Jilid 36
MAKA secara nyata, dan teliti Keng Cin sin menceriterakan semua pengalaman serta mus ibah yang telah dialaminya sela ma ini, hanya nama laut selatan telah diubahnya menjadi laut timur guna merahasiakan keadaan yang sesungguhnya.
Sewaktu mendengar kan kisah yang menyedihkan ini, Ku See hong ikut merasa terharu sehingga air matanya tanpa terasa jatuh bercucuran me mbasahi wajahnya, berbicara sebenarnya, musibah yang telah menimpa Keng Cin sin me mang tragis sekali.
Dengan suara pedih Ku see hong berkata ke mudian:
"Nona, aku tidak, tahu kalau kau pernah menga la mi musibah sedemikian tragisnya. apakah musuh musuhmu sudah berhasil kau bunuh se mua? Aku Ku See hong bersedia untuk me mbantu nona guna me mbalas dendam sakit hati ini serta mencincang tubuh kawanan manusia laknat tersebut "
Keng Cin sin tertawa pedih.
"Biang keladinya sudah kubunuh, bahkan aku telah menyuruh dia merasakan penderitaan dan siksaan yang paling keji di dunia ini, mula- mula kupenggal dulu lengannya lalu kupotong kakinya, mencongkel keluar matanya, me motong batang hidungnya, me motong telinganya menghancurkan wajah nya dan merusak pula otaknya sehingga dia menjadi kalap dan gila, kemudian kulepas kan pula sebuah pukulan beracun ke dalam tubuhnya agar setiap hari dia akan merasa kan satu kali siksaan yang hebat, pembalasan semaca m ini sudah sepantasnya diterima oleh manusia maca m begitu, entah bagaimana menurut pendapat mu?"
Dia m-dia m Ku See hong berpikir:
"Tindakan yang dilakukan olehnya itu me mang terhitung sangat keji, cuma bagi seorang manus ia laknat yang begitu brutal dan buas, hukuman dan siksaan yang keji tersebut me mang cukup pantas untuk diterimanya "
Karena berpendapat demikian, maka sahutnya ke mudian:
"Yaa, dosa yang bertumpuk-tumpuk dengan perbuatan yang begitu brutal me mang pantas dijatuhi hukuman se macam itu" "Hukuman yang ia terima itu kelewat enteng ataukah terlampau berat?" Tiba-tiba Keng Cin sin bertanya lagi.
Ku See hong agak tertegun, ke mudian sahutnya.
"Jika berbicara menurut dosa dan kesalahan yang telah dilakukan olehnya, hukuman itu tidak ter masuk enteng tidak pula terla mpau berat, aku rasa tepat sekali!"
"Apakah kau telah menjawab dengan sejujurnya?." Keng Cin sin tertawa.
”Tentu saja aku me njawab sejujurnya aku t idak akan me mboho ngi nona dengan jawaban yang berpura-pura.”
Padahal seandainya Ku See hong tahu bahwa pere mpuan ini tak lain adalah Keng Cin sin yang dicintainya, maka dia pasti akan mengatakan kalau hukuman se maca m itu terla mpau r ingan.
Dengan nada yang pedih kembali Keng Cin sin berkata:
"Justru karena itulah, aku baru tak berani mencintai kekasihku, sebab aku merasa sudah ternoda, aku merasa kesucian tubuhku sudah dinodai oleh beratus-ratus manus ia"
"Nona, kau bukan perempuan ternoda, kau tak boleh berkata demikian” seru Ku See hong dengan wajah merah me mbara karena jengah.
Mendadak Keng Cin sin melepaskan diri dari pelukan Ku See hong, lalu ujarnya dengan dingin.
"Aku ingin bertanya kepadamu, seandainya kekasihku itu mendengar kisah tragis yang telah menimpaku itu, apakah dia masih akan mencintaiku? Tidak menganggap aku sebagai perempuan rendah yang ternoda?"
Ku See hong termenung beberapa saat lamanya setelah itu dia baru berkata.
"Aku tidak tahu sa mpai dimana kah watak kekasihmu itu, ma ka aku tak berani berbicara tentang hal ini”. "Watak maupun sikapnya ha mpir sa ma dengan sikap dan watakmu, anggap saja kekasihku itu adalah kau dan boleh mengutarakan suara hatimu yang sejujurnya kepadaku, kau tak usah berpura-pura atau secara sengaja merahasiakan perasaan yang sesungguhnya, kuharap kau berbicara secara blak-blakan!"
Dengan wajah serius Ku See hong menjawab.
"Andaikata aku adalah kekasihmu yang dulu dan mengetahui mus ibah telah menimpa dirimu, maka aku akan lebih menghor mat i dirimu dan mencintaimu sepenuh hati!"
Mendengar jawaban mana, hampir saja air mata Keng Cin sin bercucuran dengan derasnya, ia lantas berpekik dihati:
"Engkoh Hong, oooh.. engkoh hong, tahukah bahwa kaulah kekasih hatiku? Cinta kasihmu yang begitu tulus dan suci me mbuat hatiku a mat terharu dan berterima kasih sekali kepada mu, tapi tahukah kau bahwa kebesaran jiwa mu ini se makin menyakit kan hatiku, me mbuat aku lebih ma lu dan rendah diri, aku se makin tak berani mena mpakkan diri yang sesungguhnya. ."
Berpikir sa mpa i disini, dengan suara dingin dia lantas berkata, "Terima kasih atas jawabanmu yang setulus hati.”
Ku See hong segera bertanya pelan.
"Nona.. apakah kau ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya ini kepadanya?”
Keng Cin Sin ter menung beberapa saat, kemudian mengge lengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak! Aku me nginginkan agar dia melupa kan aku untuk selamanya.”
"Dapatkah dia melupakan kau?".
"Dapat, pasti dapat, sebab dia mengira aku sudah mati!" jawab Keng Cin sin pedih.
Ku See hong agak tergagap, katanya ke mudian: "Nona, aku hendak mengutarakan sesuatu cuma. .. bolehkah hal tersebut kuutarakan?"
Keng Cin sin menga mati wajah si anak muda tersebut beberapa saat lamanya, dia segera mengerti perkataan apakah yang hendak diutarakan pe muda tersebut, namun di luar sahutnya dengan suara hambar:
"Apa yang ingin kau utarakan, Katakan saja secara blak-blakan
...."
"Setelah kuutarakan nanti, aku harap nona sudi me maafkan kelancanganku itu!"
"Sekalipun kau salah berbicara, aku tak akan menyalahkan dirimu
.....”
Ku See hong merasa keberaniannya timbul ke mbali, dengan cepat ujarnya:
"Nona, aku... aku sangat menghor matimu... bahkan bahkan
amat mencintai mu Sebab kau pun mirip sekali dengan seseorang
yang paling kuhor mati, bahkan aku pernah menyangka kau sebagai dirinya, dia bernama Keng Cin sin, pengalaman yang telah kau alami itu hampir mirip dengan pengala man yang pernah kami ala mi, selagi berada di istana Huan mo kiong dulu, cuma dia tidak sa mpa i menga la mi kejadian tragis seperti apa yang kau ceritakan tadi, dia hanya mati karena bunuh diri ”
Mendengar perkataan ini, titik air mata Keng Cin sin tak terbendung lagi, dia menangis tersedu-sedu dan ingin sekali segera bertemu dengan kekasih hatinya ini dalam wujud yang sebenarnya, tapi teringat kemba li akan tubuhnya yang telah ternoda, rasa rendah dirinya segera mengendalikan kembali keinginannya tersebut.
Dia m-dia m gadis itu berpekik dihati.
"Keng Cin sin wahai Keng Cin sin, kau telah merasakan kehangatan dan kebahagian darinya, apakah semuanya itu masih belum me muaskan dirimu? Dia tak akan mender ita kesepian dan hidup sebatang kara, mengapa kau tidak me mbagikan cinta mu itu untuk Im Yan cu dan Him J i im...? Kau. .. apakah kau mas ih punya muka untuk menggunakan tubuhmu yang telah ternoda ini guna berebut dengan mereka......
Berpikir sampai disini, dengan suara yang dingin dan ketus diapun berkata.
"Jadi kau mengira Keng C in sin sudah mati?" Ku See hong menghe la napas sedih.
"Hati kecilku tidak percaya kalau dia telah mati, namun aku telah
mendengar sendiri jeritan ngerinya menje lang saat kematian, waktu itu aku benar-benar ingin menyusul nya ke alam baka, tapi api dendam yang me mbara dalam dadaku me mbuat aku mengurungkan niat tersebut dan berusaha untuk mempertahankan terus hidupku. Sebenarnya aku ingin berkunjung kembali ke Lam hay istana Huan mo kiong begitu dendam ku sudah terbalas, aku ingin me nyelidiki apakah dia benar-benar sudah mati atau belum, andaikata dia sudah tiada maka aku akan mene mukan tulang belulangnya dan menguburnya dalam satu liang bersama tubuhku."
Keng Cin sin benar-benar terharu sekali oleh perkataan tersebut, namun dia masih tetap berusaha untuk mengendalikan gejolak perasaannya itu, tanyanya kemudian. "Jadi kau ingin menghabis i nyawamu de mi cinta? Apakah kau tidak merasa kalau perbuatanmu itu suatu perbuatan yang sangat bodoh ?"
"Aaaai.... apakah kau belum tahu akan pengaruh cinta? Tapi ....
sekarang aku mas ih me mpunyai tugas dan tanggung jawab baru, tanggung jawab mana me mbuat aku tak dapat menghabisi nyawaku untuk menyusulnya!"
"Benar! Kau me mang tak boleh menghabisi nyawamu demi cinta buta, kau harus melindungi Im Yan cu serta Him J i im"
"Berbicara yang sesungguhnya, tentu saja aku tak dapat menyia- nyiakan Im Yan cu serta Him ji im, tapi tingkatan cintaku terhadap mereka tak mungkin dapat me la mpaui cinta kasihku terhadap Keng Cin sin, mes kipun dia telah tiada, namun setiap waktu setiap saat aku masih selalu terbayang akan bayangan tubuhnya, nada suaranya serta raut wajahnya. Terus terang saja, dia amat mirip dengan dirimu, maka aku...aku ”
"Cinta kasihmu terlalu luas dan kaya, seandainya Keng Cin sin masih hidup, maka siapakah yang akan kau cintai?" kata Keng Cin sin dingin.
Ku See hong tertawa jengah.
"Kee mpat-empatnya akan kucintai se mua!”
"Tidakkah kau merasa bahwa perbuatanmu ini kelewat serakah.?.”
"Tidak mungkin, sebab mereka se mua berharga bagiku untuk mencintai mere ka dengan sepenuh hati, apalagi akupun tidak beralasan untuk tidak mencintai salah seorang diantara mereka, kecuali Keng Cin sin, kalian bertiga sudah pernah mengada kan hubungan suami istri"
Kembali Keng Cin sin me nghela nafas sedih.
"Aaai, bagi seorang lelaki, me mpunyai istri tiga orang gundik bukanlah suatu masalah yang berat, tapi seorang perempuan toh tak bisa me mpunyai dua orang sua mi!"
Ku See bong segera mendesak lebih jauh katanya: "Nona, jadi kau.. kau setuju?"
"Terima kasih banyak atas ma ksud baikmu itu, tapi aku telah
menganggap kekasihku itu sebagai suamiku, maka aku tak dapat menerima cintamu itu, biarlah ma ksud baikmu kuterima didalam hati saja."
Bagaikan diguyur dengan air dingin sebasko m, Ku See hong segera merasakan separuh badannya menjadi dingin, katanya:
"Tapi, aku dan nona sudah pernah me ngadakan " "Oleh karena kuanggap kau sebagai kekasihku, maka kuberikan kesucian tubuhku untukmu, apa salahnya aku berbuat demikian? Sudahlah, kau tak perlu banyak berbicara lagi, daripada menimbulkan keje muan bagiku"
"Nona terlalu kesepian, terlalu menderita, aku merasa amat tidak tenang"
"Me mang beginilah nasibku se menjak aku dilahirkan didunia ini, tiada orang yang dapat menolongku untuk me lepaskan diri dari keadaan seperti ini"
Terpaksa Ku See hong menghela napas penuh kekecewaan, katanya lagi:
"Jendela cinta dalam hatiku selalu terbuka bagimu, aku akan selalu menunggu sa mpai kau dapat menghilangkan kekakuan dalam hatimu itu"
"Terima kasih banyak, sayang selama hidup aku tak pernah akan me langkah masuk me lalui pintu cinta mu yang terbuka lebar ini"
"Entah apa pun yang terjadi, aku akan tetap menantimu selalu "
Sementara pembicaraan berlangsung, waktu pun turut beredar dengan cepatnya.
Kini sang surya sudah tenggelam dilangit barat, sinar cahaya yang berwarna ke e mas-emasan me ma ncar di seantero jagad.
Seluruh tanah dilapisi cahaya merah dan me mbiaskan suasana yang murung.
ooodwooo
KENG CIN SIN mendo ngakkan kepalanya me mandang cuaca, lalu ujarnya dengan suara dala m. "Sekarang kita harus segera berangkat."
Mendadak paras muka Ku See hong berubah hebat, serunya dengan cepat:
"Ada orang datang, aah! Bahkan jumlahnya tidak sedikit..."
Sementara pe mbicaraan berlangsung, suara langkah manus ia itu sudah berada didalam le mbah bukit itu...
Mendadak berkumandang suara pekikan nyaring yang mengge ma diangkasa dan mendengung tiada hentinya.
Keng Cin sin ter menung beberapa saat la manya, kemudian dia berkata:
"Aaaah, mungkin mereka yang datang, mari kita gunakan siasat me lawan siasat dengan menghindar i mereka langsung menyatroni markas besarnya"
"Pendapat nona me mang tepat sekali, saat ini markas besar mereka tentu berada dalam keadaan kosong!"
"Urusan tak boleh terla mbat lagi, mari kita berangkat dengan me mutar kearah lain."
Mendadak....
Dari sekitar tempat itu berkumandang suara tertawa cekikikan yang amat merdu dan me mbetot sukma .....
Gelak tertawa mana amat merdu serta me mpunyai semaca m daya pikat yang dapat me mukau hati orang
Berubah hebat paras muka Ku See hong setelah mendengar suara tertawa itu, secepat kilat dia berpaling ke arah mana berasalnya suara tertawa tersebut.
Lebih kurang enam kaki di belakang tubuh mereka berdua, tepatnya di atas sebatang pohon siong yang a mat besar, berdirilah seorang perempuan muda berbaju putih, yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan. Orang itu tak lain adalah ketua Ban sia kau, Ceng Lan hiang adanya...
Sesudah tertawa terkekeh tiada hentinya Ceng Lan hiang berkata dengan suara dingin.
"Saudara cilik, kau benar-benar amat tolol, cici yang begini cantik bagaikan bidadari enggan kau nikmati, sebaliknya kau malah senang dengan perempuan busuk yang jelek itu, hmmm, setelah mengadakan hubungan kelamin, apakah kau tidak merasa mua k dan ingin muntah ?"
Ku See hong mendengus dingin saking gusarnya, dengan suara lantang dia segera me mbentak:
"Perempuan jalang turun kau!"
Ceng Lan hiang tertawa dingin. "Sekarang kau tak usah berkaok- kaok dulu. sampa i kini kau masih tetap merupakan orang di bawah sepasang ketiakku"
"Aku heran, mengapa seorang wanita semacam kau bisa begitu tak tahu malu?"
Keng Cin sin dengan suara yang dingin hingga merasuk ke dalam tulang.
"Kau si budak je leklah yang sesungguhnya tak tahu ma lu, sudah menga mbil keuntungan, merasakan kenikmatan, sekarang berani menda mprat orang semaunya sendiri"
"Kau si pere mpuan jalanglah yang merupakan pere mpuan tak tahu malu yang betul-betul paling jelek didunia ini" bentak Ku See hong keras-keras, "turun .... turun kau aku hendak me mbinasakan dirimu"
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Saudara cilik, kau berani me mukul istrimu sendiri?" serunya genit. Ku See hong benar-benar dibuat gusarnya setengah mati, sekali lagi dia me mbentak nyaring:
"Perempuan yang tak tahu malu, aku akan segera me mbinasakan dirimu..."
Sembari berseru, Ku See hong sudah bersiap-siap hendak menerjang ke muka.
Tapi Keng Cin sin segera menahannya dan berbisik dengan ilmu menya mpaikan suara:
"Sekarang musuh tangguh berada di depan mata, aku minta kau jangan bertindak secara gegabah, sekarang kita harus keluar dulu dari hutan siong ini, sebab daerah sekitar tempat ini terla mpau sempit, dengan jumlah mere ka yang banyak, keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan kita"
Berbicara sampa i disitu, pada saat yang hampir bersa maan Keng Cin sin dan Ku See hong segera mengguna kan kecepatan yang amat tinggi me nerjang keluar dari hutan pohon siong tersebut.
Namun tatkala kaki mereka baru saja menginjak ke mba li permukaan tanah, terasa segulung angin berhembus lewat, seakan- akan sukma gentayangan saja, tahu-tahu Ceng Lan hiang telah menghadang ke mba li kurang lebih tiga kaki dihadapan mereka.
Baik Keng Cin sin maupun Ku See hong sa ma-sa ma dibuat terperanjat oleh keadaan tersebut, hampir bersamaan waktunya lantas berpikir:
"Cepat amat ilmu meringankan tubuhnya, tampaknya pertarungan yang berlangsung hari ini tak akan bisa diselesaikan secara sederhana."
Sementara itu Ceng Lan hiang telah menar ik muka sa mbil tertawa dingin tiada hentinya, kemudian dia menegur.
"Saudara cilik, rupanya kau benar-benar sudah terpikat oleh perempuan jelek ini?
Ku See hong mendengus dingin. "Hmmm, kau tak usah tebal muka bersikap tak tahu ma lu, siapa sih yang menjadi saudara cilikmu"
"Biarpun aku jatuh cinta kepadanya, apa urusannya dengan dirimu..." teriak pe muda itu mendo ngkol.
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh.
"Heeehhh... heehhh... heeehhh... kionghi... kionghi ... aku mesti menya mpaikan ucapan sela mat untukmu, sebab saudara cilikku telah me mpersunting seorang perempuan jelek sebagai istrinya"
Ternyata dalam dunia persilatan telah tersiar berita yang mengatakan kalau ketua Hiat mo bun adalah seorang perempuan yang sangat jelek.
Itulah sebabnya Ceng Lan hiang pun mengatakan kalau Keng Cin sin adalah seorang perempuan yang jelek sekali.
Padahal kecantikan Keng Cin sin yang sebenarnya tidak berada dibawah kecantikan wajah Ceng Lan hiang, apalagi Keng Cin sin me miliki mutiara Thian hong im yang sin cu yang berkasiat luar biasa, hal ini me mbuat kulit badannya jauh lebih cantik, indah dan le mbut.
Ku See hong pernah me nyaksikan wajah jelek Keng Cin sin, ma ka selama inipun dia selalu menganggap Keng Cin sin berwajah sangat jelek.
Namun dia tetap mencintai keanggunannya, kebersihan dan kesucian wataknya, dia menilai kebaikan hati dari pere mpuan itu bukan menila i keindahan lahiriahnya.
Tiba-tiba Keng Cin sin tertawa terkekeh-kekeh, ke mudian jengeknya:
"Jadi kau menganggap wajahku jelek? padahal indahnya wajah tapi disertai hati yang jelek dan busuk, apa pula gunanya?”
Paras muka Ceng Lan hiang segera berubah menjadi jelek sekali sehingga tak terlukiskan dengan kata-kata, dengan suara dingin ujarnya kemudian. "Apakah kau sangat indah dan cantik ? Bila wajah seseorang cantik maka hatinya pasti indah, sebaliknya kalau tampang seseorang jelek, sudah pasti hatinya sangat busuk"
Ku See hong tak dapat menahan diri lagi, tiba-tiba dia turut berteriak keras:
”Walaupun kau berwajah cantik menarik, sayang sekali hatimu jahat dan buruk seperti ular berbisa "
Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh dengan nada yang me mukau hati, serunya le mbut..
”Saudara cilik, jadi kaupun me muji kecantikan wajahku"
Ku See hong mendengus dingin dengan nada yang a mat sinis, dia tidak menjawab pertanyaan tersebut, sebab dalam kenyataan, Ceng Lan hiang me mang seorang pere mpuan yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan.
Mendadak....
Serentetan tertawa yang menyeramkan bagaikan tangisan setan atau lolongan serigala berkumandang datang ....
Menyusul suara tertawa menyeramkan itu, dari puncak bukit sebelah kiri meluncur datang lima sosok bayangan manus ia dengan kecepatan luar biasa ....
Dalam waktu singkat, dua sosok bayangan manusia yang berada dipaling depan sudah sampai dahulu dite mpat tujuan, ternyata mereka adalah Thi bok sin kiam (Pedang sakti kayu baja) Cu Pok serta seorang sastrawan setengah umur yang berwajah ta mpan.
Orang ini tak lain adalah Han bun kim ciang (Telapak tangan emas sukma cacad) Tu Pak kim, hanya hari ini dia telah me lepaskan topeng aneh yang dipakainya sela ma ini.
Dibelakang mereka segera menyusul datang empat manusia lagi, mereka terdiri dari tiga orang thamcu dari Ban sin kau yakni thamcu ruang angin dingin si Thian jian tee ciat (Langit dan bumi cacad) Si Hun sia, thamcu Thian leng tham Mo pit siu (Kakek lengan iblis) Khong Yu siang dan Tee hun thamcu si Penginjak salju tanpa bekas Tham Hun khi.
Ke enam orang ini rata-rata merupakan jago berilmu silat a mat lihay di dalam dunia persilatan saat ini, juga merupakan int i kekuatan dari perkumpulan Ban sia kau.
Sekalipun Ku See hong dan Keng Cin sin terhitung juga tokoh silat berilmu tinggi didalam dunia persilatan, namun posisi mere ka saat ini boleh dibilang berbahaya sekali.
Apalagi Ceng Lan hiang si perempuan cabul tersebut merupakan tokoh kelas wahid dikolong langit dewasa ini dan belum pernah ada orang yang ma mpu mengungguli mere ka.
Setelah menyaksikan kemunculan dari kawanan musuh, baik Keng Cin sin maupun Ku See hong sama-sa ma merasakan hatinya jadi berat dan serius.
Sadarlah ke dua orang ini bahwa situasi bagi mereka hari ini lebih banyak berbahaya nya dari pada keuntungan, namun perasaan tersebut tak sampai diperlihatkan, mereka tetap berdiri sekokoh batu karang dite mpat.
Dengan wajah penuh senyuman paksa Si Pedang sakti kayu baja Cu Pok berkata kepada Ceng Lan hiang.
"Oooh... rupanya sumoay sudah berhasil mene mukan mereka jauh mendahului ka mi heeehhh...... heehhh... heeehhh "
"Aku menginginkan mere ka berdua dalam keadaan hidup.. terutama sekali orang she Ku itu" kata Ceng Lan hiang cepat dengan wajah sedingin salju.
Telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim segera tertawa licik
"Oooh, tentu saja! Tentu saja! Perintah sumoay sudah pasti akan kami laksanakan".
Keng Cin sin yang mendongkol sekali menyaksikan ulah orang- orang tersebut, mendadak ia menyela sa mbil tertawa dingin. "Heeeehhhh ..... heeeehhh ......heeehhh ..... jangan kalian anggap dengan mengandalkan jumlah yang banyak lantas ke menangan bisa diraih secara gampang, hmm! Siapa yang bakal menang siapa yang bakal kalah pada hari ini mas ih sukar untuk ditentukan mulai sekarang??
Ceng Lan hung sudah tak sabar lagi rupanya, dia segera menurunkan perintah:
"Suheng berdua, harap kalian bereskan budak je lek ini, terserah hukuman apa yang hendak kalian berikan, bila kalian berdua tidak merasa mual dengan kejelekan wajahnya, kuhadiahkan orang ini kepada kalian "
"Terima kasih atas maksud baik sumoay, kami pasti akan menghukum orang ini dengan sebaik-baiknya!" sahut si pedang sakti kayu besi sa mbil tertawa:
Mencorong sinar mata buas yang penuh dengan hawa pembunuhan dari balik mata Keng C in sin, ditatapnya Ceng Lan hiang lekat-lekat, ke mudian bentaknya nyaring
"Kau pere mpuan cabul yang tak tahu malu, hari ini aku akan menyaksikan sendiri sa mpai dimanakah kelihayan yang kau miliki ”
Maksud ucapan dari Ceng Lan hiang tadi sudah jelas sekali, yakni dia telah me mberi ijin kepada ke dua orang suhengnya untuk menggagahi Keng Cin sin secara bergilir, bayangkan saja bagaimana mungkin gadis tersebut tidak naik pitam. Apalagi dia me mang pernah menderita akibat kejadian yang sama.
Ditengah pembicaraan, tubuh Keng Cin sin menerjang ke arah Ceng Lan hiang dengan kecepatan luar biasa, sementara sepasang tangannya melancarkan serangkaian serangan berantai..
Terkejut juga Ceng Lan hiang setelah menyaksikan gerak serangan yang dilancarkan Keng C in sin.
Rupanya serangan dari Keng Cin sin kali ini dilakukan dengan kecepatan luar biasa, begitu telapak tangannya diayunkan ke muka, diantara gerakan jeri tangannya tahu-tahu saja sudah menganca m di depan dada Ceng Lan hiang.
Sementara Ceng Lan hiang masih tertegun, telapak tangan yang putih bersih itu sudah menganca m di atas jalan darah yu bun hiat pada dadanya.
Dalam kejut dan terkesiapnya cepat-cepat Ceng Lan hiang berkelit ke sa mping ke mudian melo mpat mundur.
Kemudian setelah tertawa cabul dia mengebaskan ujung bajunya yang berwarna putih ke depan, seperti awan yang sedang bergerak di angkasa, dengan membawa desingan angin dingin yang menusuk badan, dia berbalik menganca m wajah Keng Cin sin.
Jurus serangan yang dipergunakan olehnya ini benar-benar sangat hebat, bukan saja sambil mundur melancarkan serangan, gerakannya pun dilakukan dengan kecepatan luar biasa.
Dalam anggapan semua orang, serangan balasannya ini pasti akan berhasil mendesak Keng C in sin sehingga berada dalam posisi yang amat mengenaskan.
Siapa tahu tidak de mikian dengan kenyataan, ketika ujung kaki Keng Cin sin menjejak per mukaan tanah secara indah sekali tubuhnya sudah mengigos ke sa mping ke mudian secara paksa menghajar ujung baju lawan dengan sabetan telapak tangannya.
Dimana angin serangannya menyambar lewat, desingan angin tajam bagaikan sayatan pisau segera menyapu ke muka.
Sekarang Ceng Lan hiang mula i merasakan bahwa Keng Cin sin merupakan musuh yang paling tangguh di dunia ini, dia tertawa dingin, ujung bajunya dikebaskan melancarkan serangan balasan, sementara pinggulnya berputar dengan lembut, kemudian dengan menggunakan tangan yang lain dia melancarkan dua kali serangan penuh.
Setelah itu ujung kakinya menjeja k per mukaan tanah dan tiba- tiba saja dia melepaskan tiga kali tendangan berantai dari tengah udara. .. Kepandaian silat yang dimiliki Ceng Lan hiang me mang betul- betul lihay sekali, dengan gerakan tubuhnya yang aneh dan sakti, kecepatannya merubah jurus betul-betul tak terlukiskan dengan kata-kata ....
Dua pukulan dan tiga tendangan ini pada hakekatnya dilancarkan dengan kecepatan luar biasa dan pada saat yang hampir bersamaan.
Walaupun gerak serangannya sangat enteng seperti hembusan angin, padahal tenaga serangannya itu benar-benar luar biasa hebatnya.
Akan tetapi Keng Cin sin sendiripun bukan manus ia sembarangan, ia pernah me mpelajar i seluruh kepandaian silat yang tercantum didalam kitab pusaka Cang ciong pit kip.
Tampak bahunya digetarkan tiga kali, la lu diiringi bentakan nyaring, telapak tangan kirinya diayunkan ke muka, sementara kedua jari tangannya secepat kilat menotok jalan darah tiong gi hiat di sisi belakang tubuh Ceng Lan hiang, sementara telapak tangan kanannya langsung disodokkan ke depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan menusuk tulangpun langsung meluncur kedepan menghantam bagian tubuh yang me matikan di atas badan Ceng Lan hiang.
Berada ditengah udara, Ceng Lan hiang mengayunkan pula telapak tangannya.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur ke depan dan .....
"Blaaamm" suatu ledakan dahsyat diiringi serentetan suara ledakan beruntun bergema me mecahkan keheningan"
Desingan angin tajam yang menyayat badan langsung me mancar ke mana-mana. Hawa serangan yang menyebar itu segera berubah menjadi selapis hawa serangan yang ibaratnya sebuah jaring yang amat besar mengurung batok kepala Keng Cin sin.
Keng Cin sin sendiripun enggan me mper lihatkan kele mahannya, tangan kanan nya yang semula dipakai untuk menghantam ja lan darah Tiong ji hiat itu tiba-tiba saja dirubah, kelima jari tangannya di pentangkan lebar-lebar, lalu diantara sentilan dan getaran, lima gulung desingan angin tajam secepat kilat menembusi lapisan hawa serangan tersebut dan langsung menyergap lima buah jalan darah penting ditubuh Ceng Lan hiang.
Melihat lima gulung desingan angin jari lawan berhasil mene mbus i lapisan hawa serangannya secara mudah, Ceng Lan hiang terkesiap, tiba-tiba saja lima jari tangan kanannya dipentangkan lebar-lebar la lu hawa murninya yang menyebar ke empat penjuru segera dihimpun ke mba li menjadi satu .....
"Blaa mn! Blaammm! Blaaammm! "
Di tengah serentetan suara ledakan yang memekikkan telinga, hawa murni menyebar kemana- mana dan bayangan manusiapun saling berpisah satu sa ma lainnya.
Tahu-tahu Ceng Lan hiang dan Keng Cin sin sudah saling perpisah sejauh dua kaki lebih.
Semua kejadian ini berlangsung ha mpir pada saat yang amat singkat, kontan saja semua yang hadir diarena sama-sama di bikin terkesiap dan terbelalak matanya karena kaget.
Dalam beberapa jurus serangan saja, mereka dapat menyaksikan betapa hebat nya kedua belah pihak saling berubah serangan untuk berusaha merobohkan lawannya.
Walaupun se muanya merupa kan serangan yang berbahaya, namun keindahan jurusnya ternyata sama sekali t idak di t inggalkan.
Ku See hong menghela napas panjang setelah menyaksikan kejadian ini, dia m-dia m ia menyadari bahwa ilmu silat me mang tiada batasnya, sekarang dia baru mengerti bahwa sebenarnya kepandaian silat yang dimilikinya hingga kini hanya setitik batu kecil ditengah sa mudra luas.
Sambil tertawa cabul Ceng Lin hiang berseru:
"Kau ma mpu menerima beberapa jurus seranganku, ini berarti kalau kepandaian silat yang kau miliki me mang cukup tangguh, kau pantas disebut jago no mor dua di kolong jagat dewasa ini"
Perasaan Keng Cin sin saat ini berat sekali, dia dan Ceng Lan hiang sudah bergebrak beberapa jurus dan dia sadar kalau ke ma mpuannya mas ih belum ma mpu untuk mengungguli dirinya, sekalipun demikian dia sama sekali tidak me mperlihatkan perasaan jeri barang sedikitpun jua.
Dengan suara dingin katanya ke mudian:
"Jadi kau anggap dirimu sebagai jago nomor wahid dikolong langit dewasa ini?"
"Tentu saja" sahut Ceng Lan hiang sambil tertawa dingin, "jago nomor wahid me mang pantas bagiku"
Ku See hong yang berada disa mping dengan cepat menimbrung. "Me mbual setinggi langit, kau benar-benar seorang manusia yang
tak tahu malu.”
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata ke mba li.
"Terus terang saja kukatakan, jago lihay no mor wahid dikolong langit bukanlah dirimu"
"Saudara cilik, lantas siapakah jago lihay nomor wahid dikolong langit dewasa ini?" tanya Ceng Lan hiang sa mbil tertawa merdu penuh kegenitan.
"Siapakah orangnya, kau tidak berhak untuk tahu" Kontan saja Ceng Lan hiang tertawa dingin.
"Kau maksudkan dia? Hmmm ... heeehhh... heeehhhh.. . heeehhh.... terus terang saja kukatakan, beberapa jurus serangan yang ia pergunakan barusan sangat hapal bagiku, siapa sih yang tidak tahu kalau jurus-jurus serangan itu berhasil dipelajari dari kitab pusaka Cang ciong pit kip? Tunggu saja nanti, tidak sa mpa i sepuluh gebrakan aku dapat menaklukkan dirinya"
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Keng Cin sin setelah mendengar perkataan ini, berbicara dari hal ini, semakin jelaslah sudah kalau dia tak akan ma mpu mengungguli dirinya.
Perlu diketahui Ceng Lan hiang adalah istri Bun ji koan su Him Ci sin, sudah barang tentu segenap ilmu silat yang dipelajari Him Ci sin me lalui kitab pusaka Cang ciong pit kip dapat di pelajari pula olehnya.
Padahal ilmu silat yang berhasil dicuri belajar oleh Ceng Lan hiang adalah ilmu silat yang termuat dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas, sedangkan ilmu silat yang dipelajari Keng Cin sin sebagian besar berasal dari ilmu silat yang tercantum dalam kitab pusaka bagian bawah.
Meskipun diantaranya terdapat pelbagai persamaan dalam gerak serangannya, namun sesungguhnya berbeda sekali didalam kenyataannya.
Kalau dibilang Ceng Lan hiang ingin menaklukannya dalam sepuluh gebrakan saja sudah jelas ucapan itu hanya bersifat gertak sambal belaka, sebab dalam ratusan gebrakan ke mudianpun belum tentu hal ini bisa dilakukan.
Dengan suara sedingin es Keng C in sin berkata.
"Tokoh no mor wahid dikolong langit belakangan ini sudah muncul ke mbali di dalam dunia persilatan, dia bukan lain adalah pendekar wanita yang pernah termashur dikolong langit pada lima puluh tahun berselang, Seng sim cian li (gadis suci berhati mala ikat) Hoa Soat kun adanya"
Begitu mendengar na ma Seng sim cian li Hoa Soat kun, paras muka Ceng Lan hiang seketika itu juga berubah hebat tapi hanya sejenak kemudian telah pulih ke mbali seperti sedia kala, dia tertawa dingin la lu berkata,
"Heeehh... heeh... heeh.:. jangan lagi Seng sim cian li Hoa Soat kun, sekalipun si tua bangka Bun ji koan su hidup ke mbali pun belum tentu dia ma mpu menandingiku"
Mendengar perempuan itu mengumpat gurunya, Ku See hong menjadi gusarnya bukan kepalang, segera bentaknya keras-keras:
"Ceng Lan hiang, kau benar-benar seorang wanita bedebah yang tak berperasaan"
"Mengapa kau me ngatakan aku tak berperasaan?" Ceng Lan hiang tertawa merdu, "andaikata aku tak berperasaan, mungkin kau sudah mati di tanganku sedari dulu. kaulah yang tidak berperasaan dengan segala kele mbutan dan kasih sayang kulindungi dan kubelai dirimu, tapi kau...kau telah me mbalas air susu dengan air tuba ”
"Kau... kau benar-benar manusia tak berperasaan" kembali Ku See hong berseru, ”mengapa tidak kau bayangkan kalau guruku Him C i sin adalah sua mimu? Tapi kenyataannya kau telah mence lakainya dengan t ipu muslihat, kau telah menghianatinya .."
Ceng Lan hiang kembali tertawa seram.
"Antara aku dengannya sama sekali tidak terjalin hubungan suami dan istri, dia adalah musuh besarku: Andaikata orang tuamu terbunuh apakah dendam sakit hati itu tak boleh dibalas? Apa salahnya kalau kubunuh dirinya?"
"Ayahmu adalah seorang manus ia laknat yang licik, rendah dan tak tahu malu, guruku me mbunuhnya karena ingin me lenyapkan bibit bencana dari muka bumi"
"Hmmm, aku ingin bertanya kepadamu" kata Ceng Lan hiang dengan suara dingin "dalam pandangan umat persilatan dari seluruh kolong langit, mereka bilang Bun ji koan su sebagai manus ia laknat? Ataukah ayahku si Thi kiam kim ciang ceng it huang (pedang baja telapak tangan e mas yang menggetarkan jagad) sebagai manus ia laknat ?" "Tentu saja Pedang baja telapak tangan emas menggetarkan jagad sebagai manusia laknat!" sahut Ku See hong tak kalah gusarnya.
Tiba-tiba Pedang sakti kayu baja Cu pok tertawa dingin, lalu timbrungnya:
"Ku sute, aku ingin bertanya kepadamu, apa sebabnya segenap umat persilatan didunia ini ingin me mbunuh Bun ji koan su"
"Murid durhaka manus ia laknat, kau pernah mener ima budi kebaikan sedalam lautan darinya, tapi kenyataannya kau telah menghianatinya. bahkan menuduh guru sendiri sebagai manus ia laknat, kau.... sesungguhnya kau ini manus ia atau binatang"
Sambil tertawa Jian hun kim ciang (Telapak tangan e mas sukma cacad) Tu Pak kim menimbrung.
"Di dalam pandangan orang, baik si pedang baja telapak tangan emas yang menggetarkan jagad maupun Bun ji koan su sa ma-sa ma merupakan guru kami, tentu saja kami berbicara menurut keadilan dan kebenaran tanpa bermaksud berat sebelah dengan membela i salah satu pihak. Waktu itu Bun ji koan su kasar dan jahat, berbuat sewenang-wenang tanpa tahu diri, coba bayangkan saja manusia maca m itukah yang kau maksudkan sebagai orang baik? Hari ini kalau dibicarakan yang sesungguhnya kita semua masih terikat hubungan, asal kau bersedia untuk menggabungkan diri dengan perkumpulan Ban sia kau ka mi, sudah pasti aku berusaha untuk menda ma ikan persoalan ini dan menyingkir kan segala pertentangan yang terjalin diantara kita sela ma ini"
Mendengar ucapan tersebut Ku See hong segera mendengus dingin dengan nada sinis dan me nghina.
"Hmmmm, diantara kita terjalin dendami sakit hati yang lebih dalam dari pada samudra, sudahlah, tak usah banyak berbicara lagi, kalian kawanan manusia laknat yang berhati busuk, tak pantas untuk hidup terus didunia ini, aku telah bertekad hendak membunuh kalian se mua.” "Kalau toh kau keras kepala terus, apa boleh buat, ini berarti kau sendirilah yang mencari penyakit untuk diri sendiri" kata telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim cepat.
Ceng Lan hiang tertawa cabul, ke mbali dia berkata.
"Saudara cilik, lebih baik kau menyerah saja untuk masuk ke dalam pelukanku, pokoknya kujamin kau tak akan menderita kerugian barang seujung ra mbutpun"
Ku See hong benar-benar merasa gusar sekali, dia tak menyangka kalau dikolong langit terdapat perempuan yang begitu tak tahu malu seperti ini, saking gusarnya perasaan pemuda ini ma lah menjadi jauh lebih tenang, dengan suara dingin dia lantas berkata:
"Ceng Lan hiang, kau na mpaknya sudah tak dapat merubah sifatmu, kecabulanmu tak ada obatnya lagi kecuali dibunuh sampa i ma mpus.”
"Saudara cilik, mengapa sih kau menuduh aku sebagai perempuan cabul? Kau masa belum tahu hingga sekarang aku belum pernah kawin secara resmi dengan siapa pun" kata Ceng Lan hiang sa mbil tertawa cekikikan.
Benar-benar tak disangka kalau perkataan semacam inipun dapat di utarakan olehnya, boleh dibilang pere mpuan se maca m ini merupakan pere mpuan paling tak tahu ma lu didunia ini ....
"Ceng Lan hiang!" Keng Cin sin segera menegur dengan suara dingin:
"Perempuan maca m kau hanya akan merusak martabat perempuan-pere mpuan lainnya, mala m ini aku bersumpah hendak me lenyapkan dirimu dari muka bumi"
Ceng Lan hiang segera tertawa dingin:
"Heehh . . heehh. .. heehh .... dengan mengandalkan ke ma mpuan yang kau miliki itu, kau ingin mengusik seujung rambutku! Hmmm, jangan ber mimpi disiang hari bolong, hal ini akan lebih sulit kau lakukan ketimbang me manjat ke atas langit"
"Ceng Lan hiang, walaupun kau tidak me nghor mati Bun ji koan su sebagai suami mu, masa kaupun tidak mencintai putri kandungmu sendiri?"
Rupanya Keng Cin sin yang memperhatikan keadaan situasi hari ini segera menyadari betapa minimnya kekuatan mereka berdua, andaikata dia dan Ku See hong harus melangsungkan pertarungan secara kekerasan dengan mereka, sudah jelas ke menangan tak mungkin bisa diperoleh. Apalagi kalau sa mpai tertangkap oleh musuh, sudah pasti penderitaan dan siksaan kembali akan diala minya, malahan bukan jadi peristiwa tersebut akan mere mbet pula pada diri Him ji im pula serta Im Yan cu sekalian.
Itulah sebabnya dia ingin mengungkap sedikit sifat dari Ceng Lan hiang atau lebih tepatnya dikatakan hendak mengetuk hati perempuan ini melalui putrinya untuk me mancing ke mbali munculnya sifat baik darinya.
Sambil tertawa Ceng Lan hiang segera berkata.
"Dia termasuk separuh dari darah dagingku, tentu saja aku sangat mencintai nya, kalau tidak masa dia dapat tumbuh menjadi dewasa..."
"Tahukah kau bahwa putrimu sudah menjadi istrinya Ku See hong ”
Mendengar perkataan itu, paras muka Ceng Lan hiang berubah hebat, sekalipun dia cabul dan jalang, akan tetapi terhadap Him ji im boleh dibilang masih me mpunyai perasaan cinta seorang ibu terhadap anaknya, dan perasaan ini sebagai perasaan alami manus ia.
Itulah sebabnya dia menjadi sangat terkejut setelah mendengar perkataan itu, tapi rasa kaget tersebut hanya berlangsung sekejap saja, sebab napsu birahinya yang makin berkobar telah menutupi kesadarannya itu. Yaa, sifat jalang perempuan ini me mang sudah mencapai taraf yang tak dapat diohati lagi.
Sambil tertawa dingin Ceng Lan hiang segera berkata.
"Dia adalah putriku, dengan siapa dia akan kukawinkan, dia akan kawin pula dengan siapa"
"Hmm! Mengapa kau secara ngawur mengatakan kalau dia adalah istri Ku See hong? Me mangnya kau adalah ibunya"
"Putrimu sangat mencintai Ku See hong, mereka pun sudah me langsungkan hubungan sebagaimana layaknya suami dan istri, andaikata kau mas ih me mpunyai perasaan cinta sebagai seorang ibu terhadap anaknya, maka kau sudah seharusnya menjodohkan mereka, jika watak jahat mu ini belum juga kau rubah, suatu hari kau pasti akan merasa menyesal"
Ceng Lan hiang sudah tak ma mpu untuk menahan diri lagi, mendadak ia me mbentak dengan suara menggeledek.
"Suheng berdua thamcu bertiga! Kalian cepat bekuk orang ini, serahkan urusan Ku See hong kepadaku"
Dengan ce mas Ku See hong segera berseru.
"Nona, kau saja yang menghadapinya, biar aku yang me mbunuh kawanan manusia laknat ini!"
Ditengah pe mbicaraan serentetan cahaya pelangi sudah menya mbar di tengah udara...
Akan tetapi Ceng Lan hiang te!ah bertindak jauh lebih cepat lagi, dengan suatu gerakan yang aneh tiba-tiba saja dia mendesak kesisi tubuh Ku See hong, lalu jari tangannya disentilkan ke depan, serentetan hawa serangan yang amat tajam dengan cepat menyerang jalan darah penting di pergelangan tangan kanan Ku See hong.
Tanpa berpikir panjang lagi Ku See hong segera mengeluarkan gerakan tubuh Mi khi biau tiong sin hoat untuk berkelit ke kiri dan mengigos ke kanan, secara sakti dan aneh dia menghindar kan diri dari sergapan jari tangan lawan.
Sementara itu Pedang Hu thian seng kiam nya melancarkan serentetan cahaya tajam yang berkilauan, lalu bagaikan ular sakti menyelinap ke depan dan menggulung tubuh ke tiga orang tha mcu tersebut.
Cahaya pedang yang berwarna merah secara berlapis-lapis menggulung diangkasa. me mbuat siapa pun tak dapat menebak ke arah manakah serangan pedang itu di tujukan.
Tiga orang thamcu tersebut tak berani menghadapi serangan lawan dengan kekerasan, serentak mereka me misahkan diri ke empat penjuru.
Gagal dengan serangannya Ceng Lan hiang menggerakkan tubuhnya lagi siap menerka m Ku See hong.
Saat itulah tiba tiba Keng Cin sin membentak nyaring, tubuhnya menyelinap datang dari arah samping, ke mudian sepasang telapak tangannya membuat satu gerakan me lingkar didepan dada dan bersama-sama ditolakkan ke depan.
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur keluar menyusul gerakan meno lak tadi dan menyerang tubuh Ceng Lan hiang..
Serangan yang dilancarkan dengan mengerahkan segenap tenaga ini me mbawa serta pula desingan angin tajam seperti suara guntur yang mengge legar me mbelah bumi, dahsyatnya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Gulungan angin yang berpusing diikuti deruan angin puyuh langsung menyapu seluruh per mukaan tanah dengan hebatnya.
Berubah hebat paras muka Ceng Lan hiang menghadapi datangnya ancaman tersebut, tubuhnya yang ringan segera menyelinap ke dalam gulungan angin serangan yang maha dahsyat tersebut, sementara ujung bajunya yang berkibar terhembus angin menggulung ke kiri dan ke kanan secara aneh. Serangan angin puyuh yang dilancarkan oleh Keng cin sin ini seakan-akan terjerumus ke balik se lapis hawa kekuatan yang le mbek, tiba-tiba saja hilang lenyap tak berbekas seperti menguap ke udara saja.
Tidak menunggu sampai pihak lawan merubah gerakan, Keng Cin sin segera mengayunkan kaki kirinya melancar kan sebuah tendangan kilat.
Deruan angin serangan yang tajam dengan cepat meluncur ke muka dan menganca m jalan darah Thian ci hiat dipinggang sebelah kiri Ceng Lan hiang.
Pertarungan antara jago lihay me mang berbeda sekali dengan pertarungan-pertarungan biasa, sebab dalam satu gerakan yang amat sederhana sekalipun dapat me mbawa korbannya menuju ke tepi jurang kehancuran total .....
Tendangan kilat itu dilepaskan amat cepat, aneh, dahsyat dan me matikan.
Kendatipun Ceng Lan hiang me miliki kepandaian silat yang sangat lihay, toh ia tak berani menyambut datangnya tendangan kilat tersebut dengan kekerasan.
Kaki kirinya segera berputar ke belakang, kemudian secara indah sekali dia me layang mundur sejauh tiga langkah ke belakang.
Keng Cin sin tahu pertarungan antar jago lihay sangat berbeda dengan pertarungan biasa, yang terpenting adalah berusaha merebut posisi yang lebih menguntungkan.
Maka sambil me mbentak nyaring, tidak sampai kaki kirinya ditarik ke mbali, tubuh nya sudah mela mbung ke udara, kemudian kaki kanannya sekali lagi diayunkan ke depan menendang jalan darah In hou hiat di tenggorokan lawan.
Ilmu tendangan semacam ini merupakan perubahan ilmu tendangan Lian huan tui dari aliran utara yang tertera dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip, kedahsyatannya benar-benar luar biasa. Ceng Lan hiang yang bermata jeli dan bertubuh gesit cepat-cepat miringkan kepala nya ke sa mping, telapak tangan kiri nya me lancarkan bacokan miring kesa mping, sementara telapak tangan kanannya diayun kan ke muka, dua gulung angin serangan yang dahsyat secepat kilat me luncur ke depan secepat kilat dan menyapu apa saja yang ditemui ......
Begitu serangan tersebut dilancarkan, dua gulung angin pukulan itu satu dari atas yang lain dari bawah tiba-tiba saling bertemu ditengah jalan, angin pukulan yang berpusing segera me mancar ke empat penjuru...
Tiba-tiba saja kedua gulung angin serangan tersebut berubah menjadi belasan gulung desingan angin jari tangan yang mendesis diangkasa, lalu seperti sepuluh bilah pedang langsung menyergap sepuluh buah jalan darah penting di seluruh badan Keng Cin sin.
Ternyata dalam suatu gebrakan itu Ceng Lan hiang berniat hendak melukai Keng Cin sin, itulah sebabnya disaat melancar kan dua gulung serangan tadi, dia m-dia m ia telah me mpersiapkan serangan lainnya.
Disaat yang terakhir inilah ke sepuluh jari tangannya mendadak disentilkan ke depan dan me lepaskan serangan dahsyat.
Berada ditengah udara Keng Cin sin merasakan ditengah gulungan angin serangan yang dahsyat terselip sepuluh gulung desingan angin jari yang me mbawa desingan dahsyat, bahkan seperti jaring langit saja, langsung mengurung jalan darah penting disekujur badannya.
Dalam terkesiapnya buru-buru dia mengeluarkan ilmu simpanannya yang pernah dipelajari dari kitab pusaka Cang ciong pit kip, sepasang tangannya diputar kencang melancarkan selapis hawa serangan yang amat tangguh.
Rupanya kedua tangannya itu bukan sembarang berputar dengan begitu saja, tampak ke sepuluh jari tangannya menca kar dan menya mbar tiada hentinya sehingga kesepuluh gulung angin serangan dari Ceng Lan hiang berhasil pula dipunahkan tanpa menimbulkan sedikit suarapun.
Keng Cin sin dan Ceng Lan hiang me mang merupa kan sepasang musuh bebuyutan yang seimbang, serentak mereka me mbentak nyaring dan maju bersa ma kedepan, jurus-jurus simpanan yang ganas, dahsyat dan mematikan pun dilancarkan tiada hentinya ....
Sodokan jari tangannya, bacokan tangan tendangan kilat.
Kebasan, getaran dan bentakan hampir semuanya dilancarkan secara beruntun.
Anggota badan mereka seakan-akan sudah berubah menjadi senjata yang me matikan, untuk beberapa saat tampak bayang kaki dan telapak tangan membukit diangkasa, seperti jaring langit yang disertai gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti gulungan omba k ditengah sa mudra, pada hakekatnya sama sekali tidak ditemukan setitik te mpat kosong pun.
Sebagaimana diketahui, kedua orang itu sama-sama bergerak dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat, jurus-jurus serangan yang mereka pergunakan pun rata-rata merupakan jurus serangan yang jahat dan mematikan. Sehingga anca man yang tiba pun seperti hujan badai yang menyapu jagad.
Sebagai dua orang jago lihay yang sama-sama berilmu tinggi, yang satu merupakan ahli waris dari kitab pusaka Ban sia cinkeng, sedangkan yang lain adalah ahli waris dari kitab pusaka Cang ciong pit kip, kedua belah pihak sa ma-sama me miliki kelebihan mau pun kekurangan, jadi boleh dibilang pertarungan kedua orang ini menjadi pertarungan antara kaum sesat dan lurus.
Padahal kalau di bandingkan sesungguhnya, kitab pusaka Cang ciong pit kip masih terhitung paling tangguh, alasannya adalah Keng Cin sin baru setahun saja me mpelajari isi kitab pusaka itu semenja k dia me mperoleh nya, tentu saja masih banyak ilmu sakti yang menda lam sekali yang belum dapat dipelajari olehnya, bahkan jurus serangan yang dipelajari dalam waktu singkat pun tak bisa dipergunakan dengan matang, oleh sebab itu Keng Cin sin yang bisa bertarung seimbang dengan Ceng Lan hiang me mbuktikan kalau kitab pusaka Cang ciong pit kip masih setingkat lebih lihay.
Sedangkan mengenai tenaga dala m, kedua orang itu sa ma-sa ma me mpunyai cara untuk mena mbah kekuatan, yang satu menggunakan cara sesat dengan menghisap sari lelaki untuk me mper kuat tenaga, sedangkan yang lain me mpergunakan bantuan dari mutiara sakti Thian hong im yang sin cu.
Walaupun demikian, tenaga dalam Keng Cin sin boleh dibilang jauh lebih le mah, karena waktunya untuk berlatih diri a mat singkat, padahal kesempurnaan tenaga dalam seseorang terpupuk dari latihan yang cukup la ma.
Dengan selisih kekuatan mas ing- masing inilah mereka berdua me langsungkan suatu pertarungan yang mengerahkan segenap ke ma mpuan yang dimiliki...
Pertempuran ini boleh dibilang mengerikan sekali, tapi untuk sementara waktu keadaan mas ih tetap seimbang, siapa pun tidak dapat mengungguli lainnya.
Ku See hong sendiri me mang berniat untuk me mbunuh beberapa orang dengan ilmu pedangnya yang sakti sehingga dapat me lenyapkan kepercayaan musuh atas ke ma mpuan sendiri.
Mendadak dia me mperdengarkan suara pekikannya yang amat keras dan mendengung sa mpai ditengah udara.
Pedang Hu thian seng kiam yang berada di tangannya diputar kencang, cahaya tajam berkilauan diangkasa, dua gulung hawa pedang dengan membawa desingan tajam yang me mekikkan telinga secara berpisah menyerang pedang sakti kayu besi Cu Pok serta Telapak tangan e mas sukma cacad Tu Pak kim.
Sedemikian cepatnya serangan tersebut, boleh dibilang jarang ditemui dikolong langit saat ini.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok serta telapak tangan emas sukma cacad Tu Pak kim menjadi terperanjat sekali, mimpipun mereka tidak menyangka kalau ilmu pedang yang dimiliki Ku See hong sudah mencapai taraf yang sedemikian cepatnya.
Berada dalam keadaan begini tidak sempat lagi bagi Cu Pok untuk melolos kan pedang kayu besinya, serentak mereka mengayunkan telapak tangan masing- masing dan melepas kan enam buah pukulan secara beruntun sehingga kedua orang itu me lepaskan dua belas buah serangan dahsyat.
"Blammm, blammm, blamm, ....blamm ?" ledakan de mi ledakan
bergema me mecahkan keheningan.
Ke dua gulung hawa pedang yang dilancarkan Ku See hong segera terdesak mundur oleh tenaga gabungan dari kedua orang itu.
Pekikan keras yang meme kikkan telinga berge ma me mecahkan keheningan .......
Pedang sakti Hu thian seng kiam yang berada ditangan Ku See bong segera diputar menciptakan lapisan cahaya yang me mbukit dan berlapis-lapis menggulung ke muka seperti air bah yang menjebo lkan bendungan.
Ditengah lapisan bayangan pedang yang menyilaukan mata, pedang Hu thian seng kiam tersebut sudah melancar kan enam gulung hawa pedang yang taja m, angin pedang yang menyayat tubuh menggidikkan hati orang dan mendirikan bulu ro ma siapa pun.
Seluruh badan Ku See hong telah terlindung oleh cahaya tajam dari pedang Hu thian seng kiam tersebut, cahaya yang menyilaukan mata me mancar ke e mpat penjuru, dahsyatnya bukan kepalang.
Yang me mbuat orang pusing adalah arah dari serangan tersebut sulit untuk ditebak, serangan itu hendak menganca m tubuh Cu Pok kah atau Tu Pak kim ataukah mengurung tiga orang thamcu yang kebetulan sedang menyerbu datang.
Sekalipun demikian, baik Cu Pok, Tu Pak kim ataukah ketiga orang thamcu tersebut cukup mengetahui betapa lihaynya jurus serangan tersebut, tanpa di sadari ke lima orang itu berdiri me mbentuk satu garis dan sepasang tangan mereka buru-bur u diayun kan ke muka me lepaskan segulung angin pukulan yang dahsyat seperti gulungan o mbak sa mudra.
Menyusul serangan itu, tubuh ke lima orang itu bergerak mundur secepat angin puyuh. ..
Disaat mereka bergerak mundur itu, masing- mas ing orang me lancarkan lagi dua gulung angin pukulan lagi yang segera me mbentuk segulung aliran hawa serangan yang kuat seperti angin puyuh langsung menggulung ke arah ke enam hawa pedang yang dilancarkan Ku See hong itu.
Tiba-tiba saja gulungan angin pukulan yang dahsyat seperti amukan o mbak sa mudra itu sudah saling me mbentur dengan hawa pedang...
"Blaammm. blaaammm blaaammm! "
Serentetan ledakan yang me mekikkan telinga segera berkumandang me mecahkan keheningan ....
Perlu diketahui lima orang tokoh kelas satu dari dunia persilatan ini me miliki tenaga dalam yang amat sempurna, kendati pun Ku See hong me miliki tenaga dalam Kan kun mi siu khikang yang dahsyat, rasanya sulit juga baginya untuk me munahkan tenaga gabungan dari orang-orang itu.
Ku See hong merasakan dadanya bergetar keras, dan.. "Uaaak!" dia menumpahkan darah segar wajahnya mengejang keras sementara sepasang matanya memancarkan sinar kebuasan yang menggidikkan hati..
Pada saat itulah, tiba-tiba....
Pedang sakti kayu besi dan Thian jian tee ciat telah meloloskan senjata masing- mas ing, tapi sebelum menyerang dengan senjata tersebut, kelima orang tersebut ke mbali me lancarkan sepuluh buah serangan dahsyat yang memekikkan telinga dan menyapu datang dari e mpat arah delapan penjuru.. . Ku See hong melotot gusar, mendadak pekikan nyaring yang menggetarkan perasaan berge ma me mecahkan keheningan..
Tubuhnya me la mbung di tengah angkasa dan berputar tiga lingkaran, lalu seperti seekor burung raksasa dengan enteng sekali menyelinap kian ke mari.
Ku See hong yang berada ditengah udara segera me mutar badannya sambil me mbentak keras, setelah itu me luncur turun ke bawah, ujung bajunya yang berkibar seperti cahaya berkedip diangkasa yang gelap.
Hu thian seng kiam yang berada di tangannya tidak berdiam sampai disitu saja.
Gerakan serangan seperti hembusan angin puyuh menciptakan selapis bukit pedang yang me mancarkan hawa pedang yang berlapis-lapis, kemudian menyerang tubuh Cu Pok yang menerjang datang lebih dulu serta Im hong thamcu Thian jian tee ciat Si Hun sia yang menyusul ke mudian.
Perlu diketahui, jurus pedang yang dipergunakan oleh Ku See hong ini bukan lain adalah jurus pertama dari ilmu pedang Cang ciong ciat mia kiam dari Si to lojin yang disebut Hui hong cha ki hiat seng wi (Bianglala terbang bau darah me mancar ”
Baik Cu Pok maupun Thian jian tee ciat tiba-tiba saja merasa ada segulung hawa pedang yang menusuk tulang menyergap pula.
Cu Pok cukup mengetahui kelihayan dari jurus pedang itu, ia segera menjerit kaget.
”Si tha mcu, Cepat mundur!"
Ditengah bentakan, tubuh Cu Pak me lo mpat mundur pula sejauh dua kaki dengan gerakan tubuh yang sakti ajaran Bun ji koan su tempo dulu.
Sebaliknya Thian jian tee ciat Si Hun sia a mat terkejut setelah mendengar seruan dari Cu Pok tadi, sayang keadaan sudah terlambat untuk berkelit, ia segera mendongakkan kepalanya dan me mperdengarkan suara tertawa anehnya yang menyeramkan seperti tangisan setan atau lolongan serigala.
Dengan senjata bambu yang berada di tangannya ia melancarkan sebuah serangan yang me matikan, serentetan bayangan toya bagaikan anak panah yang tajam langsung meluncur ke muka mene mbus i lingkaran bayangan pedang dari Ku See hong...
Sudah barang tentu Ku See hong tidak me mandang sebelah matapun terhadap jurus serangan tersebut, cahaya berwarna warni me mancar dari pedang Hu thian Seng kiam nya, lalu diantara gerakan menusuk dan me muntah toya bambu yang berada ditangan Si Hun sia telah termakan oleh bayangan pedangnya yang tajam sehingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.
Si Hun sia yang buas dan jahat sekarang nyawanya sudah berada di ujung tanduk, mendadak timbul niat jahat didalam hatinya, dengan suatu gerakan yang tiba-tiba dia menerjang ke arah tubuh Ku See hong.
Sistim pertarungan yang lebih mendekati perbuatan nekad untuk beradu jiwa ini benar-benar me mbuat hati orang merasa bergidik dan ngeri.
Berkilat sepasang mata Ku See hong menghadapi anca man tersebut, tiba-tiba tubuhnya yang masih mela mbung di udara miring kesamping, se mentara cahaya pedang berkilauan sa mbil me mutar....
Serentetan jeritan ngeri yang menyayat hati segera berkumandang me mecahkan keheningan.
Menyusul kemudian..
Dengusan tertahan bergema di angkasa.
Ku See hong yang masih mela mbung di udara, tiba-tiba rontok ke atas tanah lalu agak se mpoyongan dia terhuyung-huyung mundur sejauh tujuh delapan langkah lebih, paras mukanya yang semula me mang pucat pias, kini se makin berta mbah pucat. -oodwoo-