Bab 21: Menahan orang untuk mabuk
Di dunia ini ada semacam laki laki, yang hidupnya selalu berhubungan dengan wanita.
Li Yuan-wai adalah laki laki semacam ini, Tangan Cepat Xiao Dai tampaknya juga laki laki semacam ini.
Xiao Dai setelah minum semangkuk obat godog untuk lukanya, wajahnya yang putih pucat sudah mulai sedikit merah. Dia memuji kemahiran pengobatannya Zhan Feng, dan resep obat yang dia tinggalkan.
Sekarang Zhong Qiu baru saja lewat (imlek tanggal lima belas bulan delapan), dengan pertempuran bulan tujuh tanggal tujuh sudah lewat tidak sampai dua bulan.
Dalam waktu dua bulan Zhang Feng sudah bisa menyembuhkan orang yang terluka parah, tidak bisa bergerak dan sekarat menjadi seperti sediakala, ini adalah satu keajaiban.
Tentu saja kondisi fisik pasien dan situasi tempat juga menjadi satu unsur yang penting.
"Selamat, Tuan muda Dai,” kata Qi Hong menerima kembali mangkuk sambil tertawa.
"Semua juga harus terima kasih padamu yang telah repot dan teliti merawatnya!" kata Xiao Dai.
Qi Hong tidak berkata, wajahnya tampak jelas sedih.
Selama dua bulan, siang malam tinggal bersama, dari tadinya merasa asing sampai kenal, dari kenal menjadi mengagumi, Xiao Dai sudah menganggap wanita yang tidak tahu dunia luar ini, sebagai kakak yang paling dihormatinya.
Walau hatinya selalu tidak bisa tenang, dia selalu tidak dapat melupakan wanita yang pernah dia cintai dan membuat dirinya terluka parah.
Tapi terhadap Qi Hong dan Zhan Feng, dia merasa lebih baik dia yang menanggung kesusahannya, dia tidak mau mereka mendapat kesedihan sedikitpun.
Bagaimanapun tadinya dia seperti pohon yang akan tumbang, bisa tumbuh kembali semua ini atas pengobatannya Zhan Feng, dan perawatannya Qi Hong. Dengan segera, Xiao Dai sudah menyadari wajah Qi Hong yang tidak seperti biasanya.
"Ada masalah apa? Kak Qi Hong."
Memandang mata yang sudah sedikit merah, Qi Hong dengan perlahan berkata, "Ada perkataan yang aku sangat tidak ingin mengatakannya, tapi juga tidak bisa tidak harus dikatakan. ”
Hati Xiao Dai bergetar, dia tidak mengerti kakak yang putih bersih seperti selembar kertas putih ini, dihari biasa bicaranya selalu terus terang mengapa sekarang merasa sulit berkata.
"Kau katakan saja, aku pikir didunia ini sudah tidak ada satu masalah apapun yang tidak dapat aku terima."
Xiao Dai bisa mengatakan ini, dia mengira dia akan mengatakan hal yang sangat berat.
Air matanya Qi Hong sudah mengalir, hatinya Xiao Dai sudah gelisah.
Sampai sekarang dia juga baru tahu bahwa sungguh dia tidak ingin, juga sangat takut melihat air matanya.
Dia tahu wanita ini selamanya tidak pernah merasakan kesusahan, malah tidak pernah mengeluarkan air mata, lalu pertanda apa ini?
0ooo(dw)ooo0
'Sampai bertemu lagi', dua kata ini menandakan perpisahan, dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Terhadap seseorang yang tidak ingin mengatakan 'sampai jumpa lagi' itu adalah satu kegembiraan. Tapi terhadap orang yang tidak ingin ditinggalkan mengatakan 'sampai jumpa lagi' mana bisa gampang mengatakannya?
Perasaan yang terjadi pada Xiao Dai dan Qi Hong sangat aneh, juga abadi.
Karena mereka berdua selama ini, siang malam bertemu, tinggal bersama, sampai tidak ada masalah yang tidak dibicarakan.
Jadi tidak heran saat Qi Hong mengatakan 'sampai jumpa lagi' air matanya sudah memenuhi wajahnya.
Juga tidak heran saat Xiao Dai mendengar perkataan 'sampai jumpa lagi' tubuhnya tidak hentinya gemetar.
"Mengapa?" Xiao Dai bertanya.
"Karena nona ingin kau keluar menemui dia, merpati pos sudah datang pagi ini."
Xiao Dai jadi terdiam, dia tahu, sudah saatnya mengatakan 'sampai jumpa lagi'.
"Dia.... dia ingin aku kapan berangkat? Dan kemana menemuinya?"
"Besok pagi-pagi sekali, saat itu akan ada perahu yangmenjemputmu."
Xiao Dai tertawa pahit sekali, dia melangkah kepinggir pintu, melihat matahari senja yang semakin tengelam, bergumam, "Cepat sekali, apakah di dalam gunung memang benar tidak ada hari? Kenapa aku sekarang baru merasakan aku seperti baru saja datang, hanya dua hari. ”
"Tinggal lama di dalam gunung memang biasa ada perasaan ini. ” Qi Hong sudah mengusap air matanya, dia juga melangkah kesisi pintu.
"Tiba-tiba aku merasa sangat takut keluar, juga sangat tidak ingin keluar, mengapa?"
"Kau takut kembali ke masyarakat?" "Benar, aku sangat takut."
"Mengapa? Tangan Cepat Xiao Dai mana boleh ada pikiran demikian?"
Xiao Dai memiringkan tubuhnya menatap tajam wajah Qi Hong, katanya, "Tangan Cepat Xiao Dai empat kata mungkin sudah dilupakan orang, lagi pula hatiku sudah mati."
"Kau masih muda, dan lagi diluar kau masih punya teman, famili, bagaimana bisa kau mengatakan hatimu sudah mati? Apakah hanya dikarenakan oleh wanita yang tidak ada harganya itu?"
"Teman? Famili?" Xiao Dai terpikir Yuan Ershao, juga terpikir Li Yuan-wai.
"Aku mungkin sudah kehilangan semua teman-temanku, karena.... karena.... karena tidak ada orang yang bisa memaafkan temannya, karena demi seorang wanita, mau membunuh temannya,” kata Xiao Dai dengan sedih.
"Tapi maksud sebenarnya bukan untuk membunuh Li Yuan-wai!"
"Betulkah? Siapa yang tahu? Dan siapa yang tahu aku terpaksa melakukan itu adalah untuk membongkar satu siasat keji? Dan siapa yang tahu aku telah terkena racun penghilang ingatan Ouwyang Wu-shuang? Kau harus tahu, aku tidak punya famili hanya ada teman, sayang sekali dua teman terbaik aku satu telah mati, yang satunya lagi mungkin juga karena aku hingga menggabungkan diri dengan perkumpulan lain. ”
Benar, Qi Hong mengerti maksud Xiao Dai, dia tentu saja lebih lebih mengerti orang yang seperti Xiao Dai bisa menganggap teman lebih penting dari pada nyawanya.
Maka dia telah kehilangan teman dan mana mungkin dia hatinya tidak mati?
Dia jatuh cinta, tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Dia tidak pernah punya teman, dia juga tidak dapat berbuat apa apa karena tidak mampu.
"Kau. hatimu tidak boleh mati, kau masih mempunyai
teman, kau juga bisa mendapatkan kembali orang yang mencintaimu....” kata Qi Hong, wajahnya yang tidak bisa disebut sangat cantik itu tiba-tiba dengan emosi.
"Aku masih mempunyai teman? Aku masih bisa mendapatkan. ”
"Benar, bukankah aku bisa menjadi temanmu, dan juga. dan juga didunia ini wanita bukan hanya Ouwyang
Wu-shuang ”
Wanita macam apa ini?
Apakah dia benar-benar tidak bisa mengerti teman di antara hubungan satu jenis dengan berbeda jenis, ada perbedaan yang sangat jauh?
Apa yang dia utarakan diam-diam?
Kenapa wajahnya merah, sorot matanya menampilkan sorot yang sulit dimengerti?
Xiao Dai sungguh idiot, karena dia tidak melihat pada orang yang sedang bicara. Dia hanyalah memandang jauh kegunung memikirkan kata 'teman', ini.
Didunia memang ada banyak hal yang tidak bisa berbuat apa apa.
Apa lagi kejadian yang tidak diduga, hal yang salah paham.
Xiao Dai menarik sorot matanya, dengan terbuka berkata, "Baik, kak Qi Hong aku menuruti nasihatmu, aku juga berterima kasih pada nasihatmu, dan juga aku menerima dengan tulus kau sebagai temanku dan guruku yang baik, sebenarnya aku sudah sejak dulu menganggap kau sebagai temanku, jika tidak mana bisa aku mengutarakan rahasia hatiku padamu? Mari! Tos untuk perkenalan kita, malam ini aku ingin mabuk, aku sudah lama tidak minum arak dan tidak gembira."
Laki-laki tetap saja laki-laki, laki-laki selalu lebih ceroboh.
Qi Hong telah pergi, dia sedang sibuk mempersiapkan masakan dan minuman.
Xiao Dai hanya mengira matanya berlinang air mata hanya karena dia akan meninggalkan seorang teman.
0ooo(dw)ooo0
Arak, arak sungguh benda yang hebat. Orang sedang pusing terpikir dia, orang dalam bahagia juga terpikir dia.
Dalam perpisahan orang tidak bisa tidak ada dia, dalam pertemuan kembali lebih-lebih membutuhkan untuk merayakannya.
Di tempat yang ada orang pasti ada arak.
Di tempat yang ada arak juga tidak mungkinlah tidak ada orang yang mabuk? Di sini jauh dari keramaian, di sini bukan di dunia persilatan.
Di sini lebih-lebih tidak ada 'kau bohong, aku menipu' saling berusaha menjatuhkan lawan.
Orang yang minum arak tidak memperdulikan akibatnya, orang yang minum arak juga berniat mabuk.
Makanya Xiao Dai telah mabuk, Qi Hong juga telah mabuk.
Xiao Dai tidak punya kemampuan seperti Li Yuan-wai, makanya dia mabuk sampai tidak sadarkan diri.
0ooo(dw)ooo0
"Semoga mabuk terus tidak sadarkan diri" Ini Yang dikatakan Li Bai. Tapi apa mungkin?
Xiao Dai bukan Li Bai, dia tentu saja tidak mati karena mabuk.
Tapi ketika dia sadarkan diri, dia malah mengharapkan dia sungguh bisa mati karena mabuk.
0ooo(dw)ooo0
Langit baru saja terang. Sisa arak di meja masih ada, lilin sudah padam, tetesan lilin mirip sekali dengan air mata manusia.... air mata seorang istri yang mengalir demi suaminya yang akan pergi jauh.
Kepalanya Xiao Dai bukan saja berat, tapi juga sakit. Ketika dia menerima air teh panas yang disodorkan oleh
Qi Hong, dia menemukan air mata di wajahnya belum kering.
Dia membisu, tapi Xiao Dai sudah tidak bisa memegang cangkir teh di tangannya. Cangkir teh yang pecah, seperti hati yang hancur.
Xiao Dai tidak ingat apa yang telah terjadi, tapi dia tahu pasti telah terjadi sesuatu hal.
Dia mengingatnya kembali dengan teliti, dia memakai tangannya memukul kepala sekali dan sekali, sekali demi sekali semakin keras.
Akhirnya dia dengan keras memeras rambutnya, dia telah terpikir sedikit kejadian kemarin, dia juga tidak berani memikirkannya lebih lanjut.
Qi Hong tidak berkata, hanya dengan pelan melangkah mendekat, mengulurkan sepasang tangan memegang tangan Xiao Dai yang sedang mendekat dan memeras rambut.
Dia dengan lembut memandangnya, tidak menyalahkan, tidak memarahi, hanya dengan pasti, dengan lembut, sepertinya sama ingin memeluk dia ke dalam hatinya, memandangi dia.
Ini adalah perkataan yang tidak seharusnya ditanyakan, tapi Xiao Dai telah menanyakannya.
"Kau telah kehilangan.... apa betul tidak. ?" tanya Xiao
Dai dengan pelan, dengan perlahan.
"Tidak, seharusnya kau berkata apakah aku telah mendapatkan. ”
Dia juga dengan pelan dengan perlahan menjawab. "Kau. kau semalaman tidak tidur?"
"Aku tidak bisa tidur, juga tidak mau tidur." "Ka. karena apa?"
"Aku ingin melihatmu, karena aku tidak tahu di kemudian hari apakah aku masih bisa melihatmu." Hatinya Xiao Dai jadi sakit, sakitnya sampai melebihi sakit kepalanya.
Dia bergumam berkata sendiri, "Aku telah berbuat apa?
Aku sebenarnya telah berbuat apa?"
"Kau tidak berbuat apa apa, kau sungguh tidak berbuat apa apa, kau sudah mabuk, kau hanya telah bermimpi saja."
Xiao Dai berharap dia hanya mabuk, hanya bermimpi.
Tapi dia tahu itu bukanlah mimpi, mimpi tidak akan begitu nyata, dan juga mimpi tidak akan meninggalkan jejak.
Qi Hong berdiri diam, dia juga seperti seorang istri membantu dia mengikatkan kancingnya.
Melihat kasur yang kusut dan merah dimana-mana, Xiao Dai merasa kesal sampai ingin membunuh dirinya sendiri.
"Ini.... ini kenapa bisa sampai terjadi?! Kau. kau
kenapa tidak menolaknya?" Xiao Dai tidak berani melihat orang dihadapannya, dia dengan kesal bertanya.
"Kau.... telah mabuk, aku.... aku pikir aku juga telah mabuk."
Benarkah dia telah mabuk? Jika dia telah mabuk mengapa semalaman tidak tidur?
Jika dia telah mabuk mengapa bisa memberitahu Xiao Dai dia bukan kehilangan, tapi mendapatkan?
Seorang wanita berusia tiga puluh tahun, seorang laki- laki berusia sembilan belas tahun, walau dia sudah kehilangan, tapi bukankah juga sama dengan mendapatkannya?
"Kau.... kau sungguh bodoh, sungguh bodoh, kau sungguh tidak mendapatkan apa-apa, sungguh tidak mendapatkan apa-apa....” kata Xiao Dai sudah mengerti, dia menatapnya.
"Tidak, mendapatkan atau tidak biar aku yang menentukannya, aku tidak menganggap aku bodoh, aku juga tidak menganggap aku berbuat begini tidak mendapatkan apa-apa. Aku sudah bilang kau tidak perlu menyalahkan dirimu, anggap saja kau telah bermimpi, dan aku.... aku seumur hidupku akan mengenang mimpi yang indah ini, sampai. sampai tua, sampai aku mati."
Hatinya Xiao Dai seperti sedang meneteskan darah, dia menarik tangan Qi Hong, dengan sedih berkata, "Aku seharusnya dari kemarin mengerti apa yang kau katakan kemarin.... maka.... maka aku tidak akan mabuk, apakah kau tahu? Aku adalah laki-laki, laki-laki tidak akan perduli. ”
Dengan perlahan menganggukkan kepala, Qi Hong berkata, "Aku tahu, aku juga tahu wanita seharusnya memandang ini lebih penting dari pada nyawanya....
namun.... namun wanita seperti aku yang selamanya tidak pernah keluar dari gunung, pandangan rendah dan perusakan nama didunia ini terhadap aku tidak ada. ”
Apakah Xiao Dai masih bisa berkata lagi? Dan dia bisa berkata apa lagi?
Apakah dia sekarang masih bisa berkata hatinya sudah mati?
Manusia bukan tanaman, yang tidak punya perasaan? Hanya saja 'perasaan' ini datangnya begitu tiba-tiba,
membuat dia tidak bisa menerimanya.
0ooo(dw)ooo0
Hari sudah terang, perahu sudah datang. Sudah waktunya untuk berpisah.
Dengan menahan air mata, Qi Hong tabah, tidak membiarkan air matanya bercucuran.
Karena dia sudah tidak bisa menahan dia untuk tinggal. Sehingga dia pun tidak mau dia pergi membawa rindu.
Dia melayangkan tangan tanpa berkata, melayangkan tangan....
Sampai perahu sudah berlayar jauh dia masih berdiri ditepi sungai.
Dia tidak tahu dia bisa tidak kembali lagi, dia juga tidak tahu seumur hidupnya, apa dia masih bisa bertemu dengannya lagi.
Tapi dia tahu paling sedikit sekarang hidupnya tidak sia- sia.
Seperti yang dia katakan sendiri, dia sudah mendapatkannya.
0ooo(dw)ooo0
Perahunya tidak besar, tapi ruangan perahunya sangat nyaman.
Xiao Dai berbaring di atas ranjang yang dilapisi karpet bulu domba yang tebal, sudah empat jam dia sedikit pun tidak bergerak.
Dia tidak tahu perahu ini akan berlayar kemana, dia tidak bertanya, wanita di atas perahu juga tidak memberi tahu dia.
Walau ada orang berbicara dengan dia, tapi sekali melihat wajahnya yang dapat mengupas selapis salju, jadi siapa pun tidak berani membuka mulut. Walau Xiao Dai berbaring tidak bergerak, tapi tidak ada satu hal pun yang bisa mengelabui dia.
Xiao Dai tahu diluar ruang perahu, paling sedikit sudah ada lima orang yang telah mengintip dia, dan juga semuanya wanita.
Perahu macam apa ini?
Kenapa di atas perahu kecuali Xiao Dai, satu laki laki pun tidak ada?
Kelihatannya apa yang dikatakan Qi Hong tidak bohong, sungguh seumur hidupnya dia hanya pernah lihat dua laki laki.
Qi Hong.... begitu Xiao Dai terpikir wanita ini, hatinya jadi sedih sekali.
Didunia ini kenapa ada wanita seperti ini? Untuk apa keberadaannya?
Apakah keberadaannya hanya untuk menunggu kematian saja?
Yang membuat hati Xiao Dai lebih sakit adalah dia telah merusak kesuciannya.
Kenapa didunia ini selalu saja terjadi hal yang tidak mungkin terjadi, tapi justru malah terjadi?
Banyak hal yang tidak mungkin terjadi, justru Xiao Dai malah mengalaminya?
0ooo(dw)ooo0
Zhang Jiang.
Zhang Jiang itu besar, panjangnya enam ribu dua ratus empat puluh kilometer, melintasi sembilan provinsi di Tiongkok. Daerah yang dialirinya seluas satu juta delapan ratus kilometer persegi.
Dan daerah yang paling berbahaya yang pertama adalah San Xia, San Xia terdiri dari Ling Xia, Wu Xia, Qu Xia.
Xiao Dai pernah mendengar perahu yang berlayar melawan arus di San Xia disebut La Tan, yaitu perahu yang diikat tambang dan ditarik oleh orang-orang, menelusuri tebing tinggi yang sempit dan berliku liku.
Tidak terpikirkan perahu yang melawan arus juga harus ditarik oleh orang-orang.
Sedang jika berlayar ke bawah disebut Fang Tan, daerahnya lebih sulit, lebih bahaya, lebih menghabiskan tenaga.
Dia tidak bisa bertahan lagi, walau tidak ingin bangun, namun telinganya mendengar teriakan 'ayo' suara dari para penarik perahu, dia telah tertarik ingin tahu dan melihat apa sebenarnya yang terjadi.
Ketika dia berdiri disisi perahu, dia melihat derasnya aliran sungai, ditengah sungai bertaburan batu-batu, dia baru tahu ketika perahu yang berlayar ke bawah juga harus ditarik jika tidak akan sulit berlayar.
Karena tidak ada satu pun perahu yang dapat berlayar dalam arus yang begitu deras.
Juga tidak ada satupun Nahkoda kapal yang tidak mengandalkan penarik perahu, dan bisa dengan selamat berlayar melewati batu-batu ditengah sungai itu.
Kemunculan Xiao Dai mendapat perhatian para wanita di atas perahu, namun karena saat ini semua orang punya tugas masing-masing, siapa pun tidak berani berpikiran yang lain, bagaimana pun begitu tidak hati-hati, kecepatan perahu akan tidak terkendali, bukan saja perahunya akan hancur, orangnya juga bisa mati, sampai orang-orang penarik Fang Tan yang berada ditepi sungai juga sama akan tertarik oleh tenaga yang sangat besar itu, masuk ke dalam sungai.
0ooo(dw)ooo0
Dari belakang perahu Xiao Dai berjalan sampai ke depan perahu, kembali dari depan perahu kebelakang perahu, dia sudah menghitungnya, di atas perahu ini semuanya ada tujuh orang, kecuali dirinya enam wanita lagi semuanya gadis yang cantik-cantik.
Dan didarat ada dua belas orang pria yang tidak memakai baju atas, otot-ototnya tampak menonjol.
Sekarang dia berdiri disisi perahu sedang memikirkan satu hal, dia tidak tahu jika tiba-tiba tambangnya putus, akibatnya akan bagaimana.
Terhadap air sekarang dia merasa ketakutan, karena jika bukan Zhan Feng menyelamatkan dia, dia sudah tenggelam di Jin Jiang, mungkin mayatnya pun tidak tahu ada dimana.
Semua orang juga punya satu perasaan 'sekali tergigit ular, sepuluh tahun takut melihat tambang sumur', jadi tidak aneh begitu Xiao Dai melihat arus sungai dia sudah merasakan hal yang tidak enak.
Apa yang dikatakan "suara kera di kedua pantai tidak henti, perahu ringan telah melewati gunung-gunung', yang dimaksud mungkin adalah 'tebing buku militer dan pedang pusaka' yang berada di atasnya Cjing Tan di San Xia ini.
Tebing ini sangat berbahaya sekali, air berputar, arus sangat deras, batu dimana-mana, tebing menjulang ke langit, lurus dan licin, karena di atas tebing ada sebuah batu, rupanya seperti pedang pusaka, dan di atasnya sekitar jarak lima, enam zhang ada benda yang menyerupai buku bertumpuk, maka tempat itu mendapat nama itu.
Ini benar-benar lokasi yang sangat berbahaya, pikir Xiao Dai di dalam hati.
Baru saja dia berpikir demikian, dia sudah melihat satu hal yang betul-betul berbahaya.
Dia tidak tahu mengapa dua belas laki-laki penarik perahu itu bisa-tiba mengikatkan talinya pada sebuah batu besar?
Dia juga tidak tahu mengapa mereka tidak membiarkan perahunya berlayar ke bawah lagi.
Tapi dia telah melihat sebuah kapak tajam yang diangkat oleh seseorang, dan arah turunnya kapak pas di atas tali yang mengikat perahu yang dinaikinya.
0ooo(dw)ooo0
Perahu telah berhenti, berhenti ditengah tengah sungai.
Semua orang diperahu berkumpul disisi perahu, Sorot mata semua orang tampak ketakutan dan merasa aneh.
Karena mereka semua juga melihat kapak yang minta nyawa orang itu.
"Orang-orang Perkumpulan Bunga Ju dengarlah, sekarang kalian silahkan saling menotok jalan darah masing-masing, jika tidak begitu kapak turun tali pun putus, di sinilah tempat kalian mati....” teriak seorang laki-laki berdiri disisi pantai.
Perkumpulan Bunga Ju? Xiao Dai jadi bengong. Dia memiringkan kepala melihat enam wanita itu, sampai sekarang dia baru menyadari enam gadis cantik ini pasti bukan nelayan biasa.
Dia melihat enam wajah itu sudah kembali tenang, bersamaan juga melihat di tangan mereka semuanya memegang pedang.
Wanita yang bisa memegang pedang bagaimana mungkin adalah wanita biasa?
"Jika lampu tidak dinyalakan tidak akan jadi terang, perkataan ini jika tidak diucapkan tidak akan mengerti, kalian melakukan gerakan yang menakutkan orang, sudah seharusnyalah mengatakan alasannya....” di antara enam gadis ada orang menjawab.
"Baik, kami adalah anggota perkumpulan perairan Zhang Jiang Wan Li Yang Fan Fan Zi Duo. Perkumpulan Bunga Ju telah membunuh tuan muda kami Ba Jiao Lin Wei Min, hari ini kami datang untuk menagih hutang ”
Terjadi keheningan sejenak, wanita itu berkata lagi, "Kalian salah alamat, di sini tidak ada orang yang dari Perkumpulan Bunga Ju."
Xiao Dai menghembuskan nafas sekali, jika ini adalah salah paham, maka tidak diragukan lagi seharusnya mereka bisa terhindar dari satu mala petaka.
Jika tidak, dipihaknya benar tidak mau mendengar apa yang dikatakan lawannya, begitu kapak tajam turun, kecuali berteriak ke langit, apa lagi yang bisa diperbuat?
0ooo(dw)ooo0
Orang bilang bertemu dengan orang yang tidak mau mengerti hanya ada dua cara. Pertama adalah menghindar, semakin jauh semakin bagus.
Kedua adalah mengambil sebilah pisau, potong saja lidahnya.
Pertanyaannya adalah jika tidak bisa menghindar, dan juga tidak bisa memotong lidahnya, maka harus bagaimana lagi?
"Wanita bau, kau jangan berpura-pura padaku, kami sudah menyelidik dengan jelas, tidak perduli kalian benar atau tidak orangnya Perkumpulan Bunga Ju, sekarang segera laksanakan apa yang aku perintahkan, nanti segalanya pasti ada orang yang menanyakan dengan jelas. ” kata laki-laki itu tidak mau mengerti.
"Kak Fei Hua, bagaimana. ?"
"Betul! Kak Fei Hua, apakah kami harus menuruti pada mereka. ”
Beberapa gadis mengeliling orang yang tadi bicara, bertanya dengan suara pelan dan ketakutan.
Gadis yang dipanggil Fei Hua melirik pada Xiao Dai yang dari tadi tidak pernah bicara, dengan tidak tahu harus berbuat bagaimana dia menjawab, "Aku.... Hai! aku juga tidak tahu harus bagaimana, siapa yang menyangka bisa bertemu orang yang tidak mau mengerti ini, kita juga mengangkut orang bisu yang aneh ini. ”
Orang aneh? Orang bisu?
Xiao Dai sungguh tidak tahu, di dalam pandangan mereka dia digambarkan dalam dua kata ini.
Dia mengeluh, terpaksa dia membuka mulut, karena dia tahu jika tidak membuka mulut, mereka mungkin akan segera memaki dengan perkataan yang lebih tidak enak didengar.
"Nona, bisa tidak mulutmu mengucapkan sedikit perkataan yang baik? Jika tidak nanti kalau kau melahirkan anak, hati-hati tidak ada lubang duburnya!" kata Xiao Dai dengan wajah kaku, dan merasa sedikit aneh.
Perkataan yang bagaimana tidak enak didengar juga tidak akan seperti perkataan Xiao Dai.
Dia ingin wanita ini mengucapkan sedikit perkataan yang baik, tapi dirinya malah mengucapkan perkataan yang tidak 'mengumpulkan kebaikan, malah berasap lagi'.
Wanita, apa lagi wanita yang belum menikah, mungkin siapa pun tidak bisa menerima perkataan yang diucapkan Xiao Dai.
Pedang di tangan Fei Hua membuat satu garis terang, lurus dan cepat sekali sudah sampai di depan dada Xiao Dai.
Xiao Dai sudah tahu apa akibat perkataan yang dia keluarkan.
Tubuhnya dimiringkan menghindarkan pedang lawan, bersamaan itu dua jari tangan kanan dengan tepat menjepit ujung pedang lawannya.
Lima gadis lainnya segera maju menghadang di antara mereka berdua, dan juga ramai-ramai berkata.
"Kak Fei Hua, kak Fei Hua, sabarlah, sabarlah ”
"Kau.... kau mengapa sekali membuka mulut langsung menyinggung. ”
"Kak Fei Hua, kau.... jika kau membunuh dia, nanti bagaimana kita melapor pada nona ?" "Betul! Kak Fei Hua musuh sudah ada dihadapan, seharusnya kita menyelesaikan dulu masalah yang ada sekarang. ”
"Hei! Kau ini mengapa orangnya begitu tidak tahu aturan? Sungguh tampangnya saja seperti emas, perutnya penuh dengan kotoran. ”
Xiao Dai dengan tenang melepaskan jarinya dari ujung pedang, dia menepuk-nepuk tangannya, walau tidak berkata apa-apa, tapi maksud tertawanya, siapa pun bisa melihat, itu adalah 'tertawa kurang dipukul'.
"Aku tidak perduli siapa dia, sialan! Aku juga bisa berkata kotor, membunuh dia tidak ada masalah yang besar, apakah nona akan menebus nyawaku dengan nyawa dia? Zhu Yue, kalian jangan menarik aku, aku bunuh dia dulu, kotoran kura-kura, benda tidak karuan, kau ini apa? Aku dari dulu sudah tidak senang melihatmu, juga dari dulu ingin melemparmu kesungai memberi makan kura- kura. ”
Sifat Fei Hua ini sungguh tidak ragu-ragu, apalagi dalam hal memaki orang.
Xiao Dai jadi bengong dimarahinya, bagaimana pun seumur hidupnya, untuk pertama kali ini dia bertemu gadis besar yang galak dan lihai ini.
Mata Xiao Dai membelalak, mulutnya terbuka lebar, dia sungguh tidak percaya apakah telinganya ada penyakit, dia seperti telah melihat setan bergumam, "Ini.... ini ba....
bagaimana mungkin. ?"
"Anak kelinci, apa yang tidak mungkin?! Kau kira semua wanita didunia ini mudah dihina? Sialan, ibumu yang melahirkan anak yang tidak ada lubang duburnya. ”
dengan sebelah tangan Fei Hua memegang pinggang, sebelah tangan lagi memakai pedang menunjuk Xiao Dai suaranya besar dan mengagetkan orang.
Bukah hanya Xiao Dai yang menjadi bengong, sampai orang ditepi sungai juga jadi bengong.
Mereka tidak mengerti apa yang terjadi, tapi setiap kata mereka, setiap hurufnya juga terdengar denganjelas.
Sehingga mereka telah lupa harus berbuat apa, mereka semua tertawa terbungkuk-bungkuk, sampai setiap orang menekan perutnya.
Tahun ini setiap orang sedang suka-sukanya nonton sandiwara gratis, apa lagi sandiwara dialog antar wanita dan laki laki yang seru ini.
"Lihat! Orang yang wajahnya mirip 'Tuan muda', sungguh berarti. ”
"Hai! Bocah, balaslah! Kau jangan memalukan kaum laki-laki!"
"Betul, betul, anak kelinci, kau lepaskan celanamu biarkan dia lihat, buktikan kau bukan orang yang tidak ada lubang dubur. ”
Mereka malah sudah menjadi ramai dan mengolok-olok.
0ooo(dw)ooo0
Xiao Dai adalah seorang laki laki.
Laki-laki bukan saja takut kehilangan muka di depan wanita, juga takut kehilangan muka di depan banyak laki laki.
Wajahnya sudah jadi hijau, dada dia dengan cepat kembang kempis.
Dengan lidah dia membasahi bibir yang sudah kering. Tiba-tiba....
Dia seperti sudah gila dengan keras memaki, "Kau wanita galak, kalian para pelacur, aku sial delapan belas turunan, menumpang perahu perompak ini, kalian semuanya maju saja, jika aku tidak bisa memakan kalian, maka huruf Wang ku akan ditulis terbalik. ”
Xiao Dai ternyata juga pandai memaki, dia jelas tahu didunia ini tidak ada satu laki-laki yang dapat sekaligus makan enam wanita, dia baru berani menyumpah marganya sendiri, karena bagaimana pun marga 'JF. (Wang) jika ditulis terbalik tetap saja'/E'! tidak berubah.
Sebuah pukulannya ini sudah memukul balik semua orang yang berada diperahu, Xiao Dai tidak berpikir, sengaja atau tidak sengaja, dia sampai bengong memarahi.
Sehingga tadinya masih ada wanita yang menarik Fei Hua, sekarang tangan mereka bukan saja telah melepasnya, dan juga bersamaan menghunus pedang mereka.
Sehingga situasi yang memang tadinya juga tidak bersahabat, tiba-tiba seperti gunung api meletus.
Enam orang wanita, enam buah pedang, memenuhi geladak perahu, ada yang di atas ada yang di bawah, ada yang di depan ada yang di belakang semuanya tidak berjanji tapi bersamaan menyerang pada Xiao Dai.
Xiao Dai berlari dari depan perahu sampai belakang perahu, dan lalu dari belakang perahu ke depan perahu, apakah dia bisa meloloskan diri?
Enam orang wanita ini memang tidak lemah, tapi bagaimana mungkin bisa melawan Tangan Cepat Xiao Dai? Jangan kata enam orang, walau ditambah enam lagi juga, Xiao Dai tetap saja mampu dengan mudahnya merobohkan mereka di atas perahu.
Tapi kenapa dia berlari?
Juga melihat tampangnya dia seperti tidak bisa melawan mereka.
Sebenarnya dia bertujuan apa?
Enam orang wanita yang sangat kesal juga sangat marah sudah berhenti, mereka sudah tidak lagi membabi butamengejar.
Sekarang mereka membagi dua orang satu group, masing-masing berdiri diatap perahu, dan kiri kanan tepi perahu, selangkah demi selangkah mendesak Xiao Dai yang berada di depan perahu.
"Hei! Bocah, kau sendiri tidak akan bisa melawan enam orang, melawan dua orang seharusnya tidak ada masalah, keluarkan kepandaianmu, kami di sini mendukungmu. ”
Orang-orang didarat bisa melihat keadaan di atas perahu, ada yang senang melihat orang dalam bahaya, seperti menonton harimau bertarung diseberang gunung.
Disudut mulut Xiao Dai tersirat senyum penuh arti yang tidak bisa mereka lihat, pelan-pelan dia mendekati jalan penghubung disisi kanan perahu, dia sudah melihat dengan tepat, sisi kanan tepat berhadapan dengan tepi sungai, orang yang ditepi bisa dengan jelas melihat gerakan Xiao Dai.
Dua bilah pedang seperti dua ekor ular menerjang kearah Xiao Dai.
Xiao Dai tidak mundur malah sebaliknya maju, dia menerobos celah yang sangat sempit, bersamaan sepasang tangannya menangkap pergelangan tangan pemegang pedang, lalu mengangkat sikut menyodoknya.
Dua orang wanita itu terjatuh ke bawah, sedikitpun tidak bisa bergerak, semuanya telah kehilangan perasaannya.
"Bagus, bagus."
"Bocah hebat, memang pandai, gerakannya juga hebat. ”
Orang yang berada didarat tentu saja bisa melihatnya dengan jelas, tapi mereka tidak tahu kehebatannya, mulut mereka hanya tertawa dan berteriak bagus.
Ternyata mereka takut tidak bisa melihat tontonan seru selanjutnya, jadi sengaja berteriak bagus, memberi semangat pada Xiao Dai.
Xiao Dai menghadap tepi sungai mengepalkan dua tangan, mulutnya sembarangan berkata, "Terima kasih! Kakak-kakak." Dihatinya malah berpikir, "Sialan, nanti kalian baru tahu berapa banyak kehebatan yang aku sembunyikan, setelah bisa lolos dari keadaan bahaya ini, jika aku tidak memukul kalian sampai menggelundung di tanah, aku sendiri yang akan terjun kesungai, dasar tidak punya mata, malah memanggil aku Tuan muda'?!"
Kelompok yang ada diatap perahu adalah Zhu Yue dan temannya, mereka sudah loncat turun ke bawah, satu di depan satu di belakang segera mengepung Xiao Dai.
Xiao Dai melebarkan bibirnya seolah-olah tidak bisa berbuat apa-apa, membuat kemarahan dua orang bertambah-tambah.
Secara bersamaan, dua buah pedang, satu di depan satu di belakang menjepit menyerang dengan cepat pada Xiao Dai. Xiao Dai sengaja terus menghindar sampai beberapa kali, begitu melihat ada kesempatan yang sulit didapat, dia merendahkan tubuhnya, ketika sisi perahu menghalangi pandangan orang ditepi pantai, tangan dia sungguh seperti tangan setan, dengan cepatnya menotok titik nadi Zhu Yue dengan temannya.
Dua wanita itu hanya merasa dua kakinya kaku, tidak bisa berdiri, dan pedang mereka saling menyerang kearah lawannya.
Begitu Xiao Dai bangkit, dia mengangkat sikutnya menyodok pedang di tangan mereka menjadi miring, dan sekalian menotok jalan darah Yun Xie.
"Aduh duh.... kalian mengapa saling memukul sendiri?" Xiao Dai sengaja berteriak.
Semua ini terjadi hanya dalam sekejap, orang didarat tidak bisa melihat dengan jelas, karena posisi mereka tidak berbeda seperti saling membunuh.
Setelah Xiao Dai habis berkata dia lalu berkeliling kesisi kiri perahu yang membelakangi tepi darat. Mmm, datangnya begitu cepat, disaat Fei Hua dan temannya dari atap perahu ingin datang mengepung, mereka sudah berhadapan.
Tentu saja mereka tidak tahu bagaimana Xiao Dai dalam waktu singkat, dengan mudah bisa merobohkan teman- temannya.
Xiao Dai mengangkat jari telunjuk dengan entengnya dikaitkan, tampangnya seperti tidak ingin berkelahi.
Dua orang wanita itu, mana bisa menerima penghinaan seperti ini?
Pedangnya langsung bergerak, orangnya juga bergerak. Sekarang Fei Hua tahu orang bisu yang aneh ini ternyata menakutkan sekali.
Karena baru saja pedang mereka bergerak, dia dan temannya seperti masuk angin tiba-tiba menjadi lemas.
Dia tidak tahu Xiao Dai telah melakukan sihir apa, tapi dia tahu dia telah kalah, kalah habis-habisan.
Mata Xiao Dai terkilas satu senyuman puas karena dia telah berhasil mempermainkan orang, dia dengan perlahan membopong mereka, dan juga dengan hati-hati menyandarkan mereka di atas papan perahu.
Lalu dia duduk, dua tangannya dengan tidak ragu-ragu memeluk mereka, mulutnya berteriak teriak, "Ayo! Kalian seranglah. !"
"Aduh! Kalian sungguh galak. ”
Xiao Dai menendang papan perahu sampai berbunyi 'pak pak'.
Setelah beberapa saat berteriak-teriak sendiri, dia bangkit berdiri mengambil pedangnya Fei Hua, ditubuhnya dia memotong bajunya, dan menuliskan beberapa kata, 'jangan lupa mengganti satu baju baru padaku' lalu dia langsung pergi.
Orang yang didarat tidak bisa jelas melihat keadaan di perahu, tapi ketika mereka melihat Xiao Dai dengan baju yang robek-robek muncul keluar, segera bertepuk tangan, berteriak.
"Kalian sekelompok babi, nanti jika kalian masih bisa bertepuk tangan, itu baru aneh. ”
Hati Xiao Dai berpikir, tapi mulutnya sengaja bernapas terengah-engah berkata, "Para kakak kakak, para Hao.... Hao . Han dari cabang Fan.... aku.... aku.... akhirnya....
bisa.... bisa.... memberes kan.... enam wanita buruk ini. ”
"Bocah, kau hebat, kau telah merebut kembali nama baik kami para kaum lelaki sekarang beritahu kami kau ini siapa? Kenapa bisa naik keperahu mereka?"
"Aku.... aku adalah Wang Kou Mu, orang memanggil aku. memanggil aku Shuai Bei Shou, karena terburu-buru
makanya. makanya dengan membayar aku naik keperahu
mereka." Xiao Dai sungguh pintar membagi huruf, dia membagi huruf Dai menjadi Kou dan Mu dua huruf.
Sebutan Shuai Bei Shou, di dunia persilatan paling sedikit ada lima, enam puluh orang dipanggil demikian oleh orang, dia juga dengan tidak khawatir terbongkar nama palsunya.
"Shuai Bei Shou, kau dengar, sekarang kau tarik tali untuk mengikat keenam wanita itu, kami akan menarik perahu itu ketepi pantai, apa kau sudah mengerti?"
Xiao Dai justru sedang menunggu orang berkata demikian, dengan segera dia mendapatkan tali, mengikat Fei Hua, Zhu Yue seperti mengikat bacang dengan kuatnya.
0ooo(dw)ooo0 Bersalah karena tidak dapat membela diri
Perawakan seperti Li Yuan-wai, selamanya sangat mudah membeli baju yang pas, bahannya juga bisa selalu yang paling bagus.
Karena hanya Li Yuan-wai yang banyak uangnya baru bisa sering membeli pakaian, dan Li Yuan-wai yang banyak uangnya, bukankah perawakan orang umumnya persis dengan Li Yuan-wai? Li Yuan-wai tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, jelas-jelas dia ingin mencari restoran untuk mentraktir makan orang yang menyelamatkan nyawanya, tapi tetap tidak bisa menahan diri mencari dulu toko penjual kain sutra, mengganti 'baju barunya' yang sudah kotor dan robek-robek.
Apakah dia percaya, nasibnya tidak ada keberuntungan memakai baju baru? Atau dia takut dirinya tidak serasi dengan Xu Jia-rong yang bentuk tubuhnya seperti gitar ini?
Xu Jia-rong melihat Li Yuan-wai melangkah keluar dari toko penjual kain sutra dengan mengenakan pakaian yang mentereng, dia tertawa pelan berkata, "Aku ada sebuah perkataan, tidak tahu apakah kau pernah mendengar tidak?"
Li Yuan-wai sudah tahu itu pasti bukan perkataan yang enak didengar, tapi dia tetap saja tidak tahan bertanya, "Perkataan apa?"
"Ada semacam orang walau memakai pakaian raja, juga tidak seperti raja. Mmm, kebetulan yang tidak beruntungnya adalah dirimu, seperti orang macam itu."
Li Yuan-wai setengah harian tidak bisa berkata, dia hanya bisa diam tidak berkata, dengan membawa jalan di depan, dia berharap segera mendapatkan sebuah restoran, mentraktir wanita yang tidak tahu kesenangan orang, suka bicara sejujurnya, sehabis makan, lalu melambaikan tangan mengatakan 'sampai jumpa'.
Mengapa manusia semuanya tidak dapat menerima perkataan yang jujur?
Apakah Li Yuan-wai tidak bisa menerimanya juga? "Kau.... kau seperti tidak merasa nyaman?" Xu Jia-rong
bertanya lagi. "Aku baik baik saja." Li Yuan-wai dengan kaku menjawab.
"Lalu mengapa kau yang selalu melucu, tiba-tiba berubah jadi tidak suka bicara? Apakah karena perkataanku tadi?"
"Tidak, aku bukan orang yang tidak bisa diajak bergurau."
"Asal kau tahu, jika wajahmu masih masam seperti itu, lebih baik aku pergi saja, jujur saja alasan aku mau bersama denganmu, karena aku suka mendengar kau yang banyak bicara dan melucu, jika kau sudah kehilangan kelucuanmu, lebih baik aku pulang saja ke rumah, bermain dengan anjing Bei Jing ku."
Li Yuan-wai tertawa pahit, dia tidak menyangka wanita yang dingin ini bisa berkata begitu terus terang.
"Me. Mengapa?" tanya Li Yuan-wai tidak mengerti.
Setelah bepikir sejenak, Xu Jia-rong berkata, "Dunia persilatan yang berbau darah ini, sudah terlalu banyak pembunuhan, kesakitan, kepusingan, aku hanya berharap bisa mencari seorang teman yang dapat membuat aku gembira dan tertawa, dan kau inilah teman yang aku cari."
Li Yuan-wai menggoyang-goyangkan kepala dengan sedih, sepertinya langit akan segera runtuh, dia berkata, "Katakan dengan terus terang, aku seperti apa?"
"Kau seperti apa?! Kau adalah Li Yuan-wai! Masih seperti apa lagi?"
"Kalau begitu mengapa sorot mata orang-orang di jalan ketika melihat aku semuanya seperti melihat kotoran sapi?" kata Li Yuan-wai dengan wajah memelas. Xu Jia-rong maju melewati dua langkah, dia membalikkan kepala, sejenak memperhatikan Li Yuan-wai dengan teliti, lalu melihat orang- orang di jalanan.
Kemudian dia tertawa keras sampai membungkuk, hingga air matanya mengalir keluar.
Dia tertawa tidak berhenti, tidak berhenti....
Wajahnya Li Yuan-wai sekarang tidak berbeda jauh dengan kotoran sapi, dia hanya dapat melihat temannya tertawa, melihat dia tertawa tidak berhenti....
Setelah lama Xu Jia-rong baru meluruskan pinggangnya, sambil mengusap sudut mata, sambil menahan tertawa berkata, "Kau.... kau apakah kau mengira.... mengira aku bersamamu.... seperti sekuntum bunga segar tertancap di....
tertancap dikotoran sapi. ?"
"Tidak, bukan aku yang mengira, mereka yang mengira,” kata Li Yuan-wai dengan susah payah mengangkat tangan menunjuk pada orang-orang yang berada di jalan.
Tiba-tiba Xu Jia-rong menyimpan pedangnya, dengan serius berkata, "Mengapa kau harus memperdulikan perkataan orang lain? Mengapa kau bisa berpikiran demikian? Apakah kepercayaan dirimu, perasaan banggamu semuanya sudah hilang?"
Melihat baju baru ditubuhnya, Li Yuan-wai mengeluh, "Aku.... aku sudah bukan Li Yuan-wai. ”
Sungguh ini sebuah kesedihan, tidak ada orang yang mau merubah jati dirinya.
Dia mengerti apa yang dia tunjuk, dia juga tertular dengan kesedihan yang tidak bisa berbuat apa-apa.
0ooo(dw)ooo0
Tidak ada arak, tidak ada masakan. Li Yuan-wai mentraktir Xu Jia-rong makan kue bakar yang dingin keras yang bisa mematahkan gigi.
Melihat Xu Jia-rong memandang kue yang keras di tangannya, sekali pun belum pernah digigit, Li Yuan-wai dengan kaku dan malu berkata, "Maaf, tadinya aku ingin mentraktir makan yang enak, tapi.... tapi kau tahu aku terpaksa buru-buru meninggalkan. ”
"Apakah kau ingin seumur hidupmu menghindar dari mereka? Kau melarikan diri, sampai kapan bisa melarikan diri? Kau harus tahu kau hanya bisa menghindar sementara, mana mungkin bisa menghindar selamanya?" kata Xu Jia- rong menghela napas.
"Aku.... aku tahu ini bukan akal yang bagus, tapi tadi yang datang dari depan adalah si Cacad dari Gai-bang kami, tadinya aku juga sudah di cap menjadi pengkhianat di mata mereka, sekarang ditambah lagi aku membunuh Macan Tutul Marah Chu Xiang Yun, kau mau aku bagaimana menerangkan pada mereka?" kata Li Yuan-wai masih ketakutan.
"Bukankah kau bisa membongkar kebusukannya Hao Shao-feng!"
"Bagaimana cara membongkarnya? siapa yang bisa mempercayai aku?"
Ini adalah perkataan yang jujur, Xu Jia-rong jadi terdiam.
Tiba-tiba Xu Jia-rong teringat satu hal berkata, "Hei! Hartawan besar, ketika tanggal tujuh bulan tujuh kau berjanji bertarung dengan Tangan Cepat Xiao Dai di gedung Wang Jiang, kudengar kau tidak hadir, bisa tidak katakan padaku apa yang terjadi?" Li Yuan-wai paling takut orang menanyakan hal ini, tapi terhadap orang yang telah menolong nyawanya, dia tidak ingin menyembunyikan, sehingga dia berkata, "Tidak, hari itu aku ada di sana, tapi karena sesuatu hal, aku tidak bisa membunuh Tangan Cepat Xiao Dai dengan tanganku sendiri, ini adalah hal yang membuat aku menyesal seumur hidupku. ”
Wajah Xu Jia-rong tampak curiga dia bertanya, "Kau bohong, mana bisa kau melawan Tangan Cepat Xiao Dai?"
Menyebut Xiao Dai, Li Yuan-wai jadi teringat tanda lahir dipantatnya, dia juga teringat Ouwyang Wu-shuang.
Dengan marah dia berkata, "Kuakui aku bukan lawannya, tapi jurus melempar jarumku itu dia masih belum tahu, aku berani mengatakan dia pasti tidak akan dapat menghindar jarum sulamku, kau kan belum pernah bertarung dengan dia, jadi bagaimana bisa tahu aku bukan lawannya?!"
Xu Jia-rong tertawa dengan aneh, dia berkata, "Walau aku belum pernah bertarung dengan Xiao Dai, tapi kami hampir saja bertarung, dia sungguh pesilat hebat, pesilat yang benar benar tinggi. ” dia mengenang kembali di jalan
Chuan Shan ketika berhadapan dengan Xiao Dai, dia berkata lagi, "Dia juga seorang yang banyak akal, hari itu aku tertipu dia, jika tidak waktu itu aku telah membunuh dia, maka tidak akan ada perjanjian gedung Wang Jiang pertarungan melawan dia. ”
Li Yuan-wai yang semula duduk bersama dia di atas batu hijau besar, sekarang dia sudah berdiri, wajahnya yang bulat agak gemuk karena terkejut hampir menjadi wajah kuda, dia dengan tidak percaya bertanya, "Kau. kau
kapan kau bertemu dengan Xiao Dai? Dimana kau hampir bertarung dengan dia?!" Xu Jia-rong terkejut, dia bertanya, "Apa ada yang salah?
Dia adalah musuhmu, mengapa harus tegang begitu?"
Benar, Li Yuan-wai sungguh sangat benci pada Tangan Cepat Xiao Dai, walau dia telah mati, tapi mereka tumbuh besar bersama-sama, juga pernah karena baiknya bisa bersama-sama memakai satu celana.
Orangnya sudah mati, semuanya sudah berlalu, mengatakan dia kembali apa ada gunanya? Li Yuan-wai pelan-pelan duduk kembali. Dia tidak bertanya lagi, tapi Xu Jia-rong berpikir sebentar berkata, "Aku ingat, hari itu adalah tanggal tujuh belas bulan enam, di jalan Chuan Shan aku menunggu dia sampai sehari. ”
Tanggal tujuh belas bulan enam? Di jalan raya Chuan Shan?
Li Yuan-wai mengingat-ingat hari apa sebenarnya pada tanggal tujuh belas bulan enam itu.
Dia berpikir lagi jalan Chuan Shan adalah jalan yang harus dilewati oleh Xiao Dai untuk pergi ke kota kabupaten Ping Yang.
Wanita ini menunggu dia? Dan menunggu sampai sehari?
Untuk apa menunggunya? Mengapa bisa tahu Xiao Dai pada tanggal tujuh belas bulan enam akan melewati jalan Chuan Shan?
0ooo(dw)ooo0
Li Yuan-wai kali ini bukan hanya bangkit berdiri, tapi meloncat, sepertinya pantat dia digigit oleh ular.
Walau dia tidak digigit ular, tapi dia sekarang seperti menemukan seekor ular yang paling menakutkan, paling beracun, dia menatap tajam orang dihadapannya. Mulutnya gemetar, bicaranya tidak karuan, "Apakah ta. tahun ini?!"
"Apa kejadian itu?" Xu Jia-rong dibuat dia tertawa tidak menangispun bukan.
Memang tidak bisa disalahkan, dia tidak mengerti perkataan Li Yuan-wai, seorang yang saat mulutnya gemetar bagaimana bisa bicara dengan jelas?
"Yang aku katakan. katakan adalah ketika kau di jalan
Chuan Shan menunggu.... menunggu Xiao Dai, apakah....
apakah ta. tahun ini?"
Xu Jia-rong juga bangkit berdiri, dan juga menganggukkan kepala.
"Kau. kau yakin?"
"Aku kan tidak seperti kau, bisa terkena penyakit gila, tentu saja aku ingat peristiwa tahun ini, sekarang adalah bulan sepuluh, hal yang terjadi empat bulan yang lalu, bagaimana aku bisa lupa?"
"Mengapa bisa? Mana mungkin....” Li Yuan-wai mundur dua langkah.
Xu Jia-rong sudah merasakan masalahnya ada yang tidak benar, dia hanya bengong melihat.
0ooo(dw)ooo0
Li Yuan-wai ingat betul, tanggal tujuh belas bulan enam, hari itu dia juga menunggu Xiao Dai seharian, mulai dari hari baru terang, sampai tengah malam.
Dia juga ingat dengan jelas, dia telah memukul perut Xiao Dai satu kali.
Xiao Dai datang dari Luo Yang, ini adalah rahasia. Rahasia ini bagaimana orang lain bisa tahu? Xu Jia-rong pernah menghadang Xiao Dai, Mengapa setelah menemui dirinya, Xiao Dai tidak pernah mengatakannya.
Dia tidak mengatakannya, apakah Xiao Dai mencurigai dia?
Li Yuan-wai bercucuran keringat dingin, walau Xiao Dai sudah mati, tapi bagaimana pun ini adalah masalah yang harus dijelaskan.
"Bagaimana kau bisa tahu hari itu Tangan Cepat Xiao Dai akan lewat di jalan Chuan Shan? Dan kenapa kau mau menghadang dia?" tanya Li Yuan-wai seperti sedang menanyai terdakwa.
Xu Jia-rong merasa tidak senang dengan dingin menjawab, "Apakah ini sangat penting?"
Terasa nada bicaranya kurang enak didengar, Li Yuan- wai menampilkan tawa yang lebih buruk dilihat dari pada menangis, dia berkata, "Maaf, barusan aku terburu-buru, maaf, maaf. ”
Warna wajah Xu Jia-rong kembali normal, dia tertawa katanya, "Hmm, lumayan.... aku mendapat perintah dari kakek luarku, pergi menghadang Tangan CepatXiao Dai."
"Apa Pedang Kiri Bai Lian Shan? Mengapa kakek luarmu ingin kau melakukan ini?"
"Kejadiannya begini, kakek luarku pernah terkena penyakit aneh, penyakit aneh yang membuat kakek luarku lambat laun kehilangan ingatannya dan seluruh tabib didunia telah angkat tangan, kami hanya bisa melihat dia orang tua hari demi hari semakin kurus, sedikit daya juga tidak ada, sampai dia lupa akan semuanya, suatu hari datang seorang tabib keliling ke rumah, dia berkata dia bisa menyembuhkan penyakit aneh ini, buat kami semua tentu saja satu kabar gembira. ”
"Lalu. ?" tanya Li Yuan-wai mendesak.
"Lalu?!" Xu Jia-rong tertawa pahit, "Lalu penyakitnya walau sudah disembuhkan, tapi kami selamanya harus diatur oleh dia. ”
"Kenapa?!"
"Karena setiap tiga bulan sekali kakek luarku harus makan obat penawar dari dia, kalau tidak seluruh tubuhnya akan kram terus tidak henti-hentinya."
Li Yuan-wai mengeluh berkata, "Aku sudah mengerti, kalau begitu penghadangan Tangan Cepat Xiao Dai juga atas perintah orang ini betul tidak?"
Dengan sedih Xu Jia-rong menganggukkan kepala, "Sekarang setiap tiga bulan, selalu ada orang membawa obat penawar, kali itu diikuti dengan satu surat. ”
"Apa katanya?!"
"Tanggal lima belas sampai tanggal tujuh belas bulan enam, di jalan Chuan Shan bunuhlah Xiao Dai, harus dengan seluruh kemampuan." Jawab Xu Jia-rong.
"Siapa tabib keliling yang misterius itu? Apakah kalian tidak bisa menyelidiknya?"
"Siapa yang tahu dia itu siapa? Siapa yang tahu dia ada dimana? Dan siapa yang tahu dia dengan hinanya meninggalkan perintahnya?"
Li Yuan-wai jadi terdiam, dia terpaksa mengagumi kelihayan orang ini.
Ini adalah satu jebakan, sama seperti dirinya, juga terjerumus ke dalam jebakan yang sulit lolos. Dikepalanya terkilas satu pemikiran, tiba-tiba Li Yuan- wai terpikir satu hal yang mengerikan.
"Perkumpulan Bunga Ju! Pasti Perkumpulan Bunga Ju." Dia berteriak.
"Bagaimana bisa?" tanya Xu Jia-rong tidak mengerti.
Li Yuan-wai menceritakan dengan singkat hubungan dirinya dengan Xiao Dai, dia dengan wajah pahit berkata, "Dulu aku mengirim surat lewat merpati pos supaya Xiao Dai datang kekota kabupaten Ping Yang, menggunakan merpati Qian Li dari Gai-bang, hal ini hanya orang Gai- bang yang tahu, Hao Shao-feng adalah orangnya Perkumpulan Bunga Ju, aku pikir beritanya pasti dia yang membocorkan, seluruh masalah ini. ”
Dalam hati Li Yuan-wai timbul rasa dingin, dia tidak terpikirkan Perkumpulan Bunga Ju bisa begitu mengerikan.
"Hanya.... hanya Perkumpulan Bunga Ju mengapa mau membunuh Tangan Cepat Xiao Dai?" tanya Xu Jia-rong tidak mengerti.
Dia tidak tahu, bagaimana Li Yuan-wai juga bisa tahu?
Sekarang kebencian dia terhadap Xiao Dai, sudah berkurang banyak.
Karena dia sudah terpikirkan sepertinya ada orang dengan sengaja ingin mengadu domba dan saling mencurigai antara dia dengan Xiao Dai, malah sudah terpikirkan Tangan Cepat Xiao Dai menantang dirinya juga sengaja diatur orang.
.... Xiao Dai, Xiao Dai sungguhkah kau sudah mati?
.... Xiao Dai mengapa kau tidak mengatakannya? mengapa tidak memberitahu aku, ketika kau dihadang orang di jalan? Dalam hati Li Yuan-wai merasa kesal sampai berteriak.
Dia berharap, sekarang dia bisa berbicara dengan Xiao Dai.
Bagaimana pun di antara teman, jika tidak berkata jujur, akibatnya akan banyak salah paham.
Dia juga sama, ketika dia menemukan jarum sulam dia tidak berkata, jadi bukankah ini salah satu terjadinya salah paham?
0ooo(dw)ooo0
Jika orang tidak suka makan daging anjing, walau kau memukulnya sampai mati, dia tetap tidak berani makan.
Sebaliknya orang yang doyan makan daging anjing, jika mendapatkan kesempatan makan, selalu meminta satu mangkuk besar.
Dan yang pernah mencoba 'Masakan Besar Daging Anjing' yang dimasak dengan resepnya Li Yuan-wai, mungkin dia seumur hidupnya akan selalu teringat, sampai mimpi pun akan mengalirkan liur sepanjang tiga che.
Saat Li Yuan-wai tidak gembira dan sedang pusing sekali, hal pertama yang ingin dia lakukan adalah mendapatkan seekor anjing untuk meredakan kemarahan dan menawarkan dahaknya.
Prilakunya ini susah dikatakan sebagai penyakit, juga adalah benar penyakit.
Ada orang ketika marah selalu ingin makan besar, ingin membunuh, membakar rumah, ingin gantung diri, terjun kesungai, memaki orang, malah lari kekuburan tidur di sana, memekik wanita main sepuasnya, semua begitu.
Dunia ini memang banyak yang aneh-aneh, jadi tidak heran ada orang aneh melakukan hal yang aneh-aneh. Dasar nasib anjing hitam sedang sial, justru ketika Li Yuan-wai paling kesal, paling tidak gembira malah bertemu dengan dia.
Biasanya, kalau ada wanita yang menemani, Li Yuan- wai tidak berani menampilkan sifat aslinya.
Tapi hari ini dia sungguh tidak bisa menahan kepalanya yang hampir pecah ini. Sehingga....
Anjing hitam yang sial itu, sampai satu jeritan kematian pun tidak keluar, dia sudah jatuh ke tanah.
Menurut cerita, anjing bisa mencium bahaya kematian, setiap malam asal anjing menggonggong, didekat daerah ini tidak lewat dua hari pasti ada orang yang mati.
Mengapa dia tidak bisa mencium dirinya akan mati?
Mungkinkah akibat wangi tubuh Xu Jia-rong, sudah menutupi semua hawa membunuh anjingnya Li Yuan-wai?
Jika anjing bisa tahu, pasti akan menyesal. Karena hanya hawa pembunuhan yang bersembunyi di belakang bau harum, baru hawa yang sulit dihindari dan paling menakutkan.
0ooo(dw)ooo0
Api sudah membara, tempat pembakaran sudah panas.
Katel besar yang ada di atas tempat pembakaran juga mengeluarkan bau harum yang merangsang selera, membuat pemilik rumah tani dan dua anak kecil sering- sering memunculkan kepalanya dipintu dapur, berharap segera dapat mencoba masakan enak yang seumur hidupnya tidak pernah mencicipinya.
Sambil mengutak-atik kayu bakar di dalam tempat pembakaran, Li Yuan-wai tidak tahu sedang memikirkan apa. Xu Jia-rong duduk disisinya, dia sudah beberapa kali ingin berkata-kata, tapi justru tidak tahu bagaimana harus memecahkan keadaan ini.
Wanita yang berbaju putih polos, wajahnya cantik seperti salju, mungkin sampai dia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa duduk di sini.
Bukankah orang suka melakukan hal yang tidak dimengerti, tanpa dia bisa menahannya?
Li Yuan-wai menggunakan tangan menepuk belakang kepalanya sendiri, seperti teringat sesuatu juga seperti ingin melupakan sesuatu.
Dengan rasa menyesal dia memandang Xu Jia-rong, "Kau ingin berkata apa?"
Xu Jia-rong begitu mendengar perkataan ini, matanya membelalak dengan wajah tidak mengerti dia bertanya, "Aku tidak akan mengatakan apapun."
"Betul?" Mata Li Yuan-wai tiba-tiba muncul sedikit tawa.
"Apanya yang betul? Aku sama sekali tidak ingin bicara,” kata Xu Jia-rong setelah melihat maksud tidak baiknya Li Yuan-wai, hatinya bergetar.
Li Yuan-wai tertawa, situasi yang tadinya kaku jadi tersapu hilang.
"Aku sepertinya mendengar perutmu berbunyi kluk-kluk, seperti mendengar dia sedang berkata, sedang main apa kau! Kenapa masih belum juga. ”
Wajah Xu Jia-rong tiba-tiba menjadi merah, di dalam hati diam-diam memaki "Hartawan mati", tapi dia berkata, "Aku.... aku tidak akan makan makanan itu, kau. kau
sembarangan menduga. ” Li Yuan-wai tidak bicara, tapi sinar wajahnya tampak yang sama sekali tidak percaya.
Xu Jia-rong ingin sekali mengorek keluar mata dia, dengan kesal berkata, "Kau orang sungguh kejam, sampai anjing selucu itu kau juga membunuhnya, malah masih....
masih tanya aku mau makan tidak. ”
Dengan menggeleng-gelengkan kepala, Li Yuan-wai menampilkan tingkah seperti tidak dapat berbuat apa-apa, dia berkata, "Nonaku, meski orang lain mengeluarkan uang, masih belum tentu bisa makan masakan seperti ini, demi berterima kasih padamu yang telah menyelamatkan nyawaku, baru aku mau turun tangan sendiri kedapur, kau tidak mau makan, malah mengatakan aku kejam, ini. dari
mana aturannya! Wanita, hai! Dasar wanita, wanita yang sangat aneh. ”
"Kenapa memangnya wanita?! Kau katakan, kau katakan, dimana wanita anehnya?!" kata Xu Jia-rong memang tidak suka orang mengatakan demikian, sehingga dengan sedikit galak.
"Non.... nona besar, kau jangan marah, jangan marah ya?" sambil mundur dua langkah, Li Yuan-wai berkata sambil menggoyang goyangkan tangannya.
"Katamu, wanita orang aneh, memang dimana anehnya." Tanya Xu Jia-rong dengan wajah cemberut.
Li Yuan-wai mengeluh, dia berkata di dalam hati, satu kata saja tidak cocok, sudah membuatnya marah, apakah ini tidak aneh?
Pikir tinggal pikir, tapi Li Yuan-wai tidak berani mengatakannya. "Aku.... maksudku adalah.... adalah kau pun berani membunuh, aku membunuh seekor anjing saja. kan tidak
seberapa. ” kata Li Yuan-wai dengan wajah pahit.
Ini kata jujur.
Xu Jia-rong jadi tertawa, dalam sesaat sungguh Li Yuan- wai dibuat tidak bisa menjawab apa-apa, melihat lagi wajahnya yang seperti disalahkan, dia tidak tahan tertawa. "Memang! Membunuh seekor anjing jika dianggap kejam, maka membunuh orang bukankah lebih kejam lagi. ” kata
Li Yuan-wai juga merasa dipersalahkan.
"Yang aku. aku bunuh semuanya orang jahat."
"Yang aku bunuh juga anjing jahat! Kau tidak lihat tadi dia disisimu dengan hidung anjingnya tidak berhentinya mencium bau harumnya tubuhmu, tampangnya bermaksud tidak baik,” kata Li Yuan-wai, hampir saja tidak tahan tertawa.
Sesaat terbengong, Xu Jia-rong memikirkan perkataannya Li Yuan-wai.
Ketika dia menyadarinya, Li Yuan-wai sudah menghindar jauh sekali.
Dia sungguh tidak bisa tertawa juga tak bisa menangis, membanting-banting kakinya memaki, "Hartawan mati, Hartawan busuk, kau. kau sungguh ingin mati ya?"
Li Yuan-wai yang lucu, Li Yuan-wai humoris, dia sungguh tidak tahan dengan cara melucunya dan cara berguraunya.
Dia juga merasakan Li Yuan-wai benar-benar ada kemampuan membuat orang mati karena jengkelnya.
0ooo(dw)ooo0 Sepasang suami istri petani tua, sepasang anak laki laki yang lucu.
Ditambah Li Yuan-wai dan Xu Jia-rong, semuanya enam orang mengelilingi satu meja.
Harum daging tersiar kemana-mana, kuah kentalnya juga wangi, setiap orang sudah makan beberapa mangkuk, hanya Xu Jia-rong sendiri duduk salah berdiripun salah, justru tidak berani mengangkat sumpit.
Li Yuan-wai pakai sikut dengan pelan menyenggol dia sekali, dengan mulut penuh makanan berkata, "Kau sungguh tidak mau makan?"
Dia menggelengkan kepala.
"Mengapa? Aku jamin ini adalah makanan yang paling enak yang seumur hidup belum pernah kau makan, cobalah sedikit dulu?"
Xu Jia-rong masih menggelengkan kepala, tapi gelengan kepalanya lebih ringan.
"Asal kau memikirkannya ini adalah daging bebek, daging angsa, maka apa lagi yang tidak bisa dimakan?"
Kali ini dia tidak menggelengkan kepala.
"Sudahlah! Jika kau tidak makan, aku berani mengatakan kau akan menyesal seumur hidup."
Dia tidak bicara, tapi dia dengan tidak sadar telah menelan air liur.
Li Yuan-wai tertawa dalam hati, tapi diwajahnya sedikit pun tidak berani memperlihatkannya. Karena dia tahu jika ingin supaya seseorang melakukan satu hal yang dia inginkan tapi tidak berani melakukannya, dia harus bisa menahan diri, pelan-pelan dia membujuknya, pelan pelan memberi semangat. Li Yuan-wai menjepit satu daging, menaruhkan dimangkuknya.
Dia berkata, "Nah, ini adalah daging yang paling kecil, asal kau dengan perlahan menggigitnya sudah baik, atau begini saja kau jangan makan dagingnya dulu, cukup minum sedikit kuahnya saja, bagaimana?"
Tidak bersikukuh lagi, Xu Jia-rong berkata, "Ya. ya
aku hanya minum sedikit kuahnya saja. ”
"Bagus, kau minum sedikit kuahnya saja dulu." Li Yuan- wai sudah mengambil mangkuknya dan mengisi dengan sedikit kuah.
Seperti meminum obat racun, Xu Jia-rong memeramkan matanya, sedikit mencobanya. Li Yuan-wai sengaja tidak melihat dia. Dia sudah sering melihat, setiap kali dia mengajak orang makan 'Masakan Besar Daging Anjing', pertama-tama banyak orang yang tingkahnya seperti dia, namun pada akhirnya mereka makan lebih banyak dari pada orang lain, juga makannya lebih cepat dari pada siapa pun, sepertinya takut kehabisan oleh orang.
Li Yuan-wai mengulum satu senyum memandang Xu Jia-rong.
Mmm, rupanya dia sekarang, persis seperti baru saja makan buah Ren Shen.
Dia tentu saja tahu yang baru saja diminum itu kuah apa, namun dia tidak dapat menerka lagi didunia ini ada kuah apa lagi yang lebih segar, lebih lezat dari pada kuah ini.
Perlahan dia menjilat kedua bibirnya, rasanya masih belum habis.
"Bagaimana? Kan tidak menakutkan! Ayo, sekarang kau seharusnya sudah berani menggigit kecil daging itu!" "Aku. bolehkah aku?"
"Kau tentu saja boleh,” kata Li Yuan-wai dengan yakin. Xu Jia-rong mengambil sumpit, sedikit gemetar.
Li Yuan-wai di dalam hati memaki, 'Sialan, melihatmu yang gemetar itu, sungguh membuat orang gelisah, walau makan daging orang, juga tidak menakutkan seperti ini.'
Didunia ini, sering terjadi seseorang mendapat kesempatan muncul sekali kemudian langsung menghilang.
Melakukan sesuatu hal begitu, berbisnis begitu, mengejar cinta juga begitu.
Sampai makan daging anjing juga begitu. Apa tidak masuk akal sehat? Tidak, memang begitu.
Rumah petani ini dibangun dengan batako, dan atapnya adalah terbuat dari rumput ilalang yang sangat tebal.
Ditahun itu, orang yang bertani tidak mati kelaparan sudah untung, karena orang yang bertani kecuali bayar pajak, menyetor padi, ditambah membayar sewa sawah, hasil panen setiap tahun sisanya hanya cukup untuk makan saja.
Makanya sepasang petani tua ini dengan cucu mereka, bukan saja sudah lama tidak pernah makan daging, dan juga tidak pernah makan daging seenak ini.
Xu Jia-rong hanya mencobanya segigit kecil, segigit yang sangat sangat kecil.
Namun ketika segigit kecil itu masih belum ditelan ke dalam perut, matanya sudah menatap ke dalam katel.
Ini adalah kejadian yang pasti, Li Yuan-wai sekali lagi sudah membuktikan keahliannya. Juga disaat Xu Jia-rong sedang melihat ke dalam katel, menatap daging yang paling besar, dia sedang berpikir, nanti dia harus mengambil daging yang itu.
"Huuut!" "Brouuuk!"
Seluruh rumah ini sudah dibongkar orang. Batako, rumput ilalang beterbangan.
Bukan saja Xu Jia-rong sudah tidak bisa mencicipi daging paling besar yang ada di dalam katel, sampai daging yang ada disumpitnya pun tidak tahu sudah terbang kemana.
0ooo(dw)ooo0
Delapan orang pengemis dengan perawakan besar yang sepertinya sekali tinju saja sudah bisa membunuh seekor sapi.
Enam orang buta yang wajahnya cantik.
Mereka semua melotot marah memandang pada Li Yuan-wai yang berada di dalam rumah, tidak perduli bisa melihat atau tidak.
Rumput ilalang tidak akan menindih orang sampai mati, tapi pemilik rumah tani dan dua orang anak kecil sudah bersembunyi di bawah meja dengan ketakutan sekali.
Li Yuan-wai dan Xu Jia-rong bengong berdiri di sana, walau wajah mereka semuanya terkejut, namun hanya Li Yuan-wai yang merasa sedikit ketakutan.
Karena dia sudah pernah merasakan kelihayannya enam orang wanita buta itu, dia juga tahu delapan orang pengemis berperawakan besar itu, adalah