BAGIAN 34: RENCANA MEMBASMI PENGUASA IM YANG HUN
SELAMA seminggu lebih Oey Yok
Su dan Lu Liang Cwan telah berdiam diistana Toan Hongya, sampai akhirnya
keduanya telah pamitan minta diri, karena Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su
bermaksud untuk mengembara.
Jika saja memang Toan Hongya
tidak memikul tanggung jawab dan kewajiban mengatur negara, Toan Hongya
bermaksud untuk pergi ikut mengembara bersama kedua orang sababatnya ini. Namun
sayang sekali, justru urusan negara meminta perhatian Toan Hongya, ia hantar
kepergian kedua sahabatnya itu dengan hati dan perasaan yang berat.
Hanya Toan Hongya berjanji,
jika memang kelak ia memiliki kesempatan, pasti akan mengunjungi daratan
Tionggoan, untuk mencari mereka.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan
telah dibekali oleh raja ini cukup banyak uang dan harta perhiasan, disamping
itu perbekalan meraka cukup banyak, untuk dipergunakan disepanjang perjalanan
mereka.
Walaupun Oey Yok Su dan Lu
Liang Cwan menolaknya, tokh Toan Hongya telah memaksanya, sehingga akhirnya
mereka menerima juga . . . .
Sepanjang perjalanan, Lu Liang
Cwan dan Oey Yok Su jadi membicarakan soal diri Kim Lian. Dimana sekarang
wanita cabul ini berada ?
„Hemm......., hampir saja kau
dan Toan Hongya jadi korban kecabulan wanita itu, untung saja kalian masih bisa
lolos dari tangannya !
Jika memang kita bertemu
dengannya lagi, kita tidak boleh mengampuninya, ka rena kita harus berusaha
membasminya, agar kelak tidak menimbulkan gangguan pula pada pemuda lainnya
...!
Tentu pemuda2 yang lemah tidak
berdaya, akan menjadi korban wanita cabul ini.
Bukankah hal itu jika
dibiarkan akan menyedihkan sekali ?"
Oey Yok Su mengiyakan berulang
kali.
Tetapi ketika siang itu mereka
tiba dikam pung yang terpisah beberapa ratus lie dari ibu kota Tailie, justru
mereka mendengar perihal petualangan seorang wanita cantik yang banyak meminta
korban pemuda2 yang jadi lumpuh kakinya setelah kena terpicuk oleh ke
cantikannya dan bersedia tidur dengannya.
Keadaan seperti itu membuat Lu
Liang Cwan jadi gusar sekali, Oey Yok Su sendiri jadi merinding ngeri
memikirkan betapa hampir saja ia menjadi korban wanita cabul itu.
Oey Yok Su diam2 jadi bersukur
bahwa ia tidak jadi korban dari wanita cabul itu.
Lu Liang Cwan sendiri menduga
keras, tentu wanita yang telah menimbulkan kehebohan dikalangan rakyat Tailie,
yang menyebutnya sebagai wanita siluman itu, adalah Bong Kim Lian, karena hanya
wanita itu saja yang melatih ilmu Im Yang Hun, ilmu yang membutuhkan banyak
sekali sari keperjakaan pemuda !
Hanya Lu Liang Cwan telah
menyarankan pada Oey Yok Su, karena mereka tidak memiliki urusan yang penting,
lebih baik waktu2 mereka dipergunakan untuk mencari jejak wanita cabul itu, dan
jika mereka berhasil mencari jejaknya, mereka harus berusaha untuk
membinasakannya, melenyapkan bibit bahaya untuk orang2 banyak.
Oey Yok Su menyetujui saran
dari Lu Liang Cwan, begitulah mereka melakukan penyelidikan untuk mencari jejak
Bong Kim Lian.
Tetapi Oey Yok Su dan Lu Liang
Cwan tetap belum berhasil mendapatkan jejak Bong Kim Lian.
Telah banyak kampung dan kota
yang mereka telusuri diwilayah kerajaan Tailie itu, tetapi sejauh itu mereka
hanya mendengar keluhan-keluhan dari keluarga pemuda yang lumpuh menjadi korban
Bong Kim Lian.
Namun Lu Liang Cwan dan Oey
Yok Su tidak putus asa, mereka bertekad, waIau bagaimana harus mencari jejak
Bong Kim Lian.
Sore itu waktu Oey Yok Su dan
Lu Liang Cwan tiba dikampung Pat-tiang-cung, justru disaat mereka tengah berada
disebuah rumah makan, mereka berjumpa lagi dengan Sian Ho Lauw Cie Lan si Dewi
Api yang liehay itu,mereka bertiga jadi asyik ber-cakap2.
Saat Lu Liang Cwan bertemu
dengan Sian Ho Lauw Cie Lan, tidak sempat ber-bincang2 karena nampak Lauw Cie
Lan ter-gesa2. Sekarang Lauw Cie Lan tampaknya tidak ter-gesa2 untuk
meninggalkan perkampungan itu, jadi mereka bisa ber-cakap2 lebih lama dan
asyik.
Bahkan Lu Liang Cwan
menanyakan pada Sian Ho Lauw Cie Lan, mengapa tidak mengajak saja Pek-jie
biruang putih yang semula menjadi sehabatnya Lu Liang Cwan, semasa mereka masih
berada dipulau.
„Bagaimana mengajaknya? tanya
Lauw Cie Lan tertawa lebar. Justru binatang itu hanya jinak padamu saja, jika
aku yang mengajaknya tentu tidak bisa ... ia mana mau menuruti perintahku . .
.?'
Lu Liang Cwan menghela napas,
tampaknya ia begitu rindu dan terkenang akan kebaikan Pekjie, yang selama
berada dipulau terasingitu mendengar setiap perintahnya dengan baik disamping
juga dapat melakukan tugas dengan baik.
„Jika memang naati aku
memiliki ke sempatan, tentu aku kembali kepulau untuk menjemput Pekjie, kasihan
jika ia ditinggat terlalu lama seorang diri dipulau itu, tentu hanya membuat ia
berduka tanpa hiburan... jika dulu masih ada kita berdua, Pek-jie tentu tidak
kesepian, sekarang? la hanya berada seorang diri. . .!"
Lauw Cie Lan tersenyum.
„Engkau menyayangi dan
memanjakan Pek-jie seperti juga binatang itu adalah istrimu yang tercinta . .
.!" godanya.
Lu Liang Cwan tidak marah, ia
hanya tertawa saja.
Oey Yok Su sendiri telah
berkata kepada~ Sian Ho Lauw Cie Lan : „Lauw Cianpwe, bagaimana caranya melatih
ilmu api yang engkau miliki, sehingga engkati bisa berada didalam kobaran api
tanpat tubuhmu termakan oleh api itu sendiri........?"
Lauw Cie Lan tersenyum.
„Itulah semacam ilmu mujijat,
yang baru berhasil kulatih setelah mengasingkan diri selama sepuluh tahun
dipulau itu...... jika engkau ingin mempela jarinya, nanti jika kita ada
kesempatan, tentu aku akan mengajarinya, aku tidak akan menjadi seorang nenek
yang kikir, dan aku bersedia untuk memberitahukan cara melatih diri guna
menguasai api itu...!"
Oey Yok Su cepat2 mengucap
terima kasih.
la memang paling suka
mempelajari ilmu aneh.
Lu Liang Cwan sendiri telah
memberitahukan pada Lauw Cie Lan mengenai sepak terjang Bong Kim Lian akhir2 ini,
di mana diberbagai kota dan kampung telah banyak pemuda menjadi korban
kecabulan perempuan itu.
Lauw Cie Lan mendengar
keterangan Lu Liang Cwan jadi menghela napas dalam2 wajahnya jadi muram.
„Sebagai seorang wanita juga
aku jadi malu mendengar sepak terjang wanita cabul yang tidak tahu malu itu !
Tetapi kita harus ingat juga ia melatih ilmu sesat Im Yang Hun yang dengan
lewatnya sang waktu ia bisa menelan korban yang semakin banyak, ilmu Im Yang
Hun yang dilatihnya itu jadi semakin hebat dan tinggi . . . terlebih lagi jika
ia telah berhasil sempurna, jelas kita tidak bisa menandinginya lagi . . .
!"
Mendengar perkataan Lauw Cie
Lan, Lu Liang Cwan mengiyakan.
la juga menyadarinya, sekarang
saja kepandaian Bong Kim Lian telah mencapai tingkat yang tinggi sekali, hampir
berimbang dengan mereka.
Padahal lm Yang Hun yang
dilatihnya itu belum mencapai kesempurnaannya.
Tetapi jika kelak Bong Kim
Lian berhasil melatih ilmu Im Yang Hun itu sampai sempurna, bukankah hal itu
merupakan bahaya yang tidak kecil ?
Karena berpikir begitu, Lu
Liang Cwan menoleh kepada Lauw Cie Lan, tanyanya: „Lalu menurut pendapatmu,
tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan ?"
„Kita harus mencari jejak
wanita cabul itu .!'' kata Lauw Cie Lan dengan tegas.
„Mencari jejak wanita cabul
itu?" tanya Lu Liang Cwan mengawasi Lauw Cie Lan.
Lauw Cie Lan mengangguk, „Ya,
kita harus mencari jejaknya, walaupun sampai dimana kita harus bisa menemui
nya, untuk menghajarnya dan membinasakannya.
Dengan mambiarkan ia hidup
terus, tentu bahaya yang mengancam kita cukup besar, terutama para pemuda yang
bisa menjadi korbannya!"
Lu Liang Cwan telah mengangguk
sambil tertawa........"
„Aku bersama dengan Oey Yok Su
juga berpikir begitu, beberapa hari kami mencari-cari jejaknya, namun sejauh
itu kami belum berhasil menemui jejaknya. ..!"
Tetapi kita harus mencari
terus.......I"
„Bagaimaaa jika aku
menggabungkan diri dengan kalian untuk mencari jejak Bong Kim Lian itu ?"
tanya Lauw Cie Lan lagi.
Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su
jadi girang rnendengar Lauw Cie Lan bersedia menggabungkan diri dengan mereka.
Keduanya mengangguk dengan
cepat.
Sedangkan Lauw Cie Lan telah
menghela napas, sambil katanya : „Tugas mencari wanita cabul itu bukan tugas
yang ringan... kita akan banyak menemui rintangan.....
Tetapi dalam hal ini kita
harus dapat membagi diri jika telah menemuinya, yaitu kita tempur dia dengan
bergiliran, sampai tenaganya habis dan disaat itu kita pergunakan kesempatan
tersebut untuk menghabisi nyawanya ..........!"
Saran Lauw Cie Lan ini disetujui
oleh Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su.
Mulai dari saat itu, mereka
bertiga berusaha mencari jejak Bong Kim Lian.
Beberapa kota dan kampung
telah dikelilinginya, namun jejak Bong Kim Lian belum juga berhasil ditemuinya.
Hal ini telah membuat Lauw Cie
Lan, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tambah penasaran.
Karena hampir setiap kali
mereka tiba disebuah kota, tentu mereka akan disuguhi oleh cerita lumpuhnya
seorang pemuda akibat terpicuk oleh kecantikan paras seorang wanita siluman,
dan memang Lu Liang Cwan bertiga telah menduganya bahwa yang dimaksudkan oleh
penduduk dengan sebutan wanita siluman itu adalah Hong Kim Lian.
Dengan sendirinya mereka yakin
bahwa Bong Kim Lian masih berkeliaran disekitar daerah kerajaan Tailie.
---oo0oo---