Postingan

Jilid 26

SELESAI berkata, Ku See hong kembali mengayunkan telapak tangan kirinya melancarkan serangan.

Seketika itu juga terasa deruan angin puyuh yang melanda seluruh angkasa, desingan angin yang dingin dan tajam seperti amukan guntur dan petir yang di sertai a mukan angin puyuh, seperti selembar jaringan yang sangat besar muncul dari  suatu sudut yang aneh dan mengurung tubuh Tu Pak kim dari e mpat arah delapan penjuru.

Mencorong sinar tajam yang menggidikkan hati dari balik mata Jian hun kim ciang Tu Pak kim, secepat sambaran petir tubuhnya segera berkelit ke sa mping.

Dari balik mata Ku See hong pun sudah terpancar keluar sinar api dendam yang a mat benci dan menggidikkan hati, setelah tertawa dingin serunya lantang:

"Sekarang sudah tiba saatmu untuk me lepaskan topeng palsumu itu. . ."

Terkesiap bukan buatan perasaan Jian hun kim cian Tu Pak kim setelah mendengar seruan itu, segera pikirnya:

"Jangan-jangan dia sudah mengetahui siapakah aku?"

Ku See hong sesungguhnya bukan seorang pemuda yang bodoh, semenjak manusia aneh berkerudung itu meneter dan mendesaknya dengan pelbagai pertanyaan yang menyangkut masalah tentang gurunya di muka kuil kuno dulu, sudah timbul perasaan curiga dari dalam hatinya, apalagi setelah orang itu ma mpu menyebutkan ke tiga maca m kepandaian sakti andalan dari gurunya. hal mana menyebabkan dia se makin menduga kalau antara orang ini dengan gurunya pasti me mpunyai suatu hubungan tertentu.

Apalagi setelah menyaksikan kepandaian silatnya yang begitu hebat dan luar biasa, Ku See hong segera menduga kalau orang besar kemungkinannya adalah salah satu di antara dua  murid murtad gurunya.

Sebab ma lam ini adalah pertemuan mereka yang kedua, bila dia mencoba untuk me mbayangkan ke mbali se mua jurus serangan yang dipergunakan orang ini dengan Thi bok sin kiam Cu pok, maka akan di jumpa i banyak sekali persamaan,  itulah  sebabnya  dia  lantas me lancarkan tiga pukulan secara beruntun untuk me maksa dia mundur sa mbil menghindar kan diri.

Alhasil gerakan tubuh yang digunakan orang ini sewaktu menghindar tadi tidak jauh berbeda dengan gerakan tubuh Cu pok, kalau tidak bisa dibilang mirip sekali, karenanya Ku See hong pun menjadi sadar dan paham ke mba li atas semua duduknya persoalan.

Mendengar ucapan tadi, Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa licik, kemudian berkata.

"Apa sih ma ksud pembicaraanmu itu? Aku tidak habis mengerti?"

Ku See hong segera mendengus dingin dengan suara yang amat sinis dan dingin:

"Hmmmm, dihadapan orang yang jujur berbuatlah jujur, aku rasa ada baiknya jika kau melepaskan topeng kulit manusia itu lebih dahulu, agar bisa kulihat bagaimana kah ta mpang asli dari seorang mur id murtad se macam kau, kemudian aku akan menyuruh  kau  ma mpus dalam keadaan yang paling mengenaskan!"

Melihat semua usahanya sudah terbongkar dan gagal total, Jian hun kim-ciang Tu pak kim segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terkekeh dengan liciknya. 'Heeehhh.. .heeehhh.....heeehhh .. mana... mana, rupanya Ku sute juga sudah kenal dengan aku sang kakak seperguruan yang tidak becus ini"

"Tu pak kim! Malam ini, jangan harap kau bisa melo loskan diri dari ke matian nya yang mengenas kan!" seru Ku See-hong lagi dengan suara amat sinis.

Sekali lagi Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa terbahak- bahak.

"Haaahhh...haa...haahh..haaahhh... Ku See hong, pada mala m ini kaupun jangan harap bisa me loloskan diri dari jebakan mautku dengan sela mat"

Seusai berkata, tiba-tiba saja Jian hun  kim ciang  Tu  pak  kim me mperdengarkan suara pekikannya yang sangat aneh...

Dari e mpat penjuru tempat kegelapan segera bermunculan bayangan manusia, diantaranya ada enam tujuh sosok bayangan manus ia yang segera meluncur datang dengan kecepatan  luar biasa.

Ku See hong mencoba untuk me mperhatikan wajah orang itu, tapi dengan cepat hawa darahnya menggelora dengan hebatnya, seluruh darah yang mengalir didalam tubuh nya seolah-olah sudah mendidih se mua. .

Ternyata ke tujuh orang itu adalah orang-orang dari Thi kiong pang dan Jian khi pang yang telah membinasakan ayah ibunya serta me munahkan perkumpulan Kim to pang..

Dengan sangat bangga Jian hun kim ciang Tu pak kim tertawa licik, kemudian serunya. .

"Ku sute, kau kenal dengan orang-orang itu? Mereka adalah ketujuh orang tongcu dari Thi kiong pang dan Jian khi pang, heehhh. heeehhh ”

"Ku sute, aku lihat paling baik jika kau me mbicarakan dahulu nilai dari sele mbar nyawa mu itu dengan kami" "Terima kasih atas kedatangan ketujuh sosok sukma gentayangan tersebut, aku orang she Ku akan me mpersilahkan mereka segera berangkat, dan terima kasih juga atas usahamu ini sehingga tak perlu aku berepot-repot lagi mencari mereka."

Ucapan mana diutarakan dengan suara yang dingin sekali seperti suara salju.

Jian hun kim ciang Tu pek kim tertawa:

"Belum tentu begitu! Dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang, untuk mengungguli diriku pun sudah sulit, apalagi ditambah dengan kerubutan mereka bertujuh? Aku lihat lebih baik kita berbincang-bincang lebih dulu, daripada masing- mas ing pihak harus saling menyinggung perasaan masing- mas ing orang"

Ku See hong tahu bahwa apa yang hendak dibicarakan dengannya tetap sama seperti apa yang dibicarakan Thi bok sin kiam Cu pok dengan dirinya te mpo hari.

Sepuluh hari itu secara diam-dia m Ku See hong sudah menghimpun tenaga dala mnya siap melancarkan serangan dengan me mper-guna kan ilmu silat sakti Hoo han seng huan, dia berencana untuk menghancurkan beberapa orang musuh tangguhnya dengan suatu serangan kilat yang paling cepat.

Dengan paras muka yang sama sekali tak berubah, dia lantas berkata dengan sinis.

"Ketujuh orang yang kau undang kehadirannya ini pada hakekatnya merupakan barang rongsokan, kalau tidak percaya silahkan saja dilihat sendiri "

Berbicara sa mpai disitu, Ku See hong telah menghimpun hawa murninya sampa i sebatas kema mpuan yang di milikinya, hawa pempunuhan yang amat tebal pun sudah menyelimuti seluruh wajahnya.

Mendadak, pada saat itulah ....

"Ting! Tang! Ting! Tang!" Tiba-tiba saja dari balik bangunan loteng itu  berkumandang suara genta yang dibunyikan bertalu-talu...

Bersamaan dengan berge manya suara genta tersebut, cahaya lentera segera menerangi seluruh bangunan loteng itu  dan menyinar i hampir setiap sudut lembah sempit itu, tempat dimana beberapa orang itu berdiri sekarang pun kena di soroti oleh cahaya lentera yang le mah itu sehingga segala sesuatunya terlihat jelas.

Begitu mendengar suara genta, ke tujuh orang Tongcu dari Jian khi pang dan Thi kiong pang itu segera me lo mpat mundur ke belakang dan menyembunyikin diri di balik kegelapan.

Sesungguhnya Ku See hong hendak me mbinasakan ke tujuh orang ini diujung telapak tangannya, tapi ke tujuh sosok sukma gentayangan itu seakan-akan sudah dibikin terkejut oleh bunyi genta itu, sehingga kaget dan mengundur kan diri.

Dalam keadaan de mikian, terpaksa Ku See hong hanya bisa menyumpah sa mbil mengendor kan ke mba li hawa murninya.

Jian-hun kim ciang Tu pak kim sendiripun segera tertawa sesudah mendengar suata genta tersebut, ujarnya:

"Ku sute, persoalan diantara kita lebih baik kita bicarakan lagi di ke mudian hari, sekarang maaf kalau aku harus mohon diri lebih dahulu untuk se mentara waktu!" Seusai berkata, dengan suatu gerakan tubuh yang aneh sekali, secepat kilat dia menyelinap masuk ke balik kegelapan sana.

Dalam  keadaan  begini   terpaksa   Ku   See   hong   harus menye mbunyikan diri dibawah sebatang pohon siong, kemudian dari situ dia melayang naik ke puncak bukit setinggi lima enam kaki dan mengawasi bangunan berloteng dihadapannya tanpa berkedip. .

Suara genta telah dibunyikan sepuluh kali, suaranya  yang mengge ma di seluruh le mbah bukit tersebut mendatangkan suara gaung yang sangat nyaring.

Mendadak dari balik bangunan rumah tersebut muncul sepuluh orang manusia yang mengena kan topeng tengkorak diatas wajah masing- masing, perawakan tubuh mereka tak menentu, ada yang tinggi ada pula yang pendek, mereka berbaris dalam dua  barisan dan pelan-pelan bergerak menuju ke tanah lapang di muka bangunan berloteng tersebut.

Kemudian mereka me mbentuk satu lingkaran disitu dan duduk bersila diatas rumput.

Mendadak, pada saat itulah ......

Muncul ke mbali seorang bocah lelaki berwajah tengkorak, ditangannya memegang sebuah hiolo ke ma la yang sama sekali tiada cacadnya, hiolo itu berwarna hijau dan memantulkan  sinar gemerlapan.

Dari balik hiolo itu tersiar bau dupa yang sangat harum dan menyebar diangkasa mengikuti he mbusan angin, ketika terpantul oleh cahaya lentera dari baltik bangunan loteng itu, terbentuklah kabut berwarna warni yang pelan-pelan melayang ke udara. Pemandangan se maca m itu benar-benar sangat indah.

Bocah le laki yang menggengga m hiolo ke mala itu pun pelan- pelan berjalan menuju ke tengah lingkaran tadi dan meletakkan hiolo ke mala tersebut diatas tanah.

Dari arah bangunan berloteng itu berkumadang suara seruan yang amat merdu merayu:

Hiat mo menggetarkan dunia persilatan...

Tengkorak me mbuat setan ketakutan....

Sepuluh orang manus ia bertopeng tengkorak yang mengelilingi hiolo ke mala itu segera bangkit berdiri, kemudian merekapun ber- sama-sa ma berteriak:

Hiat mo  menggetarkan dunia persilatan...

Tengkorak me mbuat setan iblis ketakutan

Ucapan yang serius dan berat segera mengge ma di udara dan menga lun tiada henti nya. Bersamaan dengan berakhirnya suara tadi, dari balik bangunan loteng itu segera me layang turun sesosok bayangan manusia yang berperawakan langsing dan kecil.

Orang itu me mgenakan baju berwarna putih, dibawah cahaya lentera yang terpancar keluar dari balik bangunan itu, tampak ujung bajunya terhembus angin, keadaannya tidak jauh berbeda dengan bidadari yang baru turun dari kahyangan.

Dengan  suatu  gerakan  yang  amat   lembut   perempuan   itu me layang turun disa mping hiolo ke ma la tersebut, yakni disisi bocah lelaki yang mengenakan kain kerudung tengkorak itu.

Ia me maka i sebuah kain cadar warna-warni yang ditengahnya disulami dengan sebuah tengkorak yang sedang menyeringai seram, sementara disekelilingnya dilingkari oleh dua belas kuntum bunga Bwee.

Dia tak lain adalah Hiat mo Buncu, yaitu manus ia berkerudung warna-warni.

Setelah melayang turun dihadapan  hiolo  ke mala  tersebut, manus ia berkerudung warna-warni itu segera melurus kan sepasang telapak tangannya yang putih halus itu di atas hiolo tersebut. Kemudian suasana menjadi sangat  hening,  agaknya  dia  sedang me mbaca ma ntera, atau mungkin juga sedang me mbaca doa.

Mendadak . . .

Manusia  berkerudung   itu   mengangkat    tinggi-tinggi   hiolo ke malanya sambil berseru lantang:

”Hiolo ke mala merubah a misnya darah ! "

Menyusul seruan mana, kesebelas orang manusia berkerudung tengkorak itu sa ma-sa ma mengangkat sepasang tangannya ke atas sambil berseru pula dengan lantang:

”Hiolo ke mala merubah a misnya darah!'

”Blaaam ....!" pada saat inilah dari dalam hiolo ke ma la tersebut terdengar suara ledakan keras disusul menyemburnya asap tebal berwarna merah setinggi tiga kaki ke tengah udara dan menyelimut i seluruh angkasa, ke mudian bagaikan selapis hujan darah menyebar ke mana- mana.

Secara la mat-lamat kawanan jago persilatan yang berse mbunyi di sekitar tempat itu segera merasa se akan akan mengendus bau amisnya darah kental.

”Pedang bayangan darah penggetar jagat!” kembali manus ia berkerudung itu berseru.

Entah sejak kapan ditangan ke dua belas anggota Hiat mo  bun itu sudah bertambah dengan se mbilan pedang sepanjang dua depa lima enam inci yang me mancarkan cahaya tajam.

Kini sambil mengangkat pedang itu tinggi-tinggi di angkasa, mereka turut berseru lantang.

”Pedang bayangan darah penggetar jagad!'

Kecepatan mereka dalam melolos kan pedang, sungguh merupakan suatu yang luar biasa sekali.

Setelah  itu  secara  beruntun  manusia   berkerudung   itu meneria kkan ke mbali, beberapa patah kata yang disusul oleh ke sebelas orang manusia berkerudung tengkarak itu.

Dunia persilatan menghor mat i bunga Bwee! Keseraman berubah menjadi ketenangan.

Habis gelap terbitlah terang!"

Hawa kegagahan menyelimuti angkasa!'' Kebersihan me lebihi sinar re mbulan!"

Ketika mereka mengucapkan  kelima patah kata itu, pedang ditangan masing- mas ing diputar menciptakan selapis cahaya pedang yang berkilauan, masing- mas ing orang me mbentuk dua belas kuntum bunga bweeditengah udara.

Kemudian bersa maan dengan lenyapnya cahaya pedang, tahu- tahu pedang mereka telah dimasukkan ke mbali ke dalam sarung.. Kejadian mana dengan cepatnya membuat para jago yang bersembunyi disekeliling te mpat itu merasa terkesiap sekali, sebab mereka dapat me lihat betapa enteng dan cepatnya ke dua belas anggota perguruan Hiat mo bun itu menggerakkan pedang sa mbil me mbentuk gerakan bunga bwee di tengah udara.

Ke dua bbelas kuntum budnga bwe itu seaakan-akan dua beblas gerakan jurus pedang yang sakti dan luar biasa.

Setiap gerakan jurus pedang itu hampir boleh dibilang mencangkum int i sari dari seluruh ilmu pedang yang ada didunia ini, selain gerak penyerangan juga  terdapat  gerak  pertahanan  yang me mbuat orang sukar untuk me matahkannya, sudah barang tentu hal ini segera me mbuat se mua orang merasa terperanjat sekali.

ooodwooo

DI SAAT pedang sudah dimasukkan ke mba li ke dalam sarungnya, manus ia berkerudung itu ke mba li berseru dengan suara nyaring:

"Silahkan saudara sekalian untuk duduk!"

Maka kedua belas anggota Hiat mo bun pun bersa ma-sa ma duduk bersila diatas tanah.

Ku See hong yang berada di puncak dahan pohon siong dapat menyaksikan kese muanya itu paling jelas, walaupun mere ka se mua menggunakan topeng tengkorak, namun Ku See hong masih dapat mengenali beberapa orang diantaranya.

Seperti misalnya si bocah le laki itu, dia tak lain adalah Kho It khi yang pernah dijumpa i nya dalam bangunan rahasia tersebut, sedang kan tiga orang yang duduk di sebelah selatan hiolo ke mala itu bukan lain adalah Pek lui jiu Ho Gi dan Thian kun tee ciang Khong  Tang lun.

Sedangkan ke delapan orang la innya sama sekali tidak dikenali olehnya ..... Sedangkan manus ia berkerudung itu, jika ditinjau dari potongan tubuh, nada suara serta sepasang biji matanya, dia merasa begitu mengenalinya sehingga pada hakekat nya tidak jauh berbeda dengan Keng Cin sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay.

Kini, Ku See hong terpengaruh kembali oleh kenangan  masa silam yang penuh dengan kepedihan yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

Keng Cin sin adalah kekasihnya yang paling dicintai dan paling dihor mati, walaupun dunia ini sudah mengala mi sesuatu perubahan yang amat besar, namun rasa cintanya terhadap gadis  itu selamanya tak pernah berubah lagi.

Pada saatd inilah, kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu sama-sa ma bangkit berdiri, ke mudian terdengar bocah lelaki itu berkata dengan suara lantang:

"Saudara sesama Hiat mo bun, pertemuan yang diselenggarakan pada ma lam ini sebenarnya hendak dilaksanakan pada bulan satu tanggal satu tahun depan dipuncak Kiam hong bukit Hong san, tapi berhubung situasi dalam dunia persilatan belakangan ini telah menga la mi perubahan besar dan terancam oleh mara bahaya, pertemuan ini terpaksa dipercepat pelaksanaannya.

Tujuan dan cita-cita dari  kita  Hiat  mo  bun  telah  diutarakan me lalui kese mbilan patah kata tadi, apa yang dirundingkan didalam gedung tadi pun sudah cukup dipaha mi kalian semua, rasanya kini pun tak usah banyak berbicara lagi.

Sekarang yang hendak kuutarakan kepada kalian adalah soal telah bergabungnya kalian dengan perguruan kita ini, aku rasa sebagai seorang anggota yang baik adalah melaksa kan peraturan perguruan yang ada dan menjalankan perintah tanpa me mbantah, barang siapa berani membangkang maka dia akan dijatuhi hukuma n mati.

'Tapi perguruan kita sela manya menguta makan kebajikan dan kebesaran jiwa  terhadap  orang  lain  peraturan  ka mi  pun  tidak me mbedakan tinggi rendahnya kedudukan setiap anggota dalam parrai, oleh karena tugas perguruan kita sangat berat, maka apabila diantara kalian ada yang merasa dirinya tak ma mpu menyelesaikan tugas dari perguruan, sekarang masih ada kesempatan bagi kalian untuk mengundurkan diri!"

Semua anggota  Hiat  mo  bun  yang  duduk  mengelilingi  hiolo ke mala itu segera menyahut bersama:

"Ka mi tak usah berpikir panjang lagi, kami akan melaksanakan semua perintah dari perguruan tanpa me mbantah'

Mencorong sinar tajam dari balik- mata kecil Kho It khi yang tertutup oleh kain kerudung tengkorak, katanya lebih jauh.

"Kalau toh kalian tidak ada usul lain, maka selanjutnya bila ada yang berani melanggar peraturan perkumpulan atau berhianat, dia akan dihukum dengan me munahkan segenap kepandaian silat yang di milikinya"

Perlu diketahui sebagai seorang  jago  silat,  biasanya  mereka rme mandang ilmu yang dimilikinya jauh lebih berharga daripada nyawa sendiri, bila kepandaian mere ka sampai dipunahkan ma ka rasanya jauh lebih tersiksa daripada mati.

Oleh sebab itu bila hukuman tersebut diterapkan bagi seorang yang belajar silat, boleh dibilang hukuman mana merupakan suatu hukuman yang paling keji dan ditakuti.

Manusia berkerudung warna warni itu segera berkata pula dengan suara nyaring.

'Terima kasih banyak atas kesediaan kalian  untuk berbakti dengan perkumpulan kami dan bersama-sa ma kita menyela matkan umat persilatan dan mencar ikan kebahagiaan untuk se mua manusia.

"Aku tahu kalau ke ma mpuanku terbatas dan tidak ma mpu berbuat banyak, itulah sebabnya kumohon bantuan dari kalian  semua untuk bersama-sa ma me mbangun kebenaran didunia ini, moga- moga saja mula i saat ini kalian dapat bersikap ksatria dan meno long kaum le mah. Merupakan manusia- manus ia luar biasa didalam dunia persilatan, kalian pasti dapat melaksanakan tugas demi perkumpulan kita ini dengan sebaik-baiknya, kini akupun tak akan banyak bicara lagi, mari kita bersa ma-sama merundingkan langkah pertama per- kumpulan kita terjun ke dunia persilatan."

"Seorang manus ia berkurudung tengkorak yang mengenakan pakaian perlente segera bangkit berdiri, dia adalah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si yang namanya sudah ter mashur semenjak tiga puluhan tahun berselang.

Dengan suara lantang serunya:

"Keberaran  jiwa  bangsa  dan   ke muliaan  hatimu,   sungguh me mbuat ka mi merasa kagum berca mpur hor mat"

"Langkah perta ma yang harus dilakuan oleh Hiat mo bun kita sekarang adalah melakukan suatu tindakan yang tegas, sebab dunia persilatan sudah terlalu dipengaruhi oleh kawanan manusia laknat, yang berjiwa rendah, kawanan laknat tersebut kini sudah bergabung di dalam satu kelompok kekuatan untuk berbuat keja-hatan, seperti misalnya Ban sia kau, Jian khi pang, Thi kiong pang...

"Kini mereka telah  saling  berko mplot  untuk  bersa ma-sa ma  me lakukan kejahatan meracuni dunia persilatan, apalagi bila kita biarkan manusia se macam itu berkembang lebih besar lagi, bisa jadi keadaan dike mudian hari dapat berubah semakin tidak menguntungkan buat kita"

Manusia berkerudung warna-warni itu segera  manggut- manggut.

.

"Perkataan dari Hu buncu  me mang  benar,  masih  ada siapa lagi

yang hendak mengajukan usul, harap segera disampa ikan agar kita bisa me mbicarakannya'?

Seorang manus ia berperawakan tinggi kurus segera bangkit berdiri lalu katanya dengan suara parau.

”Tadi Hu buncu sudah bilang, musuh kita yang terutama adalah orang-orang dari Ban sia kau dan Jian khi pang serta Thi kiong pang, tapi masih ada satu kelompok kekuatan lagi yang tak boleh di biarkan lewat.

"Kekuatan yang kumaksudkan adalah orang-orang Huan  mo kiong di lautan Lam hay, beberapa tahun berselang, Han thian it kiam Cia Cu kim telah mengutus empat orang  thamcu  nya  untuk me lakukan pe mbas mian terhadap sisa-sisa manus ia yang masih setia terhadap Kim to pang, dalam pe mbas mian mana,  konon mereka telah berhasil mera mpas ke mbali pedang pendek huan mo kiam dari tangan San tian hanjiu Sangkoan It.

”Aku tahu bahwa orang-orang Huan-mo kiong di lam hay  sudah la ma me mpunyai ambisi untuk menyerbu ke daratan Tiong-goan, bahkan banyak sekali sa mpah masya-rakat yang berhasil mereka jaring agar berpihak kepada mereka, kini pedang Huan mo kiam sudah berhasil direbut ke mbali, berarti janji Hu hay-it kiam Cia Long-po dengan jago pedang no mor wahid dikolong langit tempo dulu Thio Pak san telah menjadi batal.

"Kini satu tahun sudah lewat, kekuatan yang berhasil mere ka himpun sela ma inipun sudah se makin menghebat, bisa jadi cita-cita mereka untuk me nyerbu daratan Tionggoan pun sudah akan segera di mulai..

Tentu saja, dengan kekuatan Hiat- mo bun kita tangguh dan luar biasa, kita tak usah takut terhadap manusia- manus ia laknat dari Huan mo kiong di La m-hay, tapi yang paling kita kuatirkan sekarang adalah persekongkolan antara orang-orang Huan mo kiong di Lam hay dengan pihak Ban sia kau, Jian khi pang dan Thi kiong pang untuk me lawan kita"

Mendadak dari balik mata manus ia berkerudung yang jeli secara la mat-la mat terpancar keluar serentetan cahaya dendam dan benci yang luar biasa, tapi sinar kebencian itu tidak diketahui oleh para anggota perkumpulannya, satu-satunya orang yang melihat  akan hal tersebut hanya Ku See hong, tapi justru  karena pula  dendam la manya menjadi berkobar ke mba li.. "Kongsun sianseng" terdengar manus ia berkerudung itu berkata, "aku sangat mengetahui tentang keadaan dalam istana Huan mo kiong, pada sebulan berselang, mereka sudah melakukan penyerbuan secara besar-besaran ke daratan Tionggoan, mungkin didalam beberapa hari belakangan ini mereka sudah akan sa mpa i disini.

`Usul dari Kongsun sianseng itu me mang pantas diperhatikan oleh perguruan kita serta segera melakukan suatu tindakan dengan cepat. . tapi entah bagaimana pula  dengan pendapat saudara sekalian untuk mencegah terjadinya persekongkolan itu?"

Thian kun tee ciang  Khong  Tang- lun  segera  bangkit  berdiri, ke mudian menjawab: 'Lapor Buncu, pepatah kuno  mengatakan siapa yang turun tangan lebih dulu dia lah yang tangguh, siapa yang turun tangan bela-kangan dia akan celaka, aku rasa kita tak boleh menunggu sa mpai mereka benar-benar se mpurna dan menyerang kita duluan, bahkan kita  harus menyerbu dan menghan-curkan mereka, agar bibit bencana di ke mudian hari dapat teratasi'

"Maksud Khong tayhiap, kita harus me mbagi-bagi ke dua belas orang anggota perkumpulan kita ini menjadi dua kelo mpo k dan masing- masing kelo mpo k menyerbu  dan  menghancur kan mereka secara terpisah?"

Thian kun tee ciang Khong Tang lun manggut- manggut. "Perkataan Buncu me mang betul, itulah yang lohu inginkan"

Manusia berkerudung warna-warni itu segera menyapu sekejap ke wajah se mua orang, ke mudian katanya:

"Bun jin (anggota perguruan) sekalian, adakah sesuatu usul dari kalian atas pendapat dari Khong tayhiap itu"

Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si bangkit berdiri, lalu sahutnya dengan suara nyaring:

"Usul dari Khong Lote itu sangat hebat, cuma hal ini akan menyebabkan kekuatan dari Hiat mo bun kita tak dapat terhimpun menjadi satu kelompok. Tapi, . kecuali dengan cara begini, rasanya me mang sukar untuk mene mukan cara lain yang lebih baik lagi, tapi tak ada salahnya kalau kita bersa ma-sa ma me mikirkannya sebentar"

"Ucapan Hu-buncu me ma ng benar, persoalan ini menyangkut nasib    dari    seluruh    umat    persilatan,    lebih    baik     kalian me mpertimbangkan lebih dahulu sebelum menga mbil keputusan" ujar manusia berkeru-dung warna-warni pula cepat.

Kho It khi yang berada disisinya mendadak bertanya.

"Tolong tanya buncu, apakah kau me mpunyai pendapat lain?" "Menurut pandanganku yang cetek, lebih baik kita dua belas

orang berkelo mpok untuk bersama-sa ma, menghancur kan salah satu kekuatan yang ada lebih dulu, kemudian baru berusaha untuk me lenyapkap kekuatan yang lain, dengan demikian maka kekuatan kita pun tak akan sa mpai tercerai berai.

"Sebab sebelum kita saling berjumpa dengan kedua kelo mpok kekuatan ini, kita orang-orang Hiat mo  bun  mas ih  belum berani me mpunyai  suatu  keyakinan  untuk menang,   bila  kita   harus me mbagi-bagi kekuatan sehingga  kekuatan  yang ada  bertambah le mah, bukankah hal ini justru akan semakin merugikan kita sendiri? Entah bagaimanakah menurut pendapat kalian?"

Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong.si segera berseru-lebih dahulu:

"Bagus sekali, jawaban dari Buncu me mang lihay, lohu merasa tak ma mpu untuk menandinginya."

Maka se mua orangpun bersa ma-sama menyetujui usul ini.

Menyaksikan hal ini, manus ia berkerudung warna-warni itu segera tertawa cekikikan, katanya.

"Hoa hu buncu, kau terlalu me muji, apa yang  kulakukan sekarang tak lebih hanya merupakan penerus dari gagasanmu tadi"

Pada saat inilah, mendadak .... Leng hun koay seng Ku See hong yang berada diatas dahan pohon siong berteriak bagaikan orang gila: "Adik Sin! Kau adalah adik Sin, aku tahu, aku tahu kau adalah

.......”

Ditengah teriakan-teriakan yantg keras dan me mekakkan telinga. Ku See hong melayang turun dari atas pohon siong, kemudian bagaikan sa mbaran kilat cepatmya me luncur kebawah dan di dalam waktu singkat sudah berada didepan je mpatan ba mbu itu.

Disaat dia melayang turun dari pohon itulah, lamat lamat Ku- See liong merasa pula dari atas pohon yang sama melesat  keluar sesosok bayangan manus ia.

Ketika orang itu gagal mencengkera m tubuh Ku See hong, sambil menghe la napas sedih guma mnya.

"Tiada jago lihay dan orang gagah di dunia ini yang bisa lolos dari soal cinta. Aaai.... mungkin orang ini dapat melenyapkan badai berdarah yang kini se makin menganca m kesela matan dunia."

Ternyata di atas puncak pohoh itu bersembunyi seorang pendeta tua yang me maka i lhasa berwarna kuning,

(tentang asal usul orang ini, akan diceritakan pada bagian lain dari cerita yang sa ma)

Tatkala kedua belas anggota Hiat mo bun itu mendengar teriakan yang kalap serentak mereka me ngalihkan sorot matanya kedepan.

Begitu manusia berkerudung berwarna warni itu tahu kalau yang datang adalah Leng hun koay seng Ku See  hong,  hatinya terperanjat sekali sehingga sekujur tubuhnya gemetar keras.

Kanglam siang hou, Kho It khi maupun Thian kun tee  ciang Khong Tang lun bere mpat  kenal  dengan  Ku  See  hong,  melihat ke munculan si anak muda itu, mereka lantas menghela napas panjang sambil berpikir.

"Aaaai, habis sudah! Ta mpaknya dia akan tewas pula di ujung pedang Jui sim kia m "

"Sreeeet!  Sreett   ”.....desingan   angin   tajam  yang   a mat me me kikkan telinga segera berge ma me mecahkan keheningan. Ada empat anggota Hiat mo bun yang mengayunkan tangannya bersama-sama, kilauan cahaya putih segera meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa..

Dalam waktu singkat, ke e mpat cahaya putih tadi sudah mengurung seluruh batok kepala Ku See hong.

Kini, ilmu silat yang dimiliki Ku See hong telah mencapai pada puncaknya, walaupun pikirannya sedang kalut, namun setelah menyaksikan datangnya cahaya putih itu, dia segera menyadari apa gerangan yang terjadi, sepasang telapak tangannya diayunkan bersama ke depan me lepaskan pukulan-pukulan dahsyat.

Rupanya dia dapat merasakan betapa anehnya keempat gulung cahaya putih yang menya mbar datang itu, maka ia tak  berani menya mbut dengan kekerasan, siapa tahu Ke empat gulung cahaya putih itu seakan-akan dikendalikan seseorang saja, "Sreet!” segera menya mbar lagi me mbelah angkasa.

Kemudian setelah me mbentuk segulung gerakan lingkaran busur di angkasa, cahaya putih tadi ke mbali menyambar ke arah jalan darah ke matian di tubuh Ku See hong..

Mendadak  Ku  See  hong  berpekik  nyaring,  tubuhnya  melejit ke mbali ke tengah udara dan me luncur ke muka dengan kecepatan bagaikan sa mbaran kilat.

Untuk ke dua kalinya serangan dari ke e mpat gulung cahaya putih itu mengenai sasaran yang kosong.

Tapi yang paling hebat adalah senjata rahasia tersebut, diiringi suara aneh ternyata benda tadi mengikuti terus dibelakang Ku See hong ke manapun pe muda itu hendak berkelit.

Selama hidup belum pernah Ku See hong mienjumpai senjata rahasia yang begitu lihaynya, sebab jago persilatan yang paling lihay pun di dunia ini hanya ma mpu berputar dua kali di udara setelah  me lancarkan sergapan, bahkan kekuatannya makin la ma se makin bertambah le mah. . Tapi kenyataannya, ke empat senjata rahasia tersebut justru dapat menyerang makin la ma se makin berta mbah dahsyat.

Berpikir sa mpai   disitu, tubuhnya lantas melengking sa mbil berkelejit, setelah itu me layang turun ke bawah,

Pada saat itulah terdengar seorang perempuan berseru dengan perasaan gelisah.

"Cepat melayang ke atas!"

Begitu mendengar peringatan mana, sepasang matanya segera dapat menangkap e mpat buah rantai emas yang secara rapat sekali menganca m bawah kakinya, ternyata rantai emas itu merupa kan rantai yang mengendalikan senjata rahasia yang digunakan  ke empat orang anggota Hiat- mo bun itu.

Ku See hong merasa amat terperanjat, sebab bukan saja ke  empat rantai e mas itu merupa kan rantai yang mengenda likan senjata rahasia, bahkan rantai itu sendiri juga merupakan sejenis senjata tajam yang bisa digunakan untuk me mbunuh orang, apabila pandangan mata korbannya kurang awas, ma ka jika sa mpa i merosot ke bawah, niscaya dia akan mene mui celaka.

Maka Ku See hong harus mengikuti suara peringatan yang dikirim dengan melalui ilmu menya mpaikan suara itu untuk me lejit ke tengah udara, kemudian sesudah berganti napas, badannya sekali lagi me lejit setinggi satu kaki lima enam depa ke tengah udara.

Tubuhnya  yang  berada   ditengah   udara   secara   beruntun me lakukan  beberapa  kali  jumpalitan,  suatu  demontrasi   ilmu mer ingankan tubuh yang amat lihay pun akhirnya muncul dari tubuh Ku See hong, begitulah, ditengah udara secara beruntun dia menghindari serangan dari ke e mpat gulung cahaya putih itu sebanyak enam kali.

Kontan saja demontrasi ilmu mer ingankan tubuh ini me mbuat para jago yang bersembunyi disekitar tempat itu serta para anggota Hiat mo bun menjadi terperanjat sekali. Setelah berhasil menghindari enam sergapan musuh yang secara beruntun, serangan ke tujuh telah menerjang ke mbali, ma ka segera pikirnya didalam hati.

"Apabila aku diharuskan berjumpa litan terus ditengah udara, maka la ma kela maan akan kehabisan napas juga, bila sampa i terperosok ke bawah, bukankah aku bakal tewas juga diujung senjata rahasia tersebut"

Sementara dia mas ih ragu, suara peringatan tadi ke mba li berkumandang dengan ilmu me nyampaikan suara.

"Mengapa kau tidak me mperguna kan pedang Ang soat kiam mu untuk me matah kan kee mpat rantai tersebut?"

Peringatan itu dengan cepat menyadarkan ke mbali Ku See- hong dari la munannya, diam-dia m ia mengumpat diri sendiri.

''Aku benar-benar seorang- manus ia yang tolol!"

Serentetan suara pekikkan nyaring yang membetot sukma pun segera berkumandang me mecahkan keheningan....

Seperti seekor burung elang raksasa, Ku See hong melejit lagi ditengah udara, ke mudian berputar sebanyak tiga kali.

Tiba-tiba saja berkumandang suara gemerincing yang amat nyaring, tahu-tahu pedang Hu thian seng kiam sudah diloloskan dari sarungnya, ditengah udara segera terpancar keluar serentetan cahaya tajam yang sangat menyilaukan mata.

Disaat pedangnya melepaskan serangan, tubuh Ku See hong segera bersatu dengan cahaya pedang itu dan seperti naga sakti di angkasa, secepat sambaran kilat segera menerjang kebawah.

Kecepatan   tubrukannya   itu   me mbuat   orang   la in    sukar me mbedakan mana yang cahaya pedang dan mana yang cahaya pelangi....

Mendadak pedang Hu thian seng kiam tersebut me mancarkan berlapis-lapis cahaya pelangi yang berwarna-warni menciptakan selapis cahaya pedang  yang me mbukit dengan secepat kilat menyelundup ketengah udara yang kosong.

”Sreeeet....! Sreeeet...." Dari e mpat penjuru segera berkumandang suara desingan yang pelan.

Bayangan cahaya yang amat tajam dan terdiri dari e mpat jalur putih yang mengejar tubuh Ku See hong itu seketika lenyap tak berbekas, keempat bilah pedang kecil J iu sim siau kiam itu pun segera jatuh dan rontok kedalam kola m.

Pada saat yang bersamaan, cahaya pedang berwarna merah darah itu pun sirap dan lenyap dari pandangan mata.

Ku See hong tahu-tahu sudah melayang turun dihadapan kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu dengan tangan kosong dan wajah dingin me mbesi. dia berdiri kaku di tempat sambil mengawas i manus ia berkerudung warna-warni itu dengan sorot mata setajam sembilu.

Ia sedang merasa sedih, ataukah..? Sungguh me mbuat orang tidak habis mengerti.

Ternyata dari balik mata manusia berkerudung warna-warni itu sedang me mancar keluar serentetan cahaya bengis yang penuh dengan hawa napsu me mbunuh.

Kesemuanya ini me mbuat dia tak berani percaya, kalau orang ini adalah sorot  mata  dari  Keng  Cin-sin..  kekasihnya  yang  berhati le mbut dan suci bersih itu, diapun tidak percaya kalau dua kali suara bisikan yang dipancarkan melalui ilmu menyampaikan suara tadi berasal dari pere mpuan misterius ini.

Dalam pada itu, kawanan jago dari Hiat mo bun sudah dibikin tertegun dan berdiri kaku karena terperanjat atas ilmu meringankan tubuh Ku See hong yang amat dahsyat serta ilmu pedang dari pedang mestika yang diimpikan oleh setiap orang itu.

Pada saat itulah.. Kawanan jago persilatan yang berada disekeliling te mpat itu bersama-sama mena mpakkan diri, banyak manus ia berkelebat lewat dan dalam wakku singkat se mua orang sudah mengurung telaga tersebut dalam posisi setengah rembulan.

Apakah kedatangan mereka untuk menonton kera maian tersebut

? Atau untuk menyaks ikan kegagahan dari Leng hun Koay seng Ku See hong?, Ataukah karena ada rencana busuk lainnya, Tak seorangpun yang tahu dengan pasti.

Empat orang anggota Hiat mo bun yang senjata rahasianya kena dibabat kutung oleh ayunan pedang Ang-soat' kiam dari Ku See hong tadi tak lain adalah ke empat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to, sifat mereka bengis, licik, sadis dan kejam, banyak perbuatan jahat yang sudah dilakukan olehnya.

Bahkan mala m ini pun sudah berapa banyak jago persilatan yang telah menemui ajalnya terhajar oleh senjata rahasia mereka yang teramat keji itu, sudah barang tentu mereka tak sudi melepaskan Ku See-hong dengan begitu saja.

Ke e mpat ge mbong iblis dari lautan Tanghai to itu masing- masing mengenakan jubah panjang berwarna biru, ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tinggi, ada pula yang pendek.'

Sementara itu, gembong iblis yang bertubuh gemuk pendek itu, Hay lo tocu Su siok Cu sedang tertawa dingin dengan raut  seramnya, lalu berseru sinis:

"Hei bocah kecil, apakah kau yang bernama Leng hun kuay seng Ku See hong"'

'Pada waktu itu Ku See hong sedang me mutar otak untuk berpikir apakah manusia berkerudung itu Keng Cin sin  atau bukan, mendengar pertanyaan mana segera sahutnya dingin.

"Kalau sudah mengetahui akan na ma besarku, lebih  baik simpanlah ke mbali sikapmu yang tengik dan a mat me muakkan itu!"

Sastrawan berbaju perlente Hoa siong-si yang berada didepan sana mendadak tertawa terbahak-bahak, lalu serunya: "Haaah... haahh... haaahh... ternyata adalah Leng hun koay seng (manus ia aneh bersukma dingin) Ku See hong yang ter mashur namanya dalam dunia persilatan itu, kehadiranmu dalam lembah sempit Ya- cui lok pada mala m ini sungguh me mbuat nama Hiat mo bun kami berta mbah tenar”,

Ku See-hong tertawa dingin.

"Heeeeehnh... heeehhh.. heeeeehhh, sinar dari kunang-kunang bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan terangnya sinar rembulan dari Buncu Kalian?'

Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si segera tertawa: "Aaaaah, mana, mana .... Ku sauhiap, selama ini antara kau dan

kami orang-orang Hiat mo bun berasal dari satu aliran, sela ma nya tak pernah ada sangkut pautnya antara yang satu dengan lainnya, entah dikarenakan persoalan apakah kau datang ke mar i ma lam ini"

Sastrawan be,baju perlente Hoa Siong si adalah seorang jago kawakan yang sudah la ma menggetarkan dunia persilatan, sebelum berbicara dia telah  mengatur  segala  sesuatunya  secara  teratur, ke mudian baru bertanya kepada Ku See hong apa maksud kedatangannya, setelah itulah baru menga mbil keputusan lebih jauh.

Sebab diapun tahu bahwa Ku See hong adalan seorang jago persilatan yang sudah termashur sebagai seorang jagoan berhati keji, kalau dia bukan datang dikarenakan untuk menuntut balas, anggota perguruan nya juga tak usah mengikat tali per musuhan dengan dirinya, sebaliknya jika dia datang untuk me mbuat gara- gara, barulah dia akan segera menga mbil tindakan tegas.

Paras muka Ku See hong segera berubah kembali  menjadi lebih le mbut, tapi nada suaranya tetap dingin dan kaku, sahutnya ketus:

'Saudara adalah seorang Hu Buncur dari perguruan Hiat mo bun, tak heran kalau caramu berbicara mencer minkan seorang ketua persilatan, baiklah, aku orang she Ku akan berbicara terus terang kepadamu, benar, mala m ini aku me mang datang karena me mbawa maks ud- maksud tertentu"

"Persoalan apakah itu?' tanya sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si cepat, "katakan saja berterus terang, agar setiap anggota perguruan ka mi tahu dan ke mudian menyampaikan kepada Buncu kami agar dia mbil suatu keputusan"

"Urusan ini sa ma sekali tak ada sangkut pautnya dengan orang- orang dari Hiat mo bun kalian, aku datang hanya untuk mencari manus ia berkerudung warna-warni.? Bun cu kalian" jawab Ku See hong dengan suara dingin.

Manusia berkerudung itu segera melayang maju ke  depan dengan gerakan yang enteng dan cepat kemudian tanyanya dengan suara dingin: "Sela ma ini kita tak pernah saling mengenal satu sama lainnya, entah ada urusan apakah kau datang mencari aku?"

Paras muka Ku See hong agak berubah setelah mendengar perkataan itu, tapi sekejap kemudian sudah lenyap tak berbekas, selapis hawa dingin segera menyelimut seluruh wajahnya.

"Apakah saudara pernah menyembuhkan seorang manusia yang hampir mati karena terkena pukulan Hou kut jian hun im kang.."'

"Tidak pernah!" jawab manusia berkerudung itu dingin,  "apa maks udmu me ngajukan pertanyaan itu?

"Pernah atau tidak kau yakin pasti mengerti, orang yang pernah menerima pengobatan darimu sela ma hidup tak sudi menerima budi kebaikan dari orang la in, setelah penyakit yang dideritanya itu sudah dise mbuhkan, dia berusaha mene mukan penolongannya itu ke manapun juga, akhirnya dite mukan beberapa buah bukti dan petunjuk yang menunjukkan bahwa orang itu adalah salah seorang di antara kalian anggota Hiat Mo bun.."

Manusia berkerudung itu segera mendengus dingin, mendadak tukasnya dengan cepat.

"Hei mengapa sih kau cerewet sekali? Sesungguhnya mau  apa kau datang kemari mala m ini? Mengapa tidak kau utarakan secara terus terang. Kalau ingin berbicara, katakan saja terang-terangan, tak   usah   berputar   kayun   kesana    kemari    lagi,    terutama me mbicarakan apa-apa yang sa ma sekali tak ada artinya itu“

Sambil menahan diri Ku See hong berkata.

"Aku orang she Ku hanya memohon kepada anggota Hiat mo bun kalian yang telah menolong orang yang mengidap penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut untuk sekali lagi menolo ng seorang sahabatku dari penyakit parahnya.

”Siapakah dia? penyakit parah apakah itu?" tanya manusia berkerudung itu dengan sa ma dingin.

'Orang yang pernah menyembuhkan orang yang mengidap penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut pernah meninggalkan surat kepadanya, maka orang yang akan saya mohon itu tentu saja kenal juga dengannya, sedangkan mengenai penyakit parah apakah itu, berhubung masalahnya tak leluasa untuk ku utarakan, maka aku seorang she Ku hanya me mohon kepada tokoh silat tersebut agar bersedia untuk datang kesana"

Baik Kho it klti maupun Kanglam Siang hou sudah barang tentu tahu dengan jelas bahwa orang itu adalah manusia berkerudung tersebut, sebaliknya yang lain tetap dibikin kebingungan setengah mati, namun mereka  se mua  tahu  bahwa  orang   yang  dapat menye mbuhkan penyakit Hou kut jian hun im kang tersebut sudah pasti bukan manusia se mbarangan,  itulah  sebabnya secara lamat- la mat mereka sudah menduga kalau orang itu adalah Buncu mereka sendiri.

Manusia berkerudung itu ter menung beberapa saat, lalu sambil tertawa dingin katanya.

"Kalau toh kau sedang me moho n bantuan orang lain, mengapa sikapmu begitu angkuh dan tinggi hati'?"

”Tentang soal ini, harap kau jangan salah paha m" ujar Ku See hong dengan suara lantang, "asalkan tokoh silat itu bersedia untuk meno long sahabatku itu, budi kebaikan mana pasti akan selalu terukir dalam hati kecil aku orang she Ku dan suatu ketika tentu  akan kubalas".

”Sebenarnya   kau   hanya   memintakan  bantuan    untuk menye mbuhkan sahabatmu itu ataukah masih ada maksud tujuan tertentu, Sebenarnya Ku See hong menganggap pere mpuan itu sebagai Keng Cirn sin, tapi setelah menyaksikan sinar matanya yang buas dan kejam itu, semua kege mbiraan di dalam hatinya kontan tersapu lenyap hingga tak berbekas.

Sebenarnya waktu itu, dia memang hanya ingin me mohon bantuannya untuk menyem-buhkan keadaan Im-hwee-si hun wan dari tubuh Im Yan cu, na mun setelah mendengar ucapan mana, hatinya kontan saja bergetar keras, segera pikirnya.

"Baik nada pembicaraannya maupun tindak tanduknya, bukankah kesemuanya itu menunjukkan kalau dia adalah Keng Cing sin'? Sorot matanya yang diperlihatkan tadi sudah jelas dipancarkan keluar secara paksa, aah! Benar, dia sudah pasti adalah Keng Cin sin, bukankah dalam surat tersebut dengan jelas sudah diterangkan bahwa dia tak ingin aku mengetahui akan dirinya..."

Perasaan hati Ku See hong ke mbali terasa bergoncang keras, dengan penuh e mos i serunya ke mudian. . .

"Aku orang she Ku hanya me mohon kepada tokoh sakti itu untuk menye mbuhkan penyakit yang diderita oleh sahabatku saja"

Sinar mata manus ia berkerudung itu masih tetap dingin dan tajam seperti cahaya se mbilu, tanya nya dengan dingin.

"Sekarang sahabatmu itu berada dimana? Cukup kau sebutkan saja, aku akan pergi ke sana untuk me nyembuhkan penyakit itu'

Mendengar perkataan tertebut, Ku See hong menjadi tertegun, berapa saat kemudian dia baru berkata.

"Sahabatku itu sudah diajak pergi oleh gurunya, kedatanganku sekarang hanya ingin bertanya lebih dulu kepada tokoh silat itu, apakah dia ma mpu untuk menye mbuh kan penyakit atau tidak..." Belum  habis  dia  berkata,  manus ia   berkerudung   itu   telah me mperdengarkan suara tertawa dinginnya yang merasuk tulang, tukasnya secara tiba-tiba:

”Hmm, rupanya kau me mang sengaja menggunakan alasan tersebut untuk mencari gara-gara dengan kami perguruan Hiat Mo bun "

”Bukan! Bukan!” seru Ku See hong cemas, ”berhubung penyakit yang diderita oleh sahabatku itu benar-benar amat sukar untuk di sembuhkan ma ka ”

”Tutup mulut!” bentak si manus ia berkerudung itu dengan suara amat dingin.

Kemudian sesudah tertawa sinis terusnya:

”Malam ini, kau begitu berani mencari gara-gara dengan orang- orang Hiat mo bun kami, tampaknya kau menganggap kepandaian silat  yang  kau  miliki  sangat  hebat  maka  kau   begitu   berani me mandang rendah perguruan ka mi.”

”Hmm, kalau toh me mang begitu, pun buncu ingin sekali mencoba-coba kepandaian mu, ingin kuketahui sesunggunnya Leng hun koay seng me miliki kepandaian silat sa mpa i dimana hebatnya.}

Ku See hong adalah seorang pe muda yang angkuh dan dingin, menyaksikan Keso mbongan dari manusia berkerudung tersebut kontan saja nada amarahnya berkobar dengan hebatnya, dari balik matanya pun me mancar keluar serentetan cahaya yang menggidikan hati.

"Kalau toh engkau begitu tak tahu aturan dan mendesakku terus menerus, baiklah, aku orang she Ku akan melayani kehendakmu itu dengan me mpertaruhkan sele mbar jiwaku" .

Sejak tadi keempat orang gembong iblis dari pulau Tang hay to sudah mendenda m kepada pemuda itu, bahkan ingin me mbinasa kannya oleh karena senjata rahasia andalan mereka telah dihancurkan Ku See hong tapi berhubung ia sedang bertanya jawab dengan Buncunya, maka sela ma ini pula  mereka tak berani bertindak secara se mbarangan.

Kini setelah menyaksikan Buncu mereka mendesaknya untuk bergebrak, sudah barang tentu merekapun tak akan me lewatkan kesempatan tersebut dengan begitu saja.

Tiba-tiba saja Hay losu tocu Su Siok cu me na mpilkan diri ke depan dan berseru kepada manus ia berkerundung itu.

"Buncu, manusia tak berguna ini jangan dibiarkan bertingkah semaunya sendiri, biar aku orang she Ku saja yang menghabis i nyawanya"

'Kalau begitu berilah pelajaran lebih dahulu kepadanya, orang ini me mpunyai banyak rahasia dunia persilatan yang belum terpecahkan dan bisa diselidiki dari mulutnya, tangkap saja dia dalam keadaan hidup-hidup dan jangan biarkan jiwanya terancam"

Hawa napsu me mbunuh segera menyeli- muti seluruh wajah Ku See hong, dia mendengus dingin ke mudian katanya dengan suara seram:

”Kalian orang-orang dari Hiat mo bun menganggap dirinya  jagoan tiada bandingannya didunia ini, hmmm! Malam ini juga aku orang she Ku akan melakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap anggota Hiat mo bun kalian, untuk menyingkat waktu lebih baik kalian berdua belas maju bersa ma-sa ma saja"

Ucapan tersebut selain takebur juga amat tak pandang sebelah matapun terhadap lawannya.

Padahal kedua belas orang anggota Hiat mo bun itu merupakan jago-jago kelas satu di dalam dunia persilatan dewasa ini, na mun kenyataannya si anak muda itu berani me nentang mereka se mua, keberanian dan kegagahannya me mbuat orang merasa amat  kagum.

Manusia berkerudung itu tertawa dingin. 'Asal anggota ka mi tak sanggup me mperta-han kan diri, setiap saat pasti akan maju seorang lagi,  asal kau memang punya kepandaian yang hebat, sudah pasti keinginanmu itu akan terwujud'

Sementara itu, Hay lou tocu Su Siok cu sudah me mbentak keras, lengan kanannya yang gemuk penuh daging me mbuat getaran yang keras, segulung tenaga pukulan yang dingin dan dahsyat secepat sambaran kilat meluncur ke depan dengan hebatnya.

Ku See hong segera mengebaskan telapak tangan kirinya, segulung hawa pukulan yang lembek dan dalam seperti sa mudra tanpa mengeluarkan sedikit suara pun memunah kan datangnya ancaman dari Su Siok cu tersebut.

Kemudian mena mpilkan sekulum senyuman yang amat dingin diujung bibirnya, dia berkata dengan angkuh.

„Dengan kepandaian silat yang kau miliki itu masih belum pantas untuk menye mbunyi kan indetintas sendiri, lebih baik lepaskan saja topeng tengkorakmu itu agar aku orang she Ku bisa menyaksikan sampai di manakah jeleknya ta mpangmu itu.“

Menghadapi kelihaian dari lawannya, sifat buas dan ganas dari Hay lou tocu Su Siok cu segara berkobar, sambil berteriak aneh dengan menghimpun tenaga dala mnya sebesar sepuluh bagian, secepat sambaran petir langsung dilontarkan ke muka.

Dimana angin serangan meluncur, angin puyuh serasa meratakan permukaan tanah, sebelum  hawa  dingin  yang  ganas  dan  menger ikan bagaikan a mbruknya sebuah bukit karang saja langsung menggulung ke depan  dengan  me mbawa  suara  desingan  yang me me kikkan telinga.

Untuk mende montrasikan kelihayan dari ilmu silat sendiri, Ku See hong sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit, dia ma lah mendonga kkan kepalanya sambil me mandang bintang yang bertaburan di angkasa berdiri dengan sikap yang sangat angkuh.

Sikap jumawa tersebut kontan saja me mbangkitkan rasa terperanjat dari semua orang, dia m-dia m mereka berpikir. Hebat sekali Leng hun koay seng ini ! Rupanya dia sudah bosan hidup lebih jauh.

Sebaliknya Hay lou Tocu Sin Siokcu yang menjumpa i kejadian mana...diam-dia m segera menyumpah.

”Bocah keparat. kau begitu sombong dan takabur, rasain sekarang pukulan dahsyatku ini, aku akan me mbuat tubuhmu re muk rendam hingga tiada wujudnya lagi.

Belum habis makian itu dilontarkan, angin pukulan mana yang maha dahsyat itu sudah menghajar diatas tubuh Ku See hong  secara telak.

Pada saat itulah hawa khikang Kan kun mi siu khangkhi dari tubuh Ku See hong telah menghasilkan kegunaan yang luar biasa.

Mendadak. . . .

”Blamm? Blaaaa m....?'" disekeliling tempat itu sudah berkumandang suara letusan-letusan yang amat me mekikkan telinga.

Hawa pukulan yang dilancarkan Hay lo Tocu Su Siok cu itu seakan-akan di telan ombak dahsyat saja, segera tersapu lenyap sehingga hilang lenyap tak berbekas.

Kenyataan ini kontan saja me mbuat Su Siok cu yang bengis dan ganas itu menjadi terkesiap sekali, dia mengira seperti sudah berjumpa dengan setan saja.

Yaa, berbicara yang sesungguhnya, entah jagoan lihay dari mana pun di dunia ini mustahil bila dia bisa selamat tanpa cedera sesudah terkena oleh serangan yang maha dahsyat itu.

Bukan cuma dia yang kaget, kecuali manus ia berkerudung serta Jian hun im ciang Tu Pak kim sekalian bertiga, yang lain sama-sa ma dibikin terkesiap sa mpai me mbelala kkan matanya  dengan  mulut me longo.

Ku See hong segera tertawa dingin, ujarnya dengan suara a mat sinis: ”Nah orang-orang dari Hiat mo bun, sekarang, tentunya kalian sudah tahu bukan kalau di atas langit masih ada langit, dan diatas manus ia masih ada manus ia yang la in, haha.... Haaaah.....

haaahh ”

Gelak tertawa yang amat keras itu kontan saja melengking dan mene mbus i angkasa hingga berge ma sa mpai dimana- mana.

Ku See hong dengan menggunakan ilmu gerakan tubuh Mi khi biau  tiong  sin  hoat  telah  menyelinap  ke  samping  secara  aneh  ke mudian meluncur ke sa mping tubuh Su Siok cu, setelah itu tangan kanannya me luncur ke depan dan secepat kilat menya mbar topeng tengkorak yang menutupi wajah Hay lou tocu tersebut.

Bukan begitu saja, bahkan telapak tangan kirinya tanpa ampun segera meluncur ke depan dengan kecepatan tangan bagaikan sambaran kilat.

Bagaikan baru sadar dari impian saja, Hay lou tocu Su Siok cu baru terkejut setelah topeng tengkoraknya disingkap orang, saking terkesiapnya dia sampa i mundur beberapa langkah dengan sempoyongan.

Tapi justru karena tindakannya itu, secara kebetulan sekali dia berhasil melolos kan diri dari sergapan telapak tangan kiri Ku See hong.

Ku See hong sa ma sekali tidak melakukan pengejaran, sembari me mper lihatkan topeng tengkorak itu, dia tertawa terbahak-bahak dengan amat nyaringnya.

"Haahh... haahh.... haahh... kawan-kawan  persilatan  sekalian, ma lam ini aku orang she Ku akan menyuruh kalian  se mua menyaksikan bagaimana kah raut wajah asli dari kedua belas anggota Hiat mo bun ini. .

-ooodwooo- BERBICARA sampai disitu, Ku See hong segera mengerahkan tenaga dalamnya ke dalam lengan kanan, lalu mere mas-re mas topeng tengkorak itu sehingga hancur menjadi bubuk, ketika tangan kanannya di tolak kedepan, bubuk berwarna putih itu pun segera menya mbar ke mana- mana..

Tindakannya ini benar-benar merupakan suatu penghinaan bagi Hiat mo bun, suatu perbuatan yang terlalu me mandang rendah orang-orang Hiat mo bun...

Kontan saja semua anggota Hiat mo bun menjadi marah, dari  balik sorot mata mereka segera me mancar keluar sinar kebuasan yang penuh diliput i rasa dendam dan benci.

Sedangkan manusia berkerudung itu pun me mancarkan serentetan sinar yang sukar dilukiskan maksudnya dari balik sepasang matanya yang jeli....

Apakah itu cinta? Apakah itu Kasih? Ataukah kesedihan? Mungkin ke murungan!

Mungkin juga keperihan hati yang tak terkirakan.

Ku See hong tidak melihat akan perubahan dari sorot matanya itu, lain halnya dengan Kho It  khi,  si bocah laki-laki itu,  dengan  me lototkan sepasang matanya bulat-bulat dia sedang mengawas i sorot mata pere mpuan itu tanpa berkedip.

Hay lou tocu Su Siok cu yang topeng tengkoraknya kena dihancur lumatkan oleh h Ku See hong merasa ma lu bercampur gusar, kulit wajahnya yang gemuk dan penuh berdaging itu mengejang keras seperti menahan gejolak e mosi yang a mat besar.

Sepasang lengannya diluruskan ke  bawah  sepasang  matanya me mancarkan sinar buas yang penuh dengan rasa benci dan dendam yang me mbara,  tubuhnya yang gemuk pelan-pe lan bergerak ke depan mende kati Ku See hong, sementara tiga orang gembong iblis lainnya dari Tang-hay-to juga telah me mencarkan diri dan mengurung Ku See hong.

Ketika sorot mata Ku See-hong me mandang sekejap ke wajah orang-orang itu, dia segera tahu kalau  pihak  lawan  hendak  menge luarkan jurus serangan yang paling ganas dan keji untuk menghadapinya.

Tadi, pemuda yang angkuh dan tinggi hati itu hanya memandang musuh- musuhnya dengan angkuh, bahkan sekulum senyuman dingin yang sinis dan penuh dengan pandangan menghina tersungging diwajahnya.

"Apalagi kalian me miliki kepandaian simpanan, lebih baik keluarkan saja se mua tak usah sungkan-sungkan lagi.." jengeknya dengan suara sinis.

Hay lou Tocu Su Siok me mbentak gusar, sepasang tangannya yang diturunkan kebawah itu  mendadak di angkat  kedepan  dada ke mudian setelah me mbentuk gerakan gangsingan mendada k sepasang telapak tangannya digunakan bersama untuk menyerang musuh.

Ternyata, dia telah mengeluarkan ilmu silat andalannya, ilmu pukulan Hay-lou-kang.

Rupanya dia tahu kalau Ku See hong memiliki hawa khikang yang amat dahsyat yang melindungi tubuhnya, maka ilmu Hay lou kang nya kini disertai dengan tenaga dalam sebesar dua belas bagian, tampaknya dia bermaksud untuk me mbinasakan Ku See hong dalam sekali pukulan.

Sampa i dimanakah kedahsyatannya itu tak bisa dibayangkan dengan perkataan.

Begitu serangan dilancarkan, segera muncullah desingan angin berpusing yang berputar seperti gasingan, segulung de mi segulung menggulung keluar dengan sangat hebatnya, pepohonan yang berada di sekeliling te mpat itu kontan saja bergoncang dengan sangat hebatnya. Seluruh badan Ku See hong kontan saja tergencet dibawah dorongan angin berputar tersebut, sedemikian rapatnya angin serangan mana sehindgga pada hakekatnya tidak dijumpai setitik ruang kosongpun.

Mendadak ............

Telapak tangan Hay-lun-tocu Su-Sio k-cu yang sedang berputar kencang itu berhenti bergerak, setelah itu ke sepuluh jari tangan nya, dipentangkan dan disentilkan ke muka bersa ma-sa ma..

Sreet.... Sreet... serentetan cahaya tajam yang disertai dengan desingan angin pukulan yang rapat meluncur keluar menyambar ke tubuh lawan.

Angin serangan jari yang tajam itu segera bergabung dengan tenaga pukulan yang berpusing tadi dan secepat kilat meluncur ke depan menganca m sepuluh buah jalan darah penting di tubuh Ku See hong.

Menyaksikan kejadian mana, paras muka Ku Se hong berubah hebat, ternyata kesepuluh gulung  angin  jari  yang  berputar  itu  me luncur datang dengan kecepata luar biasa, sehingga sulit bagi orang untuk me nghindarkan diri.

Dia segera merasakan datangnya desingan angin tajam seperti tusukan pedang yang mulai menyusup ke dalam tubuhnya.

Berada dalam keadaan de mikian, dia tak berani bertindak gegabah lagi, terpaksa dengan mengerahkan ilmu Kan kun  mi siu khi khang nya yang maha dahsyat  menyambung  datangnya ancaman tersebut.

Mendadak saja tubuhnya berputar seperti a mukan o mbak di tengah samudra, aliran hawa yang lembekpun segulung demi segulung menyambar ke atas tubuhnya dan menyeret dia ke tengah gulungan angin berpusing tersebut.

”Blaaa m! Blaaa m! Blaaam....!" secara beruntun berkumandang suara benturan keras yang me mekikkan telinga. Sekali lagi pukulan Hay lou kang dari So Siok cu yang a mat dahsyat itu mene mui kegagalan total, tapi Ku See hong sendiri pun merasakan hawa darah di dalam tubuhnya bergolak keras sekali.

Dengan secepat sambaran kilat Ku See hong meluncur ke hadapan So Siok Cu kemudian secara keji dia melancarkan sebuah serangan me matikan ke depan.

Mendadak pada saat itu..

Tiga orang ge mbrong iblis lainntya dari Tang Hay to me mbentak keras, bayangan manusia berkelebat lewat, tiga gulung angin secara berbarengan sudah me luncur ke depan dan me nerpa tubuh Ku See hong

Ku Sehong tertawa dingin, jengek nya:

”Serangan yang bagus sekali, aku toh sudah bilang, lebih baik kalian turun tangan bersama-sama, siapa suruh kalian  tidak menurut?" Walaupun dimulut dia berkata demikian, kakinya sama sekali t idak berhenti, dengan suatu kelebatan yang aneh, sepasang telapak tangannya sudah melepas kan beberapa angin pukulan yang me munahkan datangnya serangan gabungan dari ke tiga orang itu.

Begitu  ketiga  orang  gembong   iblis  dari  Tang   hay   to   itu me lepaskan pukulan, dengan suatu gerakan cepat tubuh meraka pun ikut menerjang ke sisi tubuh Ku See hong, telapak tangan dan kaki mereka di ayunkan bersa ma melepaskan serangan-serangan secara ganas dan keji.

Bagaikan titiran angin puyuh dan hujan badai saja, mereka serentak mendesak Ku See hong  dengan  pukulan-pukulan  yang me matikan.

Mimpipun Ku See hong tidak menyangka kalau gerakan tubuh mereka sedemikian cepatnya, dia segera terdesak dan harus  mundur lagi ke belakang untuk menghindar kan diri.

Sejak gagal dengan seranganya Hay lou kangnya, Su Siok cu merasa gusar sekali, pada saat itulah secara diam-dia m ia sudah menyelinap ke belakang tubuh Ku See hong, lalu segenap hawa murni yang dimilikinya disalurkan ke dalam telapak tangannya dan secara tiba-tiba saja menyerang jalan darah Hian ki hiat dan Siau yau hiat di tubuh Ku See hong.

Ku See hong me mang me miliki ilmu silat yang sangat lihay, ketajaman pendengaran nya juga mengagumkan, dia segera tertawa sinis, kemudian secara tiba-tiba saja berjongkok ke bawah, kaki kirinya la lu diayun kan ke depan menendang dada So Siok cu.

-ooodwooo-

Halo Cianpwee semuanya, kali ini siawte Akan open donasi kembali untuk operasi pencakokan sumsum tulang belakang salah satu admin cerita silat IndoMandarin (Fauzan) yang menderita Kanker Darah

Sebelumnya saya mewakili keluarga dan selaku rekan beliau sangat berterima kasih atas donasinya beberapa bulan yang lalu untuk biaya kemoterapi beliau

Dalam kesempatan ini saya juga minta maaf karena ada beberapa cersil yang terhide karena ketidakmampuan saya maintenance web ini, sebelumnya yang bertugas untuk maintenance web dan server adalah saudara fauzan, saya sendiri jujur kurang ahli dalam hal itu, ditambah lagi saya sementara kerja jadi saya kurang bisa fokus untuk update web cerita silat indomandarin🙏.

Bagi Cianpwee Yang ingin donasi bisa melalui rekening berikut: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan), mari kita doakan sama-sama agar operasi beliau lancar. Atas perhatian dan bantuannya saya mewakili Cerita Silat IndoMandarin mengucapkan Terima Kasih🙏🙏

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

1 komentar

  1. Dari jipid 1 sampe Sekarang trs berantem mulu, ape ngga cape, laper, pegel...??? Ngga mau istirahat dulu yyaaa