Jilid: 31
Terdengar suara dari Wu Yong berkumandang dari arah belakang, ia berkata :
"Siau tayhiap, apakah engkau sangat menguatirkan keselamatan jiwaku..?!”
"Tentu saja aku sangat menguatirkan keselamatan jiwamu!” sahut Siau Ling dengan cepat.
“Aku pernah mencelakai engkau dan mencelakai pula sahabat2mu. Apakah engkau sama sekali tidak menaruh rasa dendam atau sakit hati atas diriku?!”
Mengungkap soal itu. tanpa terasa Siau Ling teringat kembali akan nasib Teng Lui serta Yap Cing yang hingga saat ini masih belum diketahui kabar beritanya, dalam hati ia berpikir :
"Kalau teringat akan perbuatan dari kalian nenek dan cucu, sebenarnya saja aku memang tak pantas untuk menguatirkan nasib serta keselamatanmu..."
Walaupun dalam hati berpikir demikian diluaran ia menjawab .
"Meskipun engkau pernah mencelakai aku tapi ini hari engkau telah menolong jiwaku aku suruh engkau tinggalkan tempat ini sebaliknya malahan melukai engkau, kejadian tersebut membuat batiku merasa sangat tak tenang....”
"Maka dari itu maka engkau menguatirkan keselamatan jiwaku?" sambung Wu Yong
"Aaah..-! itu sih bukan cuma lantaran soal itu " sahut Siau Ling sambil berpaling.
"Lalu karena apa lagi??”
“Aku tak puas melibat nasibmu menderita, maka timbul perasaan tak puas dalam hatiku, sebagai seorang jago yang punya ilmu silat sudah menjadi kewajibanku untuk membantu mereka yang perlu pertolongan, terutama keadaan nona setelah terluka oleh panah sangat berbahaya, kalau ikut aku berarti timbul harapan hidup untukmu, aku tak bisa
melenyapkan kesempatan dan harapan baikmu itu dengan begitu saja.”
Mendengar perkataan itu. Wu Yong menghela napas panjang.
“Aaaii..! engkau adalah seorang enghiong. seorang manusia gagah maka engkau bersedia membawa aku pergi, karena aku adalah seoperempuan lemah yang tiada sanak tak ada keluarga, hidup seorang diri. maka engkau kasihan kepadaku, simpatik kepadaku dan terpaksa menyanggupi untuk membawa serta diriku, bukankah begitu?"
Siau Ling berpaling dan menatap wajah gadis itu tajam, ia lihat sepasang matanya telah basah oleh air mata yang jatuh bercucuran, mukanya begitu pucat dan mengenaskan sehinga membuat hati orang jadi iba. Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benaknya, dalam hati ia berpikir :
"Apa yang dia katakan sedikitpun tidak salah. aku hanya karena kasihan kepadanya, iba pada nasibnya maka menyanggupi permintaannya untuk membawa serta gadis itu tinggalkan tempat ini, tapi kalau aku mengakui sejujarnya sudab pasti dia akan merasa sedih bati, dalam keadaan dan situasi seperti ini lebih baik aku tak usah menjawab dengan sejujurnya..."
Berpikir sampai disitu. diapun segera berkata:
"Apa yang diucapkan nona hanya bisa di anggap sebagai benar separuh bagian”
"Apa lagi yang separuhnya itu?"
"Nona berani meninggalkan jalan yang sesat untuk kembali kejalan yang benar, keberanian dan kegigihanmu ini sangat mengagumkan setiap hati orang, tentu saja aku harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bantu nona meloloskan dari dari kesulitan"
Wu Yong teramat sedih.
"Semua orang menyebut engkau sebagai Siau tayhiap rupanya perkataan ini sedikit pun tak salah alasanmu sangat lugas dan memdalam, artinya siapapun tentu akan takluk dan tunduk setelah mendengar perkataan tersebut”
Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan
"Bagaimana kalau kita percepat perjalanan kita?"
Tanpa menunggu jawaban tiba2 gadis itu mempercepat langkah kakinya.
"Engkau tak boleh berjalan disebelah depan, cepatlah berhenti!" teriak Siau Ling dengan gelisah.
Tanpa berpaling Wu Yong kabur kearah depan bahkan perjalanannya kian lama kian bertambah cepat.
Siau Ling sangat gelisah dia segera mengepos tenaga dan mengejar kearah depan.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki pemuda ini sangat lihay tentu saja Wu Yong tak mungkin bisa menangkan kehebatannya, belum sampai lima tombak tahu2 pemuda itu sudah berada dibelakang tubuh gadis she Wu .
Asal ia lewati satu tombak lagi kedepan niscaya sianak muda itu akan berhasil melampaui Wu Yong.
Pada saat itulah tiba2 terdengar suara bentakan keras berkumandang dari arah depan
"Eeeei dayang cilik ayoh cepatan sedikit larinya"
Ditengah bentakan nyaring empat titik cahaya tajam yang menyilaukan mata secepat sambaran kilat meluncur kedepan dan masing2 menyerang dada serta lambung Siau Ling.
Sianak muda itu segera putar sepasang telapaknya dan menyerang berbareng..”Ting! Tiing!” dua sentilan tajam berkumandang nyaring senjata rahasia yang ditujukan kearahnya sudah rontok tanah.
Pemuda itu mengenakan sarung tangan kulit ular naga, ia tak takut tajamnya senjata, dengan manis dan cepat semua senjata rahasia itu sudah rontok keatas tanah.
Karena gangguan yang munculnya sama sekali tak terduga. Wu Yong telah kabur satu tombak lebih jauh kearah depan.
Bayangan manusia berkelebat lewat, empat orang pria kekar munculkan diri ditengah gelanggang, setelah memberi jalan lewat buat Wu Yong mereka segera menghadang jalan pergi Siau Ling.
Terdengarlah salah seorang diantaranya dengan suara berat bertenaga kembali berseru :
"Nona cilik, cepat sembunyikan diri dibelakang batu karang yang ada disebelah kanan"
Rupanya disamping dinding tebing sebelah kanan terdapat sebuah bata cadas yang menonjol keluar, kawanan jago yang menjaga rintangan tersebut semuanya bersembunyi di belakang batu karang itu.
Terdengar Wu Yong dengan suara keras berseru :
"Kalian harus berhati2! ilmu silat yang dimiliki orang itu lihay sekali."
Sambil berbicara ia berhenti berlari ke median setelah menyembunyikan diri dibe-lakang empat orang pria yang baru saja munculkan diri itu, dengan napas terengah2 kembali dia melanjutkan:
"Aku sudah terluka aku tak mampu untuk lari lagi.."
Setelah melancarkan pukulan untuk merontokan senjata rahasia tadi sebenarnya Siau hendak menggunakan ilmu meringankan tubuh burung walet menutapi permukaan air untuk mengejar Wu Yong serta membebaskan gadis itu dari marabahaya:
Akan tetapi setelah dilihatnya gadis itu menyembunyikan diri dibelakang tubuh pria kekar itu dan rupanya ia telah berubah pikiran untuk kembali berpihak kepada Shen Bok Hoag dengan cepat pemuda itu menghentikan langkah kakinya sambil berpikir dalam hatinya.
"Sejak kecil budak ini dipelihara dan di didik dibawah asuhan Wu popo wataknya sama sekali telah berubah dan ia tak bisa mbedakan lagi mana yang sesat dan mana yang lurus, mana budi mana dendam, sikapnya gampang berubah ketika menemui bahaya, aku tadinya masih gira kalau gadis itu sudah tinggalkan jalan yang sesat untuk kembali kejalan yang , rupanya harapanku ini terlalu muluk" Sebagai seorang pendekar yang berjiwa sar, pemuda itu sama sekali tidak menjadi gusar ketika dilihatnya Wu Yong kembali berpihak pada musuhnya, dia malah lega karena sudah kehilangan sebuah beban yang berat.
Setelah tarik napas panjang2 ujarnya:
"Dalam pertarungan yang akan berlangsung, engkau siap bertarung dengan cara apa?"
"Dalam pertarungan ini kami akan beradu kepandaian silat yang asli dan murni dengan dirimu!" sahut seseorang dengan suara yang kuat dan nyaring.
Mengikuti berkumandangnya suara jawaban itu, dari belakang batu karang munculah seorang kakek tua bermuka lebar, berjidat lebar dan berjenggot putih sepanjang dada. Dengan pandangan tajam Siau Ling awasi orang itu, ia lihat kakek tua tersebut teramat asing baginya dan belum pernah di jumpai selama hidupnya. dengan cepat ia menjura sambil menegur :
"Siapakah engkau?!
Kakek itu tidak menjawab, sebaliknya malah balik menatap wajah pemuda itu tanpa berkedip, sahutnya kemudian :
“Secara beruntun engkau dapat menembusi lima rintangan tanpa mengalami cedera, hal itu menunjukkan kalau ilmu silatmu memang sangat lihay sekali, kepandaian yang sehebat itu rasanya terlalu sayang untuk dilenyapkan dari permukaan bumi, aku jadi kasihan kepadamu"
Siau Ling tidak menjawab, hanya didalam hati pikirnya :
"Ia tidak galak ataupun tekebur, rupanya mereka bukan termasuk sebagai anak buah dari Shen Bok Hong..!"
Karena berpendapat begitu maka diawasi nya orang2 itu dengan lebih seksama lagi, dia lihat pakaian yang dikenakan empat pria yang menghadang jalan perginya terdiri dari pakaian yang aneh dan istimewa sekali, baik itu warna merah atau kuning ataupun warna lainnya, pada bagian dada mereka selalu tersulam sebuah simbul kepala harimau yang berwarna kuning.
Dari simbol tersebut Siau Ling segera menduga sebagai lambang dari suatu perguruan atau organisasi, hanya saja ia tidak kenal simbol itu merupakan lambang dari perguruan atau organisasi mana?
Dengan sebisa2nya sianak muda itu mengumpulkan segala daya ingatannya untuk menemukan asal usul dari simbol kepala harimau itu, tapi kendatipun otaknya telah diperas habis2an toh ia tetap gagal untuk menemukan asal usul mereka, sebab mengingat Cung San Pek gurunya belum pernah membicarakan tentang asal usul dari simbol tersebut.
Sementara ia sedang melamun, terdengar kakek tua itu menegur dengan suaru dingin.
"Hey Siau , apa yang sedang kau pikirkan?!
“Aku sedang mencari arti dari pada lambang kepala harimau yang tertera didepan dada kalian, aku ingin tahu lambang tersebut merupakan simbol dari perguruan mana? “
“Hmmm"! dengan usiamu yang begitu muda dan kecil, aku tanggung engkau tak mungkin bisa menebak arti dari lambang tersebut” seru kakek berjenggot lagi dengan nada dingin.
"Sekalipun aku tidak mengenal asal mula dari lambang tersebut, tapi aku yakin kalau kalian semua orang! dari perkampungan Pek hoa-san-cung, kalian tidak lebih cuma penbantu2 yang diundang Shen Bok Hong untuk menunjang kekuatan."
Kakek tua berjenggot panjang itu tertawa terbahak2 ia segera menyambung:
"Haahhh...haahh. .haaahh. . meskipun pengetahuanmu sangat terbatas namun kecerdasan otakmu sangat mengagumkan, tidak salah aku memang diundang oleh Shen Bok Hong untuk membantu pihaknya meskipun undangan disertai dengan balas jasa yang setimpal pula, akan tetapi hal itu bukankah alasan yang terutama bagiku untuk menyanggupi undangan itu"
"Shen Bok Hong mempunyai pandangan yang terlalu tinggi, ia tidak gampang menilai orang dengan setinggi2nya, malahan lebih banyak jago persilatan yang ada di permukaan bumi yang tunduk serta rela diperintah olehnya. Engkau mendapat undangan dari gembong iblis itu untuk menopang kekuatan, hal tersebut membuktikan bahwa engkau pastilah seorang jago kenamaan yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dimuka bumi, sebab menurut apa yang kuketahui tidak banyak jago yang dapat memperoleh kedudukan setinggi dan sehormat itu"
“Haahhh...haahhh...haah... aku mengatakan engkau amat cerdik ternyata ucapanku sedikitpun tidak salah" seru kakek berjenggot panjang itu sambil tertawa terbahak2.
Setelah berhenti sebentar tiba2 nada suaranya berubah jadi dingin menyeramkan terusnya:
"Kami guru dan murid paling mengandalkan kekuatan sebuah barisan yang Kami sebut barisan Hui-hau atau harimau terbang selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah ada orang yang mampu lolos dari barisan ini dengan gampang sekarang aku merasa simpatik terhadap dirimu, asal engkau bersedia nyanggupi dua permintaanku aku akan mengembalikan balas jasa dari Shen Bok Hong yang telah kuterima dan melepaskan engkau untuk lewati rintangan ini"
Mendapat tawaran itu Siau Ling segera berpikir dalam hatinya.
“Kalau aku bisa melewati rintangan tanpa membuang tenaga terlalu besar maka kejadian ini akan sangat menguntungkan diriku .. biarlah kutanyakan dulu apa yang dia inginkan."
Berpikir sampai disitu dia lantas bertanya:
"Permintaan apa yang hendak kau ajukan kepada aku orang she Siau? aku minta engkau bisa menyebutkan sekarang juga agar akupun bisa mempertimbangkan apa aku bisa mengabulkan atau tidak”
"Apakah engkau akan mempertimbangkan dahulu sebelum ambil keputusan?“ tegur si kakek berjenggot dengan suara dingin.
"Tentu saja kalau syarat yang engkau ajukan terlalu muluk atau berlebihan tentu saja aku tak dapat mengabulkan"
Mendengar jawaban itu kakek berjenggot tersebut jadi amat gusar serunya dengan suara lantang:
“Bocah cilik jumawa bicara buat apa engkau pertimbangkan lagi syarat yang aku ajukan.?”
Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh:
"Walaupun begitu aku merasa amat kagum atas keberanian dan kejantananmu. Baiklah ketahuilah barisan harimau
terbangku ini berhasil kuciptakan setelah menggunakan hampir seluruh tenaga dan pikiranku selama bertahun2 lamanya, jumlah anggota barisan ada sepuluh orang dengan gabungan tenaga itu maka kekuatan yang terpancar keluar dari barisan bui hau baru akan menunjukan keampuhannya yang luar biasa, tapi sekarang aku baru menerima sembilan-orang murid kekurangan satu orang, ini membuat kekuatan barisan kami jadi agak rapuh disatu bagian. Bila bertemu dengan musub tangguh terpaksa aku harus turun tangan sendiri untuk pimpin barisan ini karena kekurangan tersebut maka timbullah keinginanku untuk cari bakat bagus guna mengisi kekosongan itu. Sekarang aku sudah kepayahan karena tak berhasil temukan bakat baik maka jikalau engkau bersedia untuk mengisi kekosongan dari barisan hui hau toa tinku ini sehingga kekompakan dan kesempurnaan berisanku terwujud sebagaimana mestinya, akupun bersedia untuk lepaskan engkau dari rintangan ini !”
Siau Ling tertawa ewa.
"Apakah syaratmu yang kedua ?" dia bertanya.
"Aku dengar engkau hendak menolong seorang bocah perempuan, benarkah begitu?"
"Benar, darimana engkau bisa tahu?"
“Shen Bok Hong yang memberitahukan kepadaku, oleh karena anak muridku dilarang untuk dekat dengan kaum wanita, maka jikalau engkau telah setuju untuk masuk jadi anggota perguruanku, maka setelah aku bantu engkau untuk menolong gadis tadi, engkau harus biarkan dia pergi dari sisimu dan selamanya tak boleh bertemu lagi dengan dirinya.. apakah engkau sanggup untuk penuhi permintaanku ini?"
Setelah berhenti sebentar, ia tertawa tergelak dan menambahkan :
"Hauhh..haahh..hahhh.. bagaimana? sederhana bukan syarat yang kuajukan?"
“Memang kuakui bahwa syaratmu sangat sederhana, sayang aku tak dapat menerimanya!”
Kakek berjenggot itu melonggo, rupanya ia tidak percaya dengan pendengaran sendiri.
"Apa? engkau tak setuju?!” serunya.
"Benar, aku tak dapat menerima kedua buah syarat yang kau ajukan itu barang satupun jua"
Kakek berjengot jadi naik pitam.
"Hmm! kalau begitu engkau sudah bosan hidup...!” hardiknya.
Dia ulapkan tangan, lima orang pria kekar kembali munculkan diri dari balik batu karang.
Siau Ling segera cabut keluar pedang pendeknya dan digenggam dalam tangan kanan, sambil disilangkan sejajar dada ujarnya:
"Engkau tak usah gugup ataupun gelisah, aku akan menanti sampai kalian selesai mengatur barisan Hui hau toa-tin sebelum tu tangan!"
Gerak gerik kawaran pria kekar itu sangat cekatan dan hapal sekali, setelah keluar dari balik batu cadas, mereka segera menempati posisinya masing2, sebentar saja barisan tersebut sudah terbentuk.
Setelah dilihatnya barisan itu telab terbentuk, Siau Ling baru ayun pedang pendeknya sambil berseru :
“Hati2lah kawan, aku orang she-Siau segera akan menerjang masuk kedalam barisan!”
Dengan langkah yang santai tapi mantap ia maju kemuka dan masuk kedalam kepungan barisan harimau terbang.
Walaupun tingkah lakunya amat santai dan seolah2 sama sekali tak pernah terjadi suatu apapun, tapi dalam hati
kecilnya ia tak berani pandang enteng musuhnya, diam2 hawa murninya disalurkan mengelilingi seluruh tubuh dan bersiap sedia untuk mela wan musuhnya dengan sepenuh tenaga.
Sembilan orang pria kekar yang membentuk barisan bersenjata sebilah kampak raksasa. hanya kakek tua itu saja yang bertangan kosong serta menempatkan diri ditengah barisan
Setelah masuk kedalam barisan, diam diam Siau bikin perhitungan dalam hati kecilnya, ia berpikir :
“Kalau aku lancarkan serangan kilat sehingga berhasil melukai dua orang mereka maka perubahan barisan tersebut segera akan tersumbat sama sekali, siapa tahu dengan tindakan itu maka kekuatan barisan berhasil kupecahkan, atau paling sedikit bisa ngurangi tekanan yang terpancar keluar dari barisan hau-tin..."
Dua orang pria kekar yang berada dipaling depan bergerak bagaikan kepala hari mau. menanti Siau Ling sudah berada kurang lebih lima depa dari depan mereka, sepasang kampak mereka perlahan2 diangkat ketengah udara.
"Bagus" pikir Siau Ling dalam hati "rupanya mereka tak sudi untuk memberi ke sempatan padaku untuk menyerang lebih dahulu"
Tangan kiri ditekuk dan siap melancarkan serangan sian ci sinkang untuk melukai musuhnya lebih dahulu.
Tapi sebelum serangan itu dilancarkan tiba2 terdengar dengusan napas berat berkumandang memecahkan kesunyian dua orang pria kekar yang berada didepan itu tiba2 membuang senjatanya dan sambil memegang lambung sendiri terbungkuk menahan rasa sakit
Menyaksikan keadaan anak buahnya kakek tua berjenggot itu jadi gusar makinya.
“Gentong nasi... manusia tak berguna belum saja barisan bergerak kalian sudah terluka... kemana perginya kepandaian silat yang kalian miliki?"
"Suhu!” sahut dua orang pria Itu hampir berbareng "perut tecu terasa sakit sekali sehingga sukar ditahan!"
"Kenapa secara tiba2, kalian merasakan perutmu jadi amat sakit?"
Sementara itu secara diam2 Wu Yong sudah mengundurkan diri kesamping mendengar pertanyaan itu dengan cepat ia menimbrung:
"Karena mereka semua telah terkena sejenis racun yang amat keji dan jahat!"
“Darimana engkau bisa tahu?" tanya kakek berjenggot itu keheranan.
"Hiiihhh...hiiihhh.. hiiiheh...." Wu Yong tertawa cekikikan "aku yang turun tangan meracuni mereka, tentu saja tahu akan peristiwa ini dengan amat jelas.”
"Budak busuk, aku akan bunuh engkau terlebih dahulu!" teriak kakek berjenggot itu sambil ayunkan telapaknva kedepan.
Wu Yong segera berkelit kesamping untuk menghindarkan diri, ujarnya sambil tertawa .
"Ilmu silat yang kau miliki paling kuat dan ampuh, oleh sebab itu aku lepaskan racun yang paling keji dan paling berat keatas tubuhmu.,.!"
Setelah melancarkan sebuah pukulan tadi tiba2 kakek berjenggot itu mengerutkan dahinya dan tak mampu melancarkan serangan yang kedua.
Rupanya setelah melancarkan serangan yang pertama tadi. tiba2 ia merasakan lambungnya jadi sakit sekali bagaikan di-
iris dengan pisau belati, saking kesakitan ia jadi lemas dan seluruh kekuatan tubuhnya lenyap tak berbekas.
Diikuti enam orang pria kekar lainnyapun sama2 membuang senjata kampak yang berada dalam genggaman mereka, dan sama2 memegang perutnya masing2 sambil menahan rasa sakit.
Siau Ling sendiri sewaktu dilihatnya tanda keracunan yang menimpa kawanan jago tua itu persis seperti tanda2 keracunan yang dialami orang2 dirumah makan tempo hari, dalam hati ia segera menduga kalau perbuatan tersebut adalah hasil karya dari Wu Yong, dalam hati segera berpikir :
"Semula aku masih mengira kalau dia benar2 telah menghianati aku dan kembali berpihak Shen Bok Hong. Rupanya ia sedang menggunakan siasat untuk cari ketempatan guna meracuni kawanan jago tersebut"
Dalam pada itu diantara sepuluh orang jago yang berdiri pada posisi barisan Hui-nau-tin, ada sembilan orang diantaranya yang berjongkok sambil memegang perut sendiri. Hanya kakek tua berjenggot putih saja yang tetap berdiri serius ditempat semula tapi diapun merasakan suatu penderitaan serta siksaan yang hebat, terbukti peluh dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Wu Yong tersenyum sambil berkata :
"Siau-heng, perlukah kita bunuh mati kawanan jago ini ? Sekarang mereka sudah kehilangan daya lawan untuk menghadapi kita berdua"
Siau Ling tidak menjawab dengan sepasang mata yang tajam mengawasinya raut wajah Wu Yong tanpa berkedip.
Tiba2 Wu Yong merasakan hatinya jadi jengah dan rikuh sekali, merah dadu pipinya dengan lirih ia menegur:
"Kenapa engkau tatap terus raut wajahku”
Siau Ling menghela napas panjang,
"Aaaii.. kapan sih engkau lepaskan racun keji itu? kenapa aku sama sekali tidak melihatnya?"
“Kalau engkau dapat melihat tingkah lakuku dalam melepaskan racun mana mungkin aku bisa melukai orang tanpa diketahui olehnya?"
“Rupanya engkau telah mewarisi seluruh kepandaian melepaskan racun dari nenekmu”
Wu Yong menggeleng
"Masih selisih jauh sekali "sahutnya" kalau di hitung2 maka kepandaian yang kumiliki sekarang, paling banter juga seperdua atau sepertiganya saja!"
Tiba2 kakek tua berjenggot itu mendengus dingin, perlahan2 tubuhnya berjongkok pula keatas tanah.
Sementara itu sembilan orang lainnya yang memiliki tenaga dalam agak dangkal jika dibandingkan dengan kakek berjenggot itu, sudah tak mampu menguasahi rasa sakit yang melilit2 perut mereka, tak kuasa lagi mereka bergulingan diatas tanah sambil merintih kesakitan.
"Nona Yong!” bisik Siau Ling kemudian, “apakah mereka bisa mati karena kesakitan?"
"Tidak bisa,” jawab Wu Yong sambil menggeleng," tapi untuk selamanya mereka akan kesakitan terus, sampai kesabaran dan daya tahannya habis, akhimya mereka akan bunuh diri untuk menyelesaikan perjalanan hidupnya”
"Racun seperti ini terlalu jahat dan sadis! “
Wu Yong tertawa ewa.
"Setelah Leng-lam ji sepasang iblis dari wilayah Lenglam membinasakan nenekku, membuat aku dapat merasakan serta menyelami betapa bahaya dan kejamnya dunia persilatan, aku
sadar bahwa ilmu silat yang kumiliki tak dapat kuandalkan untuk melindungi keselamatan jiwaku, oleh sebab itu aku harus mengandalkan ilmu melepaskan racun yang kukuasahi untuk melindungi diri. Karena itulah cara penggunaan racun yang aku kuasahi sekarang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan keadaanku di masa lalu..."
Setelah memandang sekejap kearah sepuluh orang jago lihay yang sedang terbungkuk2 menahan sakit itu, dia melanjurkan:
"Orang2 itu sama sekali tidak terikat oleh dendam atau sakit hati dengan dirimu, bahkan saling kenalpun tidak, kenapa mereka datang kemari hendak membunuh engkau? Seandainya mereda adalah anak buah dari Shen Bok Hong, hal ini masih bisa dimaklumi, tapi dalam kenyataan mereka bukan anak buah gembong iblis itu. Dan alasan mereka untuk musuhi dirimu pun hanya di karenakan soal nama, pahala dan soal kedudukan, kalau kita tidak membinasakan mereka maka suatu ketika kita bakal dibunuh oleh mereka"
Tiba2 ia berjongkok dan mengambil sebilah kampak raksasa diri atas tanah, sambil ayun senjata itu ia bacok setiap jago yang dijumpainya, dalam sekejap mata separuh orang jago lihay itu sudah mampus semua diujung senjatanya.
Diam2 Siau Ling menghela napas panjang menyaksikan kesepuluh sosok mayat yang menggelitak disana sini, ia lihat mayat2 itu ada yang dibacok tubuhnya ada pula vang dibacok batok kepalanya, membuat darah kena berceceran di-mana2 dan isi benak serta isi perut berserakan disana sini, keadan benar2 mengerikan sekali.
Dalam hati pikirnya :
"Rupanya perasan budak cilik ini sedang dipengaruhi oleh emosi, marah dan kesedihan, dikemudian hari aku harus baik2 didik dirinya sehingga ia tidak sampai berbuat kejam hanya disebabkan mengikuti suara hati...."
Setelah membacok mati sepuluh orang jago itu. Wu Yong membuang senjatanya keatas tanah, lalu sambil tertawa ujarnya :
"Saudara Siau, mari kita lanjutkan perjalanan"
“Bagaimana kalau kita kebumikan lebih dahulu kesepuluh sosok mayat itu sebelum lanjutkan perjalanan??”
"Tak usah!” sahut Wa Yong sambil menggeleng, “diatas bukit batu diatas kedua belah sisi lembah ini sudah siap sedia anak buah dan Shea Bok Hong, setelah kita pergi mereka akan datang kemari untuk bereskan mayat2 tersebut"
"Kalau memang begitu, mari kita segera berangkat!” kata Siau Ling sambil mengangguk.
Setelah melampaui Wu Yong, dia melanjutkan :
"Nona Yong. justru karena Shen Bok Hong tidak memberitahukan tentang penghianatanmu terhadap perkampungan Pek-hoa-san-cung kepada anak buahnya yang tersebar disepanjang lembah, maka dengan gampang sekali seranganmu mendapat hasil, tapi engkau harus ingat bahwa cara seperti ini hanya bisa digunakan satu kali saja dan tak boleh diulang kembali, setelah mereka rasakan pengalaman yang baru ini dengan sendirinya tak akan ulangi kembali peristiwa tersebut, mereka pasti telah mengabarkan tentang pengkianatanmu terhadap perkampungan Pek hoa san cung kepada orang2 yang berada dikedua rintangan terakhir!"
“Engkau bicara setengah harian lamanya? tapi sampai sekarang aku masih belum paham dengan maksud perkataanmu itu" seru Wu Yong.
“Maksudku, dalam rintangan berikutnya engkau tak usah turun tangan lagi tapi tinggal saja dibelakangku untuk melindungi aku dan sergapan2 lawan"
“Apabila aku mendapat kesempatan untuk membantu dirimu, masa aku hanya berdiam diri belaka??
"Ooh. bukan begitu maksudku, aku maksudkan agar nona jangan menggunakan siasat licin lagi untuk membohongi mereka, kalau ada kesempatan tentu saja engkau boleh membantu aku, sebab aku malah akan berterima kasih sekali atas bantuanmu itu”
Wu Yong menghela nafas panjang.
"Terima kasih atas perhatian yang kau berikan kepadaku, sejak nenek meninggal dunia, engkau adalah orang pertama yang benar benar memperhatikan aku"
Terperangah Siau Ling mendengar perkataan itu, buru2 ia percepat langkahnya maju kedepan.
Wu Yong segera mengikuti dari belakang dan menyusul pemuda tersebut.
Sementara itu sinar matahari terhambat oleh bukit yang tinggi, udarapun perlahan2 jadi gelap.
Siau Ling segera mengepos tenaga dan mempercepat perjalanannya, setelah melalui dua buah bukit yang tinggi tiba2 dari arah depan terdengarlah air sungai yang deras.
Dengan cepat Sau Ling alihkan sorot matanya kearah depan ia lihat sebuah sungai yang lebar dengan air yang jernih membentang ditengah lembah dan menghadang jalan pergi mereka.
Aliran air sungai terbendung dalam sebuah telaga yang luasnya mencapai lima tombak bukan saja airnya jernih dan dalam sekali. Sekalipun seseorang memiliki ilmu silat yang amat tinggipun belum tentu sanggup menyebrangi telaga itu dengan sekali lompatan.
Melihat air telaga yang jernih dan lebar itu untuk beberapa saat lamanya Siau Ling berdiri termanggu ia tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Rupanya ia sama sekali tak menyangka, kalau dihadapannya bakal muncul sebuah air telaga yang menghadang jalan perginya.
Agaknya Wu Yong sendiripun sama sekali tidak menduga akan hal ini, dengan alis mata berkenyit ia bertanya
“Saudara Siau. engkau bisa berenang?"
Siau Ling menggeleng,
"Tidak bisa "
"Akupun tidak bisa !"
“Shen Bok Hong tahu bahwa aku tak pandai berenang ataupun ilmu dalam air, kalau toh ditempai ini sudah tersedia sebuah telaga alam yang menghadang penjalananku, tentu saja dia manfaatkan perintang tersebut dengan sebaik2nya.”
"Maksud saudara Siau, apakah mungkin Sheo Bok Hong telah kirim orang untuk menjaga air telaga ini serta menghadang jalan pergi kita berdua?"
“Benar, Shen Bok Hong pasti menggunakan hadangan yang tercipta oleh alam ini untuk mengatur suatu rintangan yang keji dan jahat” “
Tiba2 Wu Yong maju kedepan dan mendekati telaga tersebut, sambil memperhatikan keadaan telaga itu tangannya mencoret kesana kemari tiada hentinya.
Siau Ling segera mendekati gadis itu dan-berkata dengan suara lirih :
"Apa yang sedang kau lakukan??"
“Aku sedang memperhitungkan berapa luas permukaan air telaga ini,”
“Mau apa nona perhitungkan permukaan air telaga ini ?”
"Aiai..." Wu Yong menghela nafas, "sayang aku tak dapat menghitung berapa dalam telaga tersebut, kalau akn bisa menghitung kedalaman air telaga ini maka aku bisa. melepaskan racun"
“Melepaskan racun??”
Wu Yong tersenyum dan mengangguk.
"Benar, aku hendak meracuni air telaga ini, seandainya Shen Bot Hong telah siapkan jebakan didasar air telaga ini, maka orang, yang berada disana pasti akan mati keracunan oleh bisa keji yang kusebarkan." ,
"Perbuatan ini tak boleh kita lakukan!” seru Siau Ling sambil menghela napas.
"Kenapa?!”
“Himpunan air yang terpukul dalam telaga tersebut entah terwujud setelah berlangsung beberapa puluh tahun lamanya, dalam telaga pasti hidup banyak sekali udang dan ikan. Jika nona menyebar racun dalam telaga ini, bukankah ikan dan udang itu akan mendapat celaka lebih dahulu. ?"
Wu Yong tersenyum.
"Engkau amat welas dan berbudi luhur, tapi sekarang kita harus lindungi pula keselamatan jiwa kita sendiri, buat apa musti pikirkan pula keselamatan dan kehidupan dari kawanan udang serta ikan?"
"Tak bakal salah lagi kalau Shen Bok Hong menempatkan jago2nya ditempat ini, tapi belum tentu mereka tinggal didasar air telaga, siapa tahu kalau jago2 itu bersembunyi disekitar tempat ini?"
Sementara Wu Yong hendak menjawab, tiba2 dari arah pantai berkelebat lewat sesosok bayangan manusia, orang itu menum pang diatas sebuah rakit yang terdiri dari beberapa kayu diikat dengan selembar kulit pohon.
Rupanya rakit itu sedang bersandar ditepi telaga yang bagian atasnya tertutup oleh batu dan rumput, oleh sebab itu apabila tidak diperhatikan dengan seksama sulit untuk ditemukan.
Dua sosok bayangan manusia berdiri diatas rakit itu dan perlahan2 mendayungnya mendekati kesisi telaga di mana Siau Ling berdua sedang berdiri.
Begitu menjumpai rakit tersebut, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya .
"Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang, dalam satu kali lompatan saja tiga tombak bisa kulewati dengan mudah, asal sampan itu berada ditengah telaga dan aku menggunakan sampan tersebut untuk batu loncatan, bukankah dengan sangat gampang aku sudah mencapai daratan seberang..? asal sudah menginjak tanah, aku tak Usah jeri terhadap mereka lagi..”
Tiba2 ia teringat akan diri Wu Yong, hal isi membuat sianak muda itu bediri termangu2, rencana bagus yang telah disusunpun segera jadi berantakan dibuatnya.,
Dengan andalkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Wu Yong. rasanya teramat sulit baginya untuk menggunakan rakit itu sebagai batu loncat guna menyeberang ketepi seberang, dengan sendirinya loncatan kilat tersebut tak mungkin bisa digunakan lagi.
Sebagai seorang pendekar yang berjiwa besar, ia tak mau mengingkari janji dan meninggalkan Wu Yona seorang diri ditengah jalan, setelah dia menyanggupi untuk membawa serta gadis itu kemanapun dia akan pergi.
Dalam keadaan seperti itu, satu2nya jalan yang bisa dilatuxan hanyalah menunggu sampai rakit itu mendekati, kemudian baru bekerja menurut situasi yang dihadapi.
Sementara ia masih termenung, rakit tadi sudah bergerak menuju ketepi telaga.
Kembali Siau Ling alihkan sorot matanya kearah tengah telaga, ia lihat salah seorang diantara dua orang jago yang bardiri diatas rakit itu ternyata bukan lain adalah Siau yau cu.
Hanya saja Siau yau cu yang ditemuinya sekarang tidak mengenakan jubah imamnya lagi tapi hanya memakai seperangkat pakaian ringkas yang amat ketat.
Orang kedua adalah seorang pemuda berbaju hijau yang bermuka bersih, orang itu berdiri kaku diatas rakit tanpa berkutik barang sedikitpun jua. Keadaan orang itu mirip sekali dengan sebuah patung arca.
Dalam hati sianak muda itu berpikir:
"Raut wajah orang itu aneh sekali entah siapakah dia? tapi kalau ditinjau dari posisinya yang mendapat tugas untuk menjaga rintangan yang ketujuh bersama Siau-yau-cu dapat ditarik kesimpulan kalau orang ini bukanlah manusia biasa"
Berpikir sampai disini «a segera menegur dengan nada dingin.
"Hmmm! aku kira siapa yang datans tak tahunya adalah Siau yau cu totiang"
Siau-yau cu tersenyum.
"Siau tayhiap engkau benar2 amat lihay hanya sekilas pandangan dapat kenali diriku"
"Jangan dibilang totiang hanya ganti pakaian sekalipun badanmu sudah terbakar jadi abupun aku masih dapat kenali dirimu"
Siauyau-cu kembali tertawa,
"jalan gunung sukar ditempuh karena itu terpaksa aku harus lepaskan jubah kependetaanku agar bisa berjalan lebih leluasa"
Siau Ling berkata dingin serunya.
"Heehh..hehehh.,heehhh . sungguh tak ku sangka Totiang serta Su hay kuncu telah takluk kepada Shen Bok Hong “
"Kami tidak takluk tapi merupakan suatu kerja sama yang disertai dengan beberapa syarat"
"Aku tak mau ambil perduli apakah engkau Sudah takluk atau tidak kepada Shen Bok Hong ataupun kerja sama yang disertai pertukaran syarat yang jelas bagi pandanganmu hal tersebut tidak sekali tak ada bedanya"
Setelah berhenti sebentar dengan suara dingin ia melanjutkan:
"Rintangan apa yang telah totiang siapkan ditempai ini? Dan bagaimana caraku untuk melewati rintangan tersebut? aku harap totiang bisa memberi penjelasan yang terang sehingga akupun dapat bersiap sedia untuk melewatinya!"
Siau yau cu tidak memperdulikan omongan dari Siau ling, sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Yong dan berkata :
“Aku merasa amat menyesal sekali atas kematian yang menimpa nenekmu !”
"Hmm, perbuatanmu ini bukankah sama artinya bagaikan kucing menangisi tikus? pura pura berlagak welas asih? Huuh...apakah engkau benar2 menyesal??”
“Nona menuduh yang bukan2 aku benar2 merasa menyesal atas terjadinya peristiwa berdarah itu .”
"Nenekku sudah mati, buat apa engkau merasa sesal? kalau liang simmu berkata lain, aku harap engkau bersedia membantu diriku untuk kali ini saja!"
“Bantuan apa yang harus aku berikan untuk diri nona??”
“Sederhana sekali, bantulah kami untuk menyebrangi air telaga ini. itu sudah lebih dari cukup !”
"Nak, tahukah engkau bahwa ditepi seberang sana telah siap menanti sebuah baris Ngo liong toa-tin yang maha dahsyat?" seru Siau yau-cu.
"Apa itu barisan Ngo liong toa-tin?" tanya Wu Yong keheranan.
"Barisan Ngo liong toa tin adalah sebuah barisan aneh yang sengaja disiapkan Shen Bok Hong untuk menghadapi jago2 persilat yang berkepandaian sangat lihay. seluruh tenaga dan pikirannya telah dicurahkan Shen Sok Hong untuk menyempurnakan barisan tersebut, ketahuilah bahwa kehebatannya sukar dilukiskan dengan kata2”
"Aku sudah pernah mencoba kelihayan dari barisan tersebut, dalam kenyataan tiada sesuatu yang perlu diherankan, paling paling hanya beberapa orang manusia aneh yang memakai pakaian bercorak aneh serta mereka tak mempan dibacok dan ditusuk?"
Siau yau Cu menghela nafas panjang, dengan memperendah suaranya ia berbisik :
“Siau tayhiap, meskipun engkau gagah dan keren tapi ini hari engkau hanya seorang diri !”
"Aku tak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh totiang !"
"Baik. aku akan bicara dengan lebih jelas lagi, dalam keadaan dan saat seperti ini, Siau tayhiap sangat membutuhkan bantuan dari orang lain"
Siau Ling alihkan sorot matanya memandang sekejap sekeliling tempat itu kemudian-katanya:
“Totiang kalau engkau ada maksud untuk melepaskan jalan sesat untuk kembali kejalan yang benar aku bersedia memberi penjelasan kepada seluruh orang gagah yang ada dimuka bumi”.
"Siau tayhiap jalan pikiramu terlalu sederhana .”
"Maksud hati totiang sukar dipahami lebih baik utarakan saja secara blak2an.”
Siau-yau cu mengangguk sambil tertawa ia bertanya.
"Siau tayhiap benda apa yang berhasil kau dapatkan dari istana terlarang?"
"Sebilah pedang pendek yang amat tajam justru aku memiliki pedang pendek ini maka aku tak jeri untuk menghadapi barisan Ngoliong tin yang diciptakan oleh Shen Bok Hong"
"Selain pedang pendek?"
"Aku dapatkan pula kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Tio Hong"
"Benar!" sambung Siau yau cu dengan cepat "menurut berita yang sempat kudengar It bun Han to telah serahkan kitab catatan ilmu silat peninggalan dari Raja seruling Thio Hong kepada Siau tayhiap bukan kah begitu?"
"Tepat sekali ada apa sih?”
Siau yau cu berusaha keras untuk menekan rasa girang yang menghiasi wajahnya ia tertawa ewa dan berkata:
"Seandainya Siau tayhiap bersedia menghadiahkan kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong akupun bersedia membantu Siau tayhiap dengan sekuat tenaga guna menyelamatkan nona Pek-li dari kurungan"
"Orang ini berar2 tamak" pikir Siau Ling didalam hati ”untuk menghadapi manusia tamak seperti ini akupun tak usah menggunakan cara yang jujur."
Sementara ia masih termenung terdengar Siau yau-cu melanjutkan kembali kata2nya.
"Siau tayhiap aku berharap agar engkau suka menukilkan persoalan ini dengan seksama keselamatan jiwa nona Pek-li lebih pentingkah atau kitab catatan ilmu silat warisan dari Raja seruling Thio Hong lebih penting? silahkan Siau tayhiap pilih sendiri, aku sih tak akan memaksa dengan kekerasan"
Siau Ling tidak langsung menjawab, tapi berpikir kembali didalam hati .
“Kitab catatan ilmu silat Raja seruling Thio Hong telah kuserahkan kepada enci Gak sedangkan kitab catatan ilmu silat tentang ilmu jari sian cu sinkang dan gereja Siau im-ai serta kitab ilmu pedang dari partai Hoa-san telah aku serahkan kepada Teng It Lui serta Yap Cing, dalam situasi dan keadaan seperti ini walaupun mereka berhasil membunuh aku orang she-Siau. Rasanya belum tentu berhasil mendapatkan kitab pusaka tersebut apa salahnya kalau aku guna kan kitab pusaka sebagai umpan untuk memancing orang ini agar bersedia membeberkan duduk persoalan yang sebenarnya, dengan begitu akupun bisa mendapat bahan penting untuk menghadapi musuh tangguh berikutnya”
Berpikir sampai disitu ia segera berkata
"Pendengaran totiang benar2 tajam dan mengagumkan sekali!”
"Kami tidak mempunyai waktu untuk bercakap2" potong Siau yau cu kemudian bagaimanakah pendapat Siau tayhiap? harap segera ambil Keputusan dan memberi jawab ! “
Siau Ling menghela napas panjang, sambil menekan rasa gelisah yang berkecamuk dihati ia menjawab:
“Aku saja yang sedang berada dalam bahaya masih sanggup bersikap tenang, kenapa totimg yang berada dalam keadaan aman sentausa malahan gelisah ?”
Siau yau cu merasa agak tercengang dan diluar dugaan oleh sikap lawannya yang tenang. Dengan pandangan tajam ia awasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, kemudian serunya.
“Saudara, meskipun engkau tidak menaruh perhatian atas keselamatanmu sendiri, masa engkau juga tak ambil perduli terhadap mati hidup dari nona Pek li??”
“Setelah Shen Bok Hong menyiapkan rintangannya ditempat ini. ia pergunakan nona Pek li untuk memancing dan memaksa kedatanganku ketempat ini sebelum aku berhasil menjumpai nona Pek-li rasanya tak mungkin ia celakai jiwa nona tersebut"
“Aku hanya tahu kalau ilmu silat yang di miliki Siau tayhiap sangat tinggi dan lihay sama sekali tak kuduga kalau engkaupun memiliki daya tahan yang kuat juga, aku benar2 sangat kagum dengan ketenanganmu.”
"Dengan sejilid kitab pusaka warisan dari Raja seruling, asal benar2 saja dapat menolong nona Pek li dan aku..."
Sorot matanya dialihkan kesamping dan melirik sekejap kearah Wu Yong, lalu menambahkan :
“Ditambah pula nona Wu Yong ini, tentu saja dengan tak sayang aku bersedia memberikan kitab itu kepadamu.”
Siau yau cu segera angkat kepala memandang cuaca setelah mendengar perkataan itu ujarnya :
“Aku lihat usahamu tukar menukar yang sedang kita bicarakan sekarang, punya harapan yang besar untuk berhasil.”
"Hasil atau tidak, aku harus melihat dulu sampai dimanakah kemampuan ilmu silat yang dimiliki Siau yau totiang!"
“Apa maksudmu?!” seru Siau yau-cu tercengang.
"Bagaimanakah perasaanmu tentang ilmu silat yang kau miliki jika dibandingkan dengan Shen Bok Hong?"
Siau-yau-cu tertawa ewa.
"Aku tahu, kalau aku disuruh berduel satu lawan satu dengan Shen Bok Hong, tentu saja ilmu silatku masih kalah satu tingkat!"
"Kalau beradu akal dan kecerdikan?!”
Siau yau-pu termenung sebentar, kemudian tertawa jawabnya lagi :
“Apabila aku harus dibandingkan dengan Shen Bok Hong, maka kekuatan kita boleh dibilang seimbang"
"Menurut penglihatanku, baik dalam soal akal muslihat maupun dalam soal kekejian, Totiang masih sulit untuk menandingi Shen Bok Hong, kendatipun kekuatan kalian berdua berada dalam keadaan seimbang, namun disebabkan diatas tebing dikedua belah sisi lembah ini sudah penuh tersebar mata2 dari Sben Bok Hong. maka asal penghianatan dari totiang terbongkar, dengan cepat pula Shen Bok Hong akan mendapat kabar itu, dalam keadaan begitu jangan dibilang untuk membantu kami bertiga, untuk melindungi keselamatan sendiripun belum tentu kau mampu"
Siau yau cu tertawa rawan.
"Siau tayhiap tak nyana bukan saja engkau maju dalam ilmu silat, bahkan dalam muslihat serta kecerdasan otakpun kian lama engkau kian bertambah kuat. kemajuan yang berhasil kau capai benar2 sangat mengagumkan"
“Tentang soal itu: aku harus berterima kasih pada gemblengan dari para jago berakal panjang dan berotak encer seperti kalian2 ini. Kalau kalian tidak bersikap demikian lebih dahulu mungkin aku masih tetap bodoh, tapi dalam keadaan
seperti ini meskipun tidak mengalami kemajuanpun aku harus berusaha untuk mencari kemajuan.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
"Siau yau Cu totiang, aku harap engkau suka membeberkan dahulu rencanamu untuk menolong kita semua, apabila rencanamu itu bisa dilaksanakan dengan serta merta aku akan serahkan pula kitab catatan ilmu silat warisan dari Thio Hong itu kepadamu.
“Aku lihat rupanya Siau tayhiap sendiri pun menaruh rasa jeri yang tebal atas kehebatan dari Shen Bok Hong!”
“Berbicara tentang pentolan jago lihay yang ada dalam rimba hijau, mau tak mau tentu orang mengangkat Shen Bok Hong sebagai pimpinannya, kalau totiang mengagungkan diri dengan menyamakan kecerdasan otakmu sederajat dengan gembong iblis itu. pernyataan seperti ini terus terang saja amat sukar untuk diterima dengan akal sehatku....!”
“Siau tayhiap, engkau telah melupakan sesuatu urusan??”
“Urusan apa ??”
“Kalau Shen Bok Hong tiada berniat, tapi aku punya maksud, justru karena perbedaan ini membuat keadaan kami berdua jadi selisih amat besar sekali.”
Dia anggsurkan tangan kanannya kedepan dan melanjutkan :
“Serahkan kepadaku! aku segera akan memberitahukan bagaimana caranya untuk tinggalkan tempat ini."
"Apa yang harus aku serahkan?”
“Kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Sebelum aku berjumpa muka dengan nona Pek li, kitab pusaka itu tak dapat aku serahkan kepadamu, sekalipun kami
telah berjumpa kembali, kitab itupun tak dapat segera kuberikan kepadamu"
“Kenapa?"
"Kita toh berjanji bahwa kitab itu akan kuserahkan kepadamu apabila engkau dapat menolong jiwa kami bertiga? kalau memang begitu, kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong itu baru dapat kuserahkan kepadamu apa bila kami semua telah bebas dari marabahaya !”
"Siau tayhiap, kalau toh engkau tidak percaya kepadaku, darimana aku bisa percaya kepada dirimu?"
"Kita berdua tak usah saling mempercayai pihak lawan, marilah kita kerjakan sesuai dengan keadaan yang terbentang didepan mata, sekarang yang paling penting adalah bahwa aku untuk menyeberangi telaga ini lebih dahulu.”
Siau yau cu termenung dan berpikir sebentar akhirnya dia mengangguk.
"Baiklah! silahkan kalian berdua naik ke atas rakit"
Siau Ling segera berpaling dan berbisik:
"Nona Wu mari kita naik keatas rakit segala sesuatunya biar aku yang hadapi, nona tak usah buka suara dau tak usah mencampuri urusan ini"
Sambil tertawa Wu Yong mengangguk, ia segera loncat naik keatas rakit itu.
Siau Lingpun segera ikut loncat naik keatas sampan.
Setelah kedaa orang itu berada diatas rakit Siau yau cu segera berbisik lirih:
"Siau Ling apakah kitab catatan ilmu silat dari Thio Hong berada disakumu?
"Perundingan yang kita bicarakan toh belum selesai maaf kalau aku tak dapat jawab pertanyaanmu itu.”
Siau yau cu segera ulapkan tangannya dan rakit itupun bergerak menuju kedepan.
Setelah rakit meluncur ketengah telaga imam tua itu mendehem ringan dan kembali berkata:
"Sebelum rakit ini mencapai tepi seberang dan kalian mendarat disana, perundingan yang kita bicarakan harus sudah selesai dan diambil kata sepakat, sebab kalau tidak dapat mengambil kata sepakat, didarat seberang merupakan barisan Ngo lioig toa . apabila Siau tayhiap mendarat tak sampai lima tombak, engkau akan segera terjerumus kedalam barisan Ngo liong toa itu"
"Apakah totiang dapat mengutarakan bagaimana caranya untuk menolong kami bertiga?"
Tiba2 Siau yau cu mendehem kembali dengan suara berat rakit yang sedang meluncur segera berhenti ditengah telaga.
"Cara untuk menolong kalian berdua?!” serunya “cara tersebut berada diatas air telaga ini!"
Siau Ling angkat kepala dan memandang situasi disekelilingnya, terlihat rakit tersebut berhenti ditengah telaga kurang lebih tiga tombak lebih sedikit dari pantai seberang, dengan kemampuan yang dimilikinya ia masih mampu untuk menempuh bahaya dan membacok untuk melewatinya, tapi yang jelas Wu Yong tak mungkin bisa meloncat ketepi seberang, dalam keadaan seperti ini tentu saja dia tak dapat meninggalkan gadis itu dengan begitu saja...
Sementara otaknya masih berputar mencari akal, diluaran ia menjawab :
"Totiang. apakah dikarenakan engkau tahu kalau aku tak pandai ilmu berenang maka engkau siap sedia untuk main licik diatas rakit ini?"
Sau yau cu segera menggeleng, jawabnya dengan lirih :
"Bukan... bukan begitu, silahkan Siau tayhiap coba menggunakan kekuatan penglihatanmu untuk periksa keadaan disekitar tempat ini. Coba lihatlah berapa jauh yang bisa tercapai oleb daya penglihatanmu..?"
Pada saat itu malam yang gelap telah menjelang tiba, diantara apitan dua buah dinding tebing yang tinggi, suasana dalam lembah itu sangat gelap sehingga sukar untuk melihat kejauhan.
Setelah memindang sekejap sekeliling tempat itu, sahutnya :
“Aku bisa melihat kurang lebih sejauh lima tombak!"
“Nah itu lah dia! kalau toh dengan kekuatan mata Siau tayhiap yang lihaypun hanya bisa memandang sejauh empat lima tombak, apa lagi anak buah Shen Bok Hong yang ditugaskan untuk mengawasi aku berdua, ilmu silat mereka tak mungkin bisa menandingi kemampuanmu. Tentu saja pada saat ini mereka tak sanggup untuk mengawasi gerak gerik kita"
"Lalu apakah hubungannya antara persoalan ini dengan akal totiang untuk selamatkan jiwa kami? aku benar2 merasa tak habis mengerti!"
"Sederhana sekali dengan Suatu cara yang jauh tak berbeda dengan kenyataan aku akan atasi situasi kesulitan ini, sebentar lagi aku akan mengirim seorang Siau Ling yang gadungan untuk melayani barisan Ngo liong toa-tin tersebut"
"Sekalipun ada orang menyaru sebagai diriku untuk melayani barisan Ngo-liong-toa-tin bagaimana caranya aku bisa lolos keluar dari lembah ini dan bagaimana caranya untuk menolong nona Pek li? “ tanya sang pemuda.
"Aku akan bakar kelima ekor naga itu dengan api" bisik Siau.yau cu dengan suara lirih.
“Dan akan kau bakar pula Siau Ling gadungan itu?"
“Persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu, engkau tak usah memikirkannya !”
“Lalu bagaimana dengan nona Pek-li?”
“Aku sudah pernah memeriksa keadaan medan disekitar tempat itu, apabila aku menyerang dengan api maka bukan saja aku akan berbasil membakar kelima ekor naga aneh itu, bahkan dapat pula membakar Ujung barisan yang diatur Shen Bok Hong. Aku telah menyiapkan pembantu yang akan bekerja darii dalam, asal api telah berkobar maka ada orang yang akan membawa nona Pek-li untuk bergabung dengan kita!”
"Siapakah orang itu?”
“Tentang soal ini aku sudah ada persiapan dan rasanya sama sekali tak ada hubungannya dengan dirimu.”
"Tentu saja ada hubungannya" Siau Ling dengan cepat, "aku harus tahu lebih dahulu siapakah orang itu, dan harus kunilai juga apakah orang mempunyai kemampuan untuk menolong nona Pek-li dari ancaman bahaya”
"Sekalipun kuberitahukan kepadamu, belum tentu engkau kenal siapakah orang itu!"
Diam2 Siau Ling telah mengawasi keadaan disekeliling tempat itu, sedang otaknya berputar terus untuk mencari akal guna menghadapi musuh2nya.
Setelah putar otak beberapa saat lamanya, ia merasa bahwa Siau yau cu harus berhasil ditangkap dalam keadaan hidup apabila dia ingin lewat permukaan air telaga itu dalam keadaan hidup.
Tetapi sianak muda itupun tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki orang ini lihay sekali, tidak mudah kalau dia ingin menangkap orang itu dalam sekali sergapan, untuk bisa berbasil maka paling sedikit dia. harus menyerang disaat lawannya belum siap.
Walaupun begitu Siau Lingpun tak berani bertindak secara gegabah, karena ia tahu serangan tersebut sangat mempengaruhi mati hidup mereka berdua, maka sambil tertawa ujarnya :
"Dimanakah orang yang disiapkan to tiang untuk menyaru sebagai diriku itu?"
Siau yau cu segera mengetuk rakitnya tiga kali, gelembung air berhamburan di mana2 dan seorang pria yang memakai kertas minyak untuk membungkus pakaian tiba2 meloncat naik keatas rakit tersebut,
Rupanya selama ini pria tersebut bersembunyi di dalam air dibawah rakit itu.
"Aduh celaka" pikir Siau didalam hati "rupanya masih ada seorang musuh lagi yang berada disini, itu berarti aku harus menghadapi dua orang musuh sekaligus”
Sementara pemuda itu masih termenung Siau-yau cu telah mendehem ringan sambil memerintahkan:
“Lepaskan baju dan celana tahan air itu.” Pria tersebut mengiakan dan segera melepaskan kertas minyak yang dipakainya itu.
Menanti pria itu sudah melepaskan kertas minyak Siau yau-cu baru berkata
"Sulit bagiku untuk mencari seseorang yang mempunyai ketampanan wajah persis seperti Siau tayhiap oleh sebab itu terpaksa aku harus carikan seseorang yang mempunyai perawakan badan persis seperti dirimu untung kesadaran lima ekor naga itu tidak beres, dan lagi tubuh mereka memakai kain bersisik yang tebal dan berat, aku rasa mereka tak mungkin bisa membedakan mana Siau tayhiap yang asli dan mana yang palsu”
Dengan pandangan yang seksama Siau Ling mengawasi sekejap orang itu ia lihat perawakan tubuhnya memang agak persis seperti dirinya tanpa terasa dalam hati pikir nya:
"Dari persiapan yang telah diatur oleb Siau yau cu rupa2nya ia memang sudah susun rencana ini jauh hari sebelumnya”
Berpikir akan hal ini iapun berkata
"Totiang aku masih ada satu persoalan yang kurang jelas apakah engkau bersedia untuk memberi penjelasan?”
"Apa lagi yang hendak kau tanyakan?”
“Seandainya totiang telah berhasil mendapatkan kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong bagaimana caranya untuk menghindarkan diri dari kejaran Shen Bok Hong"
"Oooh... itukan urusan pribadiku sendiri, rasanya tak usah kurundingkan pula dengan Siau tayhiap!"
"Baik! aku akan menuruti maksud hati dari totiang. bawalah kami untuk menyeberangi telaga ini!"
Siau-yau cu tersenyum,
"Bukannya aku menilai seorang budiman dengan hati seorang manusia kerdil, tapi berhubung keadaan kita masih dalam posisi saling bermusuhan, maka mau tak mau terpaksa aku harus bertindak dengan lebih berhati2!"
"Apakah totiang hendak suruh aku untuk menyerahkan lebih dahulu kitab catatan ilmu silat dari raja seruling Thio Hong itu kepadamu...?"
"Tidak adil kalau aku suruh engkau serahkan kitab pusaka itu lebih dahulu, aku hanya berharap agar Siau tayhiap bersedia untuk ambil keluar kitab pusaka itu dan diperlihatkan dulu kepadaku, kemudian kitab itu tetap disimpan oleh Siau tayhiap sebelum akhirnya kita saling tukar menukar kitab pusaka itu dengan nona Pek li, aku rasa asal kita bertindak demikian maka kedua belah pihak tak akan saling dirugikan, bukankah begitu? bagaimana pendapat Siau tayhiap ?”
“Dalam keadaan seperti ini, aku rasa belum tiba saatnya bagi kita untuk berbuat begitu”
“Apa maksud perkataanmu itu?"
"Setelah melewati air telaga ini. kita bicarakan lagi!" kita Siau Ling cepat.
“Bukankah dikarenakan Siau tayhiap tidak pandai ilmu dalam air maka engkau tidak bersedia untuk cari keributan dengan aku diatas air.,.?”
Siau Ling tak menjawab, tapi berpikir dalam hati.
“Aku tak pernah menggunakan akal licin untuk membohongi orang, ini hari keadaan memaksa aku untuk berbuat demikian, sungguh tak nyana kebobonganku ini. Ia segera dapat dikelabui orang.”
Berpikir sampai disitu. ia lantas berseru dengan nada dingin :
"Apakah totiang beranggapan dengan andalan air telaga ini maka aku orang she-Siau lantas takluk seratus persen kepadamu dan bersedia mendengarkan perkataanmu?"
“Kalau cuma ingin melihat kitab pusaka yang ada dalam saku Siau tayhiap sih bukan termasuk suatu permintaan yang terlalu berlebihan, karena sikap itu aku lantas jadi berpikir, siapa tahu sebelum Siau tayhiap tiba disini kemungkinan besar kitab pusaka itu telah kau serahkan kepada orang lain, kalau memang kenyataannya menunjukkan demikian, bukankah sirna artinya usahaku untuk membantu engkau lolos dan marabahaya tidak lebih hanya suatu pekerjaan yang sia2 belaka ?”
"Aduh celaka." kembali sianak muda itu berpikir dalam hati kecilnya, "kali ini rahasiaku benar2 bakal terbongkar oleh hidung kerbau ini?"
Sementara Siau Ling masih merasa kuatir tiba2 terdengar Wu Yong berseru dengan suara dingin.
“Engkau tak usah melihat kitab pusaka itu lagi !”
“Kenapa?" tanya Siau-yau cu agak terperangah.
"Karena kalian semua sudah terkena racun keji yang kulepaskan kedalam tubuh kalian, sekalipun kitab catatan ilmu silat dari Raja seruling Thio Hong berhasil kau dapatkan juga percuma saja, sebab engkau tak punya kesempatan lagi untuk mempelajarinya"
Sekali lagi Siau-yau cu terperangah.
"Aaah..! masa benar2 sudah terjadi peristiwa semacam ini..? aku kok rada kurang percayai"
"Jadi engkau tidak percaya?!” seru Wu Yong cepat.
“Aku pernah mempunyai hubungan yarg cukup erat dengan nenekmu, terhadap kepandaiannya melepaskan racun merasa amat kagum dan memuji, oleh karena itu menaruh perhatian yang khusus terhadap semua gerak gerikmu, sejak dari darat naik keatas rakit aku sudah awasi semua gerak dan tingkah lakumu, dan aku lihat selama ini sepasang telapak tanganmu belum pernah bergerak, bagaimana caranya kau lepaskan racun tersebut?"
"Sejak aku tahu urusan, belum pernah aku lihat engkau pernah berhubungan dengan nenekku"
"Aku sama sekali tidak bohong, kejadian tersebut telah berlangsung pada dua puluh tahun berselang, mungkin pada waktu itu engkau masih belum lahir.”
"Nih, itulah dia !" seru Wu Yong dengan cepat "setelah nenek mengundurkan diri dari dunia persilatan, beliau telah berhasil menemukan suatu sistim atau cara baru dalam melepaskan racun keji terhadap musuhnya"
"Oooh...masa iya? aku belum pernah mendengar kabar berita tentang kepandaiannya itu! boleh aku tahu, bagaimana caranya lepaskan racun menurut sistim yang baru itu?"
“Meminjam benda untuk menyalurkan racun, baik pakai golok ataupun memakai pedang bisa aku sebarkan racun untuk disalurkan keatas tubuhmu.”
Mendengar perkataan itu, kembali Siau-yau cu tertawa.
“Andaikata daya ingatanku tidak salah, bukannya selama ini kita belum pernah turun tangan??”
“Tapi engkau toh berdiri pada rakit yang sama? aku telah menggunakan rakit ini untuk salurkan racun keji itu kedalam tubuhmu.”
“Aaahh...! masa sungguh?“ jerit Siau-yau cu dengan wajah termanggu2.
“Sungguh kalau tidak percaya coba saja untuk salurkan hawa murnimu"
Siau yau-cu tidak berkata2 lagi dalam hati ia segera berpikir.
"Dari pada sama Sekali tidak mencobanya tapi kenyataan memang benar2 terjadi lebih baik aku periksa seluruh badanku"
Karena berpendapat demikian maka hawa murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh badan.
Disaat imam tua itu pecah perhatiannya karena harus mengerahkan hawa murninya mengelilingi badan diam2 Wu Yong sentilkan jari tangannya kemuka.
Rupanya gadis itu sudah menyusun rencana yang matang dan ia tinggal menunggu saat yang bagus saja sementara imam tua itu atur pernapasan ia telah menggeserkan tempat duduknya dan berdiri searah dengan hembusan angin.
Setelah periksa seluruh tubuhnya Siau yau cu mendapatkan bahwa badannya sama sekali tidak menunjukan gejala Keracunan tanpa terasa ia tertawa dingin.
"Heeehh..heeehbh...heehhh... budak cilik berani benar engkau memakai siasat busuk untuk membohongi akui"
“Aku sama sekali tidak bohong, apalagi menipu engkau dengan siasat busuk, apa yang kukatakan adalah ucapan yang sejujurnya, kalau engkau tidak percaya cobalah sekali lagi!"
Bagi sementara orang yang berkepandaian tinggi, setiap kali selesai atur pernapasan maka menjadi kebiasaan mereka untuk tarik napas panjang2, kebiasaan tersebut tidak terkecuali pula atas diri Siau yau cu ia segera menarik napas panjang.
Tiba2...imam tua itu merasa segulung bau yang sangat aneh terhisap masuk kedalam tubuhnya lewat lubang hidung.
Ternyata Wu Yong sama sekali tidak menggunakan kepandaian pinjam benda untuk menyalur racun seperti apa yang digembar gemborkan tadi, sebaliknya hanya menggunakan siasat yang licin untuk menipu musuhnya agar atur pernapasan, setelah itu dengan meminjam kekuatan angin dia melepaskan racun.
Selama hidup Siau yau cu termasuk seorang jago yang amat cerdik, sungguh tak nyana kali ini dia harus menelan kekalahan yang sangat mengenaskan ditangan Wu Yong yang kecil dan lemah
Dari situ pula dapat ditarik kesimpulan kalau Siau-yau cu selama hidupnya amat segan dan takut terhadap kepandaian Popo dalam melepaskan racun, karena itu dia baru percaya dengan obrolan Wu Yong yang mengatakan tentang kepandaian menggunakan benda menyalurkan racun.
Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago lihay yang berpengalaman luas. begitu merasakan sesuatu bau yang aneh dengan cepat kewaspadaannya dipertingkat, ia sadar kalau dirinya tertipu, cepat2 tangan kanannya diayun kedepan dan melepaskan satu bacokan maut keatas tubuh Wu Yong.
Siau Ling yang berada disisinya dengan cepat bertindak, dia ayunkan pula telapak kanannya untuk menyambut datangnya ancaman dari Siau Jau cu itu.
---oo0dw0ooo---