Pengarang: Kho Ping Hoo
Seri: Serial Bu Kek Siansu
Halaman: 33 Jilid
|
Kisah Si Bangau Merah merupakan cerita silat fiksi karya Kho Ping Hoo yang merupakan seri ke-15 dari 17 seri saga Bu Kek Sian Su. Kisah ini merupakan kelanjutan langsung dari Kisah si Bangau Putih. Cerita dari seri ini dilanjutkan dalam seri ke-16 yang berjudul Si Tangan Sakti.
Cerita ini diawali dengan cerita kedekatan hubungan Yo Han dan Tan Sian Li kecil. Karena watak Yo Han yang unik karena anti kekerasan sehingga tidak mau belajar silat, Tan Sin Hong dan Kao Hong Li khawatir akan menular kepada Tan Sian Li, suami istri itu lalu merencanakan untuk menitipkan Yo Han pada sebuah kuil, yang secara tidak sengaja bocor ke Yo Han hingga anak itu berencana untuk pergi atas inisiatif sendiri.
Kesempatan itu muncul saat Tan Sian Li diculik oleh Ang I Moli, Yo Han yang berhasil membuntuti menawarkan dirinya sebagai ganti Tan Sian Li, meski sempat dicegah oleh Kao Hong Li tetap saja Yo Han ngotot tidak mau melanggar janjinya sendiri. Untungnya dia bertemu dengan Gangga Dewi yang datang ke daratan tengah dari Bhutan untuk mencari khabar tentang ayahnya, meski sempat berhasil dibebaskan, akhirnya Yo Han jatuh lagi ke tangan Ang I Moli yang kali ini datang dengan dua temannya. Gangga Dewi selamat dari keroyokan itu setelah Suma Ciang Bun tiba-tiba muncul dan mengubah hasil pertempuran. Pertemuan kedua orang yang saling mengasihi ini membangkitkan kembali kisah roman masa muda mereka yang tragis. Kedua sejoli ini akhirnya memutuskan untuk menikah sebelum melanjutkan perjalanannya.
Sementara itu, perkumpulan Thian-li-pang pimpinan Ouw Ban yang dikenal sangat berambisi mengusir penjajah Mancu bekerjasama dengan Pek-lian-kauw yang diwakili Ang I Moli berencana mengadu domba perkumpulan-perkumpulan besar (Siauw-lim-pai, Bu-tong-pai, Go-bi-pai, dan Kun-lun-pai) yang mereka anggap sebagai penghalang perjuangan, rencana ini berjalan dengan mulus dan terjadilah kegemparan luar biasa akibat meningkatnya kekerasan di kang ouw. Keluarga Pulau Es dan Istana Gurun Pasir secara tidak sengaja terkena getah dari pertikaian ini akibat menolong salah seorang sobat mereka dari salah satu perkumpulan besar, bahkan Kao Cin Liong dan istrinya Suma Hui hampir saja menemui ajal jika saja tidak ditolong oleh Yok-sian Lo-kai. Merasa ada kejanggalan, dua keluarga pedekar ini berinisiatif mempertemukan semua kelompok-kelompok yang bertikai untuk meredakan kekacauan, rencana ini berlangsung dengan baik, akibatnya mereka semakin dibenci oleh Thian-li-pang dan Pek-lian-kauw.