huan berubah hebat, senyumanpun segera lenyap dari ujung bibirnya.

so Bun pin yang cekatan pun dapat menangkap suara tertawa dingin itu ia melirik sekejap kearah Kim Thi sia dengan wajah tak senang hati, kemudian ujarnya dingin:

"Sobat, salah benar bila kau berniat menyakiti hati nona ini. Awas bila kau masih saja tak tahu diri bakal banyak siksaan yang akan kau alami. "

Kim Thi sia pejamkan matanya rapat-rapat, pikirnya: "Kau adalah su suheng ku, apa pula yang bisa kukatakan?"

Ia mulai menyaksikan pesan terakhir dari gurunya, sebab kesan yang diberikan sipedang kayu kepadanya kelewat baik, kelewat mendalam. saban kali ia teringat akan sipedang kayu Gi Cu yong, semua rasa dendam yang tersisa dalam benaknya serasa hilang lenyap tak berbekas.

Karena itulah diapun mulai menaruh kesan yang baik serta yang bersahabat terhadap abang- abang seperguruan lain yang belum dijumpainya selama ini, dia percaya asal identitasnya diutarakan, maka sipedang besi pun akan bersikap sama baiknya seperti sikap sipedang kayu terhadap dirinya. "

Dari perubahan mimik wajah sipedang besi, ia dapat merasakan betapa sukanya abang seperguruan keempatnya ini terhadap putri Kim huan. Ditambah pula nasib tragis yang dialaminya sekarang, dia tak ingin menyulitkan sipedang besi, diapun tak ingin dikasihani orang lain, dianggap sebagai seorang manusia lemah.

sindiran umpatan dan hinaan sipedang besi sama sekali tak digubris, ia tidak menaruh rasa benci kepadanya, hanya didalam hati ia berpikir:

"Seandainya dia tahu siapakah aku, sikap maupun tindak tanduknya pasti akan berubah."

Dalam pada itu, kelima orang pemabuk tapi sudah mulai bangkit berdiri Tanpa ambil perduli terhadap keselamatan sendiri mereka mulai berjalan sempoyongan dan berseru dengan suara keras.

"Nona kecil yang cantik, mari.....mari..... mari.....aku akan memelukmu sebentar " Kawan berandal kota ini memang tak tahu sopan santun, apalagi dalam keadaan mabuk, kata- katanya kedengaran amat kotor dan tak enak didengar. dengan berlagak gusar sipedang besi segera bangkit berdiri, lalu serunya lantang:

" Kurang ajar, kau anggap sinona ini sebagai perempuan macam apa? Hmmm, berandal yang tak tahu diri, kalian memang harus diberi pelajaran yang setimpal agar tahu sopan santun-"

selesai berkata ia segera melompat kedepan dengan gerakan yang sangat indah dan melayang turun didepan kawanan pemabuk itu, tangannya diayunkan berulang kali dan. "Plaaaak, plooook, plaaaak. plooook"

Berapa kali tamparan keras telah bersarang diwajah masing-masing.

Kelima orang pemabuk itu tak mengerti ilmu silat, merasa dirinya ditampar, sambil mengumpat mereka segera mengayunkan tinju dan menghantam secara ngawur.

sipedsang besi tidak menghindar, dia tangkis semua jotosan lawan tersebut dengan sebuah sapuan tangan-

Jeritan kaget pun bergema berulang-ulang, kawanan pemabuk itu segera kehilangan keseimbangan badannya dan roboh terjungkal keatas tanah untuk sesaat mereka hanya duduk terkapar ditanah dengan wajah tertegun, mulutnya ternganga lebar. sekalipun ingin mengumpat mereka tak berani mengucapkan sepatah katapun lagi.

Pedang besi itu amat kecewa berapa orang pemabuk itu sama sekali tak berkepandaian apa- apa, bahkan menghadapi sebuah gempuranpun tak mampu, ini berarti ia tak punya kesempatan lagi untuk mendemontrasikan kebolehannya.

Dalam keadaan begini ia amat masgul bercampur marah, tapi tiba-tiba saja satu ingatan melintas didalam benaknya, kepala semua tamu yang berada dalam ruangan rumah makan itu segera serunya:

"sobat sekalian, bila ada diantara kalian yang merasa tidak puas, lebih baik utarakan saja sekarang .Jangan sampai akhirnya membicarakan soal ini dibelakang ku sehingga menunjukkan perbuatan orang yang kurang berpendidikan."

Jelas perkataan ini ditujukan kepada semua orang yang berada dalam ruangan tersebut, tak heran kalau banyak diantara tamu yang berangasan kontan saja mencaci maki kalang kabut.

Dengan sorot mata yang tajam sipedang basi segera memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu tiba-tiba saja semua umpatan terhenti sama sekali. Agaknya semua orang telah dibuat tertegun dan ngeri oleh ketajaman mata pemuda itu sehingga siapapun tak ingin mencari penyakit buat diri sendiri. sambil tertawa dingin so Bun pin segera berkata:

"Bagus sekali, kalau memang ada diantara kalian yang merasa tak puas, silahkan tampil kedepan satu demi satu."

sampai setengah harian lebih belum juga nampak ada orang yang tampilkan diri maka agak mendongkol ia segera menjengek lagi sembari tertawa dingin.

"Huuuuh rupanya kalian semua tak lebih hanya kawanan tikus yang sama sekali tak bernyali"

Ia merasa indah cukup untuk unjukkan kebolehannya maka sambil tersenyum duduk kembali ditempat semula.

"Harap nona jangan mentertawakan" kembali ia berkata dengan suara yang sengaja

dikeraskan- "Kawanan berandal kota ini sudah terbiasa untuk bicara tak sopan dan bertingkah laku menjemukan. Andaikata tidak diberi sedikit pelajaran niscaya mereka tak akan tahu tingginya langit dan tebalnya bumi "

Kembali terjadi kegaduhan dalam ruangan tersebut. Beberapa orang diantara mereka yang merasa tak puas dengan sikap pemuda tersebut serentak melompat bangun seraya berteriak: "sobat, anda terlalu menghina kami semua sikapmu yang sombong membuat kami tak puas, karenanya meski aku tak becus ingin sekali kumohon berapa petunjuk ilmu silat darimu."

orang itu berbicara dengan suara yang nyaring dan bertenaga penuh sekilas saja dapat diketahui bahwa orang itu memiliki tenaga dalam yang cukup sempurna.

sesungguhnya tak sedikit jago berkepandaian tinggi yang turut hadir didalam ruangan rumah makan itu, kalau pada mulanya mereka hanya berpeluk tangan belaka tak ingin mencari urusan disitu Maka setelah keadaan berubah lebih runyam dan tak bisa dipertahankan lagi, akhirnya tanpa berpikir panjang mereka serentak bangkit berdiri

Dari suara pembicaraan lawan sipedang besi sadar kalau musuhnya berilmu tinggi, diam-diam ia merasa kegirangan, tapi diluarnya dia sengaja menunjukkan sikap tak senang hati, sambil tertawa dingin katanya cepat:

"Bagus sekali, kalau toh sobat punya kegembiraan, aku tentu akan mengiringi kehendakmu itu."

Dengan pandangan yang cepat dan memandang sekejap kewajah orang-orang itu, jumlah mereka mencapai tujuh orang. Tapi yang bersorot mata tajam hanya ada tiga orang. seorang sisanya tidak memperlihatkan kelebihan apapun.

seorang lelaki kekar berwajah penuh cambang yang mempunyai kening menonjol tinggi dan berdiri disisi kiri segera tampilkan diri kemuka dan mendekati pemuda itu. Dengan suara keren sipedang besi segera menegur:

"sobat, siapa namamu? Aku bersedia memberi sedikit petunjuk kepada anda. "

"Aku hanya seorang prajurit kecil yang tak terhitung punya nama besar" sahut orang itu cepat. "Tapi kalau toh anda pingin tahu, akupun tak akan keberatan untuk mengatakannya kepadamu, nama julukanku adalah simanusia bercambang." Pedang besi agak tertegun, lalupikirnya:

"Aku dengar manusia ini punya hubungan yang cukup akrab dengan ji suheng sipedang perak. Aku tak boleh menghinanya, sebab kalau hal ini sampai ketahuan jika dikemudian hari, aku pasti akan merasa rikuh."

Tapi setelah ragu sejenak, diapun berpikir lebih jauh:

"Tapi perduli amat, yang penting sekarang aku mesti menonjolkan diri agar gadis itu

menyegani aku. Sekalipun akhirnya jiko mengetahui akan peristiwa tersebut, asal kubilang tak tahu kalau ia sahabat jiko, paling banter persoalan akan berakhir dengan sendirinya "

Begitu mengambil keputusan, iapun segera berkata:

"sudah lama kudengar nama besar anda. Nah, silahkan melancarkan serangan lebih dulu"

Berbicara sampai disini, ia melirik sekejap keara putri Kim huan, ketika dilihatnya gadis tersebut sedang memperhatikan gerak geriknya sambil tertawa manis, ia makin senang dan girang, ulahnyapun semakin menjadi-jadi.

Sementara itu, manusia bercambangpun tidak sungkan-sungkan lagi, segera serunya: "Kalau begitu berhati-hatilah aku segera akan melancarkan serangan- "

Begitu selesai berkata sebuah pukulan dilontarkan kedepan dengan hebatnya. Pedang besi tersenyum, ia tidak melakukan gerakan apapun-

Tahu-tahu manusia bercambang itu sudah menarik kembali serangannya sambil berseru: "Ketajaman mata anda benar-benar mengagumkan, siaute merasa kagum, nah coba rasakan

kelihayanku ini."

Sepasang telapak tangannya segera direntangkan sipedang besi memopang tubuhnya kebelakang menggunakan gerakan jembatan kantung, kemudian tidak menunggu sampai seorang lawan selesai dipergunakan. Telapak tangannya telah diputar sambil melepaskan sebuah babatan kilat. Dengan ketangguhan ilmu silatnya sekarang, seharusnya dalam dua tiga gebrakan saja manusia bercambang tersebut dapat dirobohkan, tapi ia tak berbuat begitu, ia memang berniat mendemontrasikan kebolehannya maka seranganpun dilancarkan bertubi-tubi.

Dalam waktu singkat deruan angin serangan telah menyelimuti seluruh ruangan meja kursi beterbangan kian kamri, manusia bercambang itu dengan kepalan dikir dan jari ditangan kanan, secara beruntun melepaskan serangakaian kemari dengan sangat hebatnya.

sipedang besi sedikitpun tak gugup, bahkan sering kali ia meloloskan diri dari serangkaian serangan musuh yang gencar dan dahsyat dengan suatu gerakan yang manis dan indah, ulahnya tersebut tentu saja sering memancing keluhan kaget dan sorakan memuji dari para penonton-

Lambat laun semua orang mulai menyadari bahwa pemuda tersebut sengaja tidak bertarung dengan tenaga oenuh, sudah jelas ia mempunyai kemampuan untuk mengalahkan manusia bercambang, akan tetapi hal tersebut tak pernah dilakukan malah sebaliknya menghindar dengan gaya yang berbahaya.

Banyak diantara penonton yang cerdik, dengan cepat mereka dapat memahami perasaan pemuda tersebut, apalagi setelah melihat pemuda itu berulang kali melirik kearah putri Kim huan.

Kim Thi sia pun ingin sekali menyaksikan kebolehan ilmu silat su suhengnya tapi setelah dipandang sekian lama namun tak nampak sesuatu yang hebat, apalagi setelah melihat ulah sipedang besi yang berulang kali melirik kearah putri Kim huan, sebagaui orang yang cantikpun ia segera dapat menarik kesimpulan kesana.

Tak tahan lagi iapun turut berpaling kearah putri Kim huan-

Kebetulan sekali putri Kim huan pun sedang memandang kearahnya, maka sepasang mata merekapun segera saling bertemu satu dengan lainnya. Kim Thi sia tertegun lalu mendengus, pikirnya keheranan-

"Memangnya wajahku kelihatan lucu atau timbul jerawatnya? Mengapa dia mengawasi diriku terus atau mungkin tampangku selama berapa hari belakangan ini telah terjadi perubahan?"

Dia ingin meraba wajahnya namun tali yang membelenggu tubuhnya membuat dia tak mampu berkutik,

sabar punya sabar akhirnya meledak hawa amarah Kim Thi sia, dengan suara keras teriaknya: "Hey, daripada disiksa lebih baik bunuhlah aku, ayoh cepat bunuh aku"

Dengan sorot mata berapi-api dia melotot kearah gadis itu, tapi putri Kim huan tak berani bertatapan muka lagi dengannya, ia berlagak menonton jalannya pertarungan diarena.

Berubah hebat paras muka Kim Thi sia saking mendongkolnya. Kembali teriaknya dengan penuh kegusaran.

" Kau tak usah berbangga dulu. so Bun pin adalah abang seperguruanku keempat. Hmmm, tunggu saja tanggal mainnya nanti"

Putri Kim huan tak bisa berlagak pilon lagi sesudah mendengar perkataan ini, sekilas perasaan heran membayangi wajahnya ia menegur: "Kau kenal dengannya?"

Kim Thi sia tidak ambil perduli. sambil meludah ia pejamkan matanya kembali.

Meski pertarungan yang berlangsung diarena sudah mencapai puncaknya, namun ia tak mau membuka matanya. Ia tak ingin menyaksikan pertarungan tersebut.

sementara dia masih melamun, mendadak terdengar so Bun pin tertawa nyaring diikuti terjadinya benturan keras, simanusia bercambang itu menjerit kaget dan tubuhnya tahu-tahu sudah terpental sejauh tiga kaki lebih dari posisi semula.

Pada akhirnya dari pertunjukkan itulah sipedang besi so Bun pin baru mengeluarkan jurus serangannya yang tangguh. Jurus serangan itu bernama "mendekam dijembatan menembusi awan" selain ganas juga mematikan.

Para penonton yang hadir dalam ruangan tersebut rata-rata merupakan jago silat kawakan, tentu saja mereka mengetahui akan kelihayan tersebut, menyaksikan peristiwa ini keningnya segera berkerut dan perasaan tak tenang menyelimuti perasaan mereka.

Jago bercambang adalah seorang pendekar kenamaan, tapi kenyataan sekarang ia kena dihantam seorang pemdua hingga terpental sejauh tiga kaki lebih. Kontan saja paras mukanya berubah menjadi merah padam bagaikan kepiting rebus.

setelah menghela napas panjang, cepat-cepat ia membalikkan badan dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.

sipedang besi so Bun pin merasa amat bangga, apalagi setelah memandang sekejap kearah hadirin dan melihat mereka menunjukkan rasa takut dan ngeri, ia makin berbangga hati.

Maka setelah berpikir sejenak, dengan langkah lebar ia berjalan mendekati kawanan jago lain yang menunjukkan sikap tak puas terhadap dirinya tadi.

Bersama waktunya diapun berputar otak mencari akal bagaimana caranya mendekati putri Kim huan serta mempersunting gadis cantik itu.

Meski dia tak tahu kalau gadis cantik ini adalah putri dari negeri Kim, tapi kecantikan bak bidadari membuat dia lupa untuk menanyakannya. Dalam waktu singkat dia telah tiba dan didepan ketiga orang jago tersebut.......

Ketiga orang jago inipun merupakan jago persilatan yang berilmu tinggi, mula-mula mereka nampak agak tertegun tapi kemudian sambil menenangkan hatinya, setelah seorang diantara mereka seorang lelaki setengah umur yang bertubuh pendek dan gemuk segera menjura sambil tertawa hambar.

"Kepandaian silat anda memang hebat sekali. Kami sadar meski bukan tandinganmu" katanya. "Meski begitu, kami berharap anda bersedia memberi berapa petunjuk kepadaku sekaligus untuk menambah pengetahuanmu serta pengalaman kami."

Pedang besi so Bun pin tertawa lantang sahutnya: "Bagus, bagus sekali, akan kuingat baik-baik perkataanku ini"

Melihat sikap menghina dan memandang rendah dari pemuda tersebut berubah hebat paras muka lelaki setengah umur itu, segera serunya lagi:

"Aku benar-benar kagum dengan watakmu itu. Nah daripada banyak berbciara tak ada gunanya, silahkan anda segera memberi petunjuk"

si pedang besi mendengus angkuh, dengan sombongnya dia mengerling sekejap kearah musuhnya, kemudian berpaling kearah putri Kim huan, dia berharap gadis itu dapat memberi dukungan kepadanya.

siapa tahu dia saksikan putri Kim huan sama sekali tidak menaruh perhatian kepadanya. Waktu itu sorot matanya yang jeli sedang memperhatikan wajah Kim Thi sia.

Menyaksikan hal tersebut, perasaannya menjadi tercekal, rasa iri dan dengki pun menyelimuti benaknya membuat ia mendengus berat-berat.

Tanpa terasa semua hadirin pun ikut mengalihkan pandangannya mengikuti sorot mata pemdua tersebut, mereka sama-sama berpaling kearah putri Kim huan-

Agaknya putri Kim huan pun segera menyadari kalau perhatian semua orang telah tertuju kepadanya, dengan wajah bersemu merah ia segera berpaling kembali dan melemparkan sekuntum senyuman hangat kepada sipedang besi.... senyuman itu begitu manis dan mesrah membuyarkan semua perasaan cemburu yang semula mencekam perasaan pemuda itu dia merasa begitu bahagia seakan-akan hanya gadis itulah yang dapat memahami perasaan hatinya saat itu.

Dalam pada itu lelaki setengah umur tadi sudah tak sabar lagi menunggu tiba-tiba ia menjura lagi sembari menegur: "saudara harap kau segera memberi petunjuk"

Bagaikan baru sadar dari impian, sipedang besi berseru tertahan lalu tertawa nyaring. "sobat, silahkan kau menyerang dulu"

serentak kedua orang itu mundur selangkah kebelakang dan masing-masing mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk melangsungkan suatu pertarungan sengit.

Tapi sebelum pertarungan itu berlangsung mendadak terdengar putri Kim huan berseru: "so tayhiap. tak usah berkelahi lagi, aku hendak berbincang-bincang denganmu" seperti mendapat firman dari raja, tanpa ragu sipedang besi segera berseru:

"sobat, kesempatan bagi kita untuk bertarung masih banyak. maaf aku tak bisa melayanimu hari ini"

Padahal ketiga orang jagoan itupun merasa sangsi untuk melakukan pertarungan, maka mereka jadi sangat gembira setelah mendengar perkataan itu, sebab dengan begitu mereka akan mempunyai kesempatan untuk mundur teratur.

Dengan kecewa para tamu lainnya kembali ketempat duduk masing-masing, meki sorot mata mereka masih dialihkan kearahnya. sementara itu sipedang besi telah berkata sambil menjura: "Nona, kau ada urusan apa? Katakanlah terus terang. "

Mengendus bau harum yang memancar keluar dari tubuh sinona, ia merasa semakin kesemsem dan terbuai dalam alam impian yang tidak-tidak. sambil menuding kearah Kim Thi sia, putri Kim huan segera berkata: "Ia bilang kau adalah abang seperguruannya, apa benar begitu?"

sipedang besi agak tertegun, dengan tak habis mengerti sahutnya:

"Siapa yang bilang? sama sekali tak ada kejadian seperti itu, malah aku tidak kenal dirinya."

Kentara sekali wajahnya menunjukkan rasa tak senang hati. Putri Kim huan segera tertawa cekikikan, kembali serunya:

"Yaa, sesungguhnya aku sendiripun rada curiga. "

Kim Thi sia yang turut mendengarkan pembicaraan itu segera merasakan hatinya sakit bagaikan tersengat lebah. Dengan mata melotot besar teriaknya keras-keras:

"Atas dasar apa kau mencurigaiku? Apa pula urusannya antara aku dengan abang seperguruanku dengan kau siperempuan busuk?"

"Plooook"

Belum selesai perkataan itu diucapkan pandangan matanya terasa kabur dan tahu-tahu sebuah tamparan keras telah bersarang diatas wajahnya.

Menyusul kemudian terdengar sipedang besi mengumpat dengan penuh kegusaran:

"Hmmm, kau bocah keparat betul-betul tak tahu diri. Bukan saja berani mengaku sebagai adik seperguruanku, bahkan berani pula memaki nona yang begitu cantik. Hmmm, aku benar-benar benci melihatmu, kalau bisa ingin kutusuk perutmu sampai mampus"

Berkata sampai disini ia segera berpaling kearah putri Kim huan sepertinya menunggu persetujuan dari gadis tersebut.

Putri Kim huan hanya berkerut kening, dia tak mengucapkan sepatah katapun-Kim Thi sia juga membungkam, pikirnya:

"Kami berdua tak pernah saling mengenal, tentu saja dia tak akan percaya kalau aku adalah adik sepergurannya. " Berpendapat begitu, dlapun segera berkata dengan nada bersungguh-sungguh. "Suheng, aku tidak membencimu. Meski kau telah menamparku, tapi kesalahan bukan terletak padamu. sebab kau memang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya"

Dia masih mengira setelah mendengar perkataan itu maka sipedang besi pasti membelai dirinya.

siapa tahu hawa napsu membunuh telah menyelimuti perasaan sipedang besi waktu itu.

Terdengar ia menjengek sambil tertawa dingin.

"Bocah keparat, peristiwa semacam ini sudah sering kujumpai tapi belum pernah kujumpai orang yang begitu bernyali seperti kau. soal tamparanku tadi, hal ini bukan dikarenakan perbuatanmu yang mengaku-ngaku sebagai adik seperguruanku, tapi karena sikap kurang ajarmu terhadap nona cantik ini. sedang hutang piutang diantara kita belum kutuntut balas."

sejak pandangan yang pertama tadi ia sudah tak senang terhadap Kim Thi sia karena ia dapat melihat bahwa gadis cantik yang dicintai ini sering kali melirik dan memperhatikan pemuda itu.

Dan sekarang ia sudah mempunyai kesempatan baik untuk menghajar anak muda itu sudah barang tentu ia tak akan menyia-nyiakan peluang tersebut dengan begitu saja.

Biarpun belum diperlihatkan keluar, sesungguhnya dalam hati kecilnya ia telah menganggap putri Huan sebagai pacarnya.

"sesungguhnya aku adik seperguruanmu, bila kurang percaya tanyakan sendiri kepada sipedang kayu Gi suheng, berapa hari berselang ia masih bergaul akrab denganku. sejak suhu dia orang tua meninggal dunia, aku selain berusaha mencari kalian tak disangka kita akan bersua ditempat ini" sipedang besi so Bun pin tertawa dingin.

"Hmmm, kau tak usah ngaco belo tak karuan. Malaikat pedang berbaju perlente hanya mempunyai sembilan orang murid dan hal ini diketahui setiap umat persilatan, tak mungkin dari bawah bumi bisa muncul lagi seorang sute macam dirimu. "

setelah berbicara napsu membunuhnya makin berkobar, tiba-tiba saja ia meloloskan pedangnya dan menerjang pedangnya diatas leher Kim Thi sia , tangannya didorong sedikit keatas niscaya lehernya akan tembus didaerah tersebut.

Walaupun pedang itu tak seberapa tajam, namun berbeda apalagi sipedang besi yang memiliki kepandaian ilmu yang sempurna, dengan daun saja ia bisa melukai orang apalagi dengan pedang yang terbuat dari besi. Asal menggunakan sedikit tenaga saja, niscaya jiwa Kim Thi sia akan melayang.

Tapi sebagai orang sombong dan berupaya menarik simpatik putri Kim huan, dia tak ingin bertindak secara gegabah. sebisa mungkin dia ingin menuruti setiap patah kata dari putri Kim huan bagaikan seekor anak domba.

"so tayhiap. jangan kau bunuh orang itu" tiba-tiba putri Kim huan berkata seraya menggeleng. "Asal kita memandang hina dirinya, maka ia akan lebih menderita daripada kita membunuhnya."

sambil berkata sekulum senyuman manis segera menghiasi ujung bibirnya.

sipedang besi merasa amat gembira, apalagi setelah mendengar kata "Kita" ia seperti sedikit lupa daratan-sambil manggut- manggut serunya cepat:

"Baik, baik nona, asal kau mengatakan jangan dibunuh. AKupun tak akan membunuhnya."

Kemudian setelah melemparkan sekulum senyuman, cepat-cepat pedangnya disimpan kembali.

Kim Thi sia sangat kecewa, ia tak menyangka abang seperguruannya yang tersohor ternyata menunjukkan sikap begitu lemah dihadapan perempuan.

Apalagi ketika sorot mata kedua orang itu menatap kearahnya dengan pandangan mata yang sinis dan menghina, seketika itu juga darah panas yang mengalir didalam tubuhnya serasa mendidih, bergolak dengan sangat hebatnya. Dengan penuh kegemasan dia mengerahkan seluruh kekuatan yang memiliki dan berteriak keras-keras.

"Bagi seorang lelaki sejati lebih baik mati dibunuh daripada dihina, suheng lebih baik tusuk matilah aku."

Berpuluh-puluh orang tamu yang hadir dalam ruangan rumah makan dibuat terkejut, serentak mereka alihkan perhatiannya kewajah pemuda itu.

sipedang besi so Bun pin pun agak tertegun, tapi kemudian serunya sambil tertawa dingin. "Bocah keparat, kuakui kau memang memiliki keberanian untuk berlagak sebegai seorang

enghiong, tapi. apakah kau tak takut ditertawakan umat persilatan karena mengaku sebagai

adik seperguruan?"

Kim Thi sia adalah seorang lelaki berpikiran polos yang masih berdarah muda ia tak mampu mengendalikan diri lagi, segera teriaknya keras-keras:

"Baik, mulai hari ini bila kusebut kau sebagai abang seperguruanku lagi, anggap saja aku bukan manusia."

"Heeeeh....heeeeh.....heeeeh......aku justru kuatir kaupingin menjadi muridku. " jengek

sipedang besi tak senang hati.

selesai berkata ia saling berpandangan sekejap dengan putri Kim huan lalu tertawa dibalik senyuman itu tercermin sikapnya yang penuh penghinaan dan ejekan.

sekuat tenaga Kim Thi sia mencoba meronta, namun ia tak berhasil untuk meronta bangun, sebaliknya malah bersadar lemah ditepi dinding sambil bergumam: "Kau membuatku amat kecewa, kau membuatku amat kecewa. "

Ketiga manusia raksasa yang selama ini membungkam, tiba-tiba berteriak keras:

"Anjing bangsa Han, bila kau berani berkaok-kaok lagi, hati-hati dengan batok kepalamu"

Dengan perawakan tubuh mereka yang tinggi besar, tenaga yang amat kuat, suara yang begitu nyaring. Ucapan itu sempat menyebar luas keseluruh pelosok ruangan itu.

Reaksi yang kemudian timbul ternyata diluar dugaan, hampir semua orang yang hadir disitu sama-sama melompat bangun dengan penuh amarah.

Tapi hanya sebentar saja, akhirnya semua orang duduk kembali ketempat semula kendatipun pada wajah masing-masing tercermin sikap kemarahan yang meluap-luap.

Paras muka sipedang besipun turut berubah hebat mendadak ia melompat bangun sambil meraba gagang pedangnya, sementara sorot matanya yang tajam mengawasi wajah ketiga manusia raksasa itu tanpa berkedip.

"Nah, begini baru bersemangat" sorak semua orang didalam hati.

Tiba-tiba putri Kim huan mengerling sekejap kearah sipedang besi dan menegur sambil tertawa merdu. "Kau hendak kemana?"

sipedang besi segera menghembuskan napas panjang dan duduk kembali dengan lemah wajahnya kelihatan sangat murung.

Menyaksikan hal tersebut, semua yang hadir segera mengumpat didalam hati dengan rasa gusar da gemas.

"Huuuuh, seorang jago pedang yang tak berguna, lupa dengan rasa kebangsaan, bangsa sendiri dimakipun masih tetap tenang keparat, keparat tak tahu diri"

Rasa benci dan muakpun segera menyelimuti perasaan semua orang.

Pada saat itulah Kim Thi sia dengan kening berkerut telah membentak nyaring: "Makhluk jelek. sekarang kau boleh saja memaki kami sebagai anjing bangsa Han, tapi ingat bila aku sudah memperoleh kebebasan nanti, kalian pasti akan kubunuh secara keji agar mulut anjing kalian tak dapat berkaok-kaok lagi secara sembarangan"

Ucapan ini segera memberi kesan baik bagi setiap orang yang hadir, pikir mereka hampir bersama:

"sayang seluruh tubuhnya dibelenggu hingga tak mampu bergerak. kalau tidak ia pasti akan melampiaskan rasa mendongkol kita semua."

Terdorong oleh rasa simpati mungkin banyak diantara mereka yang segera mendekati pemuda tersebut untuk menyuapi hidangan lezat, bahkan ada pula yang mengambil sapu tangan hangat untuk membersihkan wajahnya dari debu. Dalam waktu singkat pemuda kita telah bersih dan gagah kembali berkat nasi yang disuapkan kemulutnya, diapun mendapatkan kembali tenaga baru.

Betapa berterima kasihnya dia kepada orang-orang tersebut, betapa terharu hatinya sehingga tanpa terasa dua titik air mata jatuh berlinang.

Untung saja putri Kim huan menghalangi kawanan raksasa tersebut untuk membunuhnya, kalau tidak umpatan Kim Thi sia yang terakhir tadi pasti akan mengundang maut baginya.

saban kali putri Kim huan menatap wajahnya, pemuda kita selalu balas menatapnya dengan sorot mata kebencian, pandangan mata yang berapi-api selalu membuat gadis tersebut tergesa- gesa melengos kembali kearah lain.

sipedang besi bukan orang bodoh, tentu saja dia dapat menyaksikan hubungan itu dengan jelas, hatinya amat gusar namun dia tak habis mengerti apa gerangan yang sesungguhnya telah terjadi.

Akhirnya dia tak tahan, segera tanyanya kepada putri Kim huan: "Nona, siapa sih orang itu?" "Dia mengakui bernama Kim Thi sia aku sendiripun kurang tahu tentang asal usulnya" sahut

putri Kim huan segera.

"Kim Thi sia?" gumamnya sipedang besi. "Apakah Kim Thi sia yang disebut orang sebagai manusia yang paling susah dilayani dalam dunia persilatan. ?"

" Entahlah aku sendiripun kurang tahu." gadis itu menggeleng.

Namun ketika melihat rasa murung yang melapisi wajah pemuda tersebut, satu ingatan segera melintas dalam benaknya kembali ujarnya:

"Apakah dia seorang yang termashur? Aaaah, mengerti aku sekarang, orang ini memang berwatak sangat aneh, susah dilayani dan tak mampu digebuki, benar-benar bikin pusing kepala orang lain."

"Aaaah, kalau begitu tak salah lagi, pasti dia" seru sipedang besi tak sadar. Tapi dengan cepat ia menambahkan lagi:

"Tapi ia bukan termasuk orang yang amat terkenal ia belum lama muncul didalam dunia persilatan jadi tidak banyak sepak terjang yang telah dilakukannya. Itulah sebabnya aku yang sepanjang tahun berkelana didalam dunia persilatan pun sedikit mengetahui tentang dirinya."

Putri Kim huan mengiakan tanpa memberi komentar apa-apa. sementara sepasang mata yang bulat besar dialihkan keluar jendela dan mengawasi panorama disitu dengan termangu.

Tiba-tiba saja perubahan aneh melintas diatas wajah sipedang besi so Bun pin yang tampan, tanyanya kemudian:

"Apakah nona menganggap dia menjemukan sekali? Perlukah bantuanku untuk membuatnya tak mampu menjemukan diri nona lagi?"

Putri Kim huan tidak menjawab, dia tidak terlalu memperhatikan perkataan itu sebab saat itu ia sedang berpikir: " orang itu benar-benar luar biasa, sungguh aneh, mengapa setiap kali kupandang wajahnya, ia nampak semakin tampan dan menawan hati. "

Melihat sinona membungkam, pedang besi so Bun pin menganggap gadis itu telah menyetujui usulnya, ia menjadi kegirangan setengah mati.

Entah mengapa dia ingin selekasnya menghabisi nyawa pemuda tersebut, karena dia tahu Kim Thi sia sudah merupakan saingannya yang terberat. "criiiiing. "

Pedangnya segera diloloskan dari sarung, kemudian dengan sepenuh tenaga ditusukkan kemuka.

Biarpun gerakan ini dilakukan amat cepat namun desingan suara yang ditimbulkan juga amat menusuk pendengaran.

Tiba-tiba putri Kim huan berpaling seraya menjerit kaget, cepat-cepat dia menarik lengannya. seruan kaget bercampur gusar bergema pula dari sekeliling ruangan. Walaupun putri Kim huan

sempat menarik lengannya namun dengan tenaga serangan pedang besi yang begitu kuat, tarikan tersebut hanya sempat membuat miringnya sasaran serangannya itu.

semburan darah segera memancar keluar dan menodai baju dari beberapa orang tamu yang kebetulan berdiri didepan sana.

sekalipun Kim Thi sia tak berhasil lolos dari ancaman maut namun tak bisa lolos dari babatan diatas bahunya, apalagi tenaga serangan dari sipedang besi pun cukup kuat. Akibatnya sebuah luka memanjang seluas satu depa dan dalamnya tiga inci muncul diatas bahunya.

Darah segarpun menyambar keluar menganak sungai, membuat keadaannya nampak sangat mengenaskan.

Kim Thi sia mendengus tertahan sambil meng gigit bibir kencang-kencang, dia tidak mengeluh tapi serunya sambil tertawa tergelak:

"Pedang besi, bagus sekali perbuatanmu. Haaaaah......haaaaaah. "

Berkilat sepasang mata so Bun pin dengan pancaran sinar mata penuh kebuasan serta napsu membunuh dia mendesak maju lagi kemuka. sementara pedangnya membabat batok kepalanya dengan cepat.

"Tahan" mendadak putri Kim huan membentak keras.

so Bu pin segera menarik kembali serangannya sambil berpaling dan mengerling sekejap kearahnya.

Putri Kim huan mundur beberapa langkah tanpa sadar, ia merasa betapa seramnya sorot mata pemuda she so itu, bukan saja penuh dengan pancaran sinar buas, sorot matanya boleh dibilang merah berapi-api.

so Bun pin hanya menghentikan gerakan serangannya sebentar saja, sambil membentak keras tiba-tiba ia melanjutkan kembali serangannya membabat tubuh lawan secara kalap. Dengan wajah berubah hebat putri Kim huan berseru: "Hey, kau sudah edan?"

Menyusul bentakan tadi, segulung angin puyuh menyambar lewat membuat gadis itu tak mampu berdiri tegak.

Ternyata tiga orang raksasa itu sudah menerjang kemuka, sebelum bacokan pedang dari sipedang besi mengenai sasarannya, ia sudah kena ditarik oleh manusia raksasa itu hingga tertarik kebelakang.

Dalam pada itu semua yang hadir telah melotot kewajah pedang besi dengan penuh amarah. Rupanya ucapan Kim Thi sia yang gagah perkasa tadi telah menanamkan kesan baik dihati semua orang, maka sikap sipedang besi yang hendak membuat pemuda tersebut dengan cepat menimbulkan sikap permusuhan dari semua orang. Pelan-pelan so Bun pin dapat mengendalikan gejolak perasaannya, diapun tak mengerti apa sebabnya dia menjadi begitu bernapsu untuk membunuh Kim Thi sia. Apalagi dibawah tatapan mata putri Kim huan yang menunjukkan rasa tak senang hati, dia semakin tak tentram.

"So tayhiap" terdengar putri Kim huan menegur dengan wajah dingin. "Dia telah menyalahi aku, dibelenggu olehku sudah seharusnya aku juga yang menghukumnya atas dasar apa kau hendak membunuhnya tadi. " sipedang besi menjadi gelagapan, buru-buru dia berseru:

"Maaf nona....aku.....aku hanya terdorong oleh emosi......harap nona sudi memaafkan. "

Pelan-pelan putri Kim huan menjadi halus kembali sikapnya, kembali dia berkata:

"Aku tahu kau berbuat demikian demi kebaikanku, tapi toh tidak seharusnya membunuh orang secara sembarangan. "

"Aku mengerti"

"Terus terang saja, orang ini tidak terhitung kelewat jahat" kembali putri Kim huan berkata. "Hanya tabiatnya yang jelek. orang macam begini belum tentu harus dicabut nyawanya. "

Kim Thi sia turut mendengarkan pembicaraan tersebut, tadi dia sangat mendongkol dan segera pejamkan matanya rapat-rapat.

Putri Kim huan melirik sekejap kearah luka dibahunya tiba-tiba serunya kepada salah seorang raksasa itu.

"Hey ciangkun, darah yang mengalir dari lukanya terlalu banyak. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi tubuhnya coba kau balut luka tersebut."

Manusia raksasa itu mengiakan dan menerima sapu tangan dari putri Kim huan lalu menghampiri Kim Thi sia.

" Kalian tak usah mengurusi lukaku" mendadak Kim Thi sia berteriak keras. "Terima kasih atas kebaikanmu, sayang aku tak sudi menerima kebaikanmu itu. "

Putri Kim huan agak tertegun, namun sambil menggigit bibirnya serunya kemudian: "Kalau begitu biarkan dia mampus"

Darah yang meleleh keluar dari bahu Kim Thi sia memang amat deras. Wajahnya yang semula merah segar kini telah berubah menjadi pucat pias bagaikan mayat.

Biarpun penderitaan yang harus dialami amat berat dan menyiksa, namun ia tak pernah mau tunduk kepada orang lain.

sewaktu kembali kedalam kamar penginapan, raksasa itu kembali melemparkan tubuhnya kesudut ruangan.

sekarang didalam ruangan tersebut selain terdapat putri Kim huan serta ketiga orang pengawal raksasanya, kini ditambah pula dengan sipedang besi so Bun pin-

Dalam ruangan kamar yang lebar, berudara segar dan bercahaya terang, putri Kim huan duduk bersandar ditepi pembaringan dan mempersilahkan sipedang besi soBun pin duduk disisi tubuhnya.

sikap tersebut dengan cepat membuat sipedang besi kegirangan setengah mati namun dia tak berani menunjukkan kegembiraannya itu, dengan sikap yang munduk-munduk ia duduk ditempat yang ditunjuk.

Ketiga manusia raksasa itu menunjukkan wajah tercengang, agaknya mereka amat keheranan oleh sikap putri Kim huan tersebut, namun tak seorangpun diantara mereka yang berani mengajukan pertanyaan.

Bau harum semerbak dari keperawanan putri Kim huan segera menyebar luas diseluruh ruangan menambah merangsangnya suasana. sambil tersenyum putri Kim huan segera berkata: "So tayhiap. aku dengar kawasan Kanglam merupakan daerah dengan pemandangan sangat indah, dapatkah kau memberitahukan kepadaku tempat-tempat mana saja yang menarik. "

"Pertama-tama adalah telaga see oh dikota Hang ciu" ujar sipedang besi sambil tertawa, "kemudian adalah bukit Kim hong di Go b i san. Ketiga "

Mendadak ia tutup mulut karena tangan putri Kim huan yang putih bersih telah menggenggam lengannya.

Ia merasa terangsang hingga tak mampu melanjutkan kata-katanya lagi, dia tak mengira akan peroleh perhatian yang begitu besar dari gadis cantik itu.

"Ketiga adalah telaga Tong ting " ucap pemuda itu kemudian sambil menggeserkan

duduknya lebih mendekati gadis tersebut.

Pelan-pelan diapun ingin merangkul pinggang gadis itu, ketika dengan tangan yang gemetar sipedang besi berusaha merangkulnya, ternyata gadis itu tidak menolak. dengan cepat apa yang diinginkan pedang besi pun terkabulkan.

"so tayhiap" dengan suara lembut gadis itu berbisik. "Kau pandai dalam ilmu sastra maupun silat, jago muda yang hebat seperti kau amat jarang ditemui dikolong langit dewasa ini, aku amat kagum kepadamu. "

Bagaikan orang terbuai dalam alam impian, sipedang besi so Bun pin bergumam lirih: "Aaaaah, mana, mana.....kecantikan nonalah yang amatjarang dijumpai didunia ini. "

sikap maupun tingkah laku dari sipedang besi seketika melenyapkan semua rasa simpatik serta kesan bagi Kim Thi sia terhadapnya, diam-diam dia mengumpat didalam hati: "Hmmmm, semuanya hanya manusia-manusia yang tak tahu malu. "

Dengan cepat dia pejamkan matanya rapat-rapat dan mulai bersenandung dengan suara lantang.

Mendadak putri Kim huan menarik mukanya dengan wajah dingin, dia melepaskan tangan sipedang besi yang merangkul pinggangnya dan membuang muka keluar jendela, jelas terlihat kalau perasaan lamat-lamat dicekam amarah yang meluap.

sipedang besi sangat kecewa sekalipun diluarnya dia berlagak acuh tak acuh, namun disaat matanya dialihkan kewajah Kim Thi sia pancaran sinar matanya yang semula lembut dan hangat segera berubah menjadi buas, ganas dan menyeringai seram bagaikan ular berbisa.

Ia marah dan benci kepada Kim Thi sia karena suara tertawanya telah mengusik keindahan impian mereka berdua.

Peristiwa ini merupakan sebuah dosa yang tak dapat diampuni, selama hidup belum pernah ia menjumpai orang yang begitu mengemaskan seperti saat ini, sambil menggigit bibir ia bersumpah didalam hati:

"Aku akan mencabik-cabik tubuhnya hingga hancur berkeping-keping, lalu membuang mayatnya ketengah hutan biar menjadi santapan serigala dan harimau kelaparan-"

sementara itu Kim Thi sia telah terbayang kembali tentang lin lin, teringat bagaimana gadis itu pergi meninggalkannya tanpa terasa mendadak titik air mata jatuh berlinang.

Putri Kim huan yang menyaksikan hal ini kontan saja tertawa dingin, jengeknya tiba-tiba: "ooooh, rupanya kaupun bisa melelehkan air mata ternyata engkaupun seorang yang lemah" Dengan jengkel Kim Thi sia mendengus.

"Hmmm, aku segan berbicara dengan manusia tak tahu malu seperti dirimu itu"

Begitu perkataan mana diucapkan, paras muka putri Kim huan segera berubah hebat, sedang sipedang besi membentak marah dan melepaskan sebuah pukulan kedepan- segulung angin pukulan yang amat kuat segera menyergap tiba membuat tubuh Kim Thi sia bergulingan sejauh tiga kaki lebih dan memuntahkan darah segar.

Biarpun wajahnya menjadi kotor penuh berdebu, namun bukannya mengeluh Kim Thi sia justru tertawa tergelak penuh ejekan.

sipedang besi so Bun pin semakin mendongkol, kembali tangannya diayunkan dengan tenaga tiga bagian lebih hebat, ia siap membunuh musuhnya itu secara keji.

Tapi sebelum serangannya dilancarkan tahu-tahu telapak tangannya telah digenggam oleh putri Kim huan, berbeda dalam keadaan begini terpaksa dia harus mengurungkan niatnya.

Dengan gemas putri Kim huan segera berseru:

"Mulai besok aku hendak menyiksanya habis-habisan, agar dia berubah menjadi makhluk yang manusia tak mirip manusia, setan tak mirip setan, akan kulihat apakah ia masih bisa keras kepala terus."

Kim Thi sia yang sudah membuang jauh-jauh tentang mati hidupnya malah tertawa semakin keras setelah mendengar perkataan ini, bahkan ejeknya dengan suara sinis:

"Haaaaahh.....haaaaaahh....haaaaahh. kuingatkan kepadamu, jangan lupa kalau aku masih

mempunyai jurus simpanan yang terakhir yakni menggigit lidah untuk membunuh diri, ingin kulihat apa yang bisa engkau perbuat?"

Putri Kim huan jadi tertegun, untuk sesaat lamanya dia tak mampu mengucapkan sepatah katapun-

Kim Thi sia semakin bangga, pikirnya kemudian-

"Akan kulihat apa yang bisa kau perbuat lagi sekarang walaupun diriku sudah terjatuh ketanganmu, namun kau tak bakalan bisa menyiksamu, ini berarti belum tentu kau bisa ungguli diriku. "

Kemudian pikirnya lebih jauh:

"Bagi seorang lelaki sejati, lebih baik dibunuh daripada dihina, apa yang mesti kutakuti untuk menghadapi kematian, toh dua puluh tahun kemudian aku tetap akan muncul sebagai seorang lelaki."

Berpikir sampai disitu, keberaniannya makin membesar, segera teriaknya lagi dengan lantang: "Hey, putri Kim huan, ayoh jawab, apa yang bisa kau perbuat?"

sipedang besi ingin melakukan sesuatu gerakan, tapi niat segera dicegah putri Kim huan-

Diam-diam so Bun pin mulai merasakan tak senang hati kenapa putri Kim huan selalu menghalangi usahanya untuk membunuh Kim Thi sia? Mendadak....

Pada saat itulah ia menemukan suatu peristiwa aneh yang segera menggetarkan hatinya.

Ternyata dari balik jendela ia menyaksikan ada sepasang mata manusia yang tajam sedang mengawasi semua peristiwa didalam kamar.

semula dia masih mengira matanya yang melamur karena kelewat mendongkol, tapi setelah diperhatikan dengan lebih seksama dan dilihatnya biji mata orang itu bergerak kian kemari dengan jelinya, dia baru merasa betul-betul terperanjat.

Apalagi ketika sepasang mata mereka bertemu satu dengan lainnya, tanpa sadar serunya tertahan-

"Tajam benar matanya"

sungguh aneh, biarpun ia sudah menjerit lengking namun sorot mata yang tajam itu masih berhenti tak bergerak pada posisinya semula.

sebaliknya putri Kim huan berlima seketika dibikin tertegun dan tak habis mengerti. Menghadapi kejadian begini, merah padam selembar wajah so Bun pin karena lengah, tapi dengan cepat sebuah pukulan dilontarkan kedepan-

Dia gemas dan benci kepada sipemiliki mata tersebut, sebab gara-gara ulahnya sehingga dia sebagai seorang jago kenamaan dari dunia persilatan sempat perdengarkan seruan kaget.

Tak heran kalau dalam serangan yang dilancarkan kemudian, ia telah sertakan tenaga dalamnya sebesar sembilan bagian-"Blaaaaammmm. "

Ditengah benturan keras, daun jendela itu terpental sampai jauh sekali, menyusul kemudian terdengar sipedang besi membentak gusar dan melesat keluar jendela dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.

Pada saat itulah ia menyaksikan ada sesosok banyangan hitam menerjang kearahnya dengan amat cepat.

Berubah hebat paras muka sipedang besi so Bun pin buru-buru dia melepaskan pula sebuah pukulan kedepan. "Blaaaaaa mmmmm"

Ditengah suara benturan keras, tahu-tahu sipedang besi merasakan sepasang lengannya menjadi kaku dan kesemutan sehingga tanpa sadar tubuhnya mundur sejauh tiga langkah lebih.

sementara bayangan hitam itu sama sekali tak berhenti, dia melesat masuk kedalam kamar dan langsung menyamba tubuh Kim Thi sia dan dibawa kabur dari situ.

Putri Kim huan menjerit keras, disusul kemudian tiga manusia raksasa itu menerjang tiba.

Namun orang tersebut sama sekali tak berpaling lagi, dengan suatu gerakan yang sederhana dia mengebaskan telapak tangannya kebelakang.

Agaknya tiga manusia raksasa itu segera menderita kerugian besar, mendengar mereka berpekik penuh kegusara. sipedang besipun membentak nyaring: "Sobat, jangan pergi dulu"

Dengan memutar pedang besinya menciptakan selapis hawa pedang yang menderu- deru menyeramkan, dalam waktu singkat dia mengancam semua jalan darah penting ditubuh manusia berbaju hitam itu.

"Haaaaah....haaaaah.....haaaaah. ternyata anak murid malaikat pedang berbaju perlente

memang bukan bernama kosong belaka" orang berbaju hitam itu berseru sambil tertawa nyaring.

Tanpa menghentikan gerakan tubuhnya, dia memutar telapak tangannya sembari dikebaskan lagi kebelakang. Hawa murni segera menyebar keempat penjuru mementalkan seluruh ancaman yang tertuju kearahnya.

sementara so Bun pin masih berdiri tercengang ia telah melesat keluar d ari jendela dan lenyap dibalik kegelapan sana.

Waktu itu kegelapan malam telah mencekam seluruh jagad, ketika manusia berbaju hitam tadi menyelinap kebalik hutan, maka sekejap kemudian bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.

Agaknya sipedang besi mengetahui siapakah tamu tak diundang itu, dia tidak melanjutkan pengejaran tapi serunya sambil mendengus marah:

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar