BAGIAN 29: SI NENEK CANTIK
WAKTU mereka tengah ber-cakap2
seperti itu dari luar rumah makan terdengar langkah kaki.
Mereka bertiga menoleh, karena
orang yang baru datang itu telah mengetuk meja agak keras.
Ketika melihat orang yang baru
masuk kedalam ruang rumah penginapan ini, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi
terkejut, karena itulah seorang wanita yang cantik sekali, tidak lain dari Bong
Kim Lian, wanita cabul yang pernah mengganggu Oey Yok Su.
Sedangkan Kim Lian memandang
mereka sejenak, kemudian berkata kepada pelayan yang telah menghampirinya,:
„Sediakan aku makanan dan tiga kati air teh, lalu kau siapkan sebuah kamar
untukku....... !"
Pelayan itu mengiyakan cepat,
dan Kim Lian telah duduk dikursi yang terpisah empat meja dengan Oey Yok Su.
Toan Ceng sendiri heran
melihat wanita secantik itu, yang memakai baju yang reboh dengan perhiasan,
berkeliaran seorang diri.
Memang Tailie merupakan
kerajaan yang aman, namun tetap saja tidak terlepas dari pria2 hidung belang
yang biasa mengganggu wanita.
„Rupanya wanita itu memiliki
kepandaian yang cukup tinggi, sehingga ia berani berkelana seorang diri,"
kata Toan Ceng perlahan pada Lu Liang Cwan.
Lu Liang Cwan tertawa, ia
menyahuti : „Wanita itu wanita cabul, hampir saja saudara kecil she Oey ini
diganggu olehnya."
Muka Oey Yok Su jadi berobah
merah, ia malu sekali teringat apa yang pernah dialaminya.
Toan Ceng jadi terkejut dan
heran, ia bertanya lagi : „Dia wanita cabul ...!"
„Kau lihat, apakah ia cukup
cantik tanya Lu Liang Cwan.
Toan Ceng tidak mengerti
maksud pettanyaan Lu Liang Cwan, ia hanya mngangguk dan mengawasi Lu Liang
Cwan.
„Ya, memang ia sangat
cantik," kata Lu Liang Cwan.
„Akupun melihat wanita itu
memang cantik.
Tetapi tahukah engkau berapa
usia-nya ?"
Toan Ceng melirik kepada Kim Lian,
yang waktu itu juga duduk sambil mengawasi kearah mereka.
„Mungkin dua puluh lima
tahun.....!" sahut Toan Ceng kemudian dengan suara yang perlahan.
„Salah ......!"
„Mungkin belum sampai dua
puluh lima tahun ?"
„Salah.....Salah......lebih
dari dua puluh lima tahun !"
„Atau ia berusia tiga puluh
tahun ?, tetapi wajahnya masih begitu muda dan cantik tentu usianya belum
sampai tiga puluh tahun !" kata Toan Ceng ragu2.
„Juga lebih dari tiga puluh
tahun ...!'' kata Lu Liang Cwan.
Kembali Toan Ceng jadi heran.
„Tetapi tidak mungkin wanita
secantik dan semuda dia berusia lebih dari tiga puluh tahun.. ....!"
katanya.
„Atau memang ia seorang wanita
yang awet muda ?"
„Benar," mengangguk Lu
Liang Cwan.
„Ia memang seorang wanita yang
awet muda ! Tetapi usianya lebih dari tiga puluh tahun....!"
„Atau wanita itu telah berusia
empat puluh tahun ?" tanya Toan Ceng lagi.
„Juga lebih.....lebih dari
ernpat puluh tahun!" sahut Lu Liang Cwan.
Toan Ceng jadi tidak
mempercayai, ia memandang ragu pada Lu Liang Cwan, kemudian melirik pada wanita
itu lagi, pada Kim Lian.
„Tidak mungkin orang itu
berusia lebih dari tiga puluh tahun.....!" katanya seperti menggumam.
„Engkau tidak percaya ?
Tahukah engkau berapa usia sesungguhnya ?"
Toan Ceng menggeleng.
„Hampir delapan puluh
tahun.......!" sela Oey Yok Su yang ikut bicara.
Mendengar itu Toan Ceng jadi
heran.
„Hampir delapan puluh
tahun?" tanya nya tidak percaya.
„Ya! hampir delapan puluh
tahun.......ia memang seorang nenek-nenek tuar.....!''
Toan Ceng tersenyum sambil
menggeleng2-kan kepalanya beberapa kali.
„Tidak mungkin......, tidak
mungkin.......!" katanya beberapa kali.
„Mengapa tidak mungkin.......
tanya Lu Liang Cwan kemudian sambil tertawa."
„Wanita itu cantik selain
kulit mukanya belum ada keriput.... atau memang ia me makai kedok ?''
Melihat Toan Ceng ragu-ragu
seperti itu dan tidak mempercayai keteranganaya, Lu Liang Cwan tersenyum lagi.
la melirik kepada Bong Kim
Lian, dilihatnya wanita itu tengah mengawasinya dengan mata mendelik.
'Lu Liang Cwan tertawa lagi.
„Biar tua-tua dia juga galak
sekarli kata Lu Liang Cwan.
„Kau tidak percaya usianya
telah mencapai delapan puluh tahun?"
Toan Ceng mengangguk.
„Tidak mungkin, ia, masih
begitu muda dan cantik, potongan tubuhnya saja masih padat dan berisi,"
kata Toan Hongya.
„Kau mungkin beranggapan aku
berguyon, tetapi engkau sendiri telah dengar bahwa itu dikatakan oleh saudara
Oey ini, ia yang hampir menjadi korbanu wanita cabul itu... saudara Oey ini
yang mengetahui dengan pasti. . . usia wanita itu rnemang hampir delapan puluh
tahun!"
„Bagairnana itu bisa terjadi,
berusia hampir delapan puluh tahun, tetapi memiliki wajah yang begitu cantik
dan tubuh yang begitu padat berisi?" tanya Toan Ceng sambil menga wasi Lu
Liang Cwan dan Oey Yok Su bergantian dengan tatapan mata tidak percaya.
„Justru ia melatih semacam
ilmu. . .!"
„Melatih semacam ilmu wntuk
awet muda?" tanya Toan Ceng.
Lu Liang Cwan mengangguk.
„Ya, ja melatih semacam
ilmu....... ilmu un tuk awet muda, yaitu ilmu Im Yang Hun......!"
menjelaskan tokoh sakti she Lu itu.
„Kepandaian silatnya juga
tinggi sekali, hampir berimbang dengan kepandaianku, tetapi yang celaka lagi,
nenek tua itu yang berparas cantik, memiliki akal yang licik dan selalu
melakukan kelicikan2 dan kecurangan dengan tipu muslihatnya..... aku sendiri
nyaris menjadi korban kecabulannya...... !" menjelaskan Oey Yok Su.
Toan Ceng benar2 tidak bisa
mempercayai keterangan yang diberikan oleh Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Bagaimana ia bisa
mempercayainya, sedangkan wanita itu cantik sekali dan masih muda, paling tidak
usianya belum sampai dua puluh lima tahun.........!
Namun walaupun begitu, Toan
Ceng tidak bisa tidak mempercayai keterangan Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su,
karena kedua orang itu tampaknya ber-sungguh2.
„Lalu... semacam ilmu apakah
Im Yang Hun itu?" tanya Toan Ceng kemudian.
„Ilmu itu jahat dan sesat, ia
membutuhkan banyak sekali sari keperjakaan pemuda, untuk membikin dirinya awet
muda. . .!"
„Hemm......., jika demikian
wanita itu seorang wanita yang jahat.. .!"
„Tetapi wanita yang cabul itu
selalu mencari korbannya tidak sembarangan!" kata Lu Liang Cwan lagi.
„Apa maksud Locianpwe ?"
tanya Toan Ceng, yang tertarik ingin mengetahui.
„Korban2 yang dikehendakinya
bukan manusia biasa, tetapi justru seorang pemuda perjaka yang telah memiliki
sinkang.
Semakin tinggi sinkang yang
dimilikinya, maka sari keperjakaan yang diperolehnya itu akan membuat ia
bertambah muda saja...... dengan awet muda begitu, ia selalu mempergunakan sari
keperjakaan pemuda2 yang telah menjadi korbannya.
Justru ia sangat setuju sekali
adik she Oey ini, untuk dijadikan korban.
Bukankah saudara Oey ini
memiliki sinkang yang cukup tinggi.
Maka nilai saudara Oey ini
sepuluh kali lipat dari pemuda biasa.........!
Itulah sebabnya, mati2an
wanita cabul itu telah menguntit kami, ia terus juga mengikuti kami ....
!"
Toan Ceng menghela napas.
„Aku tidak menyangka ada
wanita cabul seperti dia ...... sungguh ..... !" kata Toan Ceng kemudian
sambil memperlihatkan wajah muram.
„Ya, justru itu, aku sendiri
tidak menyukainya .. .!" kata Oey Yok Su?
„Hanya untuk membunuhnya,
sulit juga, sebab ia memiliki kepandaian yang tinggi. Selama hidupnya yang
delapan puluh tahun itu ia telah melatih diri cukup lama ...... maka dari itu
tidak mengherankan kepandaiannya juga sangat tinggi....l"
Lu Liang Cwan mengangguk.
„Benar apa yang dikatakan oleh saudara Oey itu.
Yang penting kita harus dapat
menjaga diri dari gangguannya ... dan juga jika memang wanita itu terlalu
ganas, terpaksa kita harus berusaha merubuhkannya, se-tidak2nya memunahkan
kepandaian yang telah dimilikinya ........ "
---oo0oo---
WAKTU itu Kim Lian telah
batuk2 beberapa kali, malah kemudian terdengar dia menggumam perlahan:
„Hemmm......, anak muda yang baik. Hanya sayangnya bercampur gaul dengan tua
bangka itu seperti monyet itu ........!"
Dan setelah menggumam begitu,
wanita tersebut mulai bersantap lagi.
Sedangkan Lu Liang Cwan jadi
mendongkol bukan main mendengar perkataan Kim Lian.
Orang tua ini tahu yang
dimaksudkan Kim Lian dengan sebutan tua bangka seperti monyet itu adalah
dirinya sendiri. Muka Lu Liang Cwan jadi berobah merah karena gusar.
Tetapi Oey Yok Su telah
berbisik padanya: „Kita lihat saja apa yang hendak dilakukannya . . .. !"
Lu Liang Cwan mengangguk,
Toan Ceng tersenyum juga, lucu
juga urusan yang dihadapinya ini.
Wanita itu menurut ketcrangan
kedua sahabat barunya ini adalah seorang wanita cabul yang memillki sifat
sesat.
„Baiklah, sekarang kita lebih
baik tak membicarakan urusan wanita cabul itu. ..kita bicarakan soal-soal
lainnya saja.......!"
Lu Liang Cwan setuju.
Mereka segera bercakap? dangan
asyik, Malah Toan Ceng sebagai raja dari kerajaan Tailie ihi mengetahui jelas
keadaan didaerah tersebut, itulah sebabnya ia bisa bercerita banyak mengenai
keadaan kerajaan Tailie ini,
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan
jadi senang mendengarkannya, karena mereka memang rnerasa asing dikerajaan ini,
kerajaan di Selatan.
Bahkxn Oey Yok Su telah
menanyakan, apakah di Tailie ini terdapat jago2 yang memiliki kepandaian yang
tinaggi. Toan Hongya menjelaskano bahwa jago2 yang memiliki kepandaian tinggi
dimana saja tentu terdapat, hanya sampai berapa tinggi mereka itu, masing2
tidak,bisa ditentukan.
Dan menurut Toan Hongya, di
Tailie memang terdapat cukup banyak jago2 silat, namun mereka umumnya memiliki
ilmu silat yang aneh sekali, berbeda dengan ke pandaian silat dari jago2
didaratan Tionggoan.
Waktu itu rupanya Bong Kim
Lian telah selesai makan, ia segera meninggalkan mejanya untuk menuju
kekamarnya Waktu lewat didekat meja Oey Yok Su, wanita cantik ini melirik Oey
Yok Su sambil melontarkan senyumnya. Dan juga kemudian melirik kepada Toan
Ceng, malah Bong Kim Lian telah menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.
Toan Ceng mengawasi dengan
sorot mata tidak menyukai wanita itu, karena ia telah mendengar keburukan
wanita tersebut dari Oey Yok Sudan Lu Liang Cwan.
Setelah wanita itu lenyap
dalam kamarnya, Toan Ceng berkata : „Baiklah, aku pamitan dulu, besok aku akan
mengunjungi kalian lagi untuk ber-cakap2 ...!" dan Toan Ceng telah berdiri
dari duduknya memberi hormat kepada kedua sahabatnya tersebut.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan
berdua masih meneruskan makan minum mereka, sampai akhirnya merekapun kembali
kedalam kamar mereka.
Tetapi didalam kamar Lu Liang
Cwan betkata dengan suara yang perlahan : „Tampaknya wanita cabul itu masih
berat hendak melepaskanmu.... ia masih terus membuntuti kita maka kau harus
hati-hati........!"
Oey Yok Su mengangguk.
Dia merinding bulu tengkuknya
ketika teringat beberapa saat yang lalu nyaris ia me jadi korban dari kecabulan
wanita itu.
Disaat itu, Lu Liang Cwan
telah tertawa: „Aku sendiri sebagai situa bangka seperti monyet, yang disebut
oleh wanita cabul itu, ia sama sekali tidak tertarik padaku maka dari itu, aku
boleh tenang2 untak tidur, karena jelas ia sama sekali tidak berselera padaku
!"
Mendengar gurau Lu Liang Cwan,
Oey Yak Su tertawa masam.
la tahu dirinya yang disindir.
Sedangkan Lu Liang Cwan telah
melanjutkan perkataannya lagi: „Dan hanya engkau yang harus berhati-hati dan
tidak boleh tidur terlalu lelap........karena sekali saja engkau lengah dan
terjatuh ditargan wanita cabul itu, sulit engkau meloloskan diri lagi.
Peristiwa yang lalu telah
menjadi pengalaman wanita cabul itu. jelas ia akan mempergunakan tipu muslihat
yang lebih masak dan terperinci serta teratur baik, maka dari itu, engkau
jangan sekali2 terjatuh ditangannya, aku tentu tidak bisa menolongi engkau lagi
....... !"
Setelah berkata begitu, Lu
Liang Cwan tertawa sambil merebahkan tubuhnya dipembaringan.
Oey Yok Su sendiri jadi merasa
tidak enak.
la tahu, dengan munculnya Bong
Kim Lian di Tailie ini juga, hanyalah untuk membuntuti dirinya, hal itu membuat
bulu tengkuk Oey Yok Su jadi merinding.
Hati pemuda itu jadi tenang,
karena Oey Yok Su menyadarinya bahwa ia harus berlaku hati2.
Keesokan harinya, kembali Toan
Ceng telah mengunjungi mereka.
Begitulah hubungan mereka
bertiga telah terjalin dengan baik.
Sedangkan selama itu Bong Kim
Lian tidak melakukan sesuatu.
la seperti membayangi Oey Yok
Su saja.
Diperlakukan seperti itu,
justru Oey Yok Su jadi tambah tidak tenang.
Bong Kim Lian tidak melakukan
suatu tindakan apapun juga, maka merekapun tidak memiliki alasan untuk ribut
dengan wanita cabul itu.
Tetapi dengan dibuntuti terus
oleh wanita cabul seperti itu telah membuat Oey Yok Su selalu dikejar, perasaan
ngeri dan takut, tidak jarang ia jadi merinding sendirinya.
Memang Oey Yok Su memiliki
kepandaian yang tinggi, tetapi wanita itu juga memiliki kepandaian yang pasti
tidak rendah, terutama sekali justru wanita cabul itu tidak segan2 untuk
mempergunakan tipu daya yang sesat dan jahat.
Maka kewaspadaan memang
diperlukan sekali, karena Oey Yok Su tidak mau kalau sampai dirinya jatuh
ditangan wanita cabul itu.
Sedangkan, Toan Cang yang
tidak mengetahui urusan itu keseluruhannya, hanya menertawakan sikap Oey Yok Su
yang terlalu teliti dan berwaspada terthadap wanita itu.
„Jika memang saudara Oey tidak
menyukainya dan tidak melayani sikapnya itu, tentu wanita cabul itu tidak bisa
memaksamu.......!" kata Toan Ceng.
„Memang seharusnya begitu,
tetapi saudara Toan tidak mengetahui bahwa wanita Cabul itu memiliki kepandaian
yang tinggi, tampaknya ia juga tidak akan puas jika keinginannya belum lagi
tercapai........., maka selama ia masih membuntuti aku, jelas hal itu akan
membuat aku tidak tenang.......! "
Toan Ceng mengajak kedua
sahabatnya ini ber-cakap2 perihal la innya.
Dan yang menjadi perhatian
Toan Ceng justru adalah cerita Lu Liang Cwan mengenai perkembangan dunia
persilatan didaerah Tionggoan, menceritakan perihal2 tokoh2 rimba persilatan
didaerah Tionggoan yang memang banyak jumlahnya.
Sedangkan Toan Ceng sendiri
telah menceritakan keadaan dan kehidupan para jago2 silat di Tailie, hanya
sekedar untuk dijadikan pertimbangan dan perbandingan.
Namun setelah banyak juga
mendengar cerita Lu Liang Cwan, maka Toan Ceng segera memperoleh kenyataan
banyak sekali urusan di dalam rimba persilatan yang tidak diketahuinya.
Malah dengan mendengar perihal
kehidupan tokoh2 sakti didaratan Tionggoan, membuat Toan Ceng menyadari bahwa
didaratan Tionggoan memang terdapat banyak sekali orang ber ilmu.
Terutama Toan Ceng melihat Lu
Liang Cwan sendiri memiliki kepandaian yang tinggi. Dan Oey Yok Su walaupun
berusia masih muda, tokh ia telah memiliki kepandaian yang tinggi juga.
Begitulah, mereka selalu,
ber-cakap2 mengenai keadaan dipersilatan, karena memang sejak kecil Toan Hongya
ini senang sekali pada urusan silat dan tertarik setiap kali mendengar cerita
perihal jago2 rimba persilatan.
Lu Liang Cwan selama beberapa
hari telah memperhatikan keadaan Toan Ceng.
la melihat usia Toan Ceng
masih muda, tokh kepandaiannya telah tinggi sekali.
Maka jika memang Toan Ceng
memperoleh bimbingan yang lebili jauh, tentu ia akan memiliki kepandaian yang
lebih hebat lagi.
Disamping itu. yang menarik
perhatian Lu Liang Cwan adalah sikap Toan Ceng yang tampaknya ramah, namun
disinar matanya terlihat sikapnya yang agung, setidaknya Toan Ceng bukan pemuda
biasa.
Empat hari Oey Yok Su dan Lu
Liang Cwan berdiam di Tailie, dan Toan Ceng telah menjanjikan mereka, di-hari2
berikutnya ia akan mengajak Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan untuk mengelilingi
Tailie, guna mengenal daerah Tailie lebih dalam.
---oo0oo---