BAGIAN 33: TOAN HONGYA TERCULIK LAGI
TERNYATA Toan Hongya berhasil
ditawan oleh Bong Kim Lian kembali.
Waktu itu Toan Hongya tengah
menyerang Bong Kim Lian.
Serangan Toan Hongya selalu
dengah gesit den lincah berhasil di-elakkan Bong Kim Lian.
Lewat beberapa jurus, waktu
Bong Kim Lian melihat ketiga pendeta dari kuil itu telah ber-lari2 pergi dari
tempat tersebut, segera wanita cabul ini menduganya bahwa ketiga, orang pendeta
itu tentu akan memberikan laporan kepada alat negara.
Maka ia berpikir untuk segera
menghabiskan saja pertempuran itu secepat mungkin.
Sambil tertawa, Bong Kim Lian
telah berkata : „Toan Hongya, rupanya engkau memang ingin tidur sekali lagi
!" dan tahu2 tangannya telah mengibaskan selembar sapu tangan, seketika
itu juga Toan Hongya mencium bau harum sekali, yang menyambar keras hidungnya.
Hati Toan Hougya terkesiap, ja
tahu apa artinya kebutan sapu tangan yang menyiarkan bau harum itu. Cepat-cepat
Toan Hongya menahan napasnya, agar tidak tersedot hawa wangi itu.
Namun terlambat, Toan Hongya
telah mencium bau harum itu.
Tidak ampun lagi tubuhnya
terhuyung-huyung rubuh.
Bong Kim Lian juga tidak
membuang buang waktu pula, ketika tubuh Toan Hongya tengah terhuyung-huyung, ia
telah melompat maju dan menotok beberapa jalan darah Kaisar itu.
Tidak ampun lagi Toan Hongya
terkulai, dan ia tidak bisa berkutik.
Walaupun Toan Hongya tidak
pingsan atau tertidur, namun tenaganyah telah lenyap dan tidak bisa
menggerakkan sepasang tangan dan kakinya, dimana tenaganya lenyap akibat
totokan yang dilakukan Bong Kim Lian.
Hati Toan Hongya jadi
mencelos.
Kaisar Tailie iai menyadari
bahaya yang mengancam dirinya dengan kembali jatuh ditangan perempuan cabul
seperti Kim Lian.
Sedangkan Bong Kim Lian telah
bekerja cepat sekali begitu Toan Hongya rubuh segera ia memanggul meninggalkan
tempat tersebut.
Kim Lian telah menggendong
Toan Hongya keluar kota dan ia berlari terus dengan mempergunakan ginkangnya
yang mahir.
Setelah berlari lagi sekian
lama, merasa telah cukup jauh meninggalkan kota, dilihatnya tidak jauh dari
tempatnya berada terdapat sebuah rumah.
Kim Lian segera
mcnghampirinya.
Diketuknya daun pintunya.
Tidak ada sahutan, tampaknya
rumah itu kosong.
Kim Lian tidak melihat
seorangS manusia pun juga didalam rumah itu.
Kim Lian jadi girang, inilah
kesempatan yang baik untuknya.
Diletakkannya Toan Hongya
dipembaringan kayu disebuah kamar di rumah itu.
Kemudian Kim Lian telah
menotok lagi beberapa jalan darah Toan Hongya, baru ia melepaskan totokan pada
jalan darah gagu Toan Hongya.
Toan Hongya menatap Kim Lian
dengan sorot mata gusar, bentaknya: „Engkau wanita tidak tahu malu .........
!"
„Ya, terserah apa saja yang
hendak engkau katakan, aku sangat menyukaimu dan hanya mengingini satu kali
saja tidur denganmu. Itu telah lebih dari cukup dan selanjutnya aku tidak akan
menggangggumu lagi......!"
Toan Hongya berkata: „Sekarang
engkau bebaskan aku, kelak apa saja yang kau minta pasti akan kuberi......
permata2,harta benda lainnya........!"
Bong Kim Iian menggelengkan
kepalanya sambil tersenyum.
Aku tidak menghendaki apapun,
selain ingin tidur satu kali saja dengan engkau.....!" kata Kim Lian
dengan suara yang manja dan sikap yang genit.
Tampaknya memang sudah tidak
ada alasan lagi buat" Toan Hongya untuk meloloskan diri dari Kim Lian.
Saat itu Bong Kim Lian
mendekati pembaringan dengan sikap yang sungguh2, akan segera memberikan lagi
obat perangsang.......!"
Toan Hongya berkata-kata-untuk
mengulur waktu, juga telah berpikir keras, ia teringat bahwa dirinya sekarang
tengah dipengaruhi obat pelemas dan juga memang ia hanya dalam keadaan tertolok
saja.
Maka teringattah ia akan suatu
akal yang bisa dipergunakannya, mungkin akan memberikan hasil yang baik untuk
dirinya.
„Baiklah, kata Toan Hongya
kemudian sambil mengangguk.
"Sekarang saja kita mulai
?"
Kim Lian jadi memandang heran,
ia sepeti tidak menpercayai bahwa Toan hongys akhirnya mau juga menuruti
keinginannya.
„Benar2 engkau mau menuruti
keinginanku dengan cara baik2.
Toan Hongya rnengangguk.
„Telah kupikirkan juga, jika
aku selalu menolak dan berkeras, tentu hanya akan membuat diriku yang celaka,
akhirnya tetap terjatuh dalam tanganmu, dan yang lebih tidak menggembirakan
jika aku jatuh ketanganmu hanya disebabkan oleh paksaan.
Maka bukankah lebih baik jika
kita melakukannya dalam keadaan sehat dan tidak ada paksaan? Bukankah kita bisa
tidur jauh lebih mesra.
Bong Kim Lian tersenyum
„Soal mesra atau tidak itu
bukan menjadi persoalan, pikirwanita ini.
"Yang terpenting aku bisa
tidur bersamamu dan memperoleh sari keperjakaan......."
Toan Hongya telah mengangguk.
„Bebaskan dulu aku dari totokanmu!" kata Toan Hongya kemudian.
Bang Kim Lian jadi ragu-ragu.
„Apakah engkau bisa dipercaya?
Kalau nanti aku bebaskan engkau dari totokanku, engkau akan berusaha melarikan
diri........ !"
Toan Ceng cepat2 menggelengkau
kepalanya.
„Tidak..., tidak......,
percayalah padaku, aku tidak akan melarikan diri. ..!" katanya meyakin
kan.
Bong Kim Lian masih ragu2
sejenak, tapi kemudian ia mengangguk.
„Baiklah," katanya. „Aku
bebaskan engkau dari totokanku, tetapi ingat, jangan se kali2 engkau berusaha
melarikan diri............!"
Toan Ceng mengiakan
Kim Lian membuka totokan Toan
Ceng, kemudian katanya: „Sekarang kau telah bebas dari totokanku, engkau bisa
bergerak dengan leluasa kembali"
Toan Ceng melompat turun dari
pembaringan itu kemudian menggeliat beberapa kali untuk melancarkan peredaran
darahnya yang tadi telah membeku beberapa saat akibat totokan itu.
„Sudah siap? tanya Bong Kim
Lian sambil menggeliat dengan sikap menggairahkan.
Toan Ceng mengiyakan.
„Sekarang melakukannya? "
tanya Kim Lian.
„Boleh . .!" sahut Toan
Ceng, .....Kim Lian peluk pemuda itu dari belakang.
Toan Ceng merinding, tetapi
dia menahan perasaan muaknya itu, karena ia ingin berusaha memberikan keyakinan
kepada wanita ini sampai saat wanita tersebut lengah ia akan melarikan diri.
Kim Lian melepaskan
petukannya.
Wanita ini menuju kedepan Toan
Ceng, dia berdiri sambil meliuk-liukkan tubuhnya, tangannya membuka satu
persatu pakaiannya sendiri, .......terlihat apa yang dimilikinya.
Toan Ceng memandangi tubuh Kim
Lian, tetapi bukan tertarik atau terangsang malah ia merasa sangat muak dan
jijik sekali.
„Mengapa belum mulai ?"
tanya Kim Lian.
„Mengapa pula engkau belum
metepaskan pakaianmu. . . ?"
„Sabar," kata Toan Ceng
sambil berusaha untuk tersenyum.
„Mengapa kita harus tergesa
gesa, bukankah sekarang ini aku telah menuruti keinginanmu secara baik-baik?"
Kim Lian mengangguk, dia
menggelilat menjatuhkan tubuhnya dipembaringan.
„Baiklah, tetapi aku tidak
sabar, kemarilah pemuda tampan....!" kata Kim Lian lirih.
„Tubuhmu harum sekali kata
Toan Ceng, ............ Senang hati Kim Lian.
Sedangkan Toan Ceng mengambil
pakaian wanita itu, dibawa kedekat hidungnya.
„Hemmm......, engkau
mempergunakan air wangi yang harum sekali.......!'' katanya.
Kim Lian tambah senang, ia
melihat pemuda itu telah jinak.
„Cepatlah kemari pemuda
tampan, aku sudah tidak sabar lagi...........!"
Toan Ceng yakin tibalah
saatnya yang baik untuk melarikan diri.
Maka ia me-lipat2 pakaian Kim
Lian, kemudian memasukkan ke dalam pakaiannya sendiri.
Kim Lian melihat apa yang
dilakukan oleh Toan Ceng, „Eh, mengapa pakaianku engkau simpan........ !"
tegurnya heran.
Tetapi waktu itu -Toan Ceng
telah tertawa : „Hemmm......., sudah kukatakan, aku tidak ingin menuruti
keinginanmu sekarang ini, sampai jumpa dilain waktu ........ !"
Dan Toan Ceng telah
menjejakkan kakinya menerobos akan keluar dari dalam kamar itu.
Hati Kim Lian jadi mencelos,
sambil mengeluarkan suara bentakan tubuhnya telah melambung ketengah udara,
kedua tangannya digerakkan untuk melancarkan serangan pada Toan hongya.
Tetapi Toan Ceng tidak takut,
dia malah menangkis dengan kekerasan.
„Hemm.., engkau sekarang dalam
keadaan tidak berpakaian, tidak mungkin engkau mengejarku," pikir Toan
Ceng.
„Semua obat biusmu berada
dalam pakaianmu, telah berhasil aku rampas ini, maka selanjutnya aku tidak
perlu jeri menghadapimu........!" maka dari itu Toan Ceng telah raenangkis
serang
„Ha...ha...ha...ha... selamat
tinggal....!" kata Toan Ceng sambil memutar tubuhnya dan berlari
secepatnya............
Kim Lian gusar bukan main, ia
berusaha mengejarnya, tetapi ia teringat bahwa dirinya dalam keadaan
bertelanjang bulat tidak berpakaian.
Segera Kim Lian masuk kedalam
rumah itu, untuk mencari pakaian yang bisa dipergunakan menutupi tubuhnya,
ditemukan juga beberapa perangkat pakaian yang telah tua dan banyak
tambalannya.
Namun disebabkan tidak
memiliki pakaian lagi, terpaksa Kim Lian mengenakan pakaian itu. Dan dia telah
berlari keluar lagi untuk mengejar Toan Ceng .......... Kim Lian penasaran, ia
mengejar terus sampai belasan lie.
Namun tetap saja jejak Toan
Ceng tidak berhasil ditemukannya.
Kim Lian hanya menduga bahwa
Toan Hongya itu jelas telah kembali keistananya, dan mempersiapkan penjagaan
yang kuat. Maka kim Lian menyadarinya untuk srementara waktu tidak mungkin ia
bisa mendatangi istana raja yang telah lolos dari tangannya itu !"
Dengan jengkel Kim Lian telah
membanting-banting kakinya sambil memaki-maki.
Kegagalannya kali ini
disebabkan kecerobohannya, dimana Toan Hongya justru berhasil mempergunakan
kecerobohan Kim Lian untuk meloloskan diri.
Sekarang untuk mengharapkan
lagi bahwa ia akan dapat menculik Toan Hongya, sulit sekali. Karena selain Toan
Hongya akan bersiap sedia setiap waktu, juga akan diadakan penjagaan yang ketat
disekeliling istana nya.
Waktu itu Toan Ceng telah
melarikan diri cukup jauh.
Raja ini berlari seperti
terbang saja.
Dalam waktu yang singkat telah
belasan lie dilewatinya tetapi.
Toan Hongya masih berlari
dengan langkah2 lebar, mempergunakan ginkangnya dan mengerahkan seluruh tenaga
yang ada padanya.
Setelah berlari sekian lama
dan yakin diri nya telah berhasil meninggalkan Kim Lian cukup jauh, barulah
Toan Hongya berlari pelan untuk mengatur pernapasannya yang memburu keras.
Setelah berlari sekian lamanya
akhirnya Toan Hongya melihat didepannya terdapat rumah penduduk, terdiri
beberapa buah rumah.
Maka cepat2 Toan Hongya
menghampiri sebuah rumah penduduk itu, dan ia mengetuk pintu rumah.
Seorang lelaki tua telah
membukai pintu, Toan Hongya segera memperkenalkan diri sebagai Kaisar Tailie
dan lelaki tua itu memang mengenali rajanya, maka ia cepat2 mempersilahkan Toan
Hongya masuk dengan sikap yang hormat sekali,
Toan Hongya menjelaskan bahwa
dirinya tengah dalam kesulitan dikejar oleh seorang wanita. Maka Toan Hongya
berpesan jika nanti ada seorang wanita yang menanyakan perihal dirinya lelaki
tua itu harus memberikan penjelasan bahwa Toan Hongya telah melarikan diri
kembali keistananya.
Tetapi sampai dua hari Toan
Hongya menginap dirumah penduduk tersebut, tidak ada orang yang mencarinya dan
Kim Lian juga tidak muncul.
Dihari ketiganya barulah Toan
Hongya pamitan dan dia kembali keistanya tanpa menemui kesulitan apa-apa.
Seluruh penghuni istana jadi
girang, melihat raja mereka telah kembali tanpa kurang suatu apapun juga. Toan
Hongya menceritakan apa yang dialaminya itu pada Toan Liang dan Toan Bun.
Maka segera dibentuk pasukan
pengawal istana untuk mengawal istana dengan ketat, karena kuatir Kim Lian akan
datang menyatroni istana pula.
Toan Hongya telab
memerintahkan agar seluruh pasukan istana mengadakan penjagaan yang ketat,
sebab Toan Hongya kuatir kalau ia tengah tertidur nyenyak dan Kim Lian datang
pula sambil mempergunakan obat biusnya untuk menculiknya.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan
yang gagal mencari Toan Hongya, jadi jengkel sekali. Tetapi justru dihari
keempatnya, dipagi hari waktu mata hari pagi mulai memperlihatkan dirinya,
mereka telah dikunjungi lagi oleh Toan Hongya.
Tentu saja hal ini membuat Oey
Yok Su dan Lu Liang Cwan jadi girang bukan main.
Toan Hongya menceritakan apa
yang telah dialaminya itu, dan dengan cara bagaimana akhir nya ia bisa-menipu
Kim Lian dan meloloskan diri.
Mendengar cerita itu, Oey Yok
Su dan Lu Liang Cwan jadi tertawa ber-gelak2. „Sudah kukatakan bahwa wanita itu
wanita cabul... hemm.., sekarang terbukti perkataanku itu bukan?"
„Tetapi jika dilihat dari
keadaan wajahnya yang begitu cantik dan bentuk tubuhnya yang begitu mulus dan
indah, apakah memang ia sebenarnya seorang nenek keriput yang sebetulnya
berusia hampir delapan puluh tahun?" tanya Toan Hongya kemudian dengan
suara ragu2.
Lu Liang Cwan tertawa lagi.
„Aku tahu.......tentunya
engkau tertarik melihat kecantikan dan keindahan bentuk potongan tubuh wanita
cabul itu, kalau memang engkau tertarik, mengapa engkau harus melarikan diri
?"
Digoda seperti itu, muka Toan
Hongya berobah merah, ia malu sekali.
Sekarang karena Oey Yok Su dan
Lu Liang Cwan telah mengetahui siapa dirinya sebeharnya, yaitu seorang raja
yang berkuasa penuh dinegeri Tailie ini, maka Toan Hongya telah mengundang
kedua orang sahabatnya ini keistananya, untuk dijamu.
Menurut Toan Hongya dengan
melakukan percakapan didalam istananya adalah lebih aman, mereka tidak perlu
kuatir lagi diganggu oleh Kim Lian wanita cabul itu...... !"
Oey Vok Su dan Lu Liang Cwan
menyetujuinya dan menerima undangan yang diberikan Kaisar tersebut. Senang
sekali mereka bisa menjalin persahabatan dengan Toan Hoagya seorang raja yang
ramah dan baik hati itu.
Malah yang menarik perhatian
Oey Yok Su raja ini memang mengerti ilmu silat yang tidak lemah, maka mereka
jadi tenggelam dalam percakapan yang membicarakan berbagai masalah ilmu silat.
Didalam istana Toan Hongya,
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan telab diberikan sebuah kamar yang besar dan mewah,
di mana Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan menerima perlakuan yang hormat sekali dari
seluruh pegawai istana.
Lu Liang Cwan sendiri yang
senang sekali diperlakukan seperti itu, dapat makan dan minum arak yang enak
dan bagus merupakan arak pilihan, membuat dia selalu tertawa senang.
Oey Yok Su juga tertawa, tetapi
bagi Oey Yok Su, yang terpenting adalah Toan Hongya mengerti ilmu silat kelas
tinggi, mereka jadi bisa bertukar pandang dan pikiran membicarakan serta
merundingkan ilmu silat, untuk menambah pengalaman... !
---oo0oo---