“Wulan, katakan terus terang. Apakah hatimu tertarik kepada Budhidarma itu?”
Gadis itu makin menundukkan mukanya. Tanpa berani mengangkat muka ia bertanya, “Mengapa kanjeng rama bertanya seperti itu?”
“Sebetulnya aku sendiripun suka kepadanya. Dialah merupakan satu-satunya pemuda yang kiranya sepadan untuk menjadi jodohmu.”
Kini gadis itu mengangkat mukanya. Wajahnya berseri kemerahan dan matanya bersinar-sinar.
“Kalau begitu mengapa kanjeng rama tidak menahannya?”
“Sudah kulakukan itu, Wulan. Akan tetapi dia menolak karena dia masih mempunyai banyak tugas. Akan tetapi jangan khawatir, kalau memang engkau berjodoh dengannya, kelakpun tentu akan dapat bertemu kembali. Hanya ada satu hal yang membuatku merasa sangsi, Wulan. Aku melihat kakak seperguruanmu itu, Wijaya amat mencintaimu. Dan sebelum muncul Budhidarma, aku sendiri juga setuju kalau Wijaya menjadi calon jodohmu.”
Gadis itu mengerutkan alisnya. “Akupun suka kepadanya, kanjeng rama. Akan tetapi cintaku kepadanya adalah cinta seorang adik kepada kakaknya. Saya tidak bisa menjadi isteri pria yang saya anggap sebagai kakak sendiri.”
Adipati Surodiro yang merasa kecewa hanya menghela napas panjang. Bagaimanapun juga, dia belum tahu siapa sebetulnya Budhidarma,keturunan siapa. Dan dia mengharapkan, tak lama lagi akan dapat berjumpa kembali dengan pemuda itu.
Gadis itu makin menundukkan mukanya. Tanpa berani mengangkat muka ia bertanya, “Mengapa kanjeng rama bertanya seperti itu?”
“Sebetulnya aku sendiripun suka kepadanya. Dialah merupakan satu-satunya pemuda yang kiranya sepadan untuk menjadi jodohmu.”
Kini gadis itu mengangkat mukanya. Wajahnya berseri kemerahan dan matanya bersinar-sinar.
“Kalau begitu mengapa kanjeng rama tidak menahannya?”
“Sudah kulakukan itu, Wulan. Akan tetapi dia menolak karena dia masih mempunyai banyak tugas. Akan tetapi jangan khawatir, kalau memang engkau berjodoh dengannya, kelakpun tentu akan dapat bertemu kembali. Hanya ada satu hal yang membuatku merasa sangsi, Wulan. Aku melihat kakak seperguruanmu itu, Wijaya amat mencintaimu. Dan sebelum muncul Budhidarma, aku sendiri juga setuju kalau Wijaya menjadi calon jodohmu.”
Gadis itu mengerutkan alisnya. “Akupun suka kepadanya, kanjeng rama. Akan tetapi cintaku kepadanya adalah cinta seorang adik kepada kakaknya. Saya tidak bisa menjadi isteri pria yang saya anggap sebagai kakak sendiri.”
Adipati Surodiro yang merasa kecewa hanya menghela napas panjang. Bagaimanapun juga, dia belum tahu siapa sebetulnya Budhidarma,keturunan siapa. Dan dia mengharapkan, tak lama lagi akan dapat berjumpa kembali dengan pemuda itu.
**** 022 ****